1.

Secara filosofis, K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah 1) Safety is an Ethical Responsibility,
K3 bukan hanya tentang aturan dan regulasi, tetapi tentang nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung
jawab. 2) Safety is a Culture, Not a Program, K3 bukan hanya tentang program atau kegiatan yang
dilakukan sesekali, tetapi tentang budaya kerja yang aman dan sehat. 3) Management is Responsible,
Manajemen memiliki tanggung jawab utama untuk memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja.
4) Employees Must be Trained to Work Safely, Memberikan pelatihan K3 kepada pekerja dapat
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mereka tentang keselamatan dan kesehatan kerja. 5) All
Injuries are Preventable, Kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dengan
mengidentifikasi bahaya, menilai risiko, dan menerapkan langkah-langkah pengendalian yang tepat.
6) Safety Programs Must be Site Specific, Program K3 harus dirancang dan disesuaikan dengan
kondisi dan risiko di tempat kerja. 7) Safety is Good Business, Penerapan K3 yang efektif dapat
membantu perusahaan meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya, dan meningkatkan reputasi
perusahaan. Contoh implementasi: Penggunaan APD, Pelatihan K3, Pemeriksaan Kesehatan kerja,
Melaporkan kejadian bahaya.
2. Hazard merupakan potensi untuk terjadi kerusakan, bahaya, risiko, atau dampak negatif terhadap
suatu objek atau individu. Di tempat kerja, keberadaan hazard dapat berdampak besar terhadap
efisiensi kerja. Ketika hazard tidak ditangani dengan baik, hal tersebut dapat mengakibatkan
kecelakaan, luka, atau penyakit yang pada akhirnya dapat mengganggu kesejahteraan fisik dan
mental karyawan, serta menghambat kelancaran proses produksi. Sebagai contoh, saat pekerja harus
beroperasi di sekitar mesin yang berpotensi menyebabkan cedera seperti luka sayatan atau luka
bakar, mereka mungkin menjadi kurang fokus pada tugas mereka karena kekhawatiran akan
keselamatan diri. Dampaknya dapat mengurangi produktivitas karena pekerja menjadi lebih lambat
atau berhati-hati dalam menjalankan tugas-tugas mereka.
3. Dari gambar model statistik di atas terdapat simbol segitiga penyebab terjadinya kecelakaan. dalam
gambar di atas menunjukkan adanya tingkat kecelakaan yang disebabkan oleh hazard. pada tingkat
hazard belum bisa diselesaikan maka dapat mengakibatkan kecelakaan yaitu tingkat accident. pada
tingkat accident atau kecelakaannya tidak segera diatasi maka dapat mengakibatkan kejadian fatal
atau meninggal yaitu pada tingkat fatal accident (kecelakaan fatal).
4. Teori Domino
 Peristiwa Akhir (Kecelakaan) : Kilatan api yang melap parit, menyebabkan luka bakar serius pada
karyawan dan kematian salah satu karyawan.
 Penyebab Langsung : Uap yang mudah terbakar terpapar oleh pengulir pipa listrik, yang kemudian
menyebabkan kilatan api.
 Tindakan Kurang Aman : Penggunaan pengulir pipa listrik dalam lingkungan yang berpotensi
mudah terbakar tanpa pertimbangan yang memadai untuk keamanan.
 Kondisi yang Mungkin Berkontribusi : Ketidakmampuan untuk memasang cetakan baru pada
pengulir pipa manual yang digunakan sebelumnya.
 Faktor Lingkungan : Lingkungan kerja yang mungkin memiliki risiko kebakaran yang tinggi akibat
aliran minyak mentah yang bocor.
5. Hirariki Pengendalian
 Eliminasi: Menghentikan penggunaan pengulir pipa listrik dalam situasi yang berpotensi
membahayakan.
 Substitusi: Mengganti pengulir pipa listrik dengan alternatif yang lebih aman jika memungkinkan.
 Pengendalian Teknis: Menyediakan cetakan yang tajam dan efektif untuk pengulir pipa manual, serta
memastikan bahwa peralatan tersebut dalam kondisi baik dan digunakan dengan benar.
 Administratif: Melakukan pelatihan yang memadai kepada karyawan tentang penggunaan peralatan
dengan aman, serta mengadopsi prosedur yang ketat untuk memastikan bahwa peralatan digunakan
sesuai dengan standar keselamatan.
 Peralatan Pelindung Diri (APD): Memastikan bahwa karyawan dilengkapi dengan APD yang sesuai,
seperti pakaian perlindungan dan alat pemadam kebakaran, serta mengajarkan cara menggunakan
APD tersebut dengan benar.