Anda di halaman 1dari 5

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERKANTORAN

Gambaran Umum

Pekerja memiliki peran strategis dalam pembangunan dan sebagai agent of change membudayakan
hidup sehat dalam keluarga, sekaligus memiliki risiko terpapar bahaya di tempat kerja yang dapat
mempengaruhi status kesehatan dan produktivitas kerja.

Adanya faktor risiko bahaya di lingkungan kerja, khususnya perkantoran, perlu diwaspadai.
Perusahaan perlu melakukan penerapan K3 di perkantoran sesuai standar yang berlaku.

Bekerja selama kurang lebih 8 jam di ruang perkantoran tidak selalu berarti aman. Sebagai
tempat kerja, perkantoran juga tidak terlepas dari risiko bahaya yang semuanya itu dapat
menimbulkan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK). Risiko tersebut
dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan karyawan di perusahaan tersebut.

Untuk menghindari dan mengatasi risiko bahaya, terdapat regulasi dari Pemerintah terkait
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Penerapan regulasi K3 perkantoran bertujuan untuk
melindungi karyawan sehingga aktivitas pekerjaan berlangsung aman dan nyaman.

Pentingnya K3 di Perkantoran

Frekuensi kecelakaan kerja di area perkantoran bisa dibilang lebih kecil daripada di area
outdoor. Namun, perlu diingat bahwa masalah keselamatan dan kesehatan kerja tidak
hanya yang bersifat dampak jangka pendek, tetapi juga dampak jangka panjang. Risiko
seperti ini sering kali luput dari perhatian.

Faktor risiko bahaya yang mungkin terjadi di perkantoran dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu keselamatan dan kesehatan pekerja. Risiko keselamatan misalnya terjatuh, terbentur,
bahaya kebakaran, bencana alam, dan sebagainya. Sementara itu, risiko kesehatan seperti
beban kerja berlebih, masalah kesehatan karena perilaku yang tidak sehat, dan sebagainya.

Hal ini sangat berpengaruh bagi kehidupan seorang karyawan karena waktu yang dihabiskan
di area perkantoran hampir atau bahkan lebih dari sepertiga waktu sehari. Jika perilaku atau
kebiasaan yang tidak sehat dilakukan atau dialami tiap hari, dampaknya signifikan pada
jangka panjang.

Saat ini, para pekerja di sektor formal, khususnya pekerja perkantoran, memang lebih
sedikit daripada yang bekerja di sektor informal. Meskipun potensi bahaya yang terjadi
hanya dari ringan ke sedang, usaha K3 perlu terus dilakukan. Pasalnya, K3 perkantoran
membutuhkan identifikasi dan pengendalian khusus.
Tujuan penerapan K3 Perkantoran adalah :

1. Mencegah dan mengurangi penyakit akibat kerja dan penyakit lain, serta kecelakaan
kerja pada karyawan
2. Mewujudkan lingkungan kantor yang sehat, aman, nyaman, berkinerja dan
produktif.

Potensi Bahaya K3 di Perkantoran

Apa saja potensi bahaya K3 di perkantoran ? dari beberapa teori mengenai potensi bahaya
K3 terdapat beberapa jenis bahaya yang mungkin dialami oleh karyawan selama bekerja
atau berada di lingkungan kerja. Berikut penjelasannya.

1. Bahaya Fisik
Bahaya fisik merupajkan bahaya di tempat kerja yang dapat mengancam
keselamatan secara fisik. Bahaya ini paling umum ditemui dan dapat menyebabkan
cedera, penyakit maupun kematian.
Jenis bahaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah temperatur ruangan yang tidak
ideal, kualitas udara di dalam ruangan yang tidak bagus, suara yang terlalu bising, dan
paparan radiasi, baik dari matahari maupun UV buatan.

2. Bahaya Kimia
Bahaya kimia dapat terjadi karena paparan bahan-bahan kimia. Setiap tempat kerja pasti
tidak lepas dari bahan kimia, misalnya produk pembersih hingga produksi bahan kimia dalam
skala penuh. Bahan kimia harus ditangani dengan benar, mulai dari penyimpanan dan
penggunaannya. Bahaya kimia dapat menyebabkan penyakit, kebakaran, maupun kerusakan
properti.

3. Bahaya Ergonomi
Bahaya yang termasuk dalam kelompok ergonomi, antara lain Musculoskeletal Disorders
(MSDs), penanganan material secara manual, pencahayaan, sistem kerja shift / durasi kerja,
dan peralatan yang digunakan untuk bekerja. Bagi sebagian jenis pekerjaan, peralatan
merupakan faktor yang sangat memengaruhi keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
Musculoskeletal disorders (MSDs) adalah gangguan maupun kerusakan pada bagian sendi,
ligamen, otot maupun sistem skeletal lainnya akibat posisi tubuh yang tidak alamiah atau
janggal terutama jika dilakukan pada durasi yang lama.

4. Bahaya Biologi
Saat bekerja, karyawan rentan mengalami masalah kesehatan karena penyebab bahaya
biologis, di antaranya bakteri, virus, serangga, dan hewan. Potensi bahaya lain seperti jamur
yang dapat terjadi karena ruangan terlalu lembab. Pada masa sekarang, masalah kesehatan
seperti pandemi dapat menjadi potensi bahaya di area perkantoran.

5. Bahaya Psikososial
Ada potensi bahaya lain yang kerap diabaikan di tempat kerja, yaitu bahaya psikososial.
Dalam kelompok ini termasuk bahaya kesehatan karena stres, kekerasan, perundungan, dan
berbagai perilaku yang mungkin terjadi di area perkantoran.
6. Bahaya Keselamatan
Jenis bahaya lain adalah bahaya keselamatan yang mungkin dialami karyawan saat
bekerja. Salah satu contohnya berkaitan dengan bahaya karena sistem kelistrikan di
tempat kerja. Ada pula bahaya yang dapat terjadi saat mengemudi.

Beberapa contoh masalah K3 perkantoran yang sering muncul antara lain :

1. Penataan dokumen dan peralatan yang tidak aman


2. Penataan kelistrikan yang tidak aman / standar
3. Posisi kerja yang tidak ergonomis
4. Penempatan alat pemadam api ringan ( APAR ) yang tidak sesuai
5. Kondisi hidran gedung yang terhalang dan tidak sesuai dengan persyaratan
6. Kondisi tanggan darurat yang tidak sesuai

Standar Penerapan K3 di Perkantoran

Mengetahui bahwa area perkantoran dapat menimbulkan bahaya kepada para karyawan
yang sedang bekerja membuat perlu adanya penerapan K3. Pemerintah pun menerapkan
standar penerapan K3 di perkantoran melalui Permenkes 48 Tahun 2016 tentang Standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran.

Dalam penerapan standar K3 perkantoran, perusahaan perlu mengembangkan Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran (SMK3) Perkantoran.

Di dalamnya tercakup kebijakan, perencanaan, pelaksanaan rencana, pemantauan dan


evaluasi, serta peninjauan dan peningkatan kinerja.

Untuk menjaga keselamatan pekerja di area perkantoran, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:

 Memastikan lantai bebas dari bahan yang licin, cekungan, berlubang, dan miring,
sehingga dapat menyebabkan cedera dan kecelakaan.
 Penyusunan lemari cabinet tidak menghalangi pergerakan karyawan di dalam
ruangan. Bagian yang berat berada di bawah.
 Sedapat mungkin ruangan bebas dari benda-benda yang tajam, baik berupa siku
lemari atau benda lain.
 Ruangan bebas dari hal yang dapat menyebabkan elektrikal syok.
 Pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan gedung / ruang perkantoran sesuai
dengan schedule
 Pengelolaan listrik dan sumber api
 Manajemen keselamatan dan kebakaran gedung
Selain itu, ada sejumlah prosedur yang harus ditaati oleh karyawan di area perkantoran
diantaranya:

 Tidak berlari di dalam ruangan


 Karyawan yang membawa barang dengan ukuran berat dan tinggi harus
menggunakan troli serta menggunakan lift barang jika tersedia.
 Tangga tidak digunakan untuk menyimpan barang karena dapat mengganggu lalu
lintas.
 Menghindari bahaya tersandung dengan mengganti karpet dan ubin yang rusak.

(Untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai hal tersebut diatas perlu dilihat kembali lingkungan
perkantoran secara utuh apakah ada faktor faktor lain yang perlu di tambahkan)

Bukan hanya hal-hal yang bersifat rutin, ada pula standar yang perlu dipatuhi saat terjadi
bencana, misalnya kebakaran, gempa bumi, huru hara, banjir, atau ancaman bom. Sebagai
tindakan pencegahan, perlu ada Manajemen Tanggap Darurat Gedung.

Dalam hal ini termasuk simulasi jika terjadi bahaya atau bencana saat jam kerja.

Salah satu bencana yang dapat terjadi di area perkantoran adalah kebakaran. Sebagai
sarana penyelamatan jika terjadi kebakaran adalah Alat Pemadam Api Ringan (APAR) atau
fire fighting system, tangga darurat, dan pintu darurat.

Untuk pintu darurat misalnya, sebuah gedung berlantai 3 harus memiliki setidaknya 2 pintu
darurat dengan lebar minimum 100 cm. Supaya mudah terlihat, pintu darurat harus
berwarna merah.

Bukan hanya keselamatan, hal-hal yang mencakup kesehatan pekerja juga perlu
diperhatikan di area perkantoran. Ada beberapa langkah penerapan yang harus sesuai
standar, yaitu meningkatkan pengetahuan karyawan mengenai kesehatan kerja,
membudayakan perilaku untuk hidup sehat serta bersih di tempat kerja, menyediakan
ruang ASI, serta melakukan aktivitas fisik untuk kebugaran.

Seperti pada masa pandemi, perlu diperhatikan juga langkah-langkah pencegahan penyakit
di area perkantoran. Hal ini dimulai dengan mengendalikan faktor risiko, melakukan
penilaian status kesehatan, menangani penyakit yang terjadi, serta pemulihan kesehatan
dari karyawan yang terkena penyakit.

Masih ada berbagai hal yang perlu dipahami seputar standar keselamatan dan kesehatan di
tempat kerja. Untuk itu, perlu ada ahli K3 perkantoran yang mengidentifikasi risiko bahaya,
menyusun program, serta memantau pelaksanaan K3 di area perkantoran. Ahli K3 harus
mengikuti training dan mendapatkan sertifikasi agar dapat menjalankan tugasnya dengan
optimal.

Dalam rangka mendukung pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, dan produktif maka setiap kantor hendaknya
memiliki Sistem Manajemen K3 (SMK3). Tahapan dalam pelaksanaan SMK3 yaitu:
1. Penetapan kebijakan K3 perkantoran yang merupakan pernyataan tertulis pimpinan
kantor mengenai kebijakan K3.
2. Perencanaan K3 perkantoran, minimal memuat tujuan dan sasaran, skala prioritas,
upaya pengendalian bahaya, penetapan sumber daya, jangka waktu pelaksanaan,
indicator pencapaian, system pertanggungjawaban.
3. Pelaksanaan rencana K3 perkantoran.
4. Pemantauan dan evaluasi K3 perkantoran.
5. Peninjauan dan peningkatan kinerja K3 perkantoran

Pada prinsipnya jika setiap pimpinan tempat kerja/ perkantoran memiliki komitmen yang kuat untuk
menegakkan standar K3 di perkantoran maka akan timbul tempat kerja yang sehat dan nyaman
sehingga karyawan/ pekerja yang berada di tempat kerja tersebut akan merasa bersemangat, selalu
dalam kondisi sehat, dan otomatis produktivitas kerja akan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai