NIM : 15120200161 PEMBIMBING : apt. Zainal Abidin, S.Farm, M. Farm
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2021 KK 22. Menjelaskan Prinsip Inspeksi Diri, Audit, dan Pembuatan Corrective action & Preventive Action (CAPA) Inspeksi Diri (CPOB 2018, h.92) Inspeksi diri adalah Audit yang dilakukan oleh orang dalam organisasi sendiri untuk memastikan pemenuhan terhadap CPOB dan peraturan pemerintah. Prinsip Tujuan inspeksi diri adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan pengawasan mutu industri farmasi memenuhi ketentuan CPOB. Program inspeksi diri hendaklah dirancang untuk mendeteksi kelemahan dalam pelaksanaan CPOB dan untuk menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan.Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara independen dan rinci oleh petugas yang kompeten dari perusahaan yang dapat mengevaluasi penerapan CPOB secara objektif. Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara rutin dan, di samping itu, pada situasi khusus, misalnya dalam hal terjadi penarikan obat jadi atau terjadi penolakan yang berulang.Semua saran untuk tindakan perbaikan hendaklah dilaksanakan.Prosedur dan catatan inspeksi diri hendaklah didokumentasikan dan dibuat program tindak lanjut yang efektif. Hendaklah dibuat instruksi tertulis untuk inspeksi diri yang menyajikan standar persyaratan minimal dan seragam. Daftar ini hendaklah berisi pertanyaan mengenai ketentuan CPOB yang mencakup antara lain: 1) personel; 2) bangunan-fasilitas termasuk fasilitas untuk personel; 3) pemeliharaan bangunan dan peralatan; 4) penyimpanan bahan awal, bahan pengemas dan obat jadi; 5) peralatan; 6) produksi dan pengawasan selama-proses; 7) pengawasan Mutu; 8) dokumentasi; 9) sanitasi dan higiene; 10) program validasi dan revalidasi; 11) kalibrasi alat atau sistem pengukuran; 12) prosedur penarikan obat jadi; 13) penanganan keluhan; 14) pengawasan label; dan 15) hasil inspeksi diri sebelumnya dan tindakan perbaikan. Aspek-aspek tersebut hendaklah diperiksa secara berkala menurut program yang telah disusun untuk memverifikasi kepatuhan terhadap prinsip Pemastian Mutu. Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara indipenden dan rinci oleh personel perusahaan yang kompeten. Manajemen hendaklah membentuk tim inspeksi diri yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing dan memahami CPOB. Audit independen oleh pihak ketiga juga dapat bermanfaat. Inspeksi diri dapat dilaksanakan per bagian sesuai dengan kebutuhan perusahaan, namun inspeksi diri yang menyeluruh hendaklah dilaksanakan minimal 1 (satu) kali Dalam setahun. Frekuensi inspeksi diri hendaklah tertulis dalam prosedur inspeksi diri. Semua hasil inspeksi diri hendaklah dicatat. Laporan hendaklah mencakup: 1) semua hasil pengamatan yang dilakukan selama pemeriksaan dan, bila memungkinkan; dan 2) saran untuk tindakan perbaikan. Pernyataan dari tindakan yang dilakukan hendaklah dicatat. Hendaklah ada program penindaklanjutan yang efektif. Manajemen perusahaan hendaklah mengevaluasi baik laporan inspeksi diri maupun tindakan perbaikan bila diperlukan. Audit Mutu (CPOB 2018, h.93) Audit mutu adalah suatu inspeksi dan penilaian independen terhadap seluruh atau sebagian dari sistem mutu dengan tujuan tertentu untuk meningkatkan sistem mutu tersebut.Tersedia proses inspeksi diri dan/atau audit mutu yang mengevaluasi efektivitas dan penerapan Sistem Mutu Industri Farmasi secara berkala. Penyelenggaraan audit mutu berguna sebagai pelengkap inspeksi diri. Audit mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem manajemen mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkannya. Audit mutu umumnya dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen atau suatu tim yang dibentuk khusus untuk hal ini oleh manajemen perusahaan. Audit mutu juga dapat diperluas terhadap Pemasok dan penerima kontrak. Audit dan Persetujuan Pemasok Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) hendaklah bertanggung jawab bersama bagian lain yang terkait untuk memberi persetujuan pemasok yang dapat diandalkan memasok bahan awal dan bahan pengemas yang memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Hendaklah dibuat daftar pemasok yang disetujui untuk bahan awal dan bahan pengemas. Daftar pemasok hendaklah disiapkan dan dikaji ulang. Hendaklah dilakukan evaluasi sebelum pemasok disetujui dan dimasukkan ke dalam daftar pemasok atau spesifikasi. Evaluasi hendaklah mempertimbangkan riwayat pemasok dan sifat bahan yang dipasok. Jika audit diperlukan, audit tersebut hendaklah menetapkan kemampuan pemasok dalam pemenuhan standar CPOB. Semua pemasok yang telah ditetapkan hendaklah dievaluasi secara berkala. Audit Internal (h.285) Dalam rangka memverifikasi pemenuhan terhadap persyaratan CPBBAOB hendaklah dilakukan audit internal secara berkala sesuai jadwal yang telah disetujui. Temuan audit dan tindakan perbaikan hendaklah didokumentasikan serta disampaikan kepada manajemen penanggungjawab perusahaan untuk menjadi perhatiannya. Tindakan perbaikan yang telah disetujui hendaklah diselesaikan secara tepat waktu dan efektif. Audit Bahan Aktif (h.44) Audit hendaklah dilakukan terhadap pabrik pembuat dan distributorbahan aktif untuk memastikan bahwa mereka memenuhi Pedoman Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik dan Cara Distribusi Obat yang Baik. Pemegang izin pembuatan hendaklah memverifikasikepatuhan tersebut baik oleh dirinya sendiri maupun melalui entitas yangbertindak atas namanya di bawah suatu kontrak. Audit hendaklah dilakukan dalam durasi waktu dan ruang lingkup yang tepat untuk memastikan bahwa penilaian CPOB yang lengkap dan jelas dilakukan; pertimbangan hendaklah diberikan pada potensi kontaminasi silang dari bahan lain di lokasi. Laporan hendaklah sepenuhnya mencerminkan apa yang telah dilakukan dan diamati saat audit dengan segala ketidaksesuaian yang diidentifikasi dengan jelas. Tindakan perbaikan dan pencegahan yang diperlukan hendaklah dilaksanakan. Audit lebih lanjut hendaklah dilakukan pada interval yang ditentukan berdasarkan proses manajemen risiko mutu untuk memastikan pemeliharaan standar dan penggunaan berkelanjutan dari rantai pasokan yang disetujui pabrik pembuat obat hendaklah melakukan audit, baik dilakukan sendiri maupun oleh pihak ketiga, pada interval yang tepat berdasarkan risiko lokasi pelaksanaan pengujian bahan awal (termasuk pengambilan sampel) untuk memastikan kepatuhan terhadap CPOB dan spesifikasi serta metode pengujian yang tertera pada dokumen registrasi; Audit berkala untuk pemasok bahan baku hendaklah dilakukan untuk memverifikasi pemenuhan terhadap ketentuan pengawasan bahan pada berbagai tahap pembuatan. Masalah hendaklah diinvestigasi hingga tingkat kedalamanyang sesuai, di mana hendaklah tersedia dokumentasi yang lengkap. Hendaklah tersedia sistem untuk memastikan bahwa tindakan korektif dan tindakan preventif yang efektif telah diambil (h.195) Audit Trails Berdasarkan penilaian risiko hendaklah dipertimbangkan membangun sistem yang memuat catatan data yang diubah atau dihapus (sistem audit trail). Perubahan atau penghapusan data terkait CPOB hendaklah didokumentasikan. Audit trail hendaklah tersedia dan dapat dikonversi ke format yang dapat dipahami secara umum dan dikaji secara berkala. (h.275) CAPA (Corrective Action And Preventive Action) Menurut Jurnal A Review On Corrective Action And Preventive Action (CAPA) Tindakan korektif dan tindakan pencegahan (CAPA) adalah bagian yang sangat penting dari sistem mutu farmasi dan peralatan medis yang memproduksi industri. Setelah ditemukan bahwa ada kelemahan, termasuk kegagalan dalam produksi dan/atau pengujian obat-obatan, investigasi penyebabnya harus dimulai. Tindakan harus diambil untuk memperbaiki ketidaksesuaian atau masalah kualitas produk yang ada (tindakan korektif) dan untuk mencegah terulangnya masalah (tindakan pencegahan). Tindakan Korektif (Corrective Action) Tindakan korektif adalah untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang terdeteksi atau situasi yang tidak diinginkan lainnya. Mungkin ada lebih dari satu penyebab ketidaksesuaian.Tindakan korektif diambil untuk mencegah terulangnya masalah. Tindakan korektif dapat muncul dari penyimpangan manufaktur, investigasi OOS (Out Of Specification), keluhan, temuan audit, penarikan kembali, dll (ICH, 2005; situs web FDA AS, Michael, 1997; Tindakan Pencegahan Korektif, 2015). Prosesnya meliputi: 1. Meninjau dan mendefinisikan masalah atau ketidaksesuaian. 2. Menemukan penyebab masalah. 3. Kembangkan rencana tindakan untuk memperbaiki masalah dan mencegah terulangnya kejadian tersebut. 4. Menerapkan rencana tersebut. 5. Mengevaluasi efektivitas koreksi. Tindakan Pencegahan (Preventive Action) Tindakan pencegahan adalah proses untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian potensial atau situasi yang tidak diinginkan lainnya. Mungkin ada lebih dari satu penyebab potensi ketidaksesuaian. Tindakan pencegahan diambil untuk mencegah terjadinya. Tindakan pencegahan dapat dihasilkan dari tren data proses, data analitik, temuan audit, tren penyebab root untuk ketidaksesuaian atau keluhan, dari ulasan produk tahunan, analisis risiko kualitas, dll. (ICH, 2005; situs web US FDA, Michael , 1997; Tindakan Pencegahan Korektif, 2015). Prosesnya meliputi: 1. Identifikasi potensi masalah atau ketidaksesuaian. 2. Temukan penyebab masalah potensial. 3. Kembangkan rencana untuk mencegah kejadian tersebut. 4. Laksanakan rencana tersebut. 5. Tinjau tindakan yang diambil dan efektivitasnya dalam mencegah masalah. Catatan: Tindakan korektif diambil untuk mencegah terulangnya masalah sedangkan tindakan pencegahan diambil untuk mencegah terjadinya masalah. (ISO 9000: 2005) Proses CAPA Ada 7 langkah dasar CAPA untuk industri farmasi atau peralatan medis (Joseph, 2006; Kimberly Lewandowski-Walker, 2008; MarliseGyger, 2012): 1. Identifikasi - Tentukan masalahnya. 2. Evaluasi - Menilai besarnya dan dampak potensial. 3. Investigasi - Identifikasi akar penyebab masalah. 4. Analisis - Lakukan penilaian menyeluruh dengan dokumentasi. 5. Rencana Tindakan - Menentukan tindakan korektif dan preventif. 6. Implementasi - Menjalankan rencana aksi. 7. Follow UP - Verifikasi dan nilai efektivitasnya. Penutupan dan Verifikasi CAPA 1. Setelah menyelesaikan tindakan, kepala departemen harus menyatakan bahwa CAPA yang diusulkan selesai dan diimplementasikan bersama dengan tindakan terkait. 2. QA akan memverifikasi implementasi dan penyelesaian CAPA dengan meninjau dokumen pendukung dan menyatakan hal yang sama. 3. Setiap perubahan yang diajukan sebagai hasil CAPA harus melalui SOP (Prosedur Operasi Standar) tentang referensi kontrol perubahan; hal yang sama harus disebutkan dalam format CAPA. 4. Semua kontrol perubahan, penyimpangan, perbedaan, laporan kejadian yang memunculkan CAPA harus ditangani melalui formulir CAPA. 5. Semua peningkatan fasilitas, persyaratan pembelian modal, perubahan besar dalam sistem mutu dan kepatuhan terhadap komitmen peraturan yang menghasilkan CAPA harus diatasi melalui formulir CAPA. 6. Catatan setiap CAPA harus disimpan. 7. Salinan CAPA yang telah diisi harus diberikan kepadakepala departemen yang bersangkutan oleh QA. 8. QA harus mengumpulkan informasi CAPA dan menyerahkan ringkasannya kepada manajemen selama pertemuan tinjauan manajemen. 9. Manajemen akan mengkaji / memverifikasi triwulanan yang sama, dalam rapat tinjauan manajemen. 10. Informasi dan dokumen terkait CAPA yang diambil dari audit internal, audit eksternal / pelanggan, dan inspeksi regulasi dianggap rahasia dan hanya dapat dibuat tersedia untuk tinjauan regulasi jika disetujui oleh direktur teknis dan kepala QA.
Gambar. Bagan sistem manajemen CAPA
KK 28. Melaksanakan penyimpanan sesuai GSP. Penyimpanan sesuai GSP : (CPOB, 2018) a) Obat dan/atau bahan obat harus disimpan terpisah dari produk selain obat dan/atau bahan obat dan terlindung dari dampak yang tidak diinginkan akibat paparan cahaya matahari, suhu, kelembaban atau faktor eksternal lain. Perhatian khusus harus diberikan untuk obat dan/atau bahan obat yang membutuhkan kondisi penyimpanan khusus b) Kontainer obat dan/atau bahan obat yang diterima harus dibersihkan sebelum disimpan. c) penyimpanan secara teratur sesuai kategorinya; obat dan/atau bahan obat dalam status karantina, diluluskan, ditolak, dikembalikan, ditarik atau diduga palsu. d) Harus diambil langkah-langkah untuk memastikan rotasi stok sesuai dengan tanggal kedaluwarsa obat dan/atau bahan obat mengikuti kaidah First Expired First Out (FEFO). e) Harus tersedia tempat khusus dengan label yang jelas, aman dan terkunci untuk penyimpanan obat dan/atau bahan obat yang ditolak, kedaluwarsa, penarikan kembali, produk kembalian dan obat diduga palsu. KK 29. Melaksanakan distribusi sesuai GDP. Distribusi sesuai GDP : (CPOB, 2018) a) Fasilitas distribusi harus menetapkan dan mempertahankan prosedur untukidentifikasi, pengumpulan, penomoran, pencarian, penyimpanan, pemeliharaan, pemusnahan dan akses ke semua dokumen yang berlaku. b) Fasilitas distribusi harus melaksanakan penilaian risiko secara berkesinambungan untuk menilai risiko yang mungkin terjadi terhadap mutu dan integritas obat dan/atau bahan obat. Sistem mutu harus disusun dan diterapkan untuk menangani setiap potensi risiko yang teridentifikasi. Sistem mutu harus ditinjau ulang dan direvisi secara berkala untuk menangani risiko baru yang teridentifikasi pada saat pengkajian risiko. c) Penanggung jawab harus seorang Apoteker yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi sesuai peraturan perundang-undangan. Di samping itu, telah memiliki pengetahuan dan mengikuti pelatihan CDOB yang memuat aspek keamanan, identifikasi obat dan/atau bahan obat, deteksi dan pencegahan masuknya obat dan/atau bahan obat palsu ke dalam rantai distribusi. d) Personil yang terkait dengan distribusi obat dan/atau bahan obat harus memakai pakaian yang sesuai untuk kegiatan yang dilakukan. Personil yang menangani obat dan/atau bahan obat berbahaya, termasuk yang mengandung bahan yang sangat aktif (misalnya korosif, mudah meledak, mudah menyala, mudah terbakar), beracun, dapat menginfeksi atau sensitisasi, harus dilengkapi dengan pakaian pelindung sesuai dengan persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). e) Semua peralatan untuk penyimpanan dan penyaluran obat dan/atau bahan obat harus didesain, diletakkan dan dipelihara sesuai dengan standar yang ditetapkan. Harus tersedia program perawatan untuk peralatan vital, seperti termometer, genset, dan chiller yang telah terkalibrasi.