Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI

KONSELING PERSIAPAN KEHAMILAN

Oleh Kelompok 11 :
 Nada Nova Wanda (Al A221 073)
 Sri Wahyuni (Al A221 091)
 Syefira Salsabila Matara (Al A221 055)

UNIVERSITAS MEGA REZKY FAKULTAS KEPERAWATAN


DAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN DAN
PROFESI KEBIDANAN TAHUN 2020/ 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala,


Rabb Penguasa alam, Rabb yang tiada henti-hentinya memberikan
kenikmatan dan karunia kepada semua makhluk-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas makalah seminar ini. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti
risalahnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah menyelesaikan tugas


makalah kesehatan tentang “ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN
PRAKONSEPSI”.

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena


keterbatasan kemampuan maupun pengalaman kami. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki
kekurangan ataupun kekeliruan yang ada. Harapan kami semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa kebidanan untuk menambah
wawasan dalam bidang kesehatan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan penulis dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 22 Agustus 2021

Kelompok 11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A.    Latar Belakang...............................................................................1
B.     Rumusan Masalah........................................................................2
C.     Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................4
A.   Pengertian Persiapan Kehamilan............……...............................4
B. Pengertian Konseling Prakonsepsi atau Pra Kehamilan............4
C. Bentuk- Bentuk Pemeriksaan...........................................................5

1. Anamnesis Lengkap.....................................................................5
2. Pemeriksaan-pemeriksaanuntuk
skirining.........................................................................................6

D.Masalah – masalah Yang di Hadapi Sebelum Konsepsi.................6

1. Penyakit Genetik...........................................................................7
2. Kehamilan Yang Tidak di Inginkan...............................................8
3. Penyakit Kronik.............................................................................8
4. Penyakit Kronik Lainnya...............................................................9

E. Faktor-Faktor Lain yang Mempegaruhi Penilaian Konseling Pra


Konsepsi......................................................................................9

1. Riwayat Reproduksi.................................................................9
2. Riwayat Pemakaian alkohol, dan merokok..............................10
3. Riwayat Sosial........................................................................10
4. Riwayat Pemakaian Obat –obatan Terlarang..........................11
5. Riwayat Mengalami Kekerasan dalam Rumah Tangga...........11
6. Imunitas................................................................................11
7. Riwayat Pajanan Lingkungan................................................12
8. Riwayat Makanan dan Gizi....................................................12

F Penilaian-penilaian Penting Untuk Menyelesaikan Masalah......13

1. Riwayat Repsroduksi.............................................................13
2. Riwayat Keluarga..................................................................14
3. Skrining Faktor Resiko...........................................................16
4. Penilaian Kandungan Zat Gizi...............................................18

BAB III PENUTUP......................................................................... .......20


A.Kesimpulan.......................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) salah satu indikator yang dapat


menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara.
Sangatlah penting menyiapkan kehamilan terutama dalam hal
menyiapkan kesehatannya, khususnya terkait nutrisi, olahraga, kebiasaan
yang dapat menganggu kehamilan misal merokok, minum-minuman
keras, polusi lingkungan dan mengurangi stress. Kesiapan ibu dalam
menghadapi kehamilan sangat bermanfaat untuk mencegah malnutrisi,
menyiapkan tubuh pada perubahan – perubahan pada saat hamil,
mengurangi stress dan mencegah obesitas, mengurangi risiko keguguran,
persalinan premature, berat bayi lahir rendah dan kematian janin
mendadak, dan mencegah efek dari kondisi kesehatan yang bermasalah
pada saat kehamilan. (Chandranipapongse & Koren 2013). Dampak
apabila Kehamilan tidak dipersiapkan pada ibu mengakibatkan berat
badan ibu tidak bertambah secara normal, anemia, terkena penyakit
infeksi, persalinan lama, perdarahan, BBLR, bahkan kematian pada ibu &
janin. (Sandjaja, 2010).

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada Konseling
Persiapan Kehamilan yaitu sebagai berikut
1. Apa yang di maksud dengan persiapan kehamilan ?
2. Apa yang di maksud dengan konseling pra konsepsi atau pra
kehamilan
3. Bagaimana bentuk- bentuk pemeriksaan konseling pra kehamilan ?
4. Apa masalah – masalah yang di hadapi sebelum konsepsi ?
5. Apa faktor – lain yang mempengaruhi penilaian konseling pra konsepsi
atau pra kehamilan ?
6. Bagaimana penilaian – penilaian penting menyelesaikan masalah
konseling pra konsepsi atau pra kehamilan ?

C.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan persiapan kehamilan.
2. Untuk mengetahuipa yang di maksud dengan konseling pra konsepsi
atau pra kehamilan.
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk- bentuk pemeriksaan konseling
pra kehamilan.
4. Untuk mengetahui apa masalah – masalah yang di hadapi sebelum
konsepsi.
5. Untuk mengetahui apa faktor – faktor lain yang mempengaruhi
penilaian konseling pra konsepsi atau pra kehamilan.
6. Untuk mengetahui Bagaimana penilaian – penilaian penting
menyelesaikan masalah konseling pra konsepsi atau pra kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Persiapan Pra Kehamilan

Persiapan prakehamilan (perawatan prakonsepsi) adalah istilah


luas yang mengacu pada proses identifikasi berbagai risiko, seperti risiko
sosial, perilaku, lingkungan, dan biomedis terhadap kesuburan dan hasil
kehamilan seorang wanita, yang bertujuan untuk mengurangi risiko ini
(bila mungkin) melalui pendidikan, konseling, dan intervensi yang tepat,
sebelum kehamilan . Intervensi prakonsepsi lebih penting dari intervensi
prenatal untuk pencegahan anomali kongenital karena sebanyak 30
persen ibu hamil baru memeriksakan kehamilannya pada trimester
kedua ( > 13 minggu kehamilan, yaitu setelah periode organogenesis
utama (antara 3 dan 10 minggu kehamilan ).
Persiapan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan
setiap pasangan suami istri, bahkan remaja sudah bisa melakukan
persiapan
kehamilan sejak dini. Baik itu secara psikolog/mental, fisik dan finansial
adalah hal yang tidak boleh diabaikan (Kurniasih, 2010). Mempersiapkan
kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk mempersiapkan
kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang sehat dan 24
menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga
(Nurul, 2013).

B.Pengertian Konseling Prakonsepsi atau Pra Kehamilan


Konseling berasal dari kata coucel yang artinya bersama atau
berbicara bersama
Konseling pra konsepsi atau pra kehamilan adalah pembicaraan
yang dilakukan terhadap pasangan usia subur sebelum terjadinya
kehamilan. Konseling ini termasuk salah satu tindakan preventif dalam
ilmu kedokteran obstetri. Resiko cacat mayor (dengan atau tanpa kelainan
kromosom) pada populasi umum kira-kira 3 %. Seorang wanita baru
menyadari bahwa dirinya hamil setelah terlambat haid sekitar 1 atau 2
minggu. Sedangkan organogenesis janin mulai terjadi 17 hari setelah
fertilisasi. Oleh karena itu, konseling pra kehamilan ini sangat bermanfaat
untuk memberikan informasi dan nasehat kepada pasangan usia subur
untuk menyiapkan lingkungan yang optimal bagi perkembangan
konseptus, memperhatikan faktor – faktor yang berpotensi mempengaruhi
hasil akhir kehamilan, wanita yang bersangkutan diberi nasihat tentang
resiko yang ada pada dirinya dan diberikan suatu strategi untuk
mengurangi / mengeliminasi pengaruh patologis yang diketahui
berdasarkan riwayat keluarga, medis atau obstetri.

C.Bentuk- Bentuk Pemeriksaan


Konseling pra kehamilan dapat digabung ke dalam setiap kunjungan
dari wanita dalam masa reproduksi.

1. Anamnesis Lengkap

      Hal-hal berikut yang perlu ditanyakan :

a. Identitas pasien dan suami termasuk nama, umur, pekerjaan, nama


suami, agama alamat
b. Riwayat  menstruasi , menarche, teratur / tidak, lamanya,
banyaknya darah, nyeri +/- → menilai faal alat kandungan
c. Riwayat perkawinan → kawin / tidak, berapa kali, berapa lama
(anak mahalkah?)
d. Riwayat kehamilan sebelumnya → perdarahan +/- , hiperemesis
gravidarum +/- → prognosa
e. Riwayat persalinan sebelumnya → spontan / buatan, aterm +/-,
perdarahan +/-, siapa yang menolong → prognosa
f. Riwayat nifas sebelumnya → demam +/-, perdarahan +/-, laktasi ?
→ prognosa
g. Riwayat anak yang lahir → jenis kelamin, hidup +/-, berat lahir
h. Riwayat penyakit keluarga → penyakit keturunan +/- (DM, kelainan
genetik), riwayat kembar, penyakit menular +/- (TBC)
i. Riwayat kontrasepsi → pakai +/-, metodenya ?, jenisnya, berapa
lama, efek samping
2.Pemeriksaan - pemeriksaan untuk Skrining
a.Pemeriksaan darah lengkap termasuk rata – rata volume sel darah
merah dapat menyingkirkan adanya kemungkinan anemia yang
diturunkan
b.Pemeriksaan glukosa puasa pada wanita dengan DM gestasional
penting untuk memprediksi insiden anomali fetal → pada hiperglikemia
(puasa) ada peningkatan insiden anomali fetal (Sheffield dkk, 2002)
c. Konseling dan pemeriksaan HIV sebaiknya dilakukan juga secara
rahasia dan atas kesadaran pasien
d.Pemeriksaan rutin Toxoplasmosis dipertimbangkan pada wanita yang
memelihara kucing dan sering memakan daging setengah matang.
Tujuannya untuk  memeriksa status antibodi sebelum konsepsi
e.Beberapa pemeriksaan yang dilakukan, contoh : rubella, varicella, dan
hepatitis B, sebaiknya dilakukan untuk menentukan vaksinasi yang
akan diberikan sebagai bagian dari penatalaksanaan prakehamilan
f. Khususnya untuk varicella sebaiknya dilakukan pada pasien yang
belum pernah sakit cacar. Pemberian vaksin varisella zoster terhadap
pasien yang belum pernah dapat vaksinasi direkomendasikan
g. Pemeriksaan elektroforesis terhadap hemoglobin dilakukan pada
pasien dengan resiko anemia sickle sel seperti pada ras Afrika-
amerika dan wanita dari mediterania / asia untuk thalasemia,
Pemeriksaan – pemeriksaan spesifik lain dapat dilakukan untuk
menilai wanita dengan beberapa penyakit kronik, seperti pada penyakit
ginjal, penyakit kardiovaskular, dan DM.
D.Masalah – masalah Yang di Hadapi Sebelum Konsepsi
1. Penyakit genetik
Pada pencegahan primer dihindari faktor penyebab, karena saat ini
sudah semakin banyak penyakit kongenital yang telah diketahui
etiologinya. Cacat saat lahir merupakan penyebab utama mortalitas
bayi dan 20% penyebab kematian bayi. Dapat dikurangi dengan
strategi pencegahan primer, atau sekunder (Czeizel, 1995).
Sedangkan pada pencegahan sekunder dilakukan identifikasi dan
penghentian kehamilan yang terkena penyakit. Manfaat konseling
diukur dengan membandingkan insiden kasus baru sebelum dan
sesudah dimulainya konseling.
Berikut beberapa contoh penyakit yang dapat dicegah dengan
konseling :
 Talasemia
Sebagian sindroma ini dapat dicegah dengan pencegahan primer
dan sekunder (Fucharoen dkk, 1991
Daerah endemik → negara – negara mediterania, konseling telah
mengurangi insiden kasus baru sekitar 80%
 Anemia sikle cell
Umumnya >> diderita orang Afrika, Mediterania, karibia, Amerika
latin, dan indian
 Defek tabung saraf / neural tube defect (NTD)
Insiden 1 – 2 per 1000 kelahiran hidup
Menduduki urutan kedua setelah anomali jantung sebagai
malformasi struktural janin yang tersering. Beberapa defek neural
tube berhubungan dengan mutasi spesifik di gen metilen
tetrahidrofolat reduktase, maka secara umum dapat diatasi dengan
suplementasi asam folat prakehamilan (Ou dkk, 1996 ; van der put
dkk, 1995)
 Fenilketonuria / PKU
         Kelainan herediter metabolisme fenil alanin
        Pencegahan primer → mengurangi morbiditas janin
Asam amino ini mudah melewati plasenta → merusak organ –
organ janin yang sedang berkembang dan yang paling rentan
adalah jaringan saraf
Konseling → kepatuhan pasien terhadap diet terbatas / tanpa
fenilalanin sebelum kehamilan, insiden malformasi janin secara
drastic berkurang (Guttler dkk, 1990; Koch dkk, 1990)
 Penyakit tay sachs
Penyakit neurodegeneratif resesif autosomal berat → kematian
anak
        Awal 1970 → 60 kasus terutama kaum yahudi di usa
Konseling → pencegahan sekunder dengan identifikasi pembawa
sifat genetic melalui uji genetik, lakukan uji prenatal pada
pasangan dengan resiko tinggi ; bahkan sampai pemilihan
pasangan yang bukan pembawa sebagai pencegahan primer 
Saat ini sebagian kasus baru tay sachs berasal dari populasi non
yahudi
 Fibrosis kistik
Skrinning sebaiknya dilakukan jika ada riwayat keluarga dengan
fibrosis kistik diderita kulit putih dan yahudi
2. Kehamilan yang tidak diinginkan
Adam dkk, 1993 →  survey populasi terhadap 12.500 wanita di usa
dan mendapatkan bahwa wanita dengan kehamilan yang tidak
direncanakan lebih besar memiliki indikasi untuk mendapat konseling
prakehamilan dibandingkan yang direncanakan.
Moos dkk, 1996 → program asuhan prakehamilan untuk wanita usia
subur dan didapatkan 50% wanita yang datang yang pernah
mendapatkan konseling menyatakan kehamilannya direncanakan
Konseling mengenai resiko kehamilan yang potensial dan strategis
untuk pencegahan harus diberikan sebelum konsepsi terjadi → supaya
efektif
Kebanyakan wanita menyadari dirinya hamil 1 – 2minggu setelah
terlambat haid dimana korda spinalis telah terbentuk dan jantung sudah
berdetak (Moore, 1983)
Hellerstedt dkk, 1998 → survey via telepon terhadap 7200 wanita hamil
yang memperlihatkan bahwa wanita dengan kehamilan yang tidak
direncanakan lebih besar kemungkinannya memiliki prilaku resiko tinggi
seperti merokok, dan tidak minum vitamin setiap hari.
Salah satu ukuran penting dari efektivitas konseling → pengaruhnya
dalam menurunkan jumlah kehamilan yang tidak diinginkan
3. Penyakit  kronik
 Diabetes Mellitus (DM)
Hiperglikemia → patologi ibu dan janin → perlu konseling
prakehamilan untuk menghindari penyulit
Konseling → pengendalian kadar glukosa darah jangka panjang
Pada konseling diberikan penjelasan mengenai resiko dan mencari
strategi untuk mengurangi resiko sebelum kehamilan
 Epilepsi
Keturunan wanita dengan epilepsi → 2 – 3 X mengalami anomali
struktural → lebih parah pada anak yang terpajan obat – obatan anti
konvulsi
Konseling → mencakup rekomendasi untuk mengganti obat ke
regimen yang paling tidak teratogenik / jika mungkin hentikan obat
sebelum kehamilan
American academy of nerurology, 1998 → wanita dengan epilepsy
usia subur menjalani konseling dan selama kehamilan mengkonsumsi
asam folat dan obat antikejang monoterapi yang paling tidak
teratogenik
Biale dan Lewenthal, 1984 → studi terhadap efek pemberian asam
folat prakehamilan pada wanita dengan epilepsi yang minum obat anti
konvulsi → hasil : 15% yang tidak mengkonsumsi asam folat anaknya
mengalami malformasi congenital, sedangkan selebihnya yang
mengkonsumsi asam folat tidak satupun yang mengidap anomaly

4.Penyakit kronik lainnya

Cox dkk, 1992 → membahas hasil akhir pada pasangan yang


mendapat konseling prakehamilan. Hasil akhir pada 240 wanita
dengan hipertensi, penyakit ginjal, penyakit tiroid, asma dan penyakit
jantung secara bermakna membaik apabila mendapat konseling.
 80% yang mendapatkan konseling → melahirkan bayi normal pada
kehamilan tersebut dibandingkan pada kehamilan sebelumnya yang
tidak mendapat konseling

E. Faktor-Faktor Lain yang Mempegaruhi Penilaian Konseling Pra


Konsepsi

1.  Riwayat Reproduksi


Informasi dapat melalui kuesioner pada kunjungan rutin
prakehamilan
Mencakup : usaha – usaha sebelum kehamilan, adanya infertilitas,
hasil kehamilan abnormal termasuk abortus, kehamilan ektopik,
kematian janin berulang
Perlu juga riwayat keluarga terdekat, contohnya : pada abortus
berulang, atau adanya kelainan susunan kromosom
Perlu dicatat pemakaian teknologi reproduksi untuk menjadi hamil,
contohnya penyuntikkan sperma intrasitoplasma (intra
cytoplasmic sperm injection / ICSI) berkaitan dengan adanya
penyulit tertentu (Bowen dkk, 1998)
Demikian pula dengan faktor resiko persalinan prematur rekuren,
preeklampsia, dan seksio sesarea berulang.

2.  Riwayat pemakaian alkohol, dan merokok


Retardasi mental yang berhubungan dengan alkohol saat ini
merupakan satu – satunya sindroma retardasi mental yang diatasi
dengan pencegahan primer
Pecandu alkohol dapat diidentifikasi dengan kuesioner berupa
rangkaian dari empat pertanyaan mengenai : adanya toleransi
terhadap alkohol, rasa terganggu mengenai kebiasaan minum,
usaha untuk mengurangi, dan riwayat minum di pagi hari
Merokok meningkatkan resiko persalinan premature, restriksi
pertumbuhan janin, berat bayi lahir rendah serta attention deficit
hyperactivity disorder / ADHD serta masalah prilaku dan belajar
saat anak mencapai usia sekolah (American College of
Obstetricians and Gynecologists, 1999)
3.Riwayat Sosial
a. Usia ibu mempengaruhi hasil akhir kehamilan
Kehamilan usia 15 – 19 tahun → resiko anemia dan janin dengan
pertumbuhan terhambat, persalinan premature, dan angka
kematian bayi lebih tinggi → sering tidak direncanakan sehingga
tidak ada konseling
b. Remaja → masih tumbuh dan berkembang sehingga butuh kalori
yang lebih besar daripada wanita yang lebih tua → berat badan
sering kurang
c. Kehamilan usia > 35 tahun → saat ini 10% dengan penyulit obstetri
dan meningkatkan morbiditas dan mortilitas perinatal
d.   Merokok juga meningkatkan resiko penyulit kehamilan yang
berkaitan dengan insufisiensi vascular, seperti insufisiensi
uteroplasenta dan solusio plasenta
e.    Konseling → kurangi / bahkan hentikan merokok prakehamilan
4.  Riwayat pemakaian obat –obatan terlarang
a. Mariyuana dan opium tidak ada bukti mempunyai efek teratogenik
terhadap manusia.
b. Opium mempunyai efek neonatus withdrawal : tangisan bayi high
piched, tidak mau menyusui, tremor, bayi iritabel, mengantuk,
muntah, diare dan kadang – kadang kejang. Resiko penularan HIV
dan hepatitis  pada penggunaan jarum bersama
c. Penggunaan kokain mempunyai efek pada ibu termasuk
vasokonstriksi, disamping efek kardiotoksik. Komplikasi terhadap
kehamilan : abortus spontan, IUFD, PROM, kelahiran preterm,
IUGR, dan solusio plasenta. Bersifat teratogenik : mikrosefal, defek
batang tubuh, malformasi traktus genitourinari. Resiko
abnormalitas neurobehavior dan orientasi.
d.   Penggunaan amfetamin berhubungan dengan berkurangnya
lingkar kepala janin dan meningkatnya resiko solusio plasenta,
IUGR dan IUFD, namun tidak ada bukti berefek teratogen.
5.  Riwayat Mengalami Kekerasan dalam Rumah Tangga
Riwayat kekerasan dalam RT berhubungan dengan pasangan
pecandu alkohol / obat, menganggur, dan memiliki latar belakang
pendidikan atau pendapatan yang rendah serta riwayat pernah
dipenjara (Grisso dkk, 1999; Kyriacou dkk, 1999)
6.  Imunitas
a. Konseling prakehamilan → penilaian atas imunitas terhadap rubella
dan hepatitis B
b.Vaksin : tetanus toksoid, bakteri atau virus mati (influenza,
pneumokokus, hepatitis B, meningokokus, rabies), atau virus hidup
yang sudah dilemahkan (campak, gondongan, polio, rubela, cacar air,
demam kuning)
c. Pemberian vaksin hidup selama kehamilan tidak dianjurkan dan
idealnya diberikan paling sedikit 3 bulan sebelum kehamilan
7.  Riwayat pajanan lingkungan
a. Pajanan lingkungan mencakup organisme infeksius, seperti :
perawat NICU,  perawat unit dialisis mungkin terpajan
sitomegalovirus atau virus sintitial traktus respiratorius dan petugas
penitipan anak dan guru di sekolah mungkin terpajan parvovirus
dan rubella
b.   Pekerja industri yang hamil mungkin terpajan zat – zat kimia seperti
logam berat atau pelarut organik
c.   Konseling pajanan lingkungan → hindari pajanan tersebut sebelum
dan selama kehamilan
8.  Riwayat makanan dan gizi
a. Kebiasaan makan seperti Pika : untuk es, tepung kanji, atau lumpur
dan kotoran;  sering dikaitkan dengan anemia
b. Kebiasaan makan seperti diet vegetarian memperlihatkan defisiensi
protein, tetapi dapat dikoreksi dengan meningkatkan konsumsi telur
dan keju
c. Konsumsi vitamin A tidak dianjurkan karena mempunyai efek
teratogenik terhadap manusia pada dosis 20.000 – 50.000 IU per
hari, diantaranya malformasi janin
d.  Obesitas berhubungan dengan penyulit seperti hipertensi,
preeklampsia, DM gestasional, tromboflebitis, kelainan persalinan,
kehamilan post matur, seksio sesarea dan penyulit operasi (Wolfe,
1998)
e. Defisiensi gizi seperti anoreksia dan bullimia meningkatkan resiko
timbulnya masalah terkait misalnya gangguan elektrolit, aritmia
F. Penilaian-penilaian Penting Untuk Menyelesaikan Masalah
 Hal-hal yang perlu didiskusikan diantaranya :

a. Riwayat Reproduksi

Catatan riwayat menstruasi akan memberikan kesempatan untuk


menilai tingkat pengetahuan si ibu tentang fisiologi menstruasi dan
memberikan konseling tentang bagaimana dia menggunakan
pengetahuan tersebut untuk merencanakan kehamilan.

Diagnosa dan penatalaksanaan kelainan-kelainan seperti


malformasi uterus, penyakit autoimmune ibu, dan infeksi genital
dapat mengurangi resiko terjadinya abortus berulang.

Menelaah riwayat obstetrik saat wanita tidak hamil akan membuat


calon orang tua mengungkapkan kekhawatirannya, perhatian dan
pertanyaan-pertanyaan seputar kehamilan dan reproduksi.

b. Riwayat keluarga
1.Skrining karier

Konseling riwayat keluarga dapat mengungkap resiko


penyakit-penyakit seperti muscular dystrophy, sindrom fragile X
atau Down sindrom, dan penyakit lainnya yang dapat diturunkan
secara genetik harus dilakukan. Informasi tentang tes diagnostik
yang tepat seperti sampling vili khorionik atau amniosintesis perlu
disampaikan.

Skrining karier berdasarkan riwayat keluarga atau latar


belakang etnis dari pasangan sangat penting dalam konseling
sebelum terjadinya kelainan pada kehamilannya. Pengenalan pra
konsepsi dari status karier membuat wanita dan pasangannya
dapat diberitahukan tentang resiko penyakit resesif autosom diluar
konteks emosional dari kehamilan. Pengetahuan tentang status
karier juga membuat keduanya dapat mengambil keputusan
tentang kehamilan serta  merencanakan pemeriksaan yang
diperlukan bila terjadinya kehamilan.

     2. Penilaian medis

           Perawatan pra konsepsi untuk wanita dengan problem medis


yang berarti harus mencakup penilaian faktor resiko bukan hanya
bagi janin tapi juga bagi si ibu. Perawatan yang tepat mungkin
memerlukan kerjasama dengan spesialis lain.

   c.   Skrining Faktor Resiko Resiko

1. Skrining penyakit infeksi

a. Wanita tanpa imunitas terhadap rubella dapat dikenali melalui


skrining pra konsepsi, dan sindrom rubella kongenital dapat
dicegah dengan vaksinasi. Tidak ada laporan kasus rubella
kongenital setelah imunisasi rubella dalam 3 bulan sebelum atau
setelah konsepsi.

b. Skrining universal bagi wanita hamil untuk hepatitis B virus (HBV)


telah direkomendasikan oleh CDC and Prevention sejak tahun
1988. Wanita dengan resiko sosial atau pekerjaan terpapar
dengan hepatitis B virus harus diberi penyuluhan serta diberikan
vaksinasi.

c. Pasien yang beresiko terhadap tuberkulosis harus diperiksa bila


riwayat vaksinasi BCG-nya tidak sesuai dengan pedoman untuk
skrining atau pengobatan pencegahan.

d. Skrining CMV (cytomegalo virus) harus ditawarkan sebelum


konsepsi untuk wanita yang bekerja di ICU, fasilitas perawatan
anak, atau unit dialisa darah.

e. Ig-G  Parvovirus dapat ditawarkan sebelum konsepsi kepada


guru-guru dan pekerja pengasuh anak.

f. Toksoplasmosis sering berhubungan dengan pemilik kucing dan


mereka  yang makan daging mentah. Skrining toksoplasmosis
rutin untuk menentukan status antibodi sebelum konsepsi
terutama memberikan jaminan kepada mereka yang sudah imun.
g. Skrining untuk antibodi varisela dilakukan untuk mengetahui
adanya riwayat menderita varisela. Vaksin virus varisela zoster
sekarang dianjurkan untuk semua orang dewasa non imun.

h. Skrining dan pemeriksaan HIV harus ditawarkan secara rahasia


dan sukarela kepada semua wanita.

i. Pemeriksaan untuk Neiesseia Gonorea, Chlamidia trachomatis


dan Troponema pallidum sering dilakukan secara rutin untuk
pasien yang aktif secara seksual.

2. Penilaian pemaparan obat

Penilaian terhadap pemaparan dengan obat baik yang dibeli


bebas maupun yang melalui resep. Penggunaan obat harus
dipastikan dan diberikan keterangan tentang pilihan obat yang
paling aman.

a. Isotretinoin (accutane), regimen oral telah disetujui oleh FDA


untuk akne sistika berat, harus dihindari sebelum konsepsi.
Isotretinoin sangat teratogenik menyebabkan defek kraniofacial
(mikrotia, anotia).

b. Sodium warfarin (coumadin), suatu anti koagulan dan derivatnya


telah dikaitkan dengan embriopati. Karena sodium warfarin tidak
melintasi plasenta, wanita yang memerlukan antikoagulan harus
mengganti terapi antikoagulannya dengan heparin sebelum
konsepsi.

c.  Keturunan dari wanita yang mendapat terapi anti kejang untuk
epilepsi sangat beresiko terhadap malformasi kongenital.
Perbedaan pendapat masih terus terjadi apakah karena proses
penyakit, obat-obatan, atau kombinasi keduanya yang
menyebabkan malformasi. Ahli saraf merasa adalah tepat untuk
mencoba menunda terapi anti konvulsan bagi wanita yang sudah
bebas kejang selama 2 tahun. Bagi wanita yang bukan calon
pasien yang akan dihentikan terapinya, maka dipilih obat yang
paling sedikit efek teratogeniknya

d.  Tidak ada bukti adanya efek teratogenisitas dari kontrasepsi oral
atau implant. Spermisida vagina tidak teratogenik bagi wanita
yang hamil sementara mereka sedang menggunakan
kontrasepsi ini atau hamil sesudah menghentikan
pemakaiannya.

d. Penilaian kandungan zat gizi

a. Indeks massa tubuh, didefinisikan sebagai [BB(kg)/TB(m 2)]


adalah indikator yang sering dipakai untuk menilai status gizi.
Wanita dengan riwayat anoreksia atau bulimia akan
mendapatkan keuntungan dengan konseling nutrisi dan psikologi
sebelum konsepsi.

b. Kebiasaan makan seperti pika, suatu gangguan makan, dan


pemakaian suplementasi megavitamin harus dibicarakan.
Penggunaan suplemen multivitamin yang berlebihan yang
mengandung vitamin A harus dihindari karena diperkirakan diet
intake vitamin A bagi banyak wanita di Amerika sudah cukup.
Vitamin bersifat teratogenik pada manusia pada dosis 20.000 –
50.000 IU per hari, menimbulkan malformasi janin seperti yang
terlihat dengan pemakain isotretinoin, suatu derivate sintetis
vitamin A.

c. Konsumsi asam folat peri konsepsi mengurangi resiko defek


tabung saraf (NTDs). Badan pelayanan kesehatan masyarakat
Amerika serikat merekomendasikan pemakaian suplementasi 0,4
mg asam folat perhari bagi semua wanita yang akan hamil.
Kecuali adanya kontra indikasi karena anemia pernisiosa, wanita
yang sebelumnya melahirkan anak dengan neural tube defek
harus mengkonsumsi 4 mg asam folat per hari.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konseling berasal dari kata coucel yang artinya bersama atau


berbicara bersama. Konseling pra konsepsi atau pra kehamilan adalah
pembicaraan yang dilakukan terhadap pasangan usia subur sebelum
terjadinya kehamilan. Konseling ini termasuk salah satu tindakan preventif
dalam ilmu kedokteran obstetri.
Bentuk- bentuk pemeriksaan
Konseling pra kehamilan dapat digabung ke dalam setiap kunjungan dari
wanita dalam masa reproduksi. Adalah anamnesis lengkap dan
pemeriksaan - pemeriksaan untuk Skrining.

Masalah – masalah yang di hadapi sebelum konsepsi meliputi ,penyakit


genetik,kehamilan yang tidak di inginkan, penyakit kronik penyakit kronik
lainnya adapun faktor-faktor lain yang mempegaruhi penilaian konseling
pra konsepsi adalah riwayat reproduksi, riwayat pemakaian alkohol, dan
merokok, riwayat sosial, riwayat pemakaian obat –obatan terlarang,
riwayat mengalami kekerasan dalam rumah tangga, imunitas, riwayat
pajanan lingkungan, riwayat makanan dan gizi. Adapun penilaian-
penilaian penting untuk menyelesaikan masalah meliputi riwayat
repsroduks, riwayat keluarga, skrining faktor resiko dan penilaian
kandungan zat gizi.
DAFTAR PUSTAKA

Oktalia Juli, Herizasyam. Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan


dan Faktor – faktor yang mempengaruhinya: Jurnal Ilmu dan
Teknologi Kesehatan, Vol.3 No.2, Maret 2016.

Yulivantina, Mufdillah, dkk. Pelaksanaan Skrining Prakonsepsi


pada Calon Pengantin Perempuan: Jurnal Kesehatan
Reproduksi, Vol. 8 No.1, April 2021.

Yuliyanti, Rahayu, dkk. Hubungan Tingkat Pengetahuan


Tentang Kehamilan Risiko Tinggi dengan Persiapan Persalinan
Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo
Semarang: Konfersi Ilmiah Mahasiswa Unissula (KIMU) 3, 28
Oktober 2020.

Karlopa, Nurunniyah, dkk. Perbedaan Tingkat Pengetahuan


Tentang Perencanaan Kehamilan Pada Calon Pengantin
Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Konseling di Puskesmas
Sedayu I dan II Kabupaten Bantul Yogyakarta, Yogyakarta,
2017.

Mugnia, Gantini, dkk. Pendidikan Kesehatan Teman Sebaya,


Pengetahuan Sikap Remaja Tentang Kehamilan Yang Tidak di
Inginkan. Tasikmalaya.

Modul Pengajaran, Mempersiapkan Kehamilan Yang Sehat,


Malang. 2014.
Sunarti, Perawatan Kehamilan. Mitra Wacana Media: Jakarta.
2012.

Sunarty, Alimuddin, Konseling Perkawinan dan Keluarga,


Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar: Makassar. 2016.
Contoh Soal Uji Kompetensi Konseling Pra Kehamilan
1. Seorang perempuan umur 23 tahun, datang ke BPM untuk
konsultasi kehamilan. Hasil anamnesis: baru menikah 2 bulan tapi
belum ada tanda kehamilan, siklus haid 37 hari, tinggal serumah
dengan suami, melakukan hubungan intim setiap hari. Hasil
pemeriksaan: KU baik, BB 75 kg, TB 150 cm, TD 110/70 mmHg, N
80x/menit, P 20x/menit, S 36,50 C, abdomen tidak teraba massa.
Konseling apa yang paling tepat diberikan pada kasus tersebut ?
a. Rujuk ke konsultan perkawinan
b. Rujuk ke dokter obgyn fertilitas
c. Pengaturan pola seksual
d. Olahraga teratur
e. Diet Nutrisi
Jawaban : E
2. Seorang perempuan umur 38 tahun, seorang wanita karir yang
sangat sibuk, datang ke BPM dengan keluhan ingin program anak
kedua. Hasil anamnesis: anak pertama berusia 3 tahun, dan
selama ini tidak menggunakan alat kontrasepsi. Hasil pemeriksaan:
TD 110/70 mmHg, S: 36C, N: 80x/menit, P: 20x/menit
Apakah konseling yang tepat pada kasus tersebut ?
a. Menganjurkan ibu kurangi stress
b. Menganjurkan ibu berhenti bekerja
c. Menganjurkan ibu suntik neurobion
d. Menganjurkan ibu konsumsi vitamin
e. Menganjurkan ibu program anak asuh
Jawaban : A
3. Seorang perempuan usia 24 tahun datang ke klinik bidan bersama
suaminya. Mereka baru menikah 1minggu yang lalu,mengeluh nyeri
setiap kali berhubungan seksual.Hasil pemeriksaan TTV dalam
batas normal, inspeksi vagina tidak ada kelainan. Pasangan ini
berencana ingin segera mempunyai momongan/bayi
Apakah yang bidan lakukan dalam rangka persiapan kehamilan ?
a. Memberikan suplemen asam folat 400 mcg
b. Memberikan suplemen kalsium
c. Memberikan suplemen vitamin B12
d. Memberikan suplemen vitamin D
e. Memberikan suplemen zat besi
Jawaban: A
4. Seorang bidan desa sedang melakukan pengkajian pada desa
binaannya, di dapatkan data bahwa di desa tersebut banyak terjadi
kasus anemia sekitar 40% dari usia reproduktif, sehingga banyak
terjadi kelahiran bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Masyarakat
jarang makan ikan atau daging karena daya beli masyarakat
kurang.
Rencana asuhan apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus
tersebut ?
a. Penyuluhan
b. Konseling nutrisi
c. Mencari donator tetap
d. Pemberdayaan ekonomi
e. Pendekatan tokoh masyarakat
Jawaban : D
5. Seorang perempuan umur 24 tahun, datang ke abpm untuk
konsultasi kehamilan. Hasil anamnesis:baru menikah 2 bulan yang
lalu tapi belum ada tanda kehamilan, siklus haid teratur 30 hari,
tinggal serumah dengan suami, melakukan hubungan intim setiap
hari. Hasil pemeriksaan: KU baik, BB 80 kg, TB 150 cm, TD 110/70
mmHg, N 80x/menit, P 20x/menit, S 36,5 C, abdomen tidak teraba
massa.
Konseling apakah yang mungkinterjadi pada kasus tersebut ?
a. Insufisiensi utero plasenta
b. Diabetes Gestasional
c. Gemelli
d. IUGR
e. BBLR
Jawaban : B

Anda mungkin juga menyukai