Anda di halaman 1dari 10

RENCANA TINDAKAN DALAM

KEPERAWATAN KELUARGA

Kelompok 12
Pengertian Intervensi Keperawatan
Keluarga
Definisikan intervensi keperawatan keluarga adalah
tindakan perawat untuk kepentingan pasien, keluarga atau
komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan dan
memperbaiki kondisi fisik, emosional, psikososial, spiritual,
budaya serta lungkungan tempat mereka mencari bantuan.

ANA’s social polyci statement (1995)


Indikasi
Wright & Leahey dalam Friedman (1998) menganjurkan untuk melakukan
intervensi keperawatan keluarga pada kondisi-kondisi berikut.
1. Adanya keluarga dengan suatu masalah yang berhubungan diantara
anggota keluarga yang dipengaruhi.
2. Adanya anggota keluarga dengan penyakit yang memliki dampak yang
merugikan secara nyata terhadap anggota keluarga yang lain.
3. Anggota keluarga mendukung permasalahan atau gejala pada individu
4. Salah satu anggota keluarga menunjukan perbaikan dari gejala,
sedangkan anggota keluarga yang lain megalami kemunduran.
5. Seorang anggota keluarga didiagnosis penyakitnya untuk pertama kali
6. Perkembangan anak atau remaja secara emosional, tingkah laku, atau
fisik dalam konteks anggota keluarga yang sakit.
7. Salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit kronis pulang atau
pindah dari suatu institusi ke komunitas.
8. Anggota keluarga mengalami penyakit yang mematikan
Klasifikasi Intervensi Keperawatan
Menurut Freeman dan Freedman (2010), secara umum,
intervensi keperawatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Supplemental
2. Facilitativ.
3. Developmental
Intervensi keperawatan keluarga
Strategi intervensi spesifik pelayanan kesehatan yang
profesional di dalam keluarga bergantung pada tingkatan
fungsi keluarga. adalah sebagai berikut :
1. Modifikasi tingkah laku,lingkungan,gaya hidup
2. Kontrak waktu, dan tempat
3. Manajemen kasus, meliputi koordinasi dan advokasi
4. Kolaborasi Konsultasi
5. Konseling, meliputi dukungan, umpan balik kognitif,
intervensi krisis, dan bekerja dalam kelompok.
6. Strategi pemberdayaan
7. Advokasi keluarga
8. meliputi manajemen stres
9. Hubungan antartetangga (misalnya, dasawisma)
yang meliputi penggunaan swabantu dan
dukungan sosial.
10.Merujuk
11.Model peran
12.Peran tambahan , misalnya peran sebagai kader
kesehatan , pokjakes, PKK, dan posyandu
13.Strategi pengajaran
14.Klarifikasi nilai-nilai
Perencanaan Keperawatan Keluarga
1. SKALA PRIORITAS
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai
skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor
terendah. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa criteria sbb:

1. Sifat masalah (actual, risiko, potensial)

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

3. Potensi masalah untuk dicegah

4. Menonjolnya masalah


2. Rencana
• Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam
intervensi nantinya adalah sebagai berikut :
1. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai
masalah

2. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui


dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.

3. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang


faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara
perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya
pengobatan secara teratur.

4. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.

5. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah
diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
Hambatan-Hambatan Dalam Intervensi
Keperawatan Keluarga
Menurut Bailon & Maglaya (1978), ada berbagai hambatan yang
sering dihadapi perawat dalam melakukan intevensi keperawatan
keluarga. Hambatan-hambatan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
berikut :
1. Informasi yang diperoleh keluarga mungkin kurang atau keliru
2. Informasi yang diperoleh oleh keluarga tidak menyeluruh sehingga
keluarga hanya melihat sebagian dari masalah.
3. Keluarga memperoleh informasi yang diperlukan, tetapi mereka tidak
dapat mengaitkan dengan situasi mereka.
4. Keluarga tidak mau menghadapi situasi
5. Anggota-aggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau
sosial.
6. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingakh laku
7. Kegagalan dalm mengaitkan antara tindakan dan sasaran keluarga
8. Keluarga kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan.
Perawat di rumah sakit
Seperti
Ibu di keluarga
“Tidak akan bisa hidup”

Anda mungkin juga menyukai