Anda di halaman 1dari 37

Teknik Kimia – UPN”Veteran”Jatim

Surface Phenomena & Catalysis

Lilik Suprianti, ST, MSc


Mata kuliah: Kimia Fisika
2
Fenomena Permukaan
 Fenomena permukaan dibedakan menjadi tegangan permukaan
(surface tension) dan tegangan antar muka(interfacial tension)

GAS GAS
PERMUKAAN
CAIR PADAT
(Surface)

CAIR PADAT
ANTARMUKA
CAIR PADAT
(Interface)

PADAT
CAIR

3
Definisi Tegangan Permukaan

 Merupakan fenomena yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada pada
keadaan diam (statis).
 Kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga
permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
 Kecenderungan zat cair untuk memperkecil luas permukaan sehingga
membentuk permukaan bulat seperti bola

4
Terjadinya Tegangan Permukaan
 Molekul cenderung mengalami gaya tarik-menarik. Dibagian dalam setiap molekul dikelilingi oleh
molekul-molekul lain, sehingga resulta gaya tarik antar molekul adalah nol
 Padi bagian atas (permukaan) tidak ada molekul lagi, sehingga molekul cairan di permukaan di
tarik oleh molekul yang berada di samping dan bawahnya, akibatnya pada permukaan cairan
terdapat gaya total yang berarah ke bawah
 Adanya resultan gaya yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung
memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin→permukaan seperti ada
lapisan tipis

5
Persamaan Tegangan Permukaan
➢ Tegangan permukaan merupakan besarnya gaya per satuan panjang.
➢ Tegangan permukaan di simbulkan dengan gamma ( 𝛾 ) untuk menghitung
tegangan permukaan
𝐹
𝛾=
𝐿

Satuan tegangan permukaan


➢ SI = N/m γ = Tegangan permukaan (N/m)
➢ CGS= dyne/cm F= gaya teg. permukaan (N)
L= panjang permukaan (m)

6
Metode Menghitung Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan merupakan properti dari masing masing liquid,
sehingga besarnya akan berbeda beda untuk liquid yang berbeda

Metode menghitung tegangan permukaan:


1) Tensiometer
2) Drop weight
3) Buble pressure
4) Metode kapilaritas

7
Metode Kapilaritas
✓ Metode kapilaritas digunakan untuk menghitung besarnya
tegangan permukaan berdasakan fakta bahwa sebagian besar
liquid apabila ter-kontak dengan pipa kapiler, akan naik
sampai diatas ketinggian permukaan cairan diluar pipa kapiler
✓ Semakin kecil pipa kapiler, semakin tinggi kenaikan air dalam
pipa

✓ Fenomena ini terjadi untuk liquid yang membasahi gelas.


✓ Untuk liquid yang tidak membasahi gelas (misal:
merkuri) ketinggian air dalam pipa kapiler akan berada
dibawah permukaan cairan di luar pipa

8
• Pipa kapiler dengan jari-jari r dimasukkan dalam cairan yang dapat membasahi gelas
(contoh: air)
• Dengan membasahi dinding bagian dalam pipa, zat cair akan naik.
• Kenaikan ini disebabkan oleh gaya akibat adanya tegangan permukaan.
F1 = 2 π r γ cos θ
Kenaikan cairan dalam pipa kapiler akan berhenti
setelah cairan mencapai tinggi h, sebab gaya F1
dimbangi oleh gaya F2 akibat beratnya cairan
F2 = π r2 h ρ g
Dimana 𝜃 adalah sudut kontak dengan sumbu
vertikal, 𝜌 adalah densitas, liquid, dan 𝑔 adalah
percepatan gravitasi
9
 Pada Kesetimbangan 𝐹1 = 𝐹2
2𝜋𝑟𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃 = 𝜋𝑟 2 ℎ𝜌𝑔
𝑟ℎ𝜌𝑔
𝛾=
2𝑐𝑜𝑠𝜃
Untuk sebagian besar cairan yang membasahi gelas θ ~ 0, hingga cos θ = 1
𝑟ℎ𝜌𝑔
𝛾=
2
Karena pada permukaan cairan terdapat kelengkungan (meniscus) maka terdapat faktor
koreksi untuk volume meniskus, sehingga
𝑟 𝜌𝑙 = 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑
ℎ+ 𝜌𝑙 − 𝜌𝑣 𝑟𝑔
𝛾= 3
𝜌𝑣 = 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑔𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑
2
10
Besarnya Tegangan permukaan berbagai zat

11
Faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan

 Suhu: Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya


energy kinetik molekul.
 Zat terlarut (solute) : Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan,
sehingga tegangan permukaan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada
dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan menurunkan
tegangan permukaan, zat tersebut disebut dengan surfaktan.

Surfaktan (surface active agents) adalah zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena
cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai
orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus

12
Contoh Soal

13
14
Interfacial Tension
 Apabila dua liquid yang tidak saling larut atau larut sebagian dikontakkan, maka akan
ada tegangan antar muka (interfacial tension) diantara 2 lapisan.
 Tegangan antar muka, γAB dapat dihitung dengan cara yang sama dengan tegangan
permukaan, yaitu tegangan permukaan antara dua liquid γA dan γB , namun nilai
interfacial tension bisa jadi lebih rendah dari tegangan permukaan masing masing liquid
murni Tabel: data interfacial tension liquid pada 25oC

A B γA γB γ𝐴B
Air Benzene 72,75 28,8 35,5
Air mercury 72,75 470 375
Air N-octane 72,75 21,8 50,8
Air N-octyl alcohol 72,75 27,5 8,5
air Ethyl ether 72,75 17 10,7

15
16
Adsorbsi

 Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan (menarik dan menahan


molekul dari suatu zat oleh suatu padatan atau liquid pada
permukaannya, yg mengakibatkan konsentrasi zat tersebut pada
pemukaan menjadi tinggi
 Pada adsorbsi, konsetrasi zat yang di adsorb (adsorbat) akan
tinggi pada permukaan adsorban
 contoh: uap air di adsorb oleh silica gel sedangkan uap air dapat
di absorb oleh kalsium lorida anhidrat.

17
Perbedaan adsorbsi dan absorbsi

Absorbsi Adsorbsi
 satu substansi diambil ke dalam  Interaksi terjadi hanya pada tingkat
struktur fisik dari bahan lainnya. permukaan
 Zat, yang menyerap ke dalam zat  zat yang diserab dikenal sebagai
lain, dikenal sebagai “absorbat:, adsorbat dan zat yang menyerap
Zat yang menyerap absorbat yang disebut adsorben.
dikenal sebagai “absorben.”
 Merupakan surface phenomena
 Merupakan bulk phenomena

18
Berdasarkan kondisi, adsorpsi dibagi menjadi:

 Adsorpsi Fisika : Terjadi karena gaya Van der Waals dimana ketika gaya tarik molekul
antara larutan dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut
dan larutan, maka substansi terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan media.
Physisorption memiliki gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil.

 Adsorpsi Kimia : Terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia antara substansi terlarut
dalam larutan dengan molekul dalam media.

19
Perbedaan Adsorbsi fisika dan kimia

20
Tahapan dalam Adsorpsi
1) Tahap Adsorpsi : Tahap ini merupakan tahap dimana terjadi proses adsorpsi.
Adsorbat tertahan pada permukaan adsorben (tertahannya gas atau uap atau
molekul pada permukaan padatan).
2) Tahap Desorpsi : Tahap ini merupakan kebalikan pada tahap adsorpsi, dimana
adsorbate dilepaskan dari adsorbent (lepasnya gas atau uap atau molekul
pada permukaan padatan).
3) Tahap Recovery : Tahap ini merupakan tahap pengolahan dari gas, uap atau
molekul yang telah di desorpsi.

21
Adsorbsi isothermal
 Adsorbsi isothermal: hubungan antara jumlah substansi yang diserap oleh adsorben dan
tekanan atau konsentrasi pada kesetimbangan pada suhu konstan.
 Pada adsorbsi Gas oleh solid, banyaknya zat yang di serap adalah→ mengikuti persamaan
Freundlich
𝟏ൗ
𝒚= 𝒌𝑷 𝒏
Dimana y adalah berat atau volume gas yang di adsorb per unit area atau unit massa dari
adsorben, P adalah tekanan kesetimbangan. k dan n adalah konstanta empiris
Dengan mengambil logaritma di kedua sisi, diperoleh
𝟏
𝐥𝐨𝐠 𝒚 = 𝐥𝐨𝐠 𝒌 + 𝐥𝐨𝐠 𝑷
𝒏
1
Dengan mem plot log y dn log p. Akan di dapat garis lurus dengan slope sama dengan dan
𝑛
intersep sama dengan log k

22
 Apabila x adalah jumlah (massa) dari adsorbat dan m adalah berat adsorben, maka y dapat
ditulis dalam x/m
𝒙 𝟏 𝒙 𝟏
= 𝒌𝑷 ൗ𝒏 𝐥𝐨𝐠 = 𝐥𝐨𝐠 𝒌 + 𝐥𝐨𝐠 𝑷
𝒎 𝒏
𝒎

23
Adsorbsi solut oleh solid
• Solid juga dapat meng-adsorb zat terlarut dalam larutan
• Apabila larutan aam asetat dalam air di kosok dengan karbon aktif, sebagian konsentrasi
asam akan diserap oleh karbon, sehingga konsentrasinya pada larutan berkurang
• Karbon aktif juga dapat menghilangkan ammonia dari larutn amonia hidroksida,
phenoftalin dari larutan asam atau basa
• Banyak nya zat yang di absorb sesuai persamaan Freundlich
𝒙 𝟏
= 𝒌𝑪 ൗ𝒏
𝒎
• C adalah konsentrasi kesetimbangan
• Dengan mengambil nilai logharitma, identik dengan adsorbsi gas diperoleh
𝑥 1
log = log 𝑘 + log 𝐶
𝑚 𝑛

24
Tipe Adsorbsi isothermal

25
Model Adsorpsi langmuir
 Model dari Langmuir pertama kali dikembangkan pada tahun 1918 yaitu untuk proses penyerapan gas
pada permukaan solid.
 Model langmuir diambil berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut :
✓ Energi dari adsorpsi adalah konstan dan tidak tergantung pada sifat permukaan.
✓ Adsorpsi terjadi hanya pada bagian yang terbatas dan tidak ada interaksi antara molekul- molekul
adsorbat.
✓ Adsorpsi terjadi maksimum pada saat terbentuk monolayer yang menyeluruh.
✓ Permukaan bersifat heterogenous, afinitas pada tiap tempat terjadinya ikatan adalah sama
 Untuk sistem solid –gas, persamaan Langmuir bisa dituliskan sebagai :
dimana :
qc: jumlah dari adsorbet yang diserap persatuan berat
adsorbent.
Qo: adsorpsi maksimum.
Ce: konsentrasi akhir pada saat keseimbangan
k = ka/kd, kd dan ka adalah konstanta untuk proses
penguapan dan kondensasi.
26
▪ Tipe I : atau isotherm Langmuir, berbentuk lengkung dan mendekati sejajar pada
P/Po mendekati 1. Biasanya dijumpai pada material yang memiliki pori ukuran mikro
(500A). Merepresentasikan proses adsorpsi berlapis – lapis yang tanpa halangan.
▪ Tipe II:mempresentasikan proses proses adsorpsi multimolekularlayer.
▪ Tipe III: isoterm berbentuk cekung pada seluruh kisaran P/Po. Jarang dijumpai. Contoh:
isoterm dari uap air pada karbon tidak berpori. Tipe ini juga mempresentasikan proses
adsorpsi multimolekularlayer.
▪ Tipe IV, isoterm diasosiasikan dengan adanya fenomena kondensasi kapiler dalam pori
ukuran meso (mesoporous) yang diindikasikan dengan slop yang tajam pada tekanan
relatif yang tinggi.
▪ Tipe V, isotherm ini tidak umum dijumpai, serupa dengan kondisi pada isotherm tipe III
namun kemungkinan didalam bahannya juga mengandung pori berukuran meso
(mesoporous).
27
 Distribusi Ukuran Pori
Distribusi pori akan mempengaruhi distribusi ukuran molekul adsorbat yang masuk dalam
partikel adsorben. Kebanyakan zat pengadsorpsi atau adsorben merupakan bahan yang
sangat berpori dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding pori atau letak-
letak tertentu di dalam partikel tersebut
 Agitation (Pengadukan) :
Tingkat adsorbsi dikontrol baik oleh difusi film maupun difusi pori, tergantung pada tingkat
pengadukan pada sistem.
 Karakteristik Adsorban (Misal : Karbon Aktif):
Ukuran partikel karbon mempengaruhi tingkat adsorbsi; tingkat adsorbsi naik dengan
adanya penurunan ukuran partikel. Oleh karena itu adsorbsi menggunakan karbon PAC
(Powdered Acivated Carbon) lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan karbon GAC
(Granular Acivated Carbon).

28
Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Adsorpsi Adsorben
➢ Luas Permukaan Adsorben
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak asorbat yang diserap, sehingga proses
adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter partikel maka semakin
luas permukaaan adsorben
➢ Ukuran Partikel
Semakin kecil ukuran partikel yang digunakan maka semakin besar kecepatan
adsorpsinya. Ukuran partikel dalam bentuk butir adalah lebih dari 0,1 mm, sedangkan
ukuran diameter dalam bentuk serbuk adalah 200 mesh.
➢ Waktu
Kontak Semakin lama waktu kontak dapat memungkinkan proses difusi dan penempelan
molekul adsorbat berlangsung lebih baik. Konsentrasi zat-zat organik akan turun apabila
kontaknya cukup dan waktu kontak biasanya sekitar 10-15 menit.

29
 Kelarutan Adsorbat :
Senyawa terlarut memiliki gaya tarik-menarik yang kuat terhadap pelarutnya sehingga
lebih sulit diadsorbsi dibandingkan senyawa tidak larut.
 Ukuran Molekul Adsorbat :
gaya tarik antara karbon dan molekul akan semakin besar ketika ukuran molekul
semakin mendekati ukuran pori karbon. Tingkat adsorbsi tertinggi terjadi jika pori
karbon cukup besar untuk dilewati oleh molekul.
 pH:
Asam organik lebih mudah teradsorbsi pada pH rendah, sedangkan adsorbsi basa
organik efektif pada pH tinggi.
 Temperatur :
Tingkat adsorbsi naik dengan kenaikan temperatur

30
Aplikasi Adsorpsi
Prinsip Adsorbsi dipakai dalam:
▪ Pada katalisis heterogen.
▪ Pada masker gas, dimana karbon aktif menyerap gas gas beracun
▪ Pemurnian petrolium
▪ Kontrol humiditas dengan menyerap kelembapan menggunakan gel silika.
 Memisahkan komponen dari campuran pada proses kromatografi.
 .. Dan lain lain

31
Contoh soal
 Suatu percobaan adsorbs di lakukan di laboratorium, dengan menambahkan
sejumlah karbon aktif pada 6 Erlenmeyer yg berisi 200 ml limbah industry.
Ditambahkan satu Erlenmeyer lagi berisi limnbah, tetapi tidak ditambahkan
karbon active (blanko). Plot grafik lanmuir dan hitunglah nilai K

32
Jawaban
 Step 1: menghitung nilai qc( berat dari adsorbet yang diserap persatuan berat
adsorbent)
berat adsorbat yg diserab(x) = berat adsorbet mula2 − berat adsorbet sisa
Untuk erlenmeyer 1
𝑚𝑔
250−4,7 𝑥200𝑚𝑙
Nilai berat adsorbet yang diserap, 𝑥 = 𝐿
= 49,06 erlen Massa Qc
1000𝑚𝑙/𝐿
meyer adsorbet
49,06𝑚𝑔
Nilai Qc = 1 49,06 0,061
804 𝑚𝑔
2 48,6 0,073
3 48,1 0,094
4 46,7 0,118
5 43,5 0,139
6 37,4 0,157
7 0 0

33
 Plot grafik hubungan Qe Vs Ce, Ce adalah konsentrasi/jumlah adsorbet sisa

34
Nilai k dapat ditentukan
dengan membuat plot
grafik 1/Qe Vs 1/Qc

35
Plot Grafik menggunakan excel
langsung terlihat nilai slope dan
interceptnya
Nilai intersept menunjukkan
nilai dari 1/Qo
1
Slope merupakan nilai
𝐾.𝑄𝑜
Nilai k dihitung dengan mencari
nilai Qo terlebih dahulu dari
intersept, kemudian dimasukkan
ke persamaan slope

36
Apabila dilakukan plot manula, maka nilai intercept
dan slope dihitung dengan persamaan berikut

37

Anda mungkin juga menyukai