ANTARMUKA
FARMASI FISIKA II
Bulir air diatas daun Paper Klip diatas air Serangga diatas air
Beberapa jenis antarmuka dapat terjadi bergantung dari apakah ke-2 fase yang
berdekatan itu berada dalam keadaan padat, cair atau gas.
Fenomena antar muka dibagi menjadi 2 kelompok :
1. Antar muka cairan
a. Sistem antar muka cair/gas
b. Sistem antar muka cair/cair
Walaupun antar fase padat/padat mempunyai makna praktis dalam farmasi (contohnya Adhesi antar
granul, pembuatan tablet berlapis), namun hanya sedikit informasi yang tersedia untuk mengukur
besarnya interaksi ini Sistem padat-padat tidak dibicarakan.
MACAM
FENOMENA
ANTAR MUKA
Fenomena antarmuka pada sediaan farmasi antara lain :
1. Adsorpsi obat pada eksipien dalam sediaan
2. Penetrasi molekul dalam membran biologis
3. Pembentukan dan kestabilan emulsi
4. Pembuatan suspensi
Penggolongan Antarmuka
Bila batang tersebut pada suatu posisi AD dan suatu massa ditambahkan untuk memperbesar luas
permukaan dengan jarak ds, kerja dW (gaya dikalikan dengan jarak) adalah :
dW = f x ds = ϒ x 2L x ds
Dan, karena 2L x ds = kenaikan luas permukaan dA yang dihasilkan dengan memperluas film sabun,
maka :
2. Energi Bebas dW = ϒ x dA
Permukaan W = ϒ x ∆A
Dimana :
W adalah kerja yang dilakukan atau kenaikan energi bebas permukaan (dalam erg),
ϒ adalah tegangan permukaan (dalam dyne/cm),
A adalah kenaikan luas dalam cm2.
Tegangan permukaan dapat juga didefinisikan sebagai perubahan energi bebas permukaan per satuan
kenaikan luas.
ϒ= W / ∆A
Latihan soal :
Diketahui panjang dari kawat pada alat adalah 5 cm dabn beban yang diperlukan untuk memecahkan
lapisan film sabun adalah 0,50 gram.
- Berapa tegangan permukaan dari larutan sabun tersebut ?
- Berapakah kerja yang dibutuhkan untuk menarik kawat kebawah sebesar 1 cm ?
γ x 2L = f γ = f / 2L
tegangan permukaan (Ƴ) =
= 49 dyne/cm
Kerja KOHESI:
Energi yang diperlukan untuk mematahkan gaya tarik menarik anatar molekul yang sejenis. (Wc)
3. Koefisien
Penyebaran
= γS – (γL + γLS )
Bila tegangan permukaan air γS = 72,8 dyne/cm pada 200C, tegangan permukaan benzena γL = 28,9
dyne/cm; tegangan antarmuka benzena dan air γLS = 35,0. Berapa koefisien sebar awal?
Sesudah terjadi kesetimbangan γS’ = 62,2 dyne/cm, γL’ = 28,8 dyne/cm. Berapa koefisien sebar akhir ?
Molekul dan ion yang diadsorpsi pada antarmuka cairan disebut dengan zat aktif permukaan / surfaktan
(amififil)
4. Adsorpsi pada
Sifat surfaktan adalah Amfifil yaitu mempunyai sifat hidrofilik (suka air) dan lipofilik (suka minyak)
antarmuka cairan
Bahan yang dalam konsentrasi kesil dalam sistem (sediaan) :
a. Mempunya sifat teradsorpsi di antara antarmuka dan permukaan sistem
b. Mengubah energi bebas permukaan dan antarmuka sistem tersebut
• Penelitian adsorpsi gas melibatkan penerapan yang begitu beraneka ragam, seperti penghilangan bau
yang tidak diinginkan dari ruangan dan makanan, kerja dari topeng gas dan pengukuran dimensi
partikel dalam suatu serbuk.
• Prinsip adsorpsi padat/cair dipakai dalam larutan penghilang warna, kromatografi adsorpsi, detergen
dan pembasah
• Dalam banyak cara, adsorpsi bahan2 dari suatu gas atau cairan ke atas suatu permukaan padat adalah
sama dengan yang dibicarakan pada permukaan cair.jadi, adsorpsi jenis ini bisa dipandang sebagai
suatu usaha untuk mengurangi energi bebas permukaan dari zat padat tsb.
5. Adsorpsi pada • Tetapi, tegangan permukaan dari zat padat selalu lebih sukar didapat daripada tegangan permukaan zat
antarmuka cair.
padatan
• Di samping itu, antarmuka padatan tidak bergerak dibandingkan dengan antarmuka cairan yang
turbulen.
• Waktu hidup rata-rata dari suatu molekul pada antarmuka air/gas adalah kira-lira 1 mikrodetik,
sedangkan suatu atom pada permukaan suatu zat padat metalik tidak menguap mungkin mempunyai
umur rata-rata 1037 detik.
• Seringkali, permukaan dari suatu zat padat tidak homogen, yang berbeda sekali dengan antarmuka cair.
2. Adsorpsi kimia terjadi karena adanya ikatan kimia yang terbentuk antara molekul adsorbat dengan
permukaan adsorben. Ikatan kimia dapat berupa ikatan kovalen/ion. Ikatan yang terbentuk kuat sehingga
spesi aslinya tidak dapat ditentukan. Karena kuatnya ikatan kimia yang terbentuk maka adsorbat tidak
mudah terdesorpsi. Adsorpsi kimia diawali dengan adsorpsi fisik dimana adsorbat mendekat kepermukaan
adsorben melalui gaya Van der Waals / Ikatan Hidrogen kemudian melekat pada permukaan dengan
membentuk ikatan kimia yang biasa merupakan ikatan kovalen
Derajat adsorpsi dari suatu gas oleh suatu zat padat bergantung pada :
1. sifat kimia dari adsorben (bahan yang dipakai untuk mengadsorpsi gas) dan adsorbat (zat yang
diadsorpsi)
2. luas permukaan adsorben
3. Temperatur
4. Tekanan parsial dari gas yang diadsorpsi
Dimana :
Antarmuka p1 = tekanan adsorbat (mmHg)
Padat/Gas y = massa dari uap per gram adsorben diadsorpsi
(lanjutan) p2 = tekanan uap bila adsorbat dijenuhkan dengan uap
ym= banyaknya uap yang diadsorpsi per satuan massa adsorben bila permukaan ditutup dengan suatu
lapisan molekul tunggal
b = suatu konstanta
Obat-obat seperti zat warna, alkaloid, asam lemak dan bahkan asam dan basa anorganik mungkin
diadsorpsi dari larutan ke zat padat seperti arang (karbon) dan alumina.
Dimana :
Antarmuka c = konsentrasi kesetimbangan dalam mg basa alkaloid per 100 ml larutan
Padat/Cair y = jumlah basa alkaloid dalam mg yang terabsorpsi per mg tanah liat
bym = konstanta
Jenis-jenis surfaktan :
Jenis Contoh
Surfaktan Anionik Na. Lauril Sulfat
Span tween
.
D. Surfaktan Amfoterik
Sifatnya tergantung dari kadar pH (ion zwitter)
Apabila pH<7 maka surfaktan bersifat anion.
Apabila pH>7 maka surfaktan bersifat kation.
6. Aplikasi zat
aktif permukaan Gugus fungsional : Amina oksida, alkil betain, dan Imidazolinium betain.
(lanjutan) Contoh :