Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH PROFESIONALISME KEBIDANAN

KEILMUAN KEBIDANAN, DEFENISI NORMAL


CHILDBIRTH (KEHAMILAN, PERSALINAN DAN
NIFAS) STANDAR ICM

OLEH KELOMPOK 4

 Sugiarti S. Dulati (Al A221 072)


 Nada Nova Wanda (Al A221 073)
 Nur Amalia Nasrul (Al A221 078)
 Sri Hardiyanti (Al A221 076)
 Nurfika Putri (Al A221 075)
 Khaerun Niza (Al A221 079)
 Hasni (Al A221 037)
 Idar Karlina (Al A220 046)

UNIVERSITAS MEGA REZKY FAKULTAS KEPERAWATAN


DAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN DAN
PROFESI KEBIDANAN TAHUN 2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, Rabb

Penguasa alam, Rabb yang tiada henti-hentinya memberikan kenikmatan dan karunia

kepada semua makhluk-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah

seminar ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad

Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang

mengikuti risalahnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah menyelesaikan tugas makalah

kesehatan tentang “KEILMUAN KEBIDANAN, DEFENISI NORMAL

CHILDBIRTH (KEHAMILAN, PERSALIANAN DAN NIFAS) STANDAR ICM”

Kami berterima kasih kepada Dosen kami yang bernama ANI T

PRIANTIS.ST.,M.KES yang telah membimbing kami dala penyusunan makalah ini

sampai lebih baik.

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena

keterbatasan kemampuan maupun pengalaman kami. Maka dari itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki kekurangan

ataupun kekeliruan yang ada. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi para mahasiswa kebidanan untuk menambah wawasan dalam bidang kesehatan.
Kami mohon ma’af apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat

kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan

penulis dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 05 Februari 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i    


DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A.    Latar Belakang.................................................................................1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C.     Tujuan Masalah.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................3
A.   Pengertian keilmuan kebidanan……..................................................3 
1. Standar praktik kebidanan…………………..........................……… …...4
2. Macam Macam Lingkup Pelayanan Kebidanan……………………...…..6

B. Normal and Natural Childbirth……………………………………………..8


1. Pengertian Normal and Natural Childbirth…………………………….8
2. Prinsip dasar Normal and Natural ChildBirth………………………….9
C. ICM 2017......................................................................................................9
1. Definisi Bidan Menurut ICM......................................................................9
2. Hak Perempuan ICM 2017......................................................................9
3. Hak Bidan ICM 2017.............................................................................10
BAB III PENUTUP......................................................................... ......11 
3.1  Kesimpulan...................................................................................11  
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................     
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang khusus

mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian,

yang menjadi objek ilmu ialah kehamilan, persalinan, nifas dan bayi yang baru

dilahirkan (saifudiin, 2010). Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang

kehamilan,persalinan, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan

normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan

dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat, dengan kerusakan akibat

persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal

(manuaba,2012).

Keberhasilan penyelengaraan pelayanan kesehatan ditentukan dan diukur

dengan angka kematian ibu dan kematian perinatal, sedangkan kesejahteraannya

ditentukan oleh penerimaan gerakan keluarga berencana (manuaba,2012).


Dalam hal ini, Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena

kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya

manusia melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan, dan

pengawasan neonatus dan pada persalinan ibu post partum. Di samping itu, upaya

untuk meningkatkan sumber daya manusia dapat dibebankan kepada bidan melalui

keluarga berencana (manuaba,2012).

Menurut WHO Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara reguler dalam

program pendidikan kebidanan sebagaimana yang diakui yuridis, dimana ia

ditempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan telah mendapatkan

kualifikasi serta terdaftar disahkan dan mendapatkan ijin melaksanakan praktik

kebidanan.

Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasarkan

pada pendapat bahwa perempuan cukup siap dan mampu melahirkan anak mereka

tanpa intervensi eksternal. Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat, maka

setiap individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas

Natural Childbirth adalah cara persalinan dengan teknologi rendah dimana

persalinan dibiarkan berlangsung secara alami. Hal ini dapat termasuk per salinan

tanpa bantuan obat-obatan termasuk pengurang rasa nyeri seperti epidural,

menggunakan sedikit atau tanpa intervensi medis buatan seperti pemantauan janin

secara kontinu atau episiotomi, membiarkan ibu untuk menjadi pemimpin dalam

proses persalinannya dalam arti dengan caranya sendiri yang membuatnya nyaman.
Dilihat dari segi demografi, geografi, sosial ekonomi, dantingkat pengetahuan tentang

kesehatan masih banyak sekali masyarakat yang buta tentang masalah kesehatan ibu

dan anak. Sehingga untuk golongan masyarakat seperti itu tentunya melahirkan

ditempat pelayanan kesehatan sangat diharuskan. Hal ini menunjukkan praktik

pertolongan persalinan yang terjadi dalam masyarakat menyimpang dari filosofi

persalinan adalah proses alamiah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada KEILMUAN

KEBIDANAN, DEFENISI NORMAL CHILDBIRTH (KEHAMILAN,

PERSALIANAN DAN NIFAS) STANDAR ICM ini yaitu sebagai berikut :

 Apa yang di maksud keilmuan kebidanan?

 Jelaskan defenisi normal Childbirth (Kehamilan, persalinan dan

nifas)standar ICM?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ialah sebagai berikut :

 Sebagai pengetahuan kepada penulis dan pembaca dalam mengetahui

apa yang dimaksud mengenai keilmuan kebidanan.

 Untuk mengetahui apa saja yang menjadi bagian dari standar praktek

kebidanan

 Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai ruang lingkup praktik

kebidanan
 Untuk mengetahui pengertian dari defenisi normal childbirth

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian keilmuan Kebidanan

Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang

khusus mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi.

Dengan demikian, yang menjadi objek ilmu ialah kehamilan, persalinan, nifas

dan bayi yang baru dilahirkan (saifudiin, 2010). Ilmu kebidanan adalah ilmu

yang mempelajari tentang kehamilan,persalinan, dan kala nifas serta

kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah

untuk mengantarkan kehamilan, persalinan dan kala nifas serta pemberian

ASI dengan selamat, dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan

kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal (manuaba,2012).

Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan,

persalinan dan kalanifas serta pemberian ASI dengan selamat, dengan

kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi


ke keadaan normal (manuaba,2012). Keberhasilan penyelengaraan pelayanan

kesehatan ditentukan dan diukur dengan angka kematian ibu dan kematian

perinatal, sedangkan kesejahteraannya ditentukan oleh penerimaan gerakan

keluarga berencana (manuaba,2012). Dalam hal ini, Bidan merupakan

matarantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai ujung tombak

dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui kemampuannya

untuk melakukan pengawasan, pertolongan, dan pengawasan neonatus dan

pada persalinan ibu post partum. Di samping itu, upaya untuk meningkatkan

sumber daya manusia dapat dibebankan kepada bidan melalui keluarga

berencana (manuaba,2012).Dalam praktiknya, dilapangan masih banyak kita

temukan masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.

Seperti cakupan kunjungan kehamilan K1 maupun K4, cakupan kunjungan

nifas lengkap,cakupan

Istilah Bidan berasal dari kata “Widwan” berasal dari Bahasa

Sanksekerta yang berarti “Cakap” (Klinkert, 1892). Di samping itu terdapat

istilah “Membidan” yang artinya mengadakan sedekah bagi penolong

persalinan yang minta diri setelah bayi berumur 40 hari. Sedangkan dalam

Bahasa Inggris “Midwife” berarti with woman as birth, the renewal of life

continues through the ages. “With Woman” maksudnya adalah pada saat

mendampingi perempuan selama proses persalinan dan pada saat memberikan

pelayanan kebidanan, seorang bidan harus mempunyai rasa empati,

keterbukaan, menumbuhkan rasa saling percaya (trust), bidan harus


mengetahui pikiran dan perasaan serta proses yang dialami ibu dan

keluarganya. Secara Internasional pengertian bidan dan praktiknya telah

diakui oleh International Confederation of Midwives (ICM) tahun 1972 dan

International Federation of International Gynecologist and Obstetrian (FIGO)

tahun 1973, WHO dan badan–badan lainnya. Pada tahun 1990 pada petemuan

Dewan di Kobe, ICM menyempurnakan definisi tersebut yang kemudian

disahkan oleh FIGO (1991) dan WHO (1992), sebagai berikut “A midwife is

a person who, having been regulary admitted to a midwifery educational

program fully recognized in the country in which it is located, has succesfully

completed the prescribed course of studies in midwifery and has acquired the

requiste qualification to be registered and or legally licensed to practice

midwifery” (Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan

bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi ijin

untuk melaksanakan praktik kebidanan di negara itu).2. Menurut WHO

Menurut WHO Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara reguler dalam

program pendidikan kebidanan sebagaimana yang diakui yuridis, dimana ia

ditempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan telah

mendapatkan kualifikasi serta terdaftar disahkan dan mendapatkan ijin

melaksanakan praktik kebidanan.

1. Definisi Bidan Pasal 1 butir 1 Kepres no.23 tahun 1994 Pasal 1 butir 1 Kepres

no.23 tahun 1994 tentang pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap

berbunyi: bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan


bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan berlaku. Konsep Kebidanan

dan Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

2. Definisi Bidan Pasal 1 butir 1 Kepmenkes No.822/Menkes/SK/IX/1993 Pasal

1 butir 1 Kepmenkes No.822/Menkes/SK/IX/1993 tentang penyelenggaraan

program pendidikan Bidan, berbunyi : Bidan adalah seseorang yang telah

mengikuti dan lulus program pendidikan Bidan sesuai dengan persyaratan

yang berlaku.

3. Definisi Bidan pada Lampiran Kepmenkes No 871/Menkes/SK/VIII/1994

Dalam Lampiran Kepmenkes No 871/Menkes/SK/VIII/1994 tentang petunjuk

teknis pelaksanaan pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap. Bidan

adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus

ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

4. Definisi Bidan Pasal 1 butir 1 Permenkes No. 572/Menkes/Per/VI/1996 Pasal

1 butir 1 Permenkes No. 572/Menkes/Per/VI/1996 berbunyi Bidan adalah

seseorang wanita yang telah megikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan

yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang

berlaku.

5. Definisi Bidan pada Permenkes Nomor 1464/Menkes/Per/IX/2010,pasal 1

ayat 1. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan

yang telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Definisi Kebidanan Kebidanan (Midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk

dari sintesa berbagai disiplin Ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan
pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu

sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu

manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dari masa pra

konsepsi, masa hamil, ibu bersalin / post partum, bayi baru lahir. Pelayanan

tersebut meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak,

melaksanakan konseling dan pendidikan kesehatan terhadap individu,

keluarga dan masyarakat

1. Pengertian Standar Praktik Kebidanan

Standar praktik kebidanan adalah rumusan tentang penampilan atau

nilai yang di inginkan mampu di capai, berkaitan dengan parameter yang

telah di tetapkan yaitu standar pelayanankebidanan yang menjadi tanggung

jawab profesi bidan dalam system pelayanan yang bertujuan untuk

meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan

kesehatankeluarga dan masyarakat (Depkes RI,2001 :53)

Praktik kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan

yang bersifat otonom kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya di

dasari etika dank ode etik bidan.Standar praktik kebidanan di kelompokkan

menjadi 9 meliputi :

 Standar pertama,Metode asuhan

Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan

dengan langkah pengumpulan data dan analisis data, penentuan


diagnose perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.Defenisi

operasional ada format manajemen kebidanan terdiri dari :

o Format pengumpulan data

o Rencana format pengawasan resume

o Tindak lanjut catatan kegiatan

o Evaluasi

 Standar Kedua, Pengkajian

Pengumpulan data tentang status klien dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan, data yang di peroleh di catat dan di analisis.

 Standar Ketiga : Diagnosis kebidanan

Diagnosis Kebidanan Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan

analisis data yang telah dikumpulan. Definisi Operasional : a) Diagnosa

kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi oleh klien

atau suatu keadaan psikologis yang ada pada tindakan kebidanan sesuai

dengan wewenang bidan dan kebutuhan klien. b) Diagnosa kebidanan

dirumuskan dengan padat, jelas sistimatis mengarah pada asuhan

kebidanan yang diperlukan oleh klien.

 Standar Keempat: Rencana asuhan

Rencana Asuhan Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan

diagnosa kebidanan. Definisi Operasional : a) Ada format rencana


asuhan kebidanan b) Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari

diagnosa, rencana tindakan dan evaluasi.

 Standar kelima : Tindakan

 Tindakan Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan

perkembangan keadaan klien tindakan kebidanan dilanjutkan dengan

evaluasi keadaan klien. Definisi Operasional :

a) Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi.

b) Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi.

c) Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan

perkembangan klien.

d) Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan

wewenang bidan atau tugas kolaborasi.

e) Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik

kebidanan dan etika kebidanan serta memberikan hak klien aman

dan nyaman.

f) Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia

 Standar keenam: Partisipasi klien

Partisipasi Klien Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama

partisipasi klien dan keluarga dalam rangka peningkatan pemeliharaan

dan pemulihan kesehatan. Definisi Operasional :

a. Klien/keluarga mendapatkan informasi tentang:


1. Status kesehatan saat ini

2. Rencana tindakan yang akan dilaksanakan

3. Peranan klien/keluarga dalam tindakan kebidanan

4. Peranan petugas kesehatandalam tindakan kebidanan

5. Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan

b. Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan

tindak kegiatan.

 Standar ketujuh : Pengawasan

Pengawasan Monitor atau pengawasan terhadap klien dilaksanakan

secara terus menerus dan tujuan untuk mengetahui perkembangan

klien. Difinisi Operasional : a. Adanya format pengawasan klien

Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus sistimatis untuk

mengetahui keadaan perkembangan klien. c) Pengawasan yang

dilaksanakan selalu dicatat pada catatan yang telah disediakan

 Standar kedelapan : Evaluasi

Evaluasi Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus

menerus seiring dengan tindak kebidanan yang dilaksanakan dan

evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan. Difinisi Operasional :

a) Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakannya tindakan kebidanan,

menyesuaikan dengan standar ukuran yang telah ditetapkan.


b) Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah

dirumuskan.

c) Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan.

 Standar Ke Sembilan : Dokumentasi

Dokumentasi Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai

dengan standar dokumentasi asuh kebidanan yang diberikan. Difinisi

Operasional:

a) Dokumentasi dilaksanakan untuk disetiap langkah manajemen

kebidanan.

b) Dokumentasi dilaksanakan secara jujur sistimatis jelas dan ada yang

bertanggung jawab.

c) Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan

kebidanan.

Ruang lingkup praktik kebidanan menurut ICM dan IBI Ruang Lingkup

Praktik Kebinanan meliputi asuhan:

a. Asuhan Mandiri (Otonomi) Pada anak perempuan, remaja putri dan wanita

sebelum dewasa, selama kehamilan dan selanjutnnya.

b. Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan merawat BBL

c. Pengawasan pada kesmas di posyandu (Tindak Pencegahan),Penyuluhan dan

pendidikan kesehatan pada ibu, keluarga dan masyarakat: (Persiapan menjadi

orang tua, menentukan KB, Medeteksi kondisi abnormal pada ibu dan Bayi)
d. Konsultasi dan Rujukan

e. Perlaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan sekunder pada saat

tidak ada pertolongan medis.

2. Macam macam Lingkup Pelayanan Kebidanan

1. Lingkup Pelayanan Kebidanan kepada anak meliputi:

a. Pemerikasaan bayi baru lahir

b. Perawatan tali pusat

c. Perawatan bayi

d. Resusitasi pada bayi baru lahir

e. Pemantuan tumbuh kembang anak

f. Pemberian Imunisasi g. Pemberian penyuluhan ( KEPMENKES RI NO 900

PASAL 18)

2. Lingkup pelayanan kebidanan pada wanita hamil meliputi :

a. Penyuluhan dan Konseling

b. Pemeriksaan Fisik

c. Pelayanan Antenatal pada kehamilan normal

d. Pertolongan ada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan

Abortus Imminens, hepertensi, gravidarum tingkat 1, preklamsi ringan dan

anemi ringan

e. Pertolongan persalinan normal


f. Pertolongan persalinan normal yang mencakup, letak sungsang, partus

macet kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, pendaran

post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri primer,

postterm dan preterm.

g. Pelayanan ibu nifas normal

h. Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio plasenta, renjatan an

infeksi ringan memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal

16 berwenang untuk:

1. Memberikan Imunisasi

2. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas

3. Mengeluarkan plasenta secara normal

4. Bimbingan senam hamil

5. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi

6. Episiotomi

7. Penjahitan luka episiotomidan luka jalan lahir sampai tingkat 2

8. Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4cm

9. Pemberian infus

10. Pemberian suntikkan intamuskules uterotonika, antibioka dan

sendative

11. Kompresi bimanual

12. Versi ekstraksi gemeli pada kelahiran bayi ke 2 dan seterusnya

13. Vakum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul


14. Pengendalian anemia

15. Meningkatan pemeliharaan dan pengeluaran ASI

16. Resusitasi pada bayi baru alahir dangan asfiksia

17. Penanganan hipotermi

18. Pemberian minum dengan sonde atau pipet

19. Pemberian obat-obatan terbatas melalui lembaran permintaan obat

sesuai dengan formulir VI terlampir

20. Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian Ruang lingkup

berubah bila: Dalama keadaan darurat bidan berwenang melakukan

pelayanan kebidanan selain dalam wewenang yang bertujuan untuk

penyelamatan jiwa

3. Pelayanan Keluarga Berencana Pelayanan keluarga berencana bertujuan untuk

mewujudkan keluarga berkualitas melalui pengaturan jumlah keluarga secara

terencana.Pelayanan keluarga berencana diarahkan kepada upaya mewujudkan

keluarga kecil. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan mempunyai tugas

dalam pelayanan keluarga berencana.Bidan dalam memberikan pelayanan

keluarga berencana berwenang untuk:

a. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi

dalam Rahim, bawah kulit dan kondom.

b. Memberikan penyuluhan atau konseling pemakaian kontrasepsi.

c. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit

d. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam Rahim


e. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga berencana

dan kesehatan masyarakat.

4. Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat Bidan dalam memberikan

pelayanan kesehatan masyarakat berwenang untuk: a. Pembinaan peran serta

masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak b. Memantau tumbuh kembang

anak c. Melaksanakan pelayanan bidan komunitas d. Melaksanakan deteksi

dini, melaksanakan pertolongan pertama, merujuk dn memberikan penyuluhan

infeksi menular seksual, penyalahgunaan NAPZA, serta penyakit lainnya.

Ruang Lingkup 24 Standar Kebidanan Ruang lingkup standar kebidanan

meliputi 24 standar yang dikelompokan sebagi berikut:

 Standar Pelayanan umur (2 Standar)

 Standar Pelayanan Antenatal (6 Standar)

 Standar Pertolongan Persalinan (4 Standar)

 Standar pelayanan Nifas (3 Standar)

 Standar penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 Standar)

1. Standar Pelayanan Umum

 Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat

Tujuan : Memberikan penyuluhan kesehatan yang tepat

untuk mempersiapkan kahamilan yang sehat dan terencana

serta menjadi orang tua yang bertangung jawab.


 Standar 2 : Pencatatan dan pelaporan

Tujuan : Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan

data untuk pelaksaan penyuluhan, kesinambungan

pelayanan dan penilaian kinerja.

2. Standar Pelayanan Antenatal

 Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Tujuan : Bidan melakukan kunjungan rumah dan

berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk

memberikan penyuluhan dan motivasi ibu, suami, dan

anggota keluarganya, agar mendorong ibu untuk

memeriksakan kehamilan sejak dini dan secara teratur.

 Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Tujuan : Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan

deteksi dini komplikasi kehamilan

 Standar 5 : Palpasi Abdominal

Tujuan : Meperkirakan usia kehamilan, pemantauan

pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian

bawah janin.

 Standar 6 : Pengelolaan Anamia pada kehamilan


Tujuan : Menemukan anemia pada kehamilan secara dini,

dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi

anemia sebelum persalinan berlangsung.

 Standar 7 : Pengelolaan dini Hipertensi pada kehamilan

Tujuan : Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi

pada kehamilan dan melakukan tindak yang diperlukan

 Standar 8 : Persiapan Persalinan Pernyataan Standar

Bidan memberikan saran yang tepat pda ibu hamil, suami

serta keluarganya pada trimester ke-3, untuk memastikan

bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta

suasana yang menyenangkan akan di rencanakan dengan

baik.

3. Standar Pertolongan Persalinan

 Standar 9 : Asuhan Persalinan kala 1

Tujuan : Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang

memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang

bersih dan aman untuk ibu dan bayi.

 Standar 10 : Persalinan kala 2 yang aman

Tujuan : Memastikan persalinan yang bersih dan aman

untuk ibu dan bayi.

 Standar 11 : Penatalaksanaan aktif Persalinan Kala 3


Tujuan : Membantu secara aktif mengeluaran plasenta dan

selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi kejadian

pendarahan paska persalinan, memperpendek kala 3,

mencengah Atoni Uteri dan Retensio Plasenta

 Standar 12 : Penanganan Kala 2 dengan Gawat Janin

Melalui Episiotomy

Tujuan : Mempercepat persalinan dengan melakukan

Episiotomy jika ada tanda- tanda gawat janin pada saat

kepala janin meregangkan perineum.

4. Standar Pelayanan Masa Nifas

 Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir

Tujuan : Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu di

mulainya pernafasan serta mencegah hipotermi,

hipoglikemia dan infeksi

 Standar 14 : Penanganan pada 2 jam Pertama Setelah

Persalinan

Tujuan : Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang

bersih dan aman selama kala 4 untuk memulihkan kesehatan

bayi, meningkatkan asuhan sayang ibu dan sayang bayi

memulai pemberian IMD.

 Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas


Tujuan : Memberikan pelayanan pada ibu dan bayi sampai

42 hari setelah persalinan dan penyuluhan ASI Ekslusif

5. Standar Penanganan Kegawatan obstetric dan Neonatal

 Standar 16 : Penanganan Pendarahan dalam kehamilan pada

trimester 3 Tujuan : Mengenali dan melakukan tindakan

cepat dan tepat pendarahan dalam trimester 3 kehamilan.

 Standar 17 : Penanganan Kegawatan dan Eklampsia

Tujuan : mengenali secara dini tanda –tanda dan gejala

preeklamasi berat dan memberikan perawatan yang tepat

dan segera dalam penanganan kegawatdarutan bila

ekslampsia terjadi.

 Standar 18 : Penanganan Kegawatan pada Partus

Lama

Tujuan : Mengetahui dengan segera dan penanganan yang

tepat keadaan kegawatdarutan pada partus lama / macet.

Tujuan : Mempercepat persalinan pada keadaan tertentu

dengan menggunakan vakum Ekstraktor

 Standar 19 : Persalinan dengan menggunaka vakum

Ekstraktor

 Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta


Tujuan : Mengenali dan melakukan tindakan yang tepat

ketika terjadi Retensio Plasenta Total / Persial

 Standar 21 : Penanganan Pendarahan Pospartum Primer

Tujuan : Mengenali dan mengambil tindakan pertolongan

kegawatdaruratan yang tepatt pada ubu yang mengalami

pendarahn Porspartum Primer / atoni uteri.

 Standar 22 : Penanganan Pendarahan Pospartum Sekunder

Tujuan : Mengenali gejala dan tanda- tanda pendarahan

Pospartum Sekunder Serta melakukan Penanganan yang

tepat untuk menyelamatkan jiwa ibu

 Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis

Tujuan : Mengenali tanda-tanda Sepsis puerperalis dan

mengambil tindakan yang tepat

 Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonaturum

Tujuan : Mengenal dengan tepat bayi baru lahir dengan

Asfiksia Neonaturum, mengambil tindakan yang tepat dan

melakukan pertolongan yang tepat kegawatdaruratan bayi

baru lahir yang mengalami Asfiksia Neonaturum.


B. Normal and Natural Childbirth

A. Pengertian Normal and Childbirth

Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang

didasarkan pada pendapat bahwa perempuan cukup siap dan mampu

melahirkan anak mereka tanpa intervensi eksternal. Normal and Natural

Childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasarkan pada pendapat

bahwa perempuan cukup siap dan mampu melahirkan anak mereka tanpa

intervensi eksternal. Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat,

maka setiap individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang

berkualitas. Pada filosofi kebidanan, meyakini bahwa peristiwa kelahiran

mer upakan proses fisik dan psikis yang normal atau fisiologis.

Natural Childbirth adalah cara persalinan dengan teknologi rendah dimana

persalinan dibiarkan berlangsung secara alami. Hal ini dapat termasuk per salinan

tanpa bantuan obat-obatan termasuk pengurang rasa nyeri seperti epidural,

menggunakan sedikit atau tanpa intervensi medis buatan seperti pemantauan janin

secara kontinu atau episiotomi, membiarkan ibu untuk menjadi pemimpin dalam

proses persalinannya dalam arti dengan caranya sendiri yang membuatnya nyaman.

Dilihat dari segi demografi, geografi, sosial ekonomi, dantingkat pengetahuan tentang
kesehatan masih banyak sekali masyarakat yang buta tentang masalah kesehatan ibu

dan anak. Sehingga untuk golongan masyarakat seperti itu tentunya melahirkan

ditempat pelayanan kesehatan sangat diharuskan. Hal ini menunjukkan praktik

pertolongan persalinan yang terjadi dalam masyarakat menyimpang dari filosofi

persalinan adalah proses alamiah.

Menurut International Of Midwives (ICM) tahun 2011 seorang perempuan

yang telah menyelesaikan program pendidikan kebidanan yaitu di akui di Negara

tempat dia berada dan yag di dasarkan pada kompetensi esensial ICM untuk praktik

kebidanan dasar dan kerangka kerja standard global ICM untuk pendidikan

kebidananyng telah memperoleh kualifikasiyang di perlukan untuk menjadi terdaftar

(lisensi) secara hokum untuk berlatihkebidanan dan menunjukkankompetensi dalam

praktik kebidanan.

Filosofi adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap dan kepercayaan

meskipun pada waktu yang lain ungkapan tersebut merupakan kepercayaan kelompok

yang lebih sering disebut ideologi (Moya Davis, 1993).

Filosofi sering dianggap sesuatu yang :

a. Elit

b. Sulit

c. Obcure

d. Abstrak
Pemberian Makan dan Minum dalam Persalinan ditinjau Berdasarkan Filosofi

Bahwa Persalinan adalah Proses Alamiah/Fisiologis (Normal And Natural Child

Birth)

Asuhan kebidanan didasari pada filosofi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan

proses alamiah/fisiologis. Merupakan proses yang normal dan bukan penyakit. Proses

childbirthmerupakan kejadian fisik, psikososial dan kultural. Seni dalam asuhan

kebidanan meliputi pengetahuan, kapan dan bagaimana memberikan asuhan yang

sesuai dengan kebutuhan, serta mempertahankan proses persalinan berjalan alamiah.

Setiap bidan dalam memberikan asuhan persalinan harus berpandangan bahwa proses

tersebut adalah alamiah dan normal sehingga dalam memberikan asuhan seorang

bidan tidak perlu memberikan intervensi yang berlebihan. Dalam memberikan asuhan

setiap bidan mempunyai metode tersendiri yang disesuaikan dengan kondisi klien,

serta budaya yang dianut oleh klien dan keluarga.3,4

Terkait dengan hal nutrisi, aturan “medikalisasi” yang bertentangan dengan

filosofi Normal andNatural Childbirthseringkali melarang makan dan minum bagi

wanita yang akan melahirkan. Alasan yang digunakan lebih kepada historisitas

daripada medis. Ketakutan yang melatarbelakangi kebijakan ini adalah bahwa jika

seorang wanita yang akan melahirkan harus menjalani operasi sesar dengan

penggunaan obat bius, kemungkinan dia akan muntah dan menghirup sisa-sisa
makanan ke dalam paru-parunya ketika dia dalam keadaan tidak sadar karena efek

obat bius tersebut. Pembuat kebijakan ini berharap agar larangan makan dan minum

selama proses melahirkan akan menjamin tidak adanya sisa makan yang bisa

dimuntahkan.

Secara fisiologis, larangan makan dan minum setelah klien masuk rumah sakit

tidak menjamin kosongnya perut. Ketika akan melahirkan, sistem pencernaan bekerja

lebih lambat dari biasanya sehingga makanan yang telah dimakan beberapa

jamsebelum tiba di rumah sakit, kemungkinan besar masih ada dalam perut. Selain

itu, bahkan jika perut sudah “kosong” selama beberapa jam, masih akan

mengeluarkan asam lambung/”getah perut” dan cairan ini bisa dimuntahkan dan

kemungkinan akan terhirup ke dalam paru-paru, terutama pada klien yang tidak sadar.

Pada proses persalinan, dapat diamati bahwa sedikit apapun makanan yang

dikonsumsi tetap dapat memberikan kekuatan bagi wanita yang akan melahirkan

untuk mendorong keluar bayinya tanpa harus menjalani operasi. Dan dalam hal ini,

wanita-wanita tersebut dapat langsung merasakan manfaat dari makanan yang

dikonsumsinya. Kontraksi yang terjadi bertambah kuat dan dia mendapatkan

kekuatan baru untuk mendorong keluar bayinya padahal sebelumnya dia merasa

seolah-olah tidak akan mampu melakukannya. Terkadang setelah makan, wanita yang

akan melahirkan tersebut muntah akan tetapi hal ini sangat normal/fisiologis. Muntah

dengan normal dapat membantu terbukanya mulut rahim, sesuai dengan Hukum

Sphincter.6
Hukum ini menyatakan bahwa ketika sphincterseorang wanita siap untuk

terbuka, ada kemungkinan sphincter tersebut akan tertutup kembali jika orang

tersebut merasa lelah/kekurangan tenaga, bingung dan takut. Hal ini disebabkan

karena tingkat adrenalin yang tinggi dalam darah tidak mendukung (bahkan

terkadang merintangi) terbukanya sphincter.Keadaan yang rileks dari mulut dan

rahang secara langsung berhubungan dengan kemampuan rahim,vagina dan anus

untuk terbuka.6

Pada wanita yang makan atau muntah sekalipun, otot-otot mulut dan

tenggorokan melakukan pergerakan. Ada hubungan yang kuat antara sphincterpada

mulut/tenggorokan dengan sphincter-sphincteryang ada pada rahim. Lemasnya otot

pada mulut berarti semakin elastisnya rahim. Wanita yang mulut dan tenggorokannya

terbuka dan tidak tegang selama proses melahirkan jarang sekali membutuhkan obat-

obatan medis. Selama mereka tidak terlalu terburu-buru mendorong bayi keluar,

mereka cenderung akan melahirkan tanpa rasa sakit. Dengan kata lain, wanita-wanita

yang mengatupkan rahangnya pada saat mendorong bayi keluar lebih cenderung

merasakan sakit, sebab jaringan ototnya akan lebih kaku.6,7

Begitu pula dengan minum, minum akan mencegah dehidrasi selama proses

melahirkan. Cara ini juga akan merangsang wanita melahirkan untuk buang air kecil

sehingga wanita tersebut akan lebih sering ke kamar kecil. Hal ini sangat baik, sebab

ketika wanita duduk/jongkok di atas toilet, kemungkinan besar otot pinggulnya akan

mengendor. Cara ini juga akan menambah tekanan pada rahim pada waktu menunggu
terbukanya mulut rahim dan membantu lahirnya bayi jika proses melahirkan sudah

sampai pada “fase mendorong”. 8,9

Disamping itu, minum air merupakan salah satu contoh hidroterapi. Sebagian

besar wanita dapat menghilangkan rasa sakit yang dialaminya setelah menjalani

hidroterapi.Bersentuhan dengan air dapat menenangkan dan membuat rileks. Air

dapat membantu seorang wanita menuju keadaan yang tenang sehingga proses

melahirkan akan berjalan dengan lancar.Hal ini menunjukkan bahwa, pemberian

makan dan minum dalam proses persalinan mendukung terjadinya proses

alamiah/fisiologisnya persalinan tersebut (Normal danNatural Childbirth).

3. Prinsip Dasar Normal Childbirth

a) Memahami bahwa kelahiran anak perempuan proses alamiah dan

fisiologis

b) Menggunakan cara-cara sederhana tidak melakukan intervensi, tidak ada

indikasi sebelum ke tehnologi.

c) Aman, berdasarkan fakta dan beri kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.

d) Terpusat pada ibu bukan pada pemberi asuhan kesehatan / Lembaga.

e) Menjaga privasi / kerahasiaan ibu.

f) Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung emosionalnya.

g) Pastikan kaum ibu mendapatkan informasi, penjelasan dan konseling yang

cukup.

h) Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktuf dalam

membuatkeputusan.
i) Menghormati praktek-praktek adat, keyakinan agama.

j) Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual, social ibu atau keluar

ga selama kelahiran anak.

k) Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan

penyakit.

C. Program Pemerintah

3. P4K

Pelayanan bidan dalam kegiatan pelaksanaan P4K (ProgramPerencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) dalam menurunkanangka kematian

ibu antara lain seperti mendata ibu hamil, membantu ibuhamil dalam

menentukan tafsiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan,

pendamping persalinan, transportasi, dan calon donor darah.Pelayanan yang

juga harus dilakukan oleh bidan adalah memastikan dan membantu semua ibu

hamil menempelkan stiker, persiapan KB pasca persalinan dan kunjungan

rumah. Adanya pelayanan dari bidan yangoptimal terkait pelaksanaan P4K

(Program Perencanaan Persalinan danPencegahan Komplikasi) yang diberikan

kepada ibu hamil bisameningkatkan kesehatan dan kesejahtraan masyarakat,

terutama ibu hamil dan bayi baru lahir serta terwujudnya manfaat dari

program ini yaitu dapatmenurunkan angka kematian ibu.

4. Permenkes nomor 97 tahun 2014 pasal 14 ayat 1, berbunyi :

1. Persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan


2. Persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan kepada

ibu bersalin dalam bentuk 5 aspek dasar meliputi :

 Membuat keputusan klinik

 Asuhan sayang ibu dan sayang bayi

 Pencegahan infeksi

 Pencatatan rekam medis asuhan persalinan; dan

 Rujukan pda kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir

c.Persalinan sebagaimana dimasksud pada ayat 2 dilakukan

sesuai standar asuhan persalinan normal

D. Bentuk persalinan normal dan alamiah (Komplementer)

1) Melakukan senam ibu hamil untuk melatih otot agar tidak merasakan nyer i

yang berlebih ketika prosesn melahirkan

5. Pengertian Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu

hamil secara fisik atau mental pada saat persalinan agar dapat berlangsung

dengan cepat, aman dan spontan(Sarwono, 2006). Senam hamil juga

merupakan suatu program bagiibu hamil sehat untuk menjaga kondisi fisik ibu

dengan menjaga otot-otot dan persendian. Misalnya di Amerika Serikat

banyak sekaliwanita hamil yang sudah mengerti dan mau melakukan senam

hamil,salah satu metode senam hamil yang saat ini sedang

ramaidiperbincangkan adalah metode philates yang ditemukan JosephPhilates

(Brock, Katie, 2007)


6. Manfaat latihan fisik bagi ibu dan janin

1) Bagi Ibu

1. Mempertahankan kemampuan fisik sebelum kehamilan

yangcenderung turun selama masa kehamilan

2. Memperkuat otot agar tubuh dapat menyesuaikan diri

untukmenyangga beban kehamilan dan memperbaiki

postur tubuh

3. Mengurangi keluhan nyeri pinggang:

4. Membantu melancarkan proses pencernaan dan

mengurangikonstipas

5. Menambah rasa percaya diri terhadap timbuinya stres,

depresi,kecemasan dan membuat lebih rileks,

6. Mengurangi risiko terjadinya hipertensl dan diabetes

melitus pada kehamilan

7. Mengurangi gelambir di perut setelah persalinan

(Belly)

8. Meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot panggul

untukmemperlancar proses persalinan.

9. Mempercepat proses pemulihan setelah melahirkan


2) Bagi Janin : Latihan fislk sejak awal kehamilan akanmeningkatkan

pertumbuhan plasenta, dan bayi dilahirkan dengan berat badan yang

nomal.c.Kontra indikasi latihanKontra Indikasi Absolut:

 Ketuban pecah

 Riwayat persalinan preterm (kurang bulan)

 kompetensia serviks

 Plasenta previa

 Hipertensi dalam kehamilan (pre eklampsia)

 Perdarahan per vaginam

 Kehamilan kembar (lebih dari satu)

 Anemia berat

 Penyakit jantungKontra indikasi Relatif: kontra indikasi dengan

pertimbangan medis yang cukup untuk melakukan latihan fisik, yaitu

1. Rasa lelah yang berlebihan

2. Nyeri perut, punggung dan suprasimfisis

3. Riwayat perdarahan per vaginam

4. Gangguan pada tungkai seperti inflamasi penyakit Gout(hiperunsemiapira)

rematoid arthritis

5. Palpitasi

6. Kontralksi rahim yang berlebihan

7. Berkurengnya gorak janin

8. Peningkatan berat bedan lbu yang tidak optimal


9. Letak sungsang timester terakhir

10. Pertumbuhan Intra uterin yang terambatd.

Hal-hal yang diperhatikan

1. Perlu melakukan pemeriksaan kesehatan awal (medicalclearance) untuk

mengetahui ada-tidaknya kontra indikasi

2. Meminta persetujuan tertulis atas tindakan yang akan dilakukan(Informed

Consent) dari ibu hamil untuk mengikuti programlatihan fisik dengan

memberikan penjelasan yang sebaik- baiknya:

3. Melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur untuk mengetahui ada-

tidaknya kontra indikasi untuk melakukan program latihan fisik.

4. Menggunakan alas/matras yang memenuhi syarat untuk ketebalan 5 cm

sebagai bantalan saat melakukan senam lantai.

5. Menggunaken tempat latihan dengan ventilasi dan cahaya

yangcukup,permukaan yang rata dan tidak licin

6. Hati-hati sast bangun dari posisi tidur:

7. Hindari perubahan poslsi/gerakan yang bersifat mendadak;

8. Menggunakan kaos kaki yang tidak terlalu ketat untuk menahankaki yang

bengkak;

9. Menggunakan pembalut wanita untuk menjaga bila terjadi air seni yang keluar

akibat melakukan gerakan-gerakan yangmermgakibatkan penekanan uterus

terhadap kandung kemih danlemahnya otot-otot dasar panggul.Persiapan


latihan1)Memakai BH/bra yang bertali lebar dan kuat untuk menyangga

payudara2)Memakai pakaian olahraga yang tidak tebal, dapat

rmenyerapkeringat elastis, dan nyaman agar gerak tubuh tidak

terganggu(seperti: kaos, training pack 3)Memakai sepatu olahraga yang cukup

dan sesuai dengan jenislatihannya.4)Memakai kaos kaki olahraga dari bahan

yang lembut dan cukuptebal.

5) Pola makanan dan minuman yang dianjurkan menjelang latihanfisik:Minum

air secukupnya sebelum, selama, dan sesudah melakukanlatihan. Makan

sebaiknya dengan hidangan lengkap 3-4 jamsebelum latihan makanan kecil

seperti biskuit atau roti 2-3 jamsebelum latihan makan cair misalnya bubur, jus

buah 1-2 jamsebelum latihan 30 menit sebelum latihan dianjurkan minum air

putih saja

2. Hypnobirthing Hypno-Birthing

adalah penggunaan hypnosis untuk proses persalinan yang alami, lancar

alami. Ibu hamil masuk dalam relaksasiyang dalam dan dilakukan dalam keadaan

sadar. Selain berguna untuk mengurangi rasa sakit dan memperlancar proses

persalinan. Hypno-Birthing atau penggunaan hypnosis selama masa kehamilan

bisamencegah gangguan emosional, baik saat sebelum persalinan dan setelah

persalinan.

Hypno-Birthing

merupakan suatu metode baru yang dikhususkanuntuk wanita hamil dengan

melakukan relaksasi mendalam, betujuanuntuk mempersiapkan proses kelahiran


normal yang lancar, nyaman dengan rasa sakit yang minimum, Karena mampu

memicu hormoneendorphin yang merupakan hormon penghilang rasa sakit alami

tubuh.

a. Pengertian Hypnotherapy

Menurut Aprillia (2010), hipnosis telah dipelajari secara ilmiahlebih dari

200 tahun, sehingga terdapat definisi hipnosis yang berbeda – beda, seperti

berikut ini :

1) Hipnosis adalah teknik atau praktik dalam memengaruhi orang lainuntuk

masuk ke dalam kondisi trance hypnosis

2) Hipnosis adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur, yang dapatsecara

sengaja dilakukan kepada seseorang. Seseorang yang dihipnotis bidan

menjawab pertanyaan yang diajukan, serta menerimasugesti tanpa

perlawanan.

3) Hipnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar diikutidengan

diterimanya suatu pemikiran atau sugesti.

4) Keadaan terfokusnya perhatian pada objek fisik atau gambaranmental

tertentu yang ditandai dengan meningkatnya sugestibilitassebagai efek sikap

kooperatif dengan orang lain.

5) Hipnosis merupakan suatu keadaan seseorang berada dalam keadaanrileks

dengan menggunakan energi sendiri.

b. Keuntungan dan Manfaat Hypnobirthing


Dengan melakukan Hypno-Birthing,maka kita dapat merasakan manfaat

yang cukup berarti buat kehidupan kita. Adapun manfaat yang didapatkan

adalah sebagai berikut :

1) Untuk Ibu

Ibu hamil bisa memanage atau mengurangi kadar rasa sakitsaat

melahirkan, meminimalisir stress, depresi saat masamelahirkan, karena ibu

jauh lebih mudah mengontrol emosinya.Ibu mendapatkan rasa nyaman,

ketenangan dan kebahagiaan karena persalinan yang lebih lancar. Mencegah

kelelahan yang berlebihansaat proses persalainan, malah beberapa kasus

meski habis mengejan namun wajah menjadi jauh lebih segar serta dapat

mengurangi komplikasi medis dalam melahirkan.

2) Untuk Janin

Janin merasa ada kedekatan emosi dan ikatan batin lebih kuat,karena

saat melakukan Hypno-Birthing ibu dan janin menjalin komunikasi bawah

sadar, bayi yang dilahirkan relatif tidak kekurangan oksigen. Janin juga

merasa damai dan mendapatkan getaran tenang serta pertumbuhan hormone

melalui plasenta lebih seimbang.


C.ICM 2017

A. Definisi Kebidanan (Midwifery) ICM 2017


Siklus hidup sebuah pendekatan asuhan untuk perempuan dan bayi baru
lahirnya, dimana bidan: Mengoptimalkan proses normal biologis, psikologis,
social, dan budaya dari proses persalinan dan awal kehidupan bayi. Bekerja
sebagai mitra dengan perempuan menghormati latar belakang dan situasi serta
pandangan dari setiap perempuan mempromosikan agar perempuan memiliki
kapasitas untuk merawat dirinya dan keluarganya berkolaborasi dengan bidan
dan profesi kesehatan lainnya untuk layanan holistic yang diperlukan oleh
perempuan masa sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan,
pascapersalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah,
termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sesuai
dengan tugas (UU Kebidanan, 2019). Bidan, pembela hak perempuan Bidan
menghormati dan melindungi hak perempuan, setiap hari Bidan perlu
lingkungan kerja yang aman dan mendukung Perempuan dan Remaja
Perempuan punya hak untuk bebas dari bahaya, kekerasan & abuse,
diskrimnasi Perempuan dan remaja perempuan memiliki hak untuk
mengakses layanan kesehatan seksual dan Reproduksi International Day of
the Midwife 2019, Advocacy resource pack

B. Hak Perempuan ICM 2017

1. Hak untuk dapatkan layanan persalinan dari bidan yang terampil dan
kompeten
2. Hak Bayi untuk memiliki Ibu yang sehat dan teredukasi baik Hak untuk
dihormati sebagai manusia
3. Hak atas keselamatan tubuhnya
4. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi
5. Hak untuk mendapatkan informasi kesehatan terkini
6. Hak untuk berpartisipasi aktif dalam pembuatan keputusan atas layanan
kesehatan yang diter dan menawarkan informed consent
7. Hak untuk kerahasiaan
8. Hak untuk memilih tempat dimana dia akan bersalin

C. Hak Bidan ICM 2017

1. Hak untuk mendapatkan Pendidikan kebidanan yang dapat memampukan

dirinya untuk membangun dan mempertahankan kompetensi sebagai bidan

2. Hak untuk praktek sesuai dengan tanggungjawab yang sudah disepakati

oleh ICM/organisasi profesi bidan

3. Hak untuk diakui, dihargai dan didukung sebagai professional kesehatan

4. Hak untuk akses organisasi profesi bidan yang kuat yang dapat

berkontribusi pada kebijakan dan asuhan kebidanan dan maternitas ditingkat

nasional

Definisi Asuhan yang Berpusat Pada Perempuan (Women Centered Care) Suatu

filosofi dasar dan pendekatan praktis yang secara sadar dipilih dalam pengelolaan

asuhan pada perempuan usia reproduksi hubungan yang kolaboratif antara perempuan

dan bidan dibangun melalui interaksi yang baik dan saling terbuka mengakui keahlian

dan saling menghormati kekuatan/kelebihan masing-masing Memiliki fokus yang

seimbang antara pengalaman perempuan dan juga kesehatan/kesejahteraan dari ibu


dan bayinya (Patient Centered Care) Fontein-Kuipers Y, et al., 2018, Women

Centered Care . Prinsip Asuhan ya Berpusat Perempuan (Women Centered Care)

Pilihan Jika dan Kapan akan hamil prosedur yang akan dilakukan, Kontrasepsi,

Pemberi layanan dan fasilitas kesehatan yang ingin digunakan. Akses Layanan yang

mudah diakses, maksudnya: Dapat terjangkau (harga/pembiayaan) Dilakukan dalam

jangka waktu yang sesua Bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat setempat

Menghargai dan kerahasiaan dijamin. Kualitas berikan informasi dan konseling untuk

mendukung pilihan yang berdasarkan kesadaran penuh Berikan layanan yang sesuai

dengan kebutuhan individu dan situasi sosialnya termasuk untuk perempuan muda

dan yang belum menikah Gunakan metode dan protocol asuhan kebidanan yang

direkomendasikan (atau yang sudah terstandard) Berikan metode dan layanan

kontrasepsi yang diinginkan.  Layanan kesehatan Reproduksi lain yang terkait

pastikan kerahasiaan/konfidesialitas, privasi dan interaksi yang menghormati

Menjamin layanan yang bebas stigma, bebas diskriminatif dan non-judgmental

Menjamin rasa nyaman, aman dan menghargai (respectful) Layanan diberikan secara

komprehensif dan menggunakan teknologi tepat guna.

Dukungan untuk Perempuan membuat pilihan bidan mendukung perempuan

untuk membuat pilihan-pilihan untuk dirinya dengan cara : Berikan informasi yang

lengkap dan akurat; Tawarkan pasien untuk ajukan pertanyaan dan menyampaikan
kekhawatiran; Akui hak pasien perempuan untuk membuat pilihan, tanpa melihat

umur, status pernikahan ataupun karakteristik lainnya.


BAB III

PENUTUP

Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang

khusus mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi.

Dengan demikian, yang menjadi objek ilmu ialah kehamilan, persalinan, nifas

dan bayi yang baru dilahirkan (saifudiin, 2010). Ilmu kebidanan adalah ilmu

yang mempelajari tentang kehamilan,persalinan, dan kala nifas serta

kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah

untuk mengantarkan kehamilan, persalinan dan kala nifas serta pemberian

ASI dengan selamat, dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan

kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal (manuaba,2012).

Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan dan

kalanifas serta pemberian ASI dengan selamat, dengan kerusakan akibat

persalinan sekecil kecilnya dan kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal

(manuaba,2012).

Standar praktik kebidanan adalah pelayanan kebidanan yang

diberikan oleh bidan yang telah terdaftar dan memperoleh surat izin praktik

bidan (SIPB) dan dari pemerintah (DIKES setempat) untuk melaksanakan

praktik pelayanan kebidanan secara mandiri, tetapi standar praktik mengacu

kepada kopetensi inti (Care Competency).Standar profesi bidan yang terbaru


adalah aturan dalam PERMENKES RI No. HK.02.02/MENKES/149/2010

tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan.

Lingkup praktik kebidanan yang digunakan meliputi asuhan mandiri/otonomi

pada anak-anak, remaja puteri dan wanita sebelum, selama kehamilan dan

selanjutnya. Standar Praktik Kebidanan terdiri atas: ·

Standar 1: Metode Asuhan ·

Standar 2 : Pengkajian ·

Standar 3: Diagnosis Kebidanan ·

Standar 4 : Rencana Asuhan ·

Standar 5 : Tindakan ·

Standar 6 : Partisipasi Klien ·

Standar 7: Pengawasan ·

Standar 8 : Evaluasi ·

Standar 9 : Dokumentasi

Lingkup Praktik Kebidanan :

1. Lingkup pelayanan kebidanan Kebidanan pada anak

2. Lingkup pelayanan kebidanan Kebidanan pada wanita hamil

3. Lingkup pelayanan Keluarga berencana

4. Lingkup pelayanan kesehatan masyarakat Ruang Lingkup 24 Standar Kebidanan

Ruang lingkup standar kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokan sebagi

berikut:
Standar Pelayanan umur (2 Standar)

Standar Pelayanan Antenatal (6 Standar)

Standar Pertolongan Persalinan (4 Standar)

Standar pelayanan Nifas (3 Standar)

Standar penanfanan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 Standar).

Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasarkan

pada pendapat bahwa perempuan cukup siap dan mampu melahirkan anak mereka

tanpa intervensi eksternal.

Filosofi adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap dan kepercayaan

meskipun pada waktu yang lain ungkapan tersebut merupakan kepercayaan kelompok

yang lebih sering disebut ideologi (Moya Davis, 1993).

Filosofi sering dianggap sesuatu yang :

a. Elit

b. Sulit

c. Obcure

d. Abstrak

Menurut International Of Midwives (ICM) tahun 2011 seorang perempuan

yang telah menyelesaikan program pendidikan kebidanan yaitu di akui di Negara

tempat dia berada dan yag di dasarkan pada kompetensi esensial ICM untuk praktik

kebidanan dasar dan kerangka kerja standard global ICM untuk pendidikan
kebidananyng telah memperoleh kualifikasiyang di perlukan untuk menjadi terdaftar

(lisensi) secara hokum untuk berlatihkebidanan dan menunjukkankompetensi dalam

praktik kebidanan
DAFTAR PUSTAKA

JNPKKR. 2017. Asuhan PersalinanNormal. JNPKKR: Jakarta.

4.Depkes RI. 2001. Catatan PerkembanganDalam Praktik Kebidanan. Jakarta.

5.Ludka & Robert (Davies, L. & Deery), R. 2014. Nutrition in Pregnancy and

Childbirth: Food for Thought, Routledge, London and New York.

6.Scheepers, H.C. & Essed, G.G.M. Aspects of Food and Fluid Intake During

Labour. European J.Obgyn. 1998; 78(1):37-40

7.Speak, S. Food Intake in Labour: The Benefits And Drawbacks.J.Perinat Educ.

2002; 21:42

8.Arifia, M.I. 2010. Makan dan Minum MenjelangMelahirkan. Melalui

http://babyorchestra.wordpress.com/2010/10/22/makan-dan-minum-menjelang-

melahirkan/.Diakses pada tanggal 2 Maret 2018.

9.Beggs, J.A. Eat, Drink, and Be Laboring?.J.Perinat Educ. 2002 winter; 11(1):1-13

Elisabeth Siwi Walyani,Amd.Keb dan Th. Endang Purwoastuti,Spd, APP. 2014.

Konsep kebidanan. Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS Depdikbud, 2010.

KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA.Jakarta: BALAI PUSTAKA

Hj.Saminem,SKM. 2006. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai