Anda di halaman 1dari 3

Pentingnya K3 di Perkantoran

Frekuensi kecelakaan kerja di area perkantoran bisa dibilang lebih kecil daripada di
area outdoor. Namun, perlu diingat bahwa masalah keselamatan dan kesehatan kerja tidak
hanya yang bersifat dampak jangka pendek, tetapi juga dampak jangka panjang. Risiko
seperti ini sering kali luput dari perhatian.

Faktor risiko bahaya yang mungkin terjadi di perkantoran dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu keselamatan dan kesehatan pekerja. Risiko keselamatan misalnya terjatuh, terbentur,
bahaya kebakaran, bencana alam, dan sebagainya. Sementara itu, risiko kesehatan seperti
beban kerja berlebih, masalah kesehatan karena perilaku yang tidak sehat, dan sebagainya.

Hal ini sangat berpengaruh bagi kehidupan seorang karyawan karena waktu yang dihabiskan
di area perkantoran hampir atau bahkan lebih dari sepertiga waktu sehari. Jika perilaku atau
kebiasaan yang tidak sehat dilakukan atau dialami tiap hari, dampaknya signifikan pada
jangka panjang.

Saat ini, jumlah penduduk Indonesia yang bekerja di sektor formal, khususnya pekerja
perkantoran, memang lebih sedikit daripada yang bekerja di sektor informal. Meskipun
potensi bahaya yang terjadi hanya dari ringan ke sedang, usaha K3 perlu terus dilakukan.
Pasalnya, K3 perkantoran membutuhkan identifikasi dan pengendalian khusus.
Potensi bahaya K3 di perkantoran
Apa saja potensi bahaya K3 di perkantoran? Menurut Canadian Centre for Occupational Health and
Safety (CCOHS), ada beberapa jenis bahaya yang mungkin dialami karyawan selama bekerja atau
berada di lingkungan kerja. Berikut penjelasannya.
1. Bahaya Fisik
Bahaya fisik merupakan bahaya di tempat kerja yang dapat mengancam keselamatan secara fisik.
Bahaya ini paling umum ditemui dan dapat menyebabkan cedera, penyakit, atau kematian.
Jenis bahaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah temperatur ruangan yang tidak ideal, kualitas
udara di dalam ruangan yang tidak bagus, suara yang terlalu bising, dan paparan radiasi, baik dari
matahari maupun UV buatan.
2. Bahaya Kimia
Bahaya kimia dapat terjadi karena paparan bahan-bahan kimia. Tiap tempat kerja pasti tak lepas dari
bahan kimia, misalnya produk pembersih hingga produksi bahan kimia dalam skala penuh. Bahan
kimia harus ditangani dengan benar, mulai dari penyimpanan dan penggunaannya. Bahaya kimia
dapat menyebabkan penyakit, kebakaran, maupun kerusakan properti.
3. Bahaya Ergonomi
Bahaya yang termasuk dalam kelompok ergonomi, antara lain Musculoskeletal Disorders (MSDs),
penanganan material secara manual, pencahayaan, sistem kerja shift, dan peralatan yang digunakan
untuk bekerja. Bagi sebagian jenis pekerjaan, peralatan merupakan faktor yang sangat memengaruhi
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
4. Bahaya Biologi
Saat bekerja, karyawan rentan mengalami masalah kesehatan karena penyebab bahaya biologis, di
antaranya bakteri, virus, serangga, dan hewan. Potensi bahaya lain seperti jamur yang dapat terjadi
karena ruangan terlalu lembab. Pada masa sekarang, masalah kesehatan seperti pandemi dapat
menjadi potensi bahaya di area perkantoran.
5. Bahaya Psikososial
Ada potensi bahaya lain yang kerap diabaikan di tempat kerja, yaitu bahaya psikososial. Dalam
kelompok ini termasuk bahaya kesehatan karena stres, kekerasan, perundungan, dan berbagai perilaku
yang mungkin terjadi di area perkantoran.
6. Bahaya Keselamatan
Jenis bahaya lain adalah bahaya keselamatan yang mungkin dialami karyawan saat bekerja. Salah satu
contohnya berkaitan dengan bahaya karena sistem kelistrikan di tempat kerja. Ada pula bahaya yang
dapat terjadi saat mengemudi.
 
Standar Penerapan K3 di Perkantoran

Mengetahui bahwa area perkantoran dapat menimbulkan bahaya kepada para karyawan yang sedang
bekerja membuat perlu adanya penerapan K3. Pemerintah pun menerapkan standar penerapan K3 di
perkantoran melalui Permenkes 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Perkantoran.

Dalam penerapan standar K3 perkantoran, perusahaan perlu mengembangkan Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran (SMK3) Perkantoran.

Di dalamnya tercakup kebijakan, perencanaan, pelaksanaan rencana, pemantauan dan evaluasi, serta
peninjauan dan peningkatan kinerja.

Untuk menjaga keselamatan pekerja di area perkantoran, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:

a. Memastikan lantai bebas dari bahan yang licin, cekungan, berlubang, dan miring, sehingga
dapat menyebabkan cedera dan kecelakaan.
b. Penyusunan lemari kabinet tidak menghalangi pergerakan karyawan di dalam ruangan.
Bagian yang berat berada di bawah.
c. Sedapat mungkin ruangan bebas dari benda-benda yang tajam, baik berupa siku lemari atau
benda lain.
d. Ruangan bebas dari hal yang dapat menyebabkan elektrikal syok.

Selain itu, ada sejumlah prosedur yang harus ditaati oleh karyawan di area perkantoran, di
antaranya:

a. Tidak berlari di dalam ruangan


b. Karyawan yang membawa barang dengan ukuran berat dan tinggi harus menggunakan troli
serta menggunakan lift barang jika tersedia.
c. Tangga tidak digunakan untuk menyimpan barang karena dapat mengganggu lalu lintas.
d. Menghindari bahaya tersandung dengan mengganti karpet dan ubin yang rusak.

Bukan hanya hal-hal yang bersifat rutin, ada pula standar yang perlu dipatuhi saat terjadi bencana,
misalnya kebakaran, gempa bumi, huru hara, banjir, atau ancaman bom. Sebagai tindakan
pencegahan, perlu ada Manajemen Tanggap Darurat Gedung.

Dalam hal ini termasuk simulasi jika terjadi bahaya atau bencana saat jam kerja.

Salah satu bencana yang dapat terjadi di area perkantoran adalah kebakaran. Sebagai sarana
penyelamatan jika terjadi kebakaran adalah Alat Pemadam Api Ringan (APAR), tangga darurat, dan
pintu darurat.

Anda mungkin juga menyukai