Anda di halaman 1dari 11

Peran dan Tanggung Jawab Bidan Memberikan Dukungan Terhadap Kesehatan Mental

Perempuan

Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Psikologi


Oleh :
1. Risma Audina NIM 151191007

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020/2021
DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................2
1.1Latar Belakang....................................................................................................................................2
1.2 Tujuan................................................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..............................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
2.1 Kesehatan Mental Perempuan............................................................................................................4
2.2 Peran dan Tanggung Jawab Bidan.....................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................9
3.2 Saran..................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang
besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa
kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.

Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan
mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain,
membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.

Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain depresi, gangguan bipolar,
kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan
psikosis. Beberapa penyakit mental hanya terjadi pada jenis pengidap tertentu,
seperti postpartum depression hanya menyerang ibu setelah melahirkan.

Psikologi adalah salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari tentang
perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia melalui prosedur ilmiah. Seseorang yang
melakukan praktik psikologis disebut sebagai psikolog. Para psikolog berusaha untuk
memperbaiki kualitas hidup seseorang melalui intervensi tertentu baik pada fungsi mental,
perilaku individu maupun kelompok, yang didasari atas proses fisiologis, neurologis, dan
psikososial.
Bidan adalah salah satu tenaga professional dibidang kesehatan, yang tugas utamanya adalah
mendampingi ibu hamil selama masa kehamilan dan ketika melahirkan. Mereka juga telah
dibekali pengetahuan tentang cara merawat bayi lahir, menangani proses pasca persalinan hingga
membantu dan mendampingi ibu hamil dan nifas ketika mengalami gangguan psikologi.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui kesehatan mental perempuan

2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis peran dan tanggung jawab bidan terhadap kesehatan mental
perempuan
1.3 Rumusan Masalah
1. Pengertian kesehatan mental perempuan ?

2. Peran dan tanggung jawab bidan terhadap kesehatan mental perempuan?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kesehatan Mental Perempuan


Perempuan memiliki kekhawatiran sendiri akan kesehatannya. Suatu survey yang dilakukan
tahun 2016 di Australia oleh Jean Hailes for Women's Health didapatkan hasil bahawa
kekhawatiran perempuan akan masalah kesehatan terdiri dari : Nyeri Kronis (8%), Menopause
(9%), Masalah Kesehatan Mental (15%), Cancer (17%) dan Masalah Menajemen Berat Badan
(23%). Sedangkan dalam situs WebMD dikatakan bahwa kekhawatiran perempuan akan
penyakit yang dialami terdiri dari masalah Jantung, Kanker Payudara, Osteoporosis, Depresi dan
Penyakit Autoimun. Kedua data tersebut menyatakan juga bahwa masalah terkait dengan
kesehatan perempuan selalu terkait dengan masalah mental emosional. Salah satu yang lebih
sering dialami perempuan adalah Depresi.

Gangguan Jiwa Khas Perempuan

Depresi sebagaimana juga masalah kecemasan secara angka kejadian lebih sering terjadi pada
perempuan dibandingkan laki-laki. Angka statistik menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan
dua kali lipat mengalami masalah gangguan mental emosional dibandingkan laki-laki. Walaupun
gejala depresi dan cemas pada perempuan tidak berbeda dengan laki-laki, namun di dalam
kriteria diagnosis sendiri ada beberapa masalah gangguan jiwa yang khas hanya terjadi pada
perempuan. Hal ini berkaitan dengan fungsi reproduksi perempuan itu sendiri. Beberapa di
antaranya adalah

a. PreMenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)

Kita mungkin lebih banyak mengenal istilah PreMenstrual Syndrome (PMS), suatu kondisi
gangguan suasana perasaan yang biasanya ditandai dengan fluktuatif suasana perasaan (mood
swing) dan keadaan lebih mudah teriritasi di saat menjelang menstruasi. Premenstrual Dysphoric
Disorder adalah kondisi yang lebih berat dibandingkan PMS. PMDD terjadi di hampir
kebanyakan siklus menstruasi dan ditandai dengan beberapa gejala berikut ini : mood yang
depresif, merasa cemas, tertekan atau merasa terkunci, afeksi atau suasana perasaan mudah
berubah, marah atau mudah tersinggung, pengurangan minat terhadap aktifitas biasanya, susah
konsentrasi, perasaan lelah berlebihan, tidak nafsu makan, gangguan tidur (insomnia atau
kebanyakan tidur), perasaan subyektif merasa beban terlalu besar atau tidak bisa mengontrol diri
dan disertai gejala fisik seperti payudara yang membesar dan sensitif, sakit kepala, mual, nyeri
otot dan kenaikan berat badan. Gejala yang berkaitan dengan mood dan afek biasanya menjadi
pokok utama gejala untuk diagnosis PMDD ini. Kondisi ini berlangsung sampai mengganggu
fungsi kehidupan pribadi dan sosial dan biasanya berlangsung berturut-turut selama dua periode
menstruasi.

b. Depresi Perinatal ( saat kehamilan )

Depresi bisa terjadi pada siapa saja. Pasien depresi bisa mengalami keberulangan walaupun saat
sedang diterapi dan mengalami masa penurunan gejala yang baik. Perempuan yang pernah
mengalami depresi bisa mengalami keberulangan depresi pada saat kehamilan. Fluktuatif
hormonal pada saat kehamilan dianggap sebagai pemicu timbulnya kembali gejala-gejala depresi
yang dialami perempuan. Beberapa di antaranya juga mengalami gejala depresi yang terus
menerus saat sebelum hamil. Beberapa penelitian mengatakan pada kasus yang berat penggunaan
antidepresan saat kehamilan masih bisa dilakukan. Untuk lebih amannya memang ada baiknya
antidepresan seperti golongan serotonin tidak diberikan di trimester pertama kehamilan dan baru
diberikan di trimester kedua.

c. Depresi Post Partum ( setelah melahirkan )

Depresi post partum atau depresi pasca melahirkan bisa terjadi dalam kurun waktu enam bulan
sejak melahirkan. Perempuan yang mengalami kondisi ini bisa tidak mau merawat anaknya.
Kondisi yang berat bisa juga dibarengi dengan gejala ide-ide bunuh diri bahkan sampai
melakukannya. Depresi post partum perlu dikenali. Pada saat dalam pemeriksaan kliis bisa
dengan menggunakan Edinburgh Post Partum Depression Scale yang sebenarnya juga bisa
dilakukan pada saat sebelum melahirkan atau pada masa perinatal (kehamilan). Skala Edinburgh
ini bisa digunakan untuk menjadi salah satu alat penapisan (screening) untuk perempuan hamil
maupun pasca kelahiran berkaitan dengan gejala-gejala depresi.

Sangat penting untuk menjaga kesehatan perempuan termasuk kesehatan jiwa perempuan.
Masalah rentannya gangguan jiwa pada perempuan bisa disebabkan oleh berbagai macam hal.
Kekurangan energi, tugas yang berat dan kadang multitasking baik sebagai ibu rumah tangga dan
bekerja, mengurus suami dan anak, faktor hormonal adalah sebagian pemicu rentannya
perempuan mengalami gangguan kesehatan jiwa.

2.2 Peran dan Tanggung Jawab Bidan


1. PreMenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)

Pada saat remaja putri mulai mendapatkan menstruasi, bidan sudah mulai bisa melaksanakan
tugasnya dalam memberikan edukasi kesehatan reproduksi. Termasuk memberikan edukasi agar
jangan sampai remaja putri hamil di luar pernikahan.

Efek dari perubahan hormon sering kali menyebabkan wanita mengalami mood swing atau
suasana hati yang tak menentu, sehingga mereka mudah marah, sedih, tersinggung, malas,
bahkan depresi.

Bidan senantiasa membantu remaja untuk mengurangi gangguan mental yang terjadi dengan cara
memberikan edukasi dan konseling.

Cara menangani mood swing akibat perubahan hormon

1. Terapkan pola makan bergizi

Mengonsumsi makanan bergizi, terutama yang mengandung karbohidrat kompleks, dinilai dapat
membantu mengatasi mood swing akibat perubahan hormone. Zat ini mampu meningkatkan
produksi hormon serotonin yang dapat memperbaiki mood. Contoh makanan yang mengandung
karbohidrat kompleks adalah biji-bijian dan kacang-kacangan.

Beragam makanan lainnya yang bisa Anda konsumsi untuk menangani mood swing adalah
brokoli, wortel, bayam, labu, kubis, tomat, dan ubi jalar.

2. Rutin berolahraga

Selain meningkatkan kesehatan fisik, melakukan olahraga secara teratur juga baik dalam
menjaga kesehatan mental. Saat berolahraga, tubuh Anda akan menghasilkan hormon endorfin
yang baik untuk mengurangi stres dan menangani mood swing. Contoh olahraga yang bisa Anda
lakukan adalah bersepeda atau jalan santai.
3. Batasi minuman beralkohol, berkafein, dan manis

Ketika merasakan mood swing, sebaiknya hindari konsumsi minuman beralkohol dan berkafein.


Selain bisa membuat merasa letih, minuman tersebut juga dapat menimbulkan atau
memperburuk rasa cemas.

2.Depresi Perinatal ( saat kehamilan )

Depresi postpartum  adalah gangguan psikologis pada ibu pasca-melahirkan.. Pelayanan 


Antenatal  Terpadu yang  selama  ini  diterapkan adalah Komunikasi, Informasi  dan  Edukasi 
Efektif dan  Kelas Ibu  Hamil. KIE umumnya diberikan melalui konsultasi perorangan saat ibu
melakukan kunjungan antenatal; belum semua ibu hamil yang mengikuti Kelas Ibu Hamil dan
belum menghadirkan suami pada Kelas Ibu Hamil Kegiatan antenatal dikoordinir dan
dilaksanakan oleh bidan.

Peran nakes dalam perubahan dan adaptasi psikologis adalah dengan memberi support atau
dukungan moral bagi klien meyakinkan bahwa klien dapat menghadapi kehamilannya dan
perubahan yang dirasakan adalah sesuatu yang normal. Nakes harus bekerjasama dan
membangun hubungan yang baik dengan klien agar terjalin hubungan yang terbuka antara nakes
dan klien.

Fungsi nakes adalah sebagai fasilitator bagi kliennya. Nakes dapat membagi pengalaman yang
pernah dirasakan nakes itu sendiri. Nakes juga dapat memberikan contoh orang lain sehingga
klien mampu membayangkan bagaimana cara mereka sendiri menyelesaikan dan menghadapi
masalahnya.

Peran bidan adalah memutuskan apa yang harus diberitahukan kepada klien dalam menghadapi
kehamilannya agar selalu waspada terhadap perubahan yang terjadi, perilakunya dan bagaimana
menghadapi permasalahannya yang timbul akibat kehamilannya.

3.Depresi Post Partum

Pada umumnya baby blues terjadi pada beberapa hari pasca melahirkan dengan gejala seperti
mood yang berubah-ubah, sering menangis dan stress. Kondisi ini merupakan hal yang wajar
terjadi pada ibu pasca melahirkan. Namun, ketika baby blues berlangsung secara terus menerus
selama lebih dari dua minggu, ini bisa menjadi pertanda dari postpartum despression.

Beberapa faktor penyebab terjadinya postpartum depression ini adalah salah satunya yaitu


perubahan besar hormon reproduksi setelah melahirkan. Selain itu perubahan kebiasaan seorang
ibu setelah mempunyai bayi yaitu kurang tidur, asupan nutrisi yang kurang baik, dan kurangnya
dukungan dari suami serta keluarga.

“Yang bisa dilakukan jika mengalami postpartum depression yaitu konsultasikan ke dokter atau


bidan, support dari keluarga terutama suami, serta pemenuhan gizi seimbang.
Tugas bidan :

1. Mengajarkan cara menyusui yang benar


2. Mengajarkan cara perawatan bayi Peran kita sebagai bidan yaitu mensupport dan
memfasilitasi masa transisi (kehamilan, kelahiran, nifas)” 
3. Cara perawatan luka
4. Senam nifas
5. Pendidikan kesehatan gizi
6. Istirahat
7. Kebersihan diri
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perempuan memiliki kekhawatiran sendiri akan kesehatannya. Peran nakes dalam perubahan dan
adaptasi psikologis adalah dengan memberi support atau dukungan moral bagi klien meyakinkan
bahwa klien dapat menghadapi perubahan yang dirasakan adalah sesuatu yang normal. Nakes
harus bekerjasama dan membangun hubungan yang baik dengan klien agar terjalin hubungan
yang terbuka antara nakes dan klien. Peran bidan adalah memutuskan apa yang harus
diberitahukan kepada klien dalam menghadapi permasalahannya agar selalu waspada terhadap
perubahan yang terjadi, perilakunya dan bagaimana menghadapi permasalahannya yang timbul.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini diharapkan menggunakan literatur yang lebih banyak sehingga
pembahasan bisa lebih baik dan mudah dimengerti bagi pembaca. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi pembaca, baik bagi tenaga kesehatan dan
khususnya bagi mahasiswa kebidanan dalam memberikan asuhan secara professional.
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E. (2002). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Sunarto & Agung, Hartono. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Syamsudin, Abin M. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Willis, Sofyan. (2005). Remaja dan Masalahnya. Bandung : Alfabeta

Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung :
Remaja Rosdakarya

Yusuf, Syamsu (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosda
Karya.

http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1854941-kesehatan-mental-
remaja/#ixzz1ZEtivCTp

http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1854941-kesehatan-mental-remaja/

http://bpi-uinsuskariau3.blogspot.com/2010/12/pengertian-kesehatan-mental-dan-konsep.html

http://organisasi.org/hal-faktor-yang-mempengaruhi-kesehatan-mental-manusia-internal-dan-
eksternal-psikologi

Anda mungkin juga menyukai