Anda di halaman 1dari 18

SOIL TRANSMITTED

HELMINTHIASIS
Pengertian Soil Transmitted
Helminthiasis
Soil Transmitted Helminths (STH) adalah kelompok parasit golongan nematoda usus
yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia melalui kontak / tertelannya telur cacing atau
larva itu sendiri yang berkembang di dalam tanah dengan kondisi yang hangat dan lembab dan
umumnya terjadi pada negara-negara dengan iklim tropis dan subtropis (CDC, 2013).
STH merupakan cacing yang perkembangannya berada diluar tubuh manusia atau
berada di tanah dan dominan terjadi di daerah-daerah terpencil dengan kebersihan dan sanitasi
yang kurang memadai di negara-negara berkembang. STH merupakan kelompok cacing
nematoda yang membutuhkan tanah untuk pematangan telur atau larva yang tidak infektif
menjadi telur atau larva yang infektif (Natadisastra & Agoes, 2009).
Menurut Brooker & Bundy (2009),STH dapat
dikelompokkan menjadi 3 bagian menurut cara
menginfeksinya:
1.Tipe 1 : Masuk secara langsung
Pada tipe ini, telur berembrio masuk secara langsung ke dalam
tubuh manusia. Telur-telur cacing menetas dan dapat menginfeksi
dalam waktu 2-3 jam. Penularan terjadi secara fekal-oral dan tidak ada
perkembangan selama di dalam tanah, dimana tanah berguna sebagai
media penularan telur cacing. Cacing yang termasuk dalam tipe
ini adalah cacing cambuk (Trichuris trichiura).
LANJUTAN ...
2.Tipe 2 : Perlu modifikasi namun masuknya secara
langsung
Pada tipe 2, telur dari feses berada dalam bentuk non infektif dan
mengalami periode perkembangannya di dalam tanah untuk menjadi
telur berembrio. Telur yang menetas mengeluarkan larva yang akan
menembus membran mukosa lambung,masuk ke sirkulasi darah
menuju ke paru-paru. Larva akan melewati saluran pernapasan atas dan
masuk ke oesophagus lalu menuju usus untuk berkembang menjadi
cacing dewasa. Cacing yang termasuk dalam tipe ini yaitu cacing
gelang (Ascaris lumbricoides) dan Toxocara sp.
LANJUTAN ...
3. Tipe 3 : Penetrasi melalui kulit
Pada tipe ini, telur cacing mengkontaminasi tanah. Di dalam
tanah, telur akan menetas menjadi larva yang infektif sebelum
menembus kulit untuk tumbuh dewasa dan hidup di dalam usus halus.
Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)
dan Strongyloides stercoralis termasuk dalam tipe ini(Brooker &
Bundy, 2009).
Epidemologi
STH
World Health Organization memperkirakan
bahwa 27.000 anak per tahun meninggal karena Indonesia merupakan negara yang luas di Asia
terjadinya infeksi STH (WHO,2002). Lima belas juta Tenggara terdiri dari beberapa kepulauan, sebagai
anak usia kurang dari 15 tahun berisiko mengalami negara berkembang yang berlokasi didaerah tropis,
gangguan pertumbuhan, penurunan kemampuan fisik, banyak penyakit infeksi dan tropis menduduki 10
atau keduanya sebagai akibat terjadinya infeksi STH. peringkat penyakit terbanyak di Indonesia (Uga
Satu juta lima ratus ribu anak tidak akan mengalami dkk.,2004).
perbaikan gangguan pertumbuhan meskipun diberikan
terapi infeksi STH memengaruhi kesehatan anak, Prevalens infeksi cacing STH di Bali masih
nutrisi, perkembangan kognitif, dan prestasi belajar tinggi karena Bali dengan kisaran suhu 18,7 0 C sampai
(World bank,2003). 28 0 C serta musim panas yang lebih pendek (lima
bulan) sehingga optimal untuk perkembangan telur
cacing STH menjadi infektif di tanah (Widjana dan
Sutisna,2000).
Penyebab Dari
Soil Transmitted
Helminhiasis ? ● Hygien Individu

● Hygien Lingkungan

● Pendidikan Dan Kebiasaan

● Kontak Dengan Cacing

● Asuhan Orang Tua


JENIS-JENIS STH
1. Ascaris lumbricoides Dalam lingkungan yang sesuai Bentuk infektif
(Cacing Gelang) ini bila tertelan manusia, akan menetas menjadi larva
di usus halus, larva tersebut menembus dinding usus
- Morfologi dan Daur Hidup menuju pembuluh darah atau saluran limfa dan di
Cacing dewasa berbentuk silinder dengan ujung yang alirkan ke jantung lalu mengikuti aliran darah ke paru-
meruncing. Stadium dewasa hidup di rongga usus halus. paru menembus dinding pembuluh darah, lalu melalui
Betina berukuran dengan panjang 20-35 cm dan tebal 3-6 dinding alveolus masuk rongga alveolus, kemudian
mm. Jantan lebih kecil, panjang 12-31 cm dan tebal 2-4 mm naik ke trachea melalui bronchiolus dan bronchus.
dengan ujung melengkung
Lanjutan . . .
Dari trachea larva menuju kefaring, sehingga - Gejala Klinis dan Diagnosis
menimbulkan rangsangan batuk, kemudian Pada kebanyakan kasus tidak terdapat gejala. Namun,
tertelan masuk ke dalam esofagus lalu indikasi dari adanya Ascaris adalah gangguan nutrisi
dan akan mengganggu pertumbuhan anak. Pada
menuju ke usus halus, tumbuh menjadi umumnya pasien akan mengalami demam, urticaria,
cacing dewasa. Proses tersebut memerlukan malaise, kolik intestinal, mual, muntah, diare. Migrasi
waktu kurang lebih 2 bulan sejak tertelan larva Ascaris melewati paru akan menyebabkan
sampai menjadi cacing dewasa. pneumonitis dan bronchospasm.

-
2.Necator americanus dan Ancylostoma
duodenale (Cacing Tambang)

- Morfologi dan Daur Hidup


Hospes parasit ini adalah manusia, Cacing Dalam waktu sekitar 3 hari larva
dewasa hidup di rongga usus halus dengan giginya tumbuh menjadi larva filariform yang dapat
melekat pada mucosa usus. Cacing betina menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7-8
menghasilkan 9.000-10.000 butir telur sehari. Cacing minggu di tanah. Setelah menembus kulit,
betina mempunyai panjang sekitar 1 cm, cacing jantan larva ikut aliran darah ke jantung terus ke
kira-kira 0,8 cm, cacing dewasa berbentuk seperti
paru-paru. Di paru-paru menembus pembuluh
huruf S atau C dan di dalam mulutnya ada sepasang
gigi darah masuk ke bronchus lalu ke trachea dan
laring.
Lanjutan . . .

Dari laring, larva ikut tertelan dan masuk ke


dalam usus halus dan menjadi cacing - Gejala Klinik dan Diagnosis
dewasa. Infeksi terjadi bila larva filariform Gejala klinik karena infeksi cacing tambang
menembus kulit atau ikut tertelan bersama antara lain lesu, tidak bergairah, konsentrasi
makanan belajar kurang, pucat, rentan terhadap penyakit,
prestasi kerja menurun, dan anemia
-
3. Trichuris trichiura (Cacing Cambuk)

-.Cacing betina panjangnya sekitar 5cm dan yang


jantan sekitar 4 cm. Bagian anterior langsing
seperti cambuk, panjangnya kira-kira 3/5 dari Cara infeksi langsung terjadi bila telur
panjang seluruh tubuh. Bagian posterior yang matang tertelan oleh manusia (hospes),
bentuknya lebih gemuk, pada cacing betina
kemudian larva akan keluar dari dinding telur
bentuknya membulat tumpul. Pada cacing jantan
melingkar dan terdapat satu spikulum. dan masuk ke dalam usus halus sesudah
menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian
distal dan masuk ke kolon asendens dan
sekum.
Lanjutan . . .

Masa pertumbuhan mulai tertelan sampai


menjadi cacing dewasa betina dan siap bertelur
sekitar 30-90 hari
- Gejala Klinik dan Diagnosis
Infeksi cacing cambuk yang ringan biasanya
tidak memberikan gejala klinis yang jelas atau sama
sekali tanpa gejala. Sedangkan infeksi cacing cambuk
yang berat dan menahun terutama pada anak
menimbulkan gejala seperti diare, disenteri, anemia,
berat badan menurun dan kadang-kadang terjadi
prolapses rektum. Infeksi cacing cambuk yang berat
juga sering disertai dengan infeksi cacing lainnya atau
protozoa.
4. Strongiloides stercolaris

Siklus secara langsung, larva filaform


Cacing betina berbentuk filiform, menembus kulit dan mencapai peredaran
halu,tidak berwarna dan panjangnya 2 darah sehingga dapat sampai ke paru atau
mm. Telur berbentuk parasitik diletakkan jantung, dari paru parasit menembus alveolus,
di mukosa usus, kemudian telur tersebut masuk ke trakea dan laring. Secara tidak
menetas menjadi larva rabditiform yang langsung, larva rabditiform dapat menjadi
masuk ke ronnga usus serta dikeluarkan larva filariformyang infeksius dan
bersama tinja. mengeinfeksi hospes atau larva rabditiform
kembali ke siklus bebasnnya.
Lanjutan . . .

- Gejala Klinik dan Diagnosis


- Patofisiologi Umumnya tanpa gejala. Infeksi sedang
dapat menyebabkan rasa sakit seperti ditusuk-
Bila larva dalam jumlah besar menembus tusuk di daerah epigastrium tengah dan tidak
menjalar.mungkin ada mual dan muntah, diare dan
kulit, timbul kelainan kulit yang dinamakan konstipasi saling bergantian. Diagnosis klinis tidak
pasti karena strongiloidiasis tidak memberikan
creeping eruption yang sering disertai dengan gatal gejala klinis yang nyata. Diagnosis pasti adalah
dengan menemukan larva rabditiform dalam tinja
hebat. Cacing dewasa menyebabkan kelainan pada
segar, dalam biakan atau aspirasi duodenum.
mukosa usus halus. Ditemukan eosinophilia Biakan sekurang-kurangnya 2x24 jam
menghasilkan larva filariform dan cacing dewasa
meskipun dapa juga dalam kondisi normal.
Penatalaksanaan/
Pengobatan Dari Soil
Transmitted Perbaikan Sanitasi
Helminhiasisopic

Edukasi Kesehatan

Terapi obat anti-STH


Tiga cara kemoterapi yang
digunakan untuk mengobati
infeksi STH

1) Pemberian obat anti STH pada populasi secara umum,


komunitas diterapi tanpa dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,
status infeksi, dan karakteristik sosial lainnya.

2) Sasaran pemberian obat anti STH berdasarkan kelompok usia,


kehadiran di sekolah atau karakteristik sosial lainnya,
penduduk suatu wilayah, tanpa menilai status infeksi.

3) Sasaran pemberian obat anti STH pada individu tertentu


berdasarkan diagnosis infeksi saat itu (Anderson dkk., 2014).
Thanks!
SEMOGA KALIAN SEHAT
JaCnRgaEnDITpS
template lu a :hTidhisp pbreesentatio
SELALU was creaute rdih, selanlu
rd
mcelu
in cigtaicnogan d by Slidesglou,
ncduin
infographic ns baygaFrlatetirchoinnd, arnd
darrii C A CsI& image
N G A Ns by Freep
ik.

CHINDY
SABA

Anda mungkin juga menyukai