Anda di halaman 1dari 73

REGULASI, STANDAR, NAB, TLV DALAM HIGIENE INDUSTRI

1. REGULASI
Spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang melakukan penilaian pada
faktor penyebab penyakit secara kualitatif dan kuantitatif di lingkungan kerja
Perusahaan, yang hasilnya digunakan untuk dasar tindakan korektif pada lingkungan,
serta pencegahan agar pekerja dan masyarat di sekitar perusahaan terhindar dari bahaya
akibat kerja, serta memungkinkan mengangkat derajat kesehatan setinggi-tingginya
(Suma’mur,1999).
Dasar hukum :
• UU No. 11 tahun 1962 tentang Higiene untuk usaha-usaha bagi umum
 Permen buruh No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta
penerangan dalam tempat kerja
• UU No 2 tahun 1966 tentang higiene
• UU No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja
• UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja
 Permenakertrans No. 03 tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan kerja
 Permenaker No. 5 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan kerja
 Kepmenkes 1405 tahun 2002 tentang pesyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri
• UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
 Kepmenkes No. 715 tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene sanitas jasaboga
 Kepmenkes No. 1098 tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Rumah Makan dan Restoran
• UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
 Kepmenaker No. 209 tahun 2009 tentang Penerapan SKKNI Sektor
Ketenagkerjaan Bidang Higiene Industri
 Permenaker No. 13 tahun 2011 tentang NA, Faktor Fisik dan Kimia di tempat
kerja
 PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
 PP No. 58 tahun 2015 tentang Keselamatan Radiasi dan Keamanan dalam
pengangkutan zat radioaktif
 Permenkes No. 70 tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Industri
 Permenkes No. 57 tahun 2016 tentang rencana aksi nasional pengendalian
dampak kesehatan akibat pajanan merkuri tahun 2016 s/d 2020

Peraturan Pemerintah
1) PP 50 tahun 2012 mengatur mengenai penerapan SMK3
2) PP 58 tahun 2015 mengatur mengenai keselamatan radiasi dan keamanan dalam
pengangkutan radioaktif

Kementrian Tenaga Kerja


1) Permen 7 tahun 1964 mengatur mengenai teknis
bangunan perusahaan yang sehat
2) Permen 3 tahun 1982 mengatur mengenai tugas pokok pelayanan kesehatan kerja
3) Permen 5 tahun 1996 mengatur mengenai penerapan SMK3
4) Kepmen 209 tahun 2009 mengatur mengenai SKKNI di
bidang hygiene industry
5) Permen 13 tahun 2011 mengatur mengenai NAB (Nilai Ambang Batas) factor
fisika dan kimia di tempat kerja -> Standard Industrial Hygiene

Kementrian Kesehatan
1) Kepmen 1405 tahun 2002 mengatur mengenai persyaratan kesehatan lingkungan
kerja perkantoran dan industry -> Standard Industrial Hygiene
2) Kepmen 715 tahun 2003 mengatur mengenai persyaratan hygiene sanitasi
jasaboga
3) Kepmen 1098 tahun 2003 mengatur mengenai persyaratan hygiene sanitasi
Rumah makan dan restoran
4) Permen 70 tahun 2016 mengatur mengenai standar dan persyaratan kesehatan
lingkungan dan idustri -> Standard Industrial Hygiene
2. STANDAR
Di Indonesia, terdapat 2 regulasi yang mengatur standard industrial higiene yaitu
Kepmenkes 1402 Tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri dan Permenaker No 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja.

Kepmenkes 1402 tahun 2002 Tentang Persyaratan kesehatan Lingkungan Kerja


Perkantoran dan Industri.
Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja
Industri
I. Umum
1. Pimpinan satuan kerja/unit industri bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan penyehatan lingkungan kerja industri.
2. Dalam melaksanakan tugas tersebut pimpinan satuan kerja/unit kerja
industri dapat menunjuk seorang petugas atau satuan kerja/unit
organisasi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang
kesehatan lingkungan.
3. Petugas atau satuan kerja/unit organisasi yang ditunjuk untuk
menyelenggarakan kesehatan lingkungan kerja industri harus
melaksanakan tahap-tahap kegiatan, meliputi antara lain :
a. Menyusun rencana/program kerja tahunan penyehatan
lingkungan kerja industri yang merupakan bagian dari
rencana/program kerja industri secara keseluruhan.
b. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan berdasarkan
rencana/program kerja tahunan yang meliputi :
1) Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
2) Sasaran/traget tiap jenis kegiatan
3) Jadwal pelaksanaan kegiatan
4) Tenaga atau satuan kerja / unit organisasi yang akan
melaksanakan kegiatan.
5) Peralatan, bahan atau sarana yang diperlukan (jenis dan
jumlah)
6) Pembiayaan untuk tiap jenis kegiatan
7) Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
8) Pencatatan dan pelaporan.
4. Petugas atau satuan kerja/unit organisasi yang ditunjuk untuk
menyelenggarakan penyehatan lingkungan kerja industri wajib
melaksanakan penilaian/telaah hasil-hasil kegiatan penyehatan
lingkungan kerja dan merumuskan alternatif pemecahan masalah,
apabila terdapat hambatan atau terjadi penurunan mutu kesehatan
lingkungan kerja industri.
5. Dalam menyelenggarakan penyehatan lingkungan kerja industri,
pimpinan satuan kerja/unit industri dapat memanfaatkan pihak ketiga
untuk melaksanakan kegiatan kesehatan lingkungan industri.
6. Pihak ketiga harus berbentuk Badan Hukum yang menyelenggarakan
usaha kesehatan lingkungan kerja industri harus memperkerjakan
tenaga di bidang kesehatan lingkungan industri kerja.
7. Badan Hukum yang bidang usahanya menyelenggarakan penyehatan
lingkungan kerja industri harus mempekerjakan tenaga kesehatan
lingkyngan kerja industri yang memiliki pendidikan sekurang-
kurangnya Diploma I atau telah mengikuti pelatihan dari industri yang
berwenang.
8. Biaya penyelenggaraan lingkungan kerja industri menjadi tanggung
jawab pengelola industri.

II. Air Bersih


A. Persyaratan
1. Tersedia air bersih untuk kebutuhan karyawan dengan kapasitas
minimal 60 lt/orang/hari.
2. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang meliputi
persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktif sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Tata Cara
1. Pengertian
Air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari
dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dilengkapi
alat pengolah air bersih sesuai dengan kebutuhan.
2. Tata cara pelaksanaan :
a. Air bersih untuk keperluan industri dapat diperoleh dari
Perusahaan Air Minum (PAM), Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) sumber air tanah atau sumber lain yang telah diolah
sehingga memenuhi persyaratan kesehatan.
b. Tersedia air bersih untuk kebutuhan karyawan sesuai dengan
persyaratan kesehatan.
c. Distribusi air bersih untuk perkantoran harus menggunakan
sistim perpipaan.
d. Sumber air bersih dan sarana distribusinya harus bebas dari
pencemaran fisik, kimia dan bakteriologis.
e. Dilakukan pengambilan sampel air bersih pada sumber, bak
penampungan dan pada kran terjauh untuk diperiksakan di
laboratorium minimal 2 kali setahun, yaitu musim kemarau dan
musim hujan.

III. Udara Ruangan


A. Persyaratan
1. Suhu dan kelembaban
a. Suhu : 18 – 30 0C
b. Kelembaban : 65 % - 95 %
2. Debu Kandungan debu maksimal didalam udara ruangan dalam
pengukuran rata-rata 8 jam adalah sebagai berikut :

3. Pertukaran udara : 0,283 M3 /menit/orang dengn laju ventilasi : 0,15 –


0,25 m/detik.
4. Gas pencemar
a. Kandungan maksimal gas pencemar dalam udara ruang proses
produksi adalah sebagai berikut :
b. Kandungan maksimal bahan pencemar udara ambien di
kawasan industri sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

B. Tata Cara
1. Pengertian
Penyehatan udara ruang adalah upaya yang dilakukan agar suhu dan
kelembaban, debu, pertukaran udara, bahan pencemar dan mikroba di
ruang kerja industri memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Tata cara pelaksanaan
a. Suhu dan kelembaban
Agar ruang kerja industri memenuhi persyaratan kesehatan
perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
1) Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5 m
2) Bila suhu udara > 30 0C perlu menggunakan alat penata
udara seperti Air Conditioner (AC), kipas angin, dll
3) Bila suhu udara luar < 18 0C perlu menggunakan alat
pemanas ruang (heater).
4) Bila kelembaban udara ruang kerja > 95 % perlu
menggunakan alat dehumidifier.
5) Bila kelembaban udara ruang kerja < 65 % perlu
menggunakan humidifier (misalnya : mesin pembentuk
aerosol).
b. Debu
Agar kandungan debu di dalam udara ruang kerja industri
memenuhi persyaratan kesehatan maka perlu dilakukan
upayaupaya sebagai berikut :
1) Pada sumber dilengkapi dengan penangkap debu (dust
enclosure).
2) Untuk menangkap debu yang timbul akibat proses
produksi, perlu dipasang ventilasi lokal (lokal
exhauster) yang dihubungkan dengan cerobong dan
dilengkapi dengan penyaring debu (filter).
3) Ruang proses produksi dipasang dilusi ventilasi
(memasukkan udara segar).

c. Pertukaran udara
Agar pertukaran udara ruang industri dapat berjalan dengan
baik maka perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
1) Memasukkan udara segar untuk mencapai persyaratan
NAB dengan menggunakan ventilasi/AC.
2) Kebutuhan suplai udara segar 10 lt/org/dtk.
3) Membersihkan saring/filter udara AC secara periodik
sesuai ketentuan pabrik.
d. Gas pencemar
Agar kandungan gas pencemar dalam udara ruang kerja
industri tidak melebihi konsentrasi maksimum perlu dilakukan
tindakantindakan sebagai berikut :
1) Pada sumber dipasang hood (penangkap gas) yang
dihubungkan dengan local exhauster dan dilengkapi
dengan filter penangkap gas.
2) Melengkapi ruang proses produksi dengan alat
penangkap gas.
3) Dilengkapi dengan suplai udara segar.
e. Mikroba
Agar angka kuman di dalam udara ruang kerja industri tidak
melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) maka perlu dilakukan
beberapa tindakan sebagai berikut :
1) Untuk industri yang berpotensi mencemari udara
dengan mikroba agar melengkapi ventilasi/AC dengan
sistim saringan udara bertingkat untuk menangkap
mikroba atau upaya desinfeksi dengan sinar ultra violet
atau bahan kimia.
2) Memelihara sistem ventilasi agar berfungsi dengan
baik.
3) Memelihara sistem AC sentral

IV. Limbah
A. Persyaratan
1. Limbah padat domestik Pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan
sampah domestik harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Limbah cair Kualitas limbah cair hasil proses pengolahan harus sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) Penanganan limbah B3
harus sesuai dengan perturan perundangundangan yang berlaku.
4. Limbah gas Emisi limbah gas harus sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.

B. Tata Cara
1. Pengertian
a. Limbah padat adalah semua buangan yang berbentuk padat
termasuk buangan yang berasal dari kegiatan industri.
b. Limbah cair adalah semua buangan yang berbentuk cair
termasuk tinja.

2. Tata cara pelaksanaan


a. Limbah padat
1) Limbah padat yang dapat dimanfaatkan kembali dengan
pengolahan daur ulang dan pemanfaatan sebagian (Re-
use, recycling, recovery) agar dipisahkan dengan
limbah padat yang non B3.
2) Limbah B3 dikelola ke tempat pengolahan limbah B3
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3)
Limbah radio aktif dikelola sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
b. Limbah cair
1) Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup, limbah
cair dapat mengalir dengan lancar dan tidak
menimbulkan bau.
2) Semua limbah cair harus dilakukan pengolahan fisik,
kimia atau biologis sesuai kebutuhan.

V. Pencahayaan
A. Persyaratan
Intensitas cahaya di ruang kerja sebagai berikut :
B. Tata Cara
1. Pengertian
Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.

2. Tata cara pelaksanaan


Agar pencahayaan memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan
tindakan sebagai berikut :
a. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak
menimbulkan kesilauan dan memilki intensitas sesuai dengan
peruntukannya.
b. Kontras sesuai kebutuhan, hindarkan terjadinya kesilauan atau
bayangan.
c. Untuk ruang kerja yang menggunakan peralatan berputar
dianjurkan untuk tidak menggunakan lampu neon.
d. Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang
optimum dan bola lampu sering dibersihkan.
e. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera
diganti.

VI.Kebisingan
A. Persyaratan
Tingkat pajanan kebisingan maksimal selama 1 (satu) hari pada ruang proses
adalah sebagai berikut :

B. Tata Cara
1. Pengertian
Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga
mengganggu atau membahayakan kesehatan.

2. Tata cara pelaksanaan


Agar kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan
perlu diambil tindakan sebagai berikut :
a. Pengaturan tata letak ruang harus sedemikian rupa agar
terhindar dari kebisingan.
b. Sumber bising dapat dikendalikan dengan beberapa cara antara
lain: meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan,
penanaman pohon, peninggian tembok, membuat bukit buatan,
dan lain-lain.
c. Rekayasa peralatan (engineering control).

VII. Getaran
A. Persyaratan
Tingkat getaran maksimal untuk kenyamanan dan kesehatan karyawan pada
masing-maing ruangan lingkungan industri sebagai berikut :

B. Tata Cara
1. Pengertian
a. Getaran (vibrasi) adalah gerakan bolak balik suatu massa
melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan.
b. Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh
sarana dan peralatan kegiatan manusia.
2. Tata cara pelaksanaan
Agar getaran tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan perlu
diambil tindakan sebagai berikut :
a. Melengkapi ruang kerja dengan peredam getar.
b. Memperbaiki/memelihara sistem penahan getaran.
c. Mengurangi getaran pada sumber, misalnya dengan memberi
bantalan pada sumber getaran.

VIII. Radiasi
A. Persyaratan
Tingkat pajanan oleh radiasi medan listrik dan medan magnit listrik adalah
sebagai berikut :
1. Medan listrik :
a. Sepanjang hari kerja : maksimal 10 kV/m.
b. Waktu singkat sampai dengan 2 jam per hari : maksimal 30
kV/m.
2. Medan magnit listrik :
a. Sepanjang hari kerja : maksimal 0,5 mT (mili Tesla).
b. Waktu singkat sampai dengan 2 jam per hari : 5 mT

B. Tata Cara
1. Pengertian
a. Radiasi adalah emisi energi yang dilepas dari bahan atau alat
radiasi
b. Medan listrik adalah radiasi non pengion yang berasal dari
kabel benda yang bermuatan listrik.

2. Tata cara pelaksanaan


a. Pencegahan terhadap radiasi medan listrik
b. Merancang instalasi yang sesuai dengan peraturan
c. Menyediakan alat pelindung (isolasi) radiasi pada sumber
d. Pencegahan terhadap radiasi medan magnet listrik :
1) Lokasi perkantoran jauh/tidak berada dibawah
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUT) atau Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), jarak
vertikal bangunan dari sumber maksimal 10 m dan
jarak horisontal minimal 20 m.
2) Untuk pengguna kabel umum tegangan menengah
tidak dipergunakan sebagai tempat kerja (20 kV)

IX.Vektor Penyakit
A. Persyaratan
1. Serangga penular penyakit
a. Indeks lalat : maksimal 8 ekor/fly grill (100 x 100 cm) dalam
pengukuran 30 menit.
b. Indeks kecoa : maksimal 2 ekor/plate (20 x 20 cm) dalam
pengukuran 24 jam.
c. Indeks nyamuk Aedes aegypty container indeks tidak melebihi
5%. 2. Tikus Setiap ruang kerja industri harus bebas tikus.

B. Tata Cara
1. Pengertian
a. Vektor penyakit adalah binatang yang dapat menjadi perantara
penular berbagai penyakit tertentu (misalnya serangga).
b. Reservoar (penjamu) penyakit adalah binatang yang didalam
tubuhnya terdapat kuman penyakit yang dapat ditularkan
kepada manusia (misalnya tikus).
c. Pengendalian vektor penyakit adalah segala upaya untuk
mencegah dan memberantas vektor.
2. Tata cara pelaksanaan
a. Pengendalian secara fisika
1) Konstruksi bangunan tidak memungkinkan masuk dan
berkembang biaknya vektor dan reservoar penyakit
kedalam ruang kerja dengan memasang alat yang dapat
mencegah masuknya serangga dan tikus.
2) Menjaga kebersihan lingkungan, sehingga tidak terjadi
penumpukan sampah dan sisa makanan.
3) Pengaturan peralatan dan arsip secara teratur.
4) Meniadakan tempat perindukan serangga dan tikus.
b. Pengendalian dengan bahan kimia yaitu dengan melakukan
penyemprotan, pengasapan, memasang umpan, membubuhkan
abate pada tempat penampungan air bersih.
c. Pengendalian penjamu dengan listrik frekwensi tinggi.
d. Cara mekanik dengan memasang perangkap.

X. Ruang dan Bangunan


Persyaratan
1. Bangunan harus kuat, terpelihara, bersih dan tidak memungkinkan
terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan.
2. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, dan tidak
licin, pertemuan antara dinding dengan lantai berbentuk conus.
3. Dinding harus rata, bersih dan berwarna terang, permukaan dinding yang
selalu terkena percikan air terbuat dari bahan yang kedap air.
4. Langit-langit harus kuat, bersih, berwarna terang, ketinggian minimal 3,0
m dari lantai.
5. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya
minimal 1/6 kali luas lantai.

XI.Toilet
A. Persyaratan
1. Toilet karyawan wanita terpisah dengan toilet untuk karyawan pria.
2. Setiap industri harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban
dan peturasan minimal seperti pada tabel-tabel berikut :

a. Untuk karyawan pria :

b. Untuk karyawan wanita :

B. Tata Cara
1. Pengertian
Toilet adalah sarana sanitasi di industri yang meliputi kamar mandi,
WC, dan westafel yang disediakan atau dipergunakan oleh karyawan
selama jam kerja.

2. Tata cara pelaksanaan


a. Toilet harus dibersihkan minimal 2 kali sehari.
b. Tidak menjadi tempat berkembang biaknya serangga dan tikus.

XII. Instalasi
A. Persyaratan
1. Instalasi listrik, pemadam kebakaran, air bersih, air kotor, air limbah,
air hujan harus dapat menjamin keamanan sesuai dengan ketentuan
teknis yang berlaku.
2. Bangunan kantor yang lebih tinggi dari 10 meter atau lebih tinggi
dari bangunan lain disekitarnya harus dilengkapi dengan penangkal
petir.
B. Tata Cara
1. Pengertian
Instalasi adalah penjaringan pipa/kabel untuk fasilitas listrik, air
limbah, air bersih, telepon dan lain-lain yang diperlukan untuk
menunjang kegiatan industri.

2. Tata cara pelaksanaan


a. Instalasi untuk masing-masing peruntukan sebaiknya
menggunakan kode warna dan label.
b. Diupayakan agar tidak terjadi hubungan silang dan aliran
balik antara jaringan distribusi air limbah dengan air bersih
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Jaringan Instalasi agar ditata sedemikian rupa agar memenuhi
syarat estetika.
d. Jaringan Instalasi tidak menjadi tempat perindukan serangga
dan tikus.
e. Pengoperasian instalasi sesuai dengan prosedur tetap yang
telah ditentukan.
f. Konstruksi instalasi diupayakan agar sesuai dengan standard
desain yang berlaku.
3. NAB
Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisik/kimia adalah intensitas/konsentrasi rata-rata
pajanan bahaya fisik/kimia yang dapat diterima oleh hampir semua pekerja tanpa
mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit dalam pekerjaan sehari-hari untuk
waktu tidak melebihi 8 jam perhari dan 40 jam perminggu, yang terdiri dari TWA (Time
Weighted Average), STEL (Short Term Exposure Limit), dan Ceiling.
TWA (Time Weighted Average) adalah nilai pajanan atau intensitas rata-rata tertimbang
waktu di tempat kerja yang dapat diterima oleh hampir semua pekerja tanpa
mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit, dalam pekerjaan sehari-hari untuk
waktu tidak melebihi 8 jam perhari dan 40 jam perminggu.
STEL (Short Term Exposure Limit) adalah nilai pajanan rata-rata tertinggi dalam waktu
15 menit yang diperkenankan dan tidak boleh terjadi lebih dari 4 kali, dengan periode
antar pajanan minimal 60 menit selama pekerja melakukan pekerjaannya dalam 8 jam
kerja perhari.

Nilai Ambang Batas Lingkungan Kerja Industri


1. Faktor Fisik
a. Iklim Kerja
Nilai Ambang Batas (NAB) iklim lingkungan kerja merupakan batas pajanan
iklim lingkungan kerja atau pajanan panas (heat stress) yang tidak boleh
dilampaui selama 8 jam kerja per hari sebagaimana tercantum pada Tabel 1.
NAB iklim lingkungan kerja dinyatakan dalam derajat Celsius Indeks Suhu
Basah dan Bola (oC ISBB).

Tabel 1. Nilai Ambang Batas Iklim Lingkungan Kerja Industri


Alokasi Waktu NAB (oC ISBB)
Kerja dan Istirahat Ringan Sedang Berat Sangat Berat
75 – 100% 31,0 28,0 * *
50 – 75% 31,0 29,0 27,5 *
25 – 50% 32,0 30,0 29,0 28,0
0 – 25% 32,5 31,5 30,0 30,0

Catatan:
1. ISBB atau dikenal juga dengan istilah WBGT (Wet Bulb Globe
Temperature) merupakan indikator iklim lingkungan kerja
2. ISBB luar ruangan = 0,7 Suhu Basah Alami + 0,2 Suhu Bola + 0,1 Suhu
Kering
3. ISBB dalam ruangan = 0,7 Suhu Basah Alami + 0,3 Suhu Bola
(*) tidak diperbolehkan karena alasan dampak fisiologis

NAB iklim lingkungan kerja ditentukan berdasarkan alokasi waktu kerja dan
istirahat dalam satu siklus kerja (8 jam per hari) sertarata-rata laju metabolik
pekerja. Kategori laju metabolik, yang dihitung berdasarkan rata-rata laju
metabolik pekerja, tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Kategori Laju Metabolik dan Contoh Aktivitas


Kategori Laju Metabolik Contoh Aktivitas
(W)**
Istirahat 115 Duduk
(100 – 125)***
Duduk sambal melakukan
pekerjaan ringan dengan tangan,
atau dengan tangan dan lengan,
dan mengemudi. Berdiri sambil
melakukan pekerjaan ringan
dengan lengan dan sesekali
180 berjalan.
Ringan (125 – 235)***
Melakukan pekerjaan sedang:
dengan tangan dan lengan,
dengan lengan dan kaki, dengan
lengan dan pinggang,atau
mendorong atau menarik

300 beban yang ringan. Berjalan


Sedang (235 – 360)*** biasa

Melakukan pekerjaan intensif:


dengan lengan dan pinggang,
membawa benda, menggali,
menggergaji secara manual,
mendorong atau menarik benda
yang berat, dan berjalan cepat.

415
Berat (360 – 465)***

520 Melakukan pekerjaan sangat

Sangat Berat (> 465)*** intensif dengan kecepatan


maksimal.

Catatan:
(**) Dihitung menggunakan estimasi dengan standar berat badan 70 kg.
Untuk menghitung laju metabolik dengan berat badan yang lain, dilakukan
dengan mengalikan hasil estimasi laju metabolik dengan rasio antara berat
badan aktual pekerja dengan 70 kg.
(***) Mengacu pada ISO 8996 Tahun 2004.

b. Kebisingan
Nilai Ambang Batas kebisingan merupakan nilai yang mengatur tentang
tekanan bising rata-rata atau level kebisingan berdasarkan durasi pajanan
bising yang mewakili kondisi dimana hampir semua pekerja terpajan bising
berulang-ulang tanpa menimbulkan gangguan pendengaran dan memahami
pembicaraan normal.
NAB kebisingan yang diatur dalam peraturan ini tidak berlaku untuk bising
yang bersifat impulsive atau dentuman yang lamanya <3 detik.
NAB kebisingan untuk 8 jam kerja per hari adalah sebesar 85 dBA.
Sedangkan NAB pajanan kebisingan untuk durasi pajanan tertentu dapat
dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. NAB Kebisingan

Satuan Durasi Pajanan Kebisingan Level Kebisingan (dBA)


per Hari
24 80
16 82
8 85
4 88
Jam 2 91
1 94
30 97
15 100
Menit 7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
28,12 115
14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
Detik 0,44 133
0,22 136
0,11 139
Catatan:
Pajanan bising tidak boleh melebihi level 140 dBC walaupun hanya
sesaat.

Beberapa hal yang diperhatikan dalam menginterpretasikan NAB kebisingan


adalah sebagai berikut:
1) NAB kebisingan merupakan dosis efektif pajanan kebisingan dalam satuan
dBA yang diterima oleh telinga (organ pendengaran) dalam periode waktu
tertentu yang tidak boleh dilewati oleh pekerja yang tidak menggunakan
alat pelindung telinga.
2) Apabila seorang pekerja terpajan bising di tempat kerja tanpa
menggunakan alat pelindung telinga selama 8 jam kerja per hari, maka
NAB pajanan bising yang boleh diterima oleh pekerja tersebut adalah 85
dBA.
3) Pengukuran tekanan bising lingkungan kerja industri dilakukan dengan
menggunakan sound level meter mengikuti metode yang standar.
4) Pengukuran dosis efektif pajanan bising dilakukan dengan menggunakan
alat monitoring pajanan personal (noise dosimeter). Pengukuran dosis
pajanan dilakukan sesuai dengan satu periode shift kerja (8 jam per hari).
Apabila jam kerja kurang atau lebih dari 8 jam per hari, maka durasi
pengukuran dilakukan sesuai dengan lama jam kerja.
Apabila menggunakan alat pelindung telinga (APT) untuk mengurangi
dosis pajananbising, maka perlu diperhatikan kemampuan APT dalam
mereduksi pajanan bising yang dinyatakan dalam noise reduction rate
(NRR).

c. Getaran
Nilai Ambang Batas pajanan getaran pada tangan dan lengan sebagaimana
tercantum pada Tabel 5 merupakan nilai rata-rata akselerasi pada frekuensi
dominan (meter/detik2) berdasarkan durasi pajanan 8 jam per hari kerja yang
mewakili kondisi dimana hampir semua pekerja terpajan getaranberulang-
ulang tanpa menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit. Pekerja dapat
terpajan getaran tangan dan lengan pada saat menggunakan alat kerja seperti
gergaji listrik, gerinda,jack hammer dan lain-lain.
NAB getaran tangan dan lengan untuk 8 jam kerja per hari adalah sebesar 5
meter/detik2. Sedangkan NAB getaran tangan dan lenganuntuk durasi
pajanan tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai Ambang Batas Getaran Tangan dan Lengan


Durasi Pajanan per Nilai Akselerasi pada Frekuensi
Hari Kerja Dominan (meter/detik2)
8 jam 5
4 jam 7
2 jam 10
1 jam 14

d. Radiasi Non-pengion
Nilai ambang batas radiasi non pengion yang diatur dalam peraturan ini
adalah radiasi Medan magnet statis (0-300 Hz), Medan listrik statis (≤ 30
kHz), dan radiasi ultraviolet.

1) Radiasi Medan Magnet Statis (0 – 300 Hz)


a) NAB Radiasi Medan Magnet Statis (0 – 300 Hz)
Medan magnet statis adalah suatu medan magnet atau area yang
ditimbulkan oleh pergerakan arus listrik. Nilai Ambang Batas (NAB)
radiasi medan magnet statis di lingkungan kerja merupakan batas
pajanan tertinggi (ceiling) yang tidak boleh dilampaui selama 8 jam
kerja per hari sebagaimana tercantum pada Tabel 10. NAB pajanan
radiasi medan magnet statis dinyatakan dalam Tesla.

Tabel 10. NAB Ceiling untuk Medan Magnet Statis (0 – 300 Hz)
Pajanan NAB Ceiling
Seluruh tubuh (tempat kerja umum) 2T

Seluruh tubuh (pekerja dengan pelatihan


khusus dan lingkungan kerja yang terkendali)
8T

Anggota gerak 20 T

Pengguna peralatan medis elektronik 0,5 Mt


yang diimplan*
Catatan:
(*) Harap memperhatikan spesifikasi atau rekomendasi peralatan
medis implan yang digunakan.

Beberapa hal yang diperhatikan dalam menginterpretasikan NAB Radiasi


medan magnet statis adalah sebagai berikut:
 Medan magnet statis adalah suatu medan magnet atau area yang
ditimbulkan oleh pergerakan arus listrik.
 NAB dengan kadar tertinggi diperkenankan (ceiling) untuk pekerja
di lingkungan kerja umum adalah 2 tesla (T). Bagi pekerja yang
memiliki pelatihan khusus tentang radiasi medan magnet statis dan
bekerja di lingkungan kerja yang terkendali dapat terpajan radiasi
medan magnet statis sampai dengan 8T. Pelatihan khusus misalnya
pekerja mendapatkan pemahaman tentang dampak sensorik
sementara (transient) yang ditimbulkan akibat gerakan yang cepat
(rapid) pada medan magnet statis dengan densitas fluks (flux
densities) lebih dari 2T. Lingkungan kerja yang terkendali
misalnya lingkungan kerja yang memiliki kekuatan medan magnet
statis pada benda-benda logam. Namun, tidak menimbulkan
potensi bahaya proyektil.
 Pajanan pada anggota gerak (tangan dan kaki) pekerja di
lingkungan kerja secara umum tidak boleh melampaui 20 T.
Pekerja yang menggunakan feromagnetik atau peralatan medis
elektronik yang diimplan tidak boleh terpajan dengan medan
magnet statis yang melampaui 0,5 mT (mili Tesla).

2) Radiasi Medan Listrik Statis (≤ 30 kHz)


a) NAB Radiasi Medan Listrik Statis (≤ 30 kHz)
Nilai Ambang Batas (NAB) radiasi medan magnet listrik statis di
lingkungan kerja merupakan batas pajanan tertinggi (ceiling)
berdasarkan rentang frekuensi yang tidak boleh dilampaui selama 8 jam
kerja per hari sebagaimana tercantum pada Tabel 11. NAB pajanan
radiasi medan listrik statis dinyatakan dalam V/m.

Tabel 11. NAB Ceiling untuk Medan Listrik Statis (≤ 30 kHz)


Frekuensi NAB Ceiling
0 – 220 Hz 25 kV/m
220 Hz – 3 kHz E NAB-Ceiling = 5,525 x 106 / f
3 kHz – 30 kHz 1.842 m(*)

Keterangan:
Hz = Hertz
kHz = kilohertz
kV/m = kilovolt per meter
f = frekuensi dalam Hertz
E NAB-Ceiling = rms medan listrik dalam Volt per meter

Beberapa hal yang diperhatikan dalam menggunakan NAB radiasi medan


listrik statis adalah sebagai berikut:
 Untuk pekerja yang menggunakan alat pacu jantung maka nilai
NAB Ceiling pada frekuensi 0-220 Hz tidak berlaku karena dapat
mengganggu fungsi alat. Pekerja yang menggunakan alat pacu
jantung dengan frekuensi (50 atau 60 Hz) harus memperhatikan
informasi tentang gangguan medan listrik dari pembuat alat, bila
tidak terdapat informasi dari pembuat alat maka pajanan tidak
boleh melampaui 1 kV/m.
 Nilai NAB pada frekuensi 3 kHz – 30 kHzberlaku untuk pajanan
per bagian tubuh maupun pajanan pada seluruh tubuh

3) Radiasi ultraviolet
a) NAB Radiasi Ultraviolet
Nilai ambang batas ini adalah untuk radiasi ultraviolet dengan panjang
gelombang 200 nanometer sampai 400 nanometer (nm) dan mewakili
kondisi-kondisi yang dipercaya bahwa hampir semua pekerja yang sehat
dapat terpajan secara terus-menerus tanpa adanya dampak kesehatan akut
yang merugikan seperti erythema dan photokeratitis. Durasi pajanan
radiasi ultraviolet (200 – 400 nm) yang diperkenankan dapat dilihat pada
Tabel 12.

Tabel 12. Durasi Pajanan Radiasi Ultraviolet (200 – 400 nm) yang
Diperkenankan
Iradiasi Efektif, Ieff (mW
Durasi Pajanan Per Hari
cm2)
8 jam 0,0001
4 jam 0,0002
2 jam 0,0004
1 jam 0,0008
30 menit 0,0017
15 menit 0,0033
10 menit 0,005
5 menit 0,01
1 menit 0,05
30 detik 0,1
10 detik 0,3
1 detik 3
0,5 detik 6
0,1 detik 30

Beberapa sumber ultraviolet yang dicakup dalam NAB ini adalah


pengelasan dan carbon arcs, benda berpendar (fluorescent), lampu pijar
dan lampu germicidal, dan radiasi sinar matahari. Pada individu yang
fotosensitif atau individu yang secara bersamaan terpajan dengan bahan-
bahan yang dapat mengakibatkan fotosensitif, maka tidak dianjurkan
untuk terpajan dengan radiasi ultraviolet.

2. Faktor Kimia
NAB bahan kimia dalam ppm atau mg/m3 sebagaimana tercantum pada Tabel 13
adalah konsentrasi rata-rata pajanan bahan kimia tertentu yang dapat diterima oleh
hampir semua pekerja tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit
dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam perhari dan 40 jam
perminggu. NAB terdiri dari TWA, STEL dan Ceiling dengan pengertian sebagai
berikut:
 TWA (Time Weighted Average) adalahkonsentrasi rata-rata tertimbang
waktu di tempat kerja yang dapat diterima oleh hampir semua pekerja
tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit, dalam pekerjaan
sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam perhari dan 40 jam
perminggu.
 STEL (Short Term Exposure Limit) adalah konsentrasi rata-rata tertinggi
dalam waktu 15 menit yang diperkenankan dan tidak boleh terjadi lebih
dari 4 kali, dengan periode antar pajanan minimal 60 menit selama pekerja
melakukan pekerjaannya dalam 8 jam kerja perhari.
 Ceiling adalah konsentrasi bahan kimia di tempat kerja yang tidak boleh
dilampaui selama jam kerja.
Tabel 13. NAB Bahan Kimia
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A2
1. Acetaldehyde 75-07-0 20 25 50
Eye & URT Irr
-
2. Acetic acid 64-19-7 10 15 40
URT & Eye Irr, Pulm func
A4
3. Acetic anhydride 108-24-7 1 3 5
Eye & URT Irr
A4; BEI
4. Acetone 67-64-1 URT & Eye Irr, CNS 500 1187 750
Impair
Skin; A4
5. Acetonitrile 75-05-8 40 60
LRT Irr
-
6. Acetophenone 98-86-2 URT Irr, Headache, 10
Hypoxia/Cyanosis
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Acetylsalicylic acid -
7. 50-78-2 5
(Aspirin) Skin & Eye Irr
A4; Skin
8. Acrilic acid 79-10-7 2
URT Irr.
Skin; A3
9. Acrylonitrile 107-13-1 2 4,3
CNS Impair; LRT Irr
-
10. Adipic acid 124-04-9 5
URT Irr, ANS Impair
Skin
11. Adiponitrile 111-69-3 2
URT & LRT Irr
DSEN; A3
12. Alachlor 15972-60-8 Hemosiderosis (liver, 1
spleen, kidney dam)

13. Allyl bromide 106-95-6 A4; Skin 0,1 0,2


Eye & URT Irr
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Aluminum Metal
A4
(sebagai Al)
14. 7429-90-5 Pneumoconiosis, LRT Irr,
Total dust 10
Neurotoxicity
Respirable fraction 5
2-Aminoethanol; lihat -
15. 141-43-5 3 6
Ethanolamine Eye & Skin Irr
A3
16. Amitrole 61-82-5 0,2
Thyroid eff
-
17. Ammonia 7664-41-7 25 17 35 24
Eye & Skin Irr
Ammonium chloride, -
18. 12125-02-9 10 20
fume Eye & URT Irr
Ammonium A3; Skin
19. 3825-26-1 0,01
perfluorooctanoate Liver dam
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

-
20. Tert-Amyl methyl ether 994-05-8 CNS impair, Embryo/fetal 20
dam
A3; Skin; BEI
21. Aniline 62-53-3 2
MeHb-emia
A3; Skin; BEI
22. o-Anisidine 90-04-0 0,5
MeHb-emia
Antimony and -
23. 7440-36-0 0,5
compounds (sebagai Sb) Skin & Urt Irr
-
24. Antimony hydride 7803-52-3 Hemolysis, Kidney dam, 0,1
LRT Irr

Arsenic, inorganic A1; BEI


25. 7440-38-2 0,01
compounds (sebagai As) Lung Ca, Water soluble,
More toxic
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Arsenic, organic -
26. 7440-38-2 0,5
compounds (sebagai As) Water Unsoluble
-
PNS &Vascular system
27. Arsine 7784-42-1 0,05
impair, Kidney & Liver
Impair

A1
28. Asbestos chrysotile Varies with 0,1 f/cc
Lung Ca, Mesothelioma
compound
Asphalt (Bitumen)
A4; BEI
29. fumes sebagai Benzene- 8052-42-4 0,5
URT & Eye Irr
soluble aerosol
A3
30. Atrazine 1912-24-9 Hematologic, Repro & 2
Developmental eff
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A4
Barium, soluble
31. 7440-39-3 Eye, Skin, GI Irr, 0,5
compounds (sebagai Ba)
Muscular stim
Barium Sulfate
32. Total dust 7727-43-7 - 10
Respirable fraction 5
Skin; A1; BEI
33. Benzene 71-43-2 0,5 2,5
Leukemia

34. Benzo(a)pyrene; lihat A2; BEI 0,2


Coal tar pitch volatiles
A2; Skin
35. Benzotrichloride 98-07-7 0,1
Eye, Skin, URT Irr

36. Benzyl acetate 140-11-4 A4 10


URT Irr
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A3
37. Benzyl chloride 100-44-7 1
Eye, Skin, URT Irr
A1
Beryllium and beryllium
38. 7440-41-7 Beryllium sens; Chronic 0,002
compounds (sebagai Be)
beryllium disease
-
39. Biphenyl; lihat Diphenyl 92-52-4 0,2
Pulm Func
Boron oxide -
40. 1303-86-2
Total dust Eye& URT Irr 10
41. Boron Triflouride 02-07-7637 - 1

42. Bromacil 314-40-9 A3 10


Thyroid eff

43. Bromine 7726-95-6 - 0,1 0,66 0,2 1,3


URT&LRT Irr, Lung dam
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

-
44. Bromine pentafluoride 7789-30-2 0,1
Eye, Skin, URT Irr
A3
45. Bromoform 75-25-2 0,5
Liver dam, URT & Eye Irr
A3
CNS Impair, peripheral
neuropathy,
46. 1-Bromopropane 106-94-5 0,1
hematological eff,
developmental & repro
toxicity (male & female)
A2; BEI
47. 1,3-Butadiene 106-99-0 2
Cancer
-
48. Butane, all isomers 75-28-5 1000
CNS Impair
-
49. n-Butanol 71-36-3 20
Eye & URT Irr
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Butanethiol; lihat Butyl -


50. 0,5 1,8
mercaptan URT Irr
BEI
2-Butanone (Methyl
51. 78-93-3 URT Irr, CNS & PNS 200 300
ethyl ketone)
impair
A3; BEI
52. 2-Butoxyethanol 111-76-2 20
Eye & URT Irr
-
53. n-Butyl-acetate 123-86-4 150 200
Eye & URT Irr
-
54. sec-Butyl acetate 105-46-4 200
Eye & URT Irr
-
55. tert-Butyl-acetate 540-88-5 200
Eye & URT Irr

56. n-Butyl alcohol 71-36-3 - 20 50


Eye & URT Irr
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

-
57. sec-Butyl alcohol 78-92-2 100
URT Irr; CNS Impair
-
58. tert-Butyl alcohol 75-65-0 100 150
CNS Impair
-
59. Butyl mercaptan 109-79-5 0,5
URT Irr
Cadmium compound A2; BEI 0,01
60. 7440-43-9
Cadmium (sebagai Cd) Kidney dam 0,002
Calcium Carbonate
61. Total dust 1317-65-3 - 10
Respirable fraction 5
Calcium Hydroxide
62. Total dust 1305-62-0 - 5
Respirable fraction
63. Calcium Oxide 1305-78-8 - 2
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Calcium Silicate
64. Total dust 1344-95-2 - 10
Respirable fraction
Calcium Sulfate
Total dust 10
65. 7778-18-9 -
Respirable fraction 5

Calcium chromate (as A2


66. 13765-19-0 0,001
Cr) Lung Cancer
A3
67. Carbon black 1333-86-4 3,5
Bronchitis
-
68. Carbon dioxide 124-38-9 5000 9000 30000 54000
Asphyxia

69. Carbon disulfide 75-15-0 A4; Skin; BEI 1


PNS Impair
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

BEI
70. Carbon monoxide 630-08-0 25
COHb-emia
-
71. Carbon tetrabromide 558-13-4 Liver dam, Eye, URT, 0,1 0,3
Skin Irr
A2; Skin; BEI
72. Carbon tetrachloride 56-23-5 5 10
Liver dam
A4
73. Chlorine 7782-50-5 0,5 1,5 1 3
URT&Eye Irr
74. Chlorine dioxide 10049-04-4 - 0 0
75. Chlorine trifluoride 7790-91-2 - 0,1
A3; BEI
76. Chlorobenzene 108-90-7 10
Liv dam
Skin
Chlorodiphenyl (42%
77. 53469-21-9 Liv dam, Eye Irr, 1
Chlorine) (PCB)
Chloracne
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Skin; A3
Chlorodiphenyl (54%
78. 11097-69-1 URT Irr, Liv dam, 0,5
Chlorine) (PCB)
Chloracne
1-Chloro-2,3-
Skin; A3
79. epoxypropane; lihat 106-89-8 0,5
URT Irr, male repro
Epichlorohydrin
Skin; A4
2-Chloroethanol; lihat
80. 107-07-3 CNS impair, Liver&kidney 1
Ethylene chlorohydrins
dam
Chloroethylene; lihat A1
81. 75-01-4 3
Vinyl chloride Lung cancer; Liv dam
A3
Chloroform
82. 67-66-3 Liver & embryofetal dam, 2
(Trichloromethane)
CNS impair
Chromite ore processing A1
83. 0,05
(Chromate), sebagai Cr Lung Cancer
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Chromium (III) A4
84. 7440-47-3 0,5
compounds (sebagai Cr) URT & Skin Irr
Chromium (VI) A1; BEI
85. 7440-47-3 0,05
compounds URT Irr, Cancer
Chromium metal and A1
86. 7440-47-3 0,5
insol. salts (sebagai Cr) Lung cancer
Coal tar pitch volatiles
(benzene soluble
fraction), anthracene, A1; BEI
87. 65966-93-2 0,2
BaP, phenanthrene, Cancer
acridine, chrysene,
pyrene)

Cobalt metal, dust, and A3; BEI


88. 7440-48-4 0,05
fume (sebagai Co) Asthma, Pulm func,
Myocardial eff
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Copper
-
89. Fume (sebagai Cu) 7440-50-8 0,2
Irr, GI, Metal fume fever
Dusts and mists (as Cu) 1
90. Cotton dust (l) - - 0,2
91. Cresol, semua isomers 1319-77-3 - 5
Varies with
92. Cyanides (as CN) - 5
compound
-
93. Cyclohexane 110-82-7 100 300
CNS Impair
Skin
94. Cyclohexanol 108-93-0 50
Eye Irr, CNS Impair
Skin; A3; BEI
95. Cyclohexanone 108-94-1 25
Eye&URT Irr
-
96. Cyclohexene 110-83-8 300
CNS Impair
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A3
97. DDT 50-29-3 1
Liver Dam
Diacetone alcohol (4-
98. Hydroxy-4-methyl-2- 123-42-2 - 50
pentanone)
1,2-Diaminoethane;
99. - - 10
lihat Ethylenediamine
100. Diazomethane 334-88-3 - 0,2
A4
101. Diacetyl 431-03-8 0,01 0,02
Lung dam
A4; BEI; Skin
102. Diazinon 333-41-5 0,01
Cholinesterase Inhib
A4
103. o-Dichlorobenzene 95-50-1 25 50
URT & Eye Irr, Liver dam
A3
104. p-Dichlorobenzene 106-46-7 10
Eye Irr, Kidney dam
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A3; BEI
105. Dichloromethane 75-09-2 50
COHb-emia; CNS impair
106. 1,1-Dichloroethane 75-34-3 - 100
1,2-Dichloroethane;
107. lihat Ethylene - - 10
dichloride
Skin; A4; BEI
108. N,N-Dimethylacetamide 127-19-5 10
Liver & embryo/fetal dam
Skin; A4; BEI
109. N,N-Dimethylformamide 68-12-2 10
Liver dam
Skin; A4
110. Diethylamine 109-89-7 10 25
URT, Eye&skin irr
Dimethyl carbamoyl A2; Skin
111. 79-44-7 0,005
chloride Nasal Cancer, URT Irr
Skin
112. Dimethyl disulfide 625-92-0 0,5
URT Irr, CNS Impair
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A3; Skin
113. 1,1-Dimethylhydrazine 57-14-7 0,01
URT Irr, Nasal Cancer
Dinitrobenzene (semua
114. - - 0,15
isomers)
Dioxane (Diethylene
115. 123-91-1 - 20
dioxide)
116. Diphenyl (Biphenyl) 92-52-4 - 0,2
-
117. Ethanolamine 141-43-5 3 6
Eye & skin irr
A4; BEI; Skin
118. Ethion 563-12-2 0,05
Cholinesterase Inhib
-
119. Ethyl acetate 141-78-6 400
URT &Eye irr
A4
120. Ethyl acrylate 140-88-5 URT, Eye & GI Irr, CNS 5 15
impair, Skin sens
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A3
121. Ethyl alcohol (Ethanol) 64-17-5 1000
URT Irr
-
122. Ethylamine 75-04-07 5 15
URT Irr
A3, BEI
URT Irr, Kidney dam
123. Ethyl benzene 100-41-4 100 125
(Nephroathy), Cochlear
impair
-
124. Ethyl ether 60-29-7 400 500
CNS impair, URT irr
Skin
125. Ethylene glycol dinitrate 628-96-6 0,05
Vasodilation, Headache
A2
126. Ethylene oxide 75-21-8 1
Cancer, CNS Impair
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A3; Skin
127. Ethyleneimine 151-56-4 URT Irr, Liver & Kidney 0,05 0,1
dam
Skin, DSEN
128. Ethyl isocyanate 109-90-0 0,02 0,06
URT & Eye Irr
-
129. Ethyl mercaptan 75-08-1 0,5
URT Irr, CNS impair
Skin; BEI
2-Ethoxyethanol
130. 110-80-5 Male repro 5
(EGEE)
&Embryo/fetal dam
2-Ethoxyethyl Acetate Skin; BEI
131. 111-15-9 5
(EGEEA) Male repro dam
A4; Skin; BEI
132. Fenamiphos 22224-92-6 0,05
Cholinesterase Inhib
A4; Skin; BEI
133. Fensulfothion 115-90-2 0,01
Cholinesterase Inhib
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A4; Skin; BEI


134. Fenthion 55-38-9 0,05
Cholinesterase Inhib
-
135. Fluorine 7782-41-4 1 2
URT, Eye &Skin Irr
A4; BEI
136. Fluoride as F - 2,5
Bone dam; Fluorosis
A4; BEI; Skin
137. Fonofos 944-22-9 0,1
Choliesterase Inhib
DSEN, RSEN, A2
138. Formaldehyde 50-00-0 0,5
URT &Eye irr
-
139. Formic acid 64-18-6 5 10
URT, Eye &Skin irr
Skin; A3; BEI
140. Furfural 98-01-1 2
URT & Eye Irr
A3
141. Gallium arsenic 1303-00-0 0,0003
LRT Irr
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A3
142. Gasoline 86290-81-5 URT & Eye Irr, CNS 300 500
Impair
A3
143. Glycidol 556-52-5 2
URT, Eye, Skin Irr

108-08-7
142-82-5
Heptane, semua -
144. 565-59-3 400 500
isomers CNS Impair, URT Irr
589-34-4
590-35-2

1,6-Hexamethylene
145. 822-06-0 URT Irr; Resp Sens 0,005
Diisocyanate
A3; Skin
146. Hexachlorobenzene 118-74-1 Porphyrin eff, Skin dam, 0,002
CNS Impair
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A3; Skin
147. Hexchlorobutadiene 87-68-3 0,02
Kidney dam
Skin, BEI
148. n-Hexane 110-54-3 CNS impair, peripheral 50
neuropathy, eye irr
Skin, BEI
2-Hexanone (Methyl n-
149. 591-78-6 Peripheral neuropathy, 5 10
butyl ketone)
Testicular dam
A3, BEI
Hexone (Methyl isobutyl
150. 108-10-1 URT Irr, Dizziness, 50 75
ketone)
Headache
A3; Skin
151. Hydrazine 302-01-2 0,01
URT Cancer

152. Hydrogen bromide 10035-10-6 - 3


URT Irr
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A4
153. Hydrogen chloride 7647-01-0 5
URT Irr
Skin
154. Hydrogen cyanide 74-90-8 URT Irr, Headache, 4,7
Nausea, Thyroid Eff
Skin; BEI
Hydrogen fluoride
155. 7664-39-3 URT, LRT, Skin &Eye Irr, 0,5 2
(sebagai F)
Fluorosis
Hydroge selenide -
156. 05-07-83 0,05
(sebagai Se) URT &Eye Irr, Nausea
-
157. Hydrogen sulfide 7783-06-4 5 10
URT Irr, CNS Impair
DSEN, A3
158. Hydroquinone 123-31-9 2
Eye Irr, Eye dam
Skin; DSEN
159. Hydroxypropyl acrylate 999-61-1 0,5
Eye & URT Irr
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A4
160. Iodine 7553-56-2 0,1
Hypothyroidism, URT Irr
Iron oxide
161. Total dust 1309-37-1 - 5
Fume 5
Isoamyl alcohol -
162. 123-51-3 100 125
(primary dan secondary) Eye & URT Irr
-
163. Isobutyl alcohol 78-83-1 50
Skin &Eye Irr
A4; BEI
Isopropyl alcohol (2-
164. 67-63-0 Eye & URT Irr, CNS 400 500
Propanol)
Impair
165. Isopropyl Ether 108-20-3 - 250 310
Kaolin
166. Total dust 1332-58-7 - 10
Respirable fraction 2
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A3; Skin
Kerosene-Jet Fuel-Total 8008-20-6
167. Skin & URT Irr, CNS 200
Hydrocarbon vapor 64742-81-0
Impair
A3; BEI
Lead inorganic (sebagai 0,05
168. 7439-92-1 CNS & PNS Impair,
Pb)
Hematologic eff
Lead chromate (sebagai A2; BEI
0,05
Pb) Male repro dam,
169. 7758-97-6
Lead chromate (sebagai Teratogenic eff,
0,012
Cr) Vasoconstriction
A3; Skin; BEI
170. Lindane 58-89-9 0,5
Liver dam, CNS Impair
Magnesium oxide fume A4
171. 1309-48-4 10
- Total Particulate URT, Metal fume fever
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Manganese
A4
compounds (sebagai 0,2
CNS Impair
172. Mn) 7439-96-5
Manganese fume A4
1 3
(sebagai Mn) CNS Impair
A4; Skin; BEI
173. Malathion 121-75-5 1
Cholineseterase Inhib
Mercury sebagai Hg
0,1
Aryl compound Skin
174. 7439-97-6
Elemental (vapor) and CNS Impair, Kidney dam
0,025
inorganic form
175. Methyl Chloride 74-87-3 - 50 105 100 210

Mercury (organo)
Skin; A4; BEI
176. alkylcompounds 7439-97-6 0,01 0,03
CNS & PNS Impair,
(sebagai Hg)
Kidney dam
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Skin; BEI
Methyl alcohol
177. 67-56-1 Headache, Eye dam, 200 250
(Methanol)
Dizziness, Nausea
-
178. Methyl acetate 79-20-9 Headache, Dizziness, 200 250
Nausea, Eye dam
Skin; A4; DSEN
179. Methyl acrylate 96-33-3 10
-
Skin; BEI
180. 2-Methoxyethanol 109-86-4 0,1
Hematologix & Repro eff
Skin; BEI
181. 2-Methoxyethyl Acetate 110-49-6 0,1
Hematologix & Repro eff

Skin; BEI
182. Methyl n-buthyl ketone 591-78-6 5 10
Peripheral neuropathy,
Testicular dam
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A4; BEI
183. Methyl Chloroform 71-55-6 350 450
CNS Impair, Liver dam
-
184. Methylcyclohexane 108-87-2 URT Irr, CNS Impair, 400 1610
Liver&kidney dam
Methyl ethyl ketone -
185. (MEK); lihat 2- 78-93-3 URT Irr, CNS & PNS 200 300
Butanone Impair
-
186. Methyl iodide 74-88-4 2
Eye damage, CNS Impair
A3; BEI
Methyl isobutyl ketone;
187. 108-10-1 URT Irr, dizzines & 50 75
lihat Hexone
headache
-
188. Methyl mercaptan 74-93-1 0,5
Liver dam
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

-
189. Methyl methacrylate 80-62-6 URT & Eye irr, Body 50 100
weight eff, Pilm edema
A4; Skin; BEI
190. Methyl parathion 298-00-0 0,02
Cholinesterase Inhib
Methyl propyl ketone -
191. 107-87-9 200 250
(2-Pentanone) Pulm func; Eye irr
Skin; A2; BEI
4,4-Methylene Bis (2
192. 101-14-4 Bladder cancer; MeHb- 0,01
Chloroaniline) MBOCA
emia
Methylene bisphenyl -
193. 101-68-8 0,005
isocyanate (MDI) Resp Sens
-
194. Mica (respirable) 12001-26-2 3
Pneumoconiosis
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Molybdenum (sebagai
Mo)
Soluble compounds 5
Insoluble Compounds –
A3 10
195. Total dust 7439-98-7
LRT Irr
Insoluble Compounds –
10
Inhalable
Insoluble Compounds –
3
Respirable
Skin; A3
196. Naphthalene 91-20-3 URT Irr, Cataract, 10 15
Hemolytic anemia

Natural rubber latex, Skin; DSEN RSEN


197. 9006-04-6 0,0001
sebagai inhalable Resp sens
allergenic protein
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Nickel carbonyl (sebagai A3


198. 13463-39-3 0,001
Ni) Lung Irr
Nickel, metal and A5
insoluble compounds Dermatitis, 1,5
(sebagai Ni) elemental Pneumoconiosis
Nickel, soluble
A4
199. inorganic compounds 7440-02-0 0,1
Lung dam
(NOS)
Nickel, insoluble
A1
inorganic compounds 0,2
Lung cancer
(NOS)
Skin
200. Nicotine 54-11-5 GI dam, CNS impair, 0,5
Card impair
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

-
201. Nitric acid 7697-37-2 URT & Eye Irr; Dental 2 4
erosion
BEI
202. Nitric oxide 10102-43-9 Hypoxia/Cyanosis, 25
Nitrosyl-Hb form, URT Irr
Skin; A3
203. Nitrobenzene 98-95-3 1
MeHb-emia
A3; Skin; BEI
204. p-Nitrochlorobenzene 100-00-5 0,1
MeHb-emia
A4
205. Nitrogen dioxide 10102-44-0 0,2 1
LRT Irr

A4
206. Nitrous oxide 10024-97-2 50
CNS impair, hematologic
eff; embryo/fetal dam
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

-
207. Octane 111-65-9 300 375
URT Irr
Particles Not Otherwise
Specified (PNOS)
208. - -
Inhalable 10
Respirable 3
A4
209. Ozone 10028-15-6 0,1
Pulm func
Skin; A4; BEI
210. Parathion 56-38-2 0,05
Cholinesterase inhib
A3; Skin; BEI
211. Pentachlorophenol 87-86-5 URT & Eye Irr, CNS & 0,5 1
Card Impair
-
212. Pentane 109-66-0 600 750
Narcosis, Resp tract irr
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Skin; A4; BEI


213. Phenol 108-95-2 URT Irr, Lung dam, CNS 5
impair
A4; BEI;
Phenylethylene; lihat 50
214. 100-42-5 CNS Impair, URT Irr, 100
Styrene
Peripheral neuropathy
Skin; DSEN RSEN,
215. Phenyl isocyanate 103-71-9 0,005 0,015
URT Irr
-
216. Phosgene 75-44-5 URT Irr, Pulm edema, 0,1
Pulm emphysema
-
217. Phosphorus (yellow) 7723-14-0 0,1
LRT, URT, GI Irr, Liv dam
A4
218. Polyvinyl chloride 9002-86-2 Pneumoconiosis, LRT Irr, 1
Pulm func changes
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

219. Propane 74-98-6 Asphyxia 1000


A4; BEI
220. 2-Propanol 67-63-0 Eye & URT Irr, 200 400
CNS Impair
-
221. n-Propyl Acetate 109-60-4 200 250
Eye & URT Irr
n-Propyl Alcohol A4
222. 71-23-8 200 250
(Propanol) Eye & URT Irr
A3
223. Pyridine 110-86-1 Skin Irr, Liver & kidney 5
damage
Selenium compounds -
224. 7782-49-2 0.2
sebagai Se Eye&URT Irr

-
225. Selenium hexafluoride 7783-79-1 0.05
Pulm Edema
sebagai Se
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Silica, amorphous,
diatomaceous earth,
226. 61790-53-2 - 6
containing less than 1%
crystalline silica
Silica, crystalline A2;
cristobalite, respirable 14464-46-1 Pulm fibrosis, Lung 0,05
227. dust cancer
Silica, crystalline A2
14808-60-7 0,1
quartz, respirable dust Pulm fibrosis,Lung cancer
A2
228. Silicon carbide (Fibrous) 409-21-2 0,1 f/cc
Mesothelioma, Cancer
Silver, metal and
soluble compounds
-
229. (sebagai Ag) (Logam Ag 7440-22-4 0,1
Argyria
– Debu & Fume)
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Silver, metal and


soluble compounds
0,01
(sebagai Ag) (Ag
Terlarut)
-
230. Sodium hydroxide 1310-73-2 2
URT, eye,& skin Irr
A2
231. Strontium chromate 7789-06-2 0,0005
Cancer
A4; BEI; CNS Impair,
50
232. Styrene 100-42-5 URT Irr, Peripheral 100
neuropathy
A4
233. Sulfur dioxide 7446-09-5 2 5
Pulm func, LRT irr

234. Sulfuric acid 7664-93-9 A2 1


Pulm func
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Synthetic vitreous
fibers: A2
235. 0,3 f/cc
Refractory ceramic Pulm fibrosis, Pulm func
fibers
Talc (containing
asbestos): use asbestos A1 0,1 f/cc
limit
236. 14807-96-6
Talc (containing no
A4, Pulm fibrosis; pulm
asbestos), respirable 2
func
dust
A3; BEI
237. Tetrachloroethylene 127-18-4 25 100
CNS Impair

Skin; A3
238. Tetrahydofuran 109-99-9 50 100
URT Irr; CNS Impair;
Kidney Dam
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Tetraethyl lead (sebagai A4; Skin


239. 78-00-2 0,075
Pb) CNS impair
A3
240. Tetranitromethane 509-14-8 Eye& URT Irr, URT 1
cancer
Skin
Thallium, soluble
241. 7440-28-0 GI dam,Peripheral 0,1
compounds (sebagai Tl)
neuropathy
Tin, inorganic -
compounds (except Pneumoconiosis (or 2
oxides) (sebagai Sn) stannosis)

242. 7440-31-5
A4;Skin
Tin, organic compounds
Eye & URT Irr, Headache, 0,1 0,2
(sebagai Sn)
Nausea, CNS &Immune
eff
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Titanium dioxide - Total A4


243. 13463-67-7 10
dust LRT Irr
A4; BEI
244. Toluene 108-88-3 Visual impair, Female 50
repro, Pregnancy loss
Toluene-2,4- A4
245. 584-84-9 0,005 0,02
diisocyanate (TDI) Resp sens
A3;Skin; BEI
Eye, bladder & kidney Irr,
246. o-Toluidine 95-53-4 2
Bladder cancer, MeHb-
emia
A2; BEI
CNS Impair, Cognitive
247. Trichloroethylene 79-01-6 decrements, Renal 10 25
toxicity
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

Uranium (Soluble dan


A1; BEI
Insoluble Compounds, 7440-61-6 0,2 0,6
Kidney dam
sebagai U)
A3
248. Vanadium 1314-62-1 0,05
URT & LRT Irr
A3
249. Vinyl acetate 108-05-4 URT, Eye, Skin irr; CNS 10
Impair
A2
250. Vinyl bromide 593-60-2 0,5
Liver cancer
A1,
251. Vinyl chloride 75-01-4 1
Lung cancer, Liver dam

A2
252. Vinyl fluoride 75-02-5 1
Liver cancer, Liver dam
NAB NAB NAB
TWA STEL Ceiling (C)
No. Parameter Nomor CAS Notasi
mg/m
ppm mg/m3 ppm mg/m3 ppm
3

A4; BEI
Xylenes (o-, m-, p-
253. 1330-20-7 URT &Eye Irr, CNS 100 150
isomers)
Impair
11103-86-9
Zinc chromate, sebagai A1
254. 13530-65-9 0,01
Cr Nasal cancer
37300-23-5
Zinc oxide
Fume - 5 10
255. 1314-13-2
Total dust Metal fume fever 10
Respirable fraction 5
SUMBER
Kepmenkes 1402 Tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri
Permenaker No 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di
Tempat Kerja.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2016 Tentang Standar
Dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri

Anda mungkin juga menyukai