A. LATAR BELAKANG
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat
berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain.
Ada banyak risiko dalam menjalankan peternakan unggas ini, mulai dari keselamatan
hingga kesehatan. Oleh karena itu, penerapan K3 menjadi sangat penting.
Tidak hanya perusahaan minyak, gas, ataupun kelistrikan saja yang memiliki
keamanan dan keselamatan kerja yang tinggi. Peternakan juga memiliki faktor
kecelakaan dan gangguan kesehatan yang tinggi. Pekerja bisa saja dengan mudah
tertular penyakit dari hewan ternak yang berdampak pada gangguan kesehatan.
Kecelakaan kerja juga bisa terjadi jika para pekerja lalai melaksanakan tugasnya. Di
sinilah fungsi penerapan K3 berperan. Tujuannya sama dengan K3 di bidang industri
lainnya, yaitu untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan ancaman penyakit yang
mengganggu kesehatan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang diperlukan dalam melaksanakan K3 pada peternakan unggas?
2. Bagaimana sikap kerja yang diperlukan dalam melaksanakan K3 pada peternakan
unggas?
3. Apa saja keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan K3 pada peternakan
unggas?
C. TUJUAN
1. Agar para peternak unggas mampu memahami dan mengimplementasikan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan benar.
2. Mengurangi risiko kecelakaan kerja dan ancaman penyakit yang mengganggu
kesehatan.
BAB II PEMBAHASAN
Tingkat Pendidikan
Pendidikan sesorang mempengaruhi pola pikir dalam menghadapi
pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu pendidikan juga akan
mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan dalam
rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja. Pendidikan formal
yang diperoleh disekolah sangat berpengaruh terhadap perilaku pekerja.
Namun disamping pendidikan formal, pendidikan non formal seperti
penyuluhan dan pelatihan juga dapat berpengaruh terhadap pekerja dalam
pekerjaannya. Pekerja dengan tingkat pendidikan rendah, seperti Sekolah
Dasar atau bahkan tidak pernah bersekolah akan bekerja di lapangan yang
mengandalkan fisik. Hal ini dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan
kerja karena beban fisik yang berat dapat mengakibatkan kelelahan yang
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan
akibat kerja.
Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
kecelakaan akibat kerja. Berdasarkan berbagai penelitian dengan
meningginya pengalaman dan keterampilan akan disertai dengan penurunan
angka kecelakaan akibat kerja. Kewaspadaan terhadap kecelakaan akibat
kerja bertambah baik sejalan dengan pertambahan usia dan lamanya kerja di
tempat kerja yang bersangkutan. Tenaga kerja baru biasanya belum
mengetahui secara mendalam seluk-beluk pekerjaannya.
b) Agent, yaitu pekerjaan.
Faktor pekerjaan:
Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan kerja adalah dengan menetapkan
prosedur pekerjaan dan melatih para pekerja untuk bisa menjalankan prosedur
tersebut. Dalam membuat prosedur pekerjaan bahaya yang akan timbul sudah
diidentifikasi dan disiapkan pencegahan atau cara untuk meminimumkan resiko
akibat kerja. Berbagai pendekatan sering dilakukan dalam menghadapi
risiko/potensi bahaya dalam pekerjaan, misalnya:
1. Mengabaikan risiko sama sekali, karena dianggap merupakan hal yang diluar
kendali manajemen. Pendapat tersebut, merupakan cara pendekatan yang tidak
tepat, karena tidak semua risiko berada diluar jangkauan kendali organisasi /
perusahaan.
2. Menghindari semua kegiatan atau proses produksi yang memiliki risiko. Hal
ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin dilaksanakan, karena semua
aktivitas ditempat kerja sampai tingkat tertentu selalu mengandung risiko.
3. Menerapkan Manajemen Risiko, dalam pengertian umum, risiko yang
dihadapi sebenarnnya merupakan suatu tantangan yang perlu diatasi dan
melalui suatu pemikiran positif diharapkan akan memberikan nilai tambah
atau imbalan hasil yang tinggi pula.
Potensi bahaya atau hazard merupakan segala hal atau sesuatu yang mempunyai
kemungkinan mengakibatkan kerugian pada manusia, harta benda maupun
lingkungan. Ditempat kerja, potensi bahaya sebagai sumber risiko khususnya
terhadap keselamatan dan kesehatan di perusahaan akan selalu dijumpai, antara
lain berupa: