Anda di halaman 1dari 21

FENOMENA

ANTARMUKA
FARMASI FISIKA II

DIBUAT DAN DI PRESENTASIKAN OLEH


KELOMPOK.1 :
1. Aulia Tasya Nurrahmah
2. Cinde Puspita
3. Finalya Marini Jaolath
4. Marintan Simanullang
5. Rizky Pramana Putra
1.Pendahuluan
FENOMENA ANTAR MUKA ADALAH SESUATU YANG TERJADI PADA BATAS ANTARA DUA FASE YANG TIDAK
SALING BERCAMPUR

Contoh Fenomena Antar Muka Sederhana

Bulir air diatas daun Paper Klip diatas air Serangga diatas air

Beberapa jenis antarmuka dapat terjadi bergantung dari apakah ke-2 fase yang
berdekatan itu berada dalam keadaan padat, cair atau gas.
Fenomena antar muka dibagi menjadi 2 kelompok :
1. Antar muka cairan
a. Sistem antar muka cair/gas
b. Sistem antar muka cair/cair

2. Antar muka padatan


a. Sistem antar muka padat/gas
b. Sistem antar muka padat/cair

Walaupun antar fase padat/padat mempunyai makna praktis dalam farmasi (contohnya Adhesi antar
granul, pembuatan tablet berlapis), namun hanya sedikit informasi yang tersedia untuk mengukur
besarnya interaksi ini Sistem padat-padat tidak dibicarakan.
MACAM
FENOMENA
ANTAR MUKA
Fenomena antarmuka pada sediaan farmasi antara lain :
1. Adsorpsi obat pada eksipien dalam sediaan
2. Penetrasi molekul dalam membran biologis
3. Pembentukan dan kestabilan emulsi
4. Pembuatan suspensi
Penggolongan Antarmuka

Fase Tipe dan Contoh Antarmuka

GAS/GAS Tidaka ada kemungkinan ada antarmuka

GAS/CAIRAN Permukaan cairan : air yang berada pada atmosfer ; kabut

Permukaan padatan : bagian atas meja , pensil dengan udara


GAS/PADATAN
sekitarnya

CAIRAN/CAIRAN Antarmuka cairan-cairan : Emulsi

CAIRAN/PADATAN Antarmuka cairan-padatan : Suspensi

Antarmuka padatan-padatan : granul-granul ; partikel-partikel


PADATAN/PADATAN
serbuk
Energi Bebas Permukaan yaitu : Untuk menggerakan suatu molekul dari lapisan dalam ke permukaan,
diperlukan usaha terhadap gaya pada tegangan permukaan

Persamaan di atas dapat ditulis :


Ƴx 2L = f

Bila batang tersebut pada suatu posisi AD dan suatu massa ditambahkan untuk memperbesar luas
permukaan dengan jarak ds, kerja dW (gaya dikalikan dengan jarak) adalah :
dW = f x ds = ϒ x 2L x ds

Dan, karena 2L x ds = kenaikan luas permukaan dA yang dihasilkan dengan memperluas film sabun,
maka :
2. Energi Bebas dW = ϒ x dA
Permukaan W = ϒ x ∆A
Dimana :
W adalah kerja yang dilakukan atau kenaikan energi bebas permukaan (dalam erg),
ϒ adalah tegangan permukaan (dalam dyne/cm),
A adalah kenaikan luas dalam cm2.

Tegangan permukaan dapat juga didefinisikan sebagai perubahan energi bebas permukaan per satuan
kenaikan luas.
ϒ= W / ∆A
Latihan soal :

Diketahui panjang dari kawat pada alat adalah 5 cm dabn beban yang diperlukan untuk memecahkan
lapisan film sabun adalah 0,50 gram.
- Berapa tegangan permukaan dari larutan sabun tersebut ?
- Berapakah kerja yang dibutuhkan untuk menarik kawat kebawah sebesar 1 cm ?

 
γ x 2L = f  γ = f / 2L
tegangan permukaan (Ƴ) =
= 49 dyne/cm

W(energi) = γ ( dyne /cm)x ∆A (cm2)


= 49 (dyne/cm) x (1 cm x 10 cm)
= 490 erg
Kerja ADHESI :
Energi yang diperlukan untuk mematahkan gaya tarik-menarik antara molekul-molekul tak sejenis (Wa)

Kerja KOHESI:
Energi yang diperlukan untuk mematahkan gaya tarik menarik anatar molekul yang sejenis. (Wc)

3. Koefisien
Penyebaran

Kerja adhesi Kerja kohesi


KOEFISIEN PENYEBARAN
S = Wa – Wc
= (γL + γS – γLS ) – 2 γL
= γS - γL - γLS

= γS – (γL + γLS )

 Harga S dapat positif atau negatif :


 positif artinya terjadi penyebaran permukaan  kerja Adhesi > kohesi
 negatif artinya terjadi gelembung atau membentuk lensa / gagal
menyebar
Latihan soal :

Bila tegangan permukaan air γS = 72,8 dyne/cm pada 200C, tegangan permukaan benzena γL = 28,9
dyne/cm; tegangan antarmuka benzena dan air γLS = 35,0. Berapa koefisien sebar awal?
Sesudah terjadi kesetimbangan γS’ = 62,2 dyne/cm, γL’ = 28,8 dyne/cm. Berapa koefisien sebar akhir ?

Koefisien sebar awal (S) = γS – (γL + γLS )


= 72,8 – (28,9 + 35,0)
= 8,9 dyne/cm

Koefisien sebar akhir (S’) = γS’ – (γL’ + γLS )


= 62,2 – (28,8 + 35,0)
= -1,6 dyne/cm
Tabel Koefisien Sebar Awal pada 20OC
Zat S (dyne/cm)
Etil alkohol 50,4
Asam propionat 45,8
Etil eter 45,5
Asam Asetat 45,2
Aseton 42,4
Asam undesilenat 32 (25OC)
Asam oleat 24,6
Kloroform 13
Benzene 8,9
Heksana 3,4
Oktana 0,22
Etilen dibromida -3,19
Petrolatum cair -13,4
Adsorpsi terjadi pada permukaan

Molekul dan ion yang diadsorpsi pada antarmuka cairan disebut dengan zat aktif permukaan / surfaktan
(amififil)

4. Adsorpsi pada
Sifat surfaktan adalah Amfifil yaitu mempunyai sifat hidrofilik (suka air) dan lipofilik (suka minyak)
antarmuka cairan
Bahan yang dalam konsentrasi kesil dalam sistem (sediaan) :
a. Mempunya sifat teradsorpsi di antara antarmuka dan permukaan sistem
b. Mengubah energi bebas permukaan dan antarmuka sistem tersebut

Energi bebas turun  tegangan permukaan turun


Orientasi Molekul
Tween dan Span
pada Emulsi
Minyak dalam Air

Skematik droplet minyak dalam emulsi O/W, menunjukkan orientasi molekul


tween dan span pada antarmuka (Sinko, 2006)
• Adsorpsi bahan pada antarmuka padatan bisa terjadi dari fase cair atau fase gas yang berdekatan.

• Penelitian adsorpsi gas melibatkan penerapan yang begitu beraneka ragam, seperti penghilangan bau
yang tidak diinginkan dari ruangan dan makanan, kerja dari topeng gas dan pengukuran dimensi
partikel dalam suatu serbuk.

• Prinsip adsorpsi padat/cair dipakai dalam larutan penghilang warna, kromatografi adsorpsi, detergen
dan pembasah
• Dalam banyak cara, adsorpsi bahan2 dari suatu gas atau cairan ke atas suatu permukaan padat adalah
sama dengan yang dibicarakan pada permukaan cair.jadi, adsorpsi jenis ini bisa dipandang sebagai
suatu usaha untuk mengurangi energi bebas permukaan dari zat padat tsb.

5. Adsorpsi pada • Tetapi, tegangan permukaan dari zat padat selalu lebih sukar didapat daripada tegangan permukaan zat
antarmuka cair.
padatan
• Di samping itu, antarmuka padatan tidak bergerak dibandingkan dengan antarmuka cairan yang
turbulen.

• Waktu hidup rata-rata dari suatu molekul pada antarmuka air/gas adalah kira-lira 1 mikrodetik,
sedangkan suatu atom pada permukaan suatu zat padat metalik tidak menguap mungkin mempunyai
umur rata-rata 1037 detik.

• Seringkali, permukaan dari suatu zat padat tidak homogen, yang berbeda sekali dengan antarmuka cair.
2. Adsorpsi kimia terjadi karena adanya ikatan kimia yang terbentuk antara molekul adsorbat dengan
permukaan adsorben. Ikatan kimia dapat berupa ikatan kovalen/ion. Ikatan yang terbentuk kuat sehingga
spesi aslinya tidak dapat ditentukan. Karena kuatnya ikatan kimia yang terbentuk maka adsorbat tidak
mudah terdesorpsi. Adsorpsi kimia diawali dengan adsorpsi fisik dimana adsorbat mendekat kepermukaan
adsorben melalui gaya Van der Waals / Ikatan Hidrogen kemudian melekat pada permukaan dengan
membentuk ikatan kimia yang biasa merupakan ikatan kovalen

Manfaat Adsorbsi antarmuka Padatan


 Penghilang Bau
5. Adsorpsi pada  Adsorbsi toksin-toksin
antarmuka  Kerja gas di permukaan serbuk (ukuran partikel)
padatan (lanjutan)  Proses penghilang warna
 Kerja Amfifil sebagai wetting agent
 Kromatografi adsorbsi
Antarmuka Padat/Gas

Derajat adsorpsi dari suatu gas oleh suatu zat padat bergantung pada :
1. sifat kimia dari adsorben (bahan yang dipakai untuk mengadsorpsi gas) dan adsorbat (zat yang
diadsorpsi)
2. luas permukaan adsorben
3. Temperatur
4. Tekanan parsial dari gas yang diadsorpsi

Jenis2 adsorpsi umumnya dikenal sebagai :


a. Adsorpsi fisika (adsorpsi Van der Waals)
Antarmuka b. Adsorpsi kimia (kemisorpsi)
Padat/Gas 1. Adsorpsi fisika terjadi karena adanya gaya Van der Waals. Pada adsorpsi fisika, gaya tarik menarik
antara molekul fluida dengan molekul pada permukaan padatan (intermolekuler) lebih kecil dari pada
gaya tarik menarik antar molekul fluida tersebut sehingga gaya tarik menarik antara adsorbat dengan
permukaan adsorben relatif lemah pada adsorpsi fisika, adsorbat tidak terikat kuat dengan permukaan
adsorben sehingga adsorbat dapat bergerak dari suatu bagian permukaan ke permukaan lainnya dan pada
permukaan yang ditinggalkan oleh adsorbat tersebut dapat digantikan oleh adsorbat lainnya .
Keseimbangan antara permukaan padatan dengan molekul fluida biasanya cepat tercapai dan bersifat
reversibel. Adsorpsi fisika memiliki kegunaan dalam hal penentuan luas permukaan dan ukuran pori.
 Hubungan antara banyaknya gas yang diadsorpsi secara fisika pada suatu zat padat dan tekanan atau
konsentrasi kesetimbangan pada temperatur konstan menghasilkan suatu isoterm adsorpsi.Persamaan
isoterm Langmuir :

Dimana :
Antarmuka p1 = tekanan adsorbat (mmHg)
Padat/Gas y = massa dari uap per gram adsorben diadsorpsi
(lanjutan) p2 = tekanan uap bila adsorbat dijenuhkan dengan uap
ym= banyaknya uap yang diadsorpsi per satuan massa adsorben bila permukaan ditutup dengan suatu
lapisan molekul tunggal
b = suatu konstanta
 Obat-obat seperti zat warna, alkaloid, asam lemak dan bahkan asam dan basa anorganik mungkin
diadsorpsi dari larutan ke zat padat seperti arang (karbon) dan alumina.

Isoterm adsorpsi dapat diperoleh dengan rumus :

Dimana :
Antarmuka c = konsentrasi kesetimbangan dalam mg basa alkaloid per 100 ml larutan
Padat/Cair y = jumlah basa alkaloid dalam mg yang terabsorpsi per mg tanah liat
bym = konstanta
Jenis-jenis surfaktan :

Jenis Contoh
Surfaktan Anionik Na. Lauril Sulfat

Surfaktan Kationik Benzalkanium klorida

Surfaktan Non-ionik Tween dan Span


6. Aplikasi zat Surfaktan Alkil Betain
aktif permukaan
(Surfaktan) .
A. Surfaktan Anionik
Sodium dodecyl sulphate (C12H25SO4-Na+)
 Sangat larut dalam air
 Penggunaan : pembersih kulit sebelum operasi , mempunyai daya
bakteriostatik (gram +) , bahan tambahan shampo
.
B. Surfaktan Kationik
Benzalkonium Klorida
 Preservative untuk sediaan tetes mata
.
C. Surfaktan Non-ionik
 Memiliki nilai HLB (Hidrofilik Lipofilik Balance)
 Contoh :
Sorbitan monolaurate (Span 20)
6. Aplikasi zat
- Tidak larut dalam air  HLB 8,6
aktif permukaan
(lanjutan) Polyoxythylene (20) sorbitan monolaurate / Polysorbate / Tween 20
 Larut dalam air  HLB 16,7
 Emulsifying agent

Span tween
.
D. Surfaktan Amfoterik
 Sifatnya tergantung dari kadar pH (ion zwitter)
 Apabila pH<7 maka surfaktan bersifat anion.
 Apabila pH>7 maka surfaktan bersifat kation.
6. Aplikasi zat
aktif permukaan  Gugus fungsional : Amina oksida, alkil betain, dan Imidazolinium betain.
(lanjutan)  Contoh :

Anda mungkin juga menyukai