industri farmasi terhadap Badan POM dalam pemberian Izin Edar dan Izin Industri Farmasi. Kegiatan alih daya ini terjadi misalnya ketika suatu pabrik (misalkan Pabrik A) meminta pabrik lain (misalkan pabrik B) untuk membuat suatu produk obat bagi pabrik A berdasarkan atas perjanjian kerjasama. Pabrik A ini disebut sebagai pihak pemberi kontrak (Principal), sedangkan Pabrik B disebut sebagai pihak yang menerima kontrak (Maklon). Perusahaan melakukan alih daya dapat disebabkan fasilitas di perusahaan tersebut belum memadai untuk memproduksi obat tersebut, atau bisa juga disebabkan perusahaan tersebut telah mengalami overload dalam memproduksi suatu obat. Pada prosesnya, kegiatan alih daya dapat dibagi menjadi dua, yaitu alih daya produksi dan packing atau repack. Pada alih daya produksi, maklon melakukan produksi obat dari mulai bahan baku sampai produk jadi bagi principal. Sedangkan pada alih daya packing atau repack, maklon hanya mengemas atau mengemas ulang produk dari yang dibuat principal. Untuk alih daya produksi, semua analisa mulai dari bahan baku, bahan pengemas, In Process Control (IPC), sampai dengan finish goods dilakukan oleh pihak maklon. Sedangkan untuk alih daya packing atau repack, maklon tidak melakukan analisa, tetapi memakai hasil analisa yang terdapat dalam CoA (Certificate of Analysis) dari principal. Sebelum memutuskan kerja sama alih daya, pihak principal biasanya akan melakukan audit ke pihak maklon. Hal ini dilakukan untuk melihat kesiapan maklon baik dari segi fasilitas maupun sumber daya dalam menerima alih daya dari principal. Prinsip
Seluruh kegiatan yang tercakup dalam
Pedoman CPOB yang dialihdayakan hendaklah didefinisikan, disetujui dan dikendalikan dengan benar untuk menghindarkan kesalahpahaman yang dapat menghasilkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan. Perlu dibuat kontrak tertulis antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak yang secara jelas menentukan peran dan tanggung jawab masing-masing pihak.
Sistem Mutu Industri Farmasi dari Pemberi
Kontrak, menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk untuk diedarkan yang menjadi tanggung jawab penuh Kepala Pemastian Mutu. Pemberi Kontrak Pemberi Kontrak bertanggung jawab secara penuh untuk menjamin adanya proses yang memastikan pengawasan terhadap kegiatan alih daya.
Proses ini mencakup prinsip
manajemen risiko mutu yaitu: 1. Sebelum kegiatan alih daya dilaksanakan, Pemberi Kontrak bertanggung jawab untuk menilai legalitas, kesesuaian dan kompetensi Penerima Kontrak untuk dapat dengan sukses melaksanakan kegiatan alih daya. 2. Pemberi kontrak juga bertanggung jawab untuk memastikan, melalui kontrak, bahwa semua prinsip dan Pedoman CPOB diikuti dengan baik 3. Pemberi Kontrak menyediakan semua informasi dan pengetahuan yang diperlukan kepada Penerima Kontrak untuk melaksanakan pekerjaan yang dialihdayakan secara benar sesuai peraturan yang berlaku dan Izin Edar produk terkait. 4. Pemberi Kontrak memastikan bahwa Penerima Kontrak memahami sepenuhnya masalah yang berkaitan dengan produk atau pekerjaan yang dapat membahayakan bangunan- fasilitas, peralatan, personel, bahan atau produk lain. 5. Pemberi Kontrak memantau dan mengkaji kinerja Penerima Kontrak dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan dan pelaksanaannya. Penerima Kontrak
Penerima Kontrak hendaklah dapat
melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh Pemberi Kontrak dengan memuaskan misal memiliki bangunan-fasilitas, peralatan, pengetahuan, pengalaman, dan personel yang kompeten. Penerima Kontrak tidak boleh mengalihkan pekerjaan apa pun yang dipercayakan sesuai kontrak, tanpa terlebih dahulu dievaluasi, disetujui dan didokumentasikan oleh Pemberi Kontrak. Penerima Kontrak tidak boleh melakukan perubahan apa pun, di luar kontrak, yang dapat berpengaruh buruk pada mutu produk alih daya dari Pemberi Kontrak. Penerima Kontrak harus memiliki Sertifikat CPOB atau akreditasi dari lembaga akreditasi nasional yang mencakup ruang lingkup pengujian dan bersedia diaudit oleh Pemberi Kontrak baik dalam rangka penunjukan maupun secara rutin pasca penunjukan (tercakup dalam Surat Kontrak) untuk menentukan apakah kompeten melakukan analisis / pengujian terkait. Yang bertanggung jawab terhadap mutu produk (yang diuji berdasarkan kontrak) tetap Pemberi Kontrak. Kontrak Kontrak tertulis dibuat antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak dengan menetapkan tanggung jawab , kewajiban dan hak masing-masing pihak.
Aspek teknis dari kontrak dibuat oleh
personel yang memiliki kompetensi dan pengetahuan yang sesuai dengan kegiatan alih daya dan CPOB. Semua pengaturan kegiatan alih daya harus sesuai dengan peraturan dan Izin Edar produk terkait dan disetujui oleh kedua belah pihak. Kontrak menguraikan secara jelas pihak yang bertanggung jawab melaksanakan setiap tahapan pada kegiatan alih daya, misal transfer teknologi, rantai pasokan, subkontrak (bila ada), mutu dan pembelian bahan, pengujian dan pelulusan bahan, pelaksanaan produksi dan pengawasan mutu, (termasuk pengawasan selama-proses, pengambilan sampel, analisis dan uji stabilitas). Semua catatan terkait dengan kegiatan alih daya, misal catatan pengolahan, analisis dan distribusi, serta sampel pembanding disimpan oleh atau disediakan untuk Pemberi Kontrak. Semua catatan yang relevan untuk penilaian mutu produk, bila terjadi keluhan atau cacat produk atau penyelidikan kasus dugaan pemalsuan, dapat diakses dan ditetapkan dalam prosedur yang dibuat oleh Pemberi Kontrak