Anda di halaman 1dari 15

S1 FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA

ANTELMINTIK
Oleh
Hizkia Corinthians
2019210095
Kelas B
Presentation Outline
1.Epidemiologi/Prevalensi Cacing Taenia Saginata

2. Siklus hidup cacing Taenia saginata

3. Patofisiologis dan Gejala Klinis

Today's Topics
4. Tujuan Penanggulangan Cacingan

5. Pengobatan Cacing Taenia Saginata

6.Program Penanggulangan Cacingan secara umum


pada anak usia sekolah
NEXT

EPIDEMIOLOGI

Bukti kehadiran dari infeksi Taenia spp pada manusia dapat


ditemukan pada 18 dari 21 Negara MENA (Middle east and
North Africa) dalam penelitian pada periode 1990-2017
menunjukkan 11 diantaranya spesifik mengindikasikan
infeksi T.saginata (1)

Diestimasikan 60.000.000 orang terinfeksi pada seluruh dunia. infeksi T.saginata sangat penting pada Africa,
Amerika Latin, Asia, & beberapa negara Mediterranean. Infeksi juga terjadi pada pada banyak negara eropa & kadang
kala pada Amerika serikat, Kanada, Australia & Selandia baru (2)
Siklus hidup Taenia Saginata
Siklus hidup Taenia Saginata

1. Telur / Gravid proglottids dikeluarkan bersama dengan feses


2. Sapi terinfeksi dengan menelan Tumbuh-tumbuhan yang terkontaminasi
3. Dalam usus hewan oncosfer menetas, menginvasi dinding & bermigrasi menuju
otot lurik (berkembang => cysticerci)
4. Manusia terinfeksi dengan menelan daging mentah/undercooked yang terinfeksi.
5. Dalam Usus manusia, cysticercus berkembang > 2 bulan hingga menjadi cacing pita
dewasa dimana bisa bertahan bertahun-tahun
6. Cacing pita dewasa menempel pada usus halus oleh scolex & bertempat tinggal
disana
7. Cacing dewasa menghasilkan proglottids yang dewasa, menjadi gravid, terlepas
dari cacing pita, bermigrasi ke anus/melalui anus (sekitar 6 hari).
Patofisiologis & gejala klinis

Kebanyakan orang => Asymptomatic. bila dengan gejala yaitu


ketidaknyamanan ringan pada perut, nafsu makan hilang, perubahan
pola tinja.

Komplikasi langka seperti cholecytitis, cholangitis, acute appendicitis


Tujuan Penanggulangan cacingan

Penanggulangan cacingan => Semua


kegiatan /tindakan yang ditunjukkan
untuk menurunkan prevalensi serendah
mungkin dan menurunkan risiko
penularan cacingan di suatu wilayah
Pengobatan Cacing Taenia Saginata

5. Pengobatan Cacing Taenia Saginata

a. Obat PRAZIKUANTEL
dengan dosis tunggal 5-10 mg/kgBB.

b. Obat Niclosamide
2 gr orally once for adults and 50
mg/kg orally once

c. Albendazole
400 mg setiap hari selama 3 hari
Program penanggulangan cacingan secara umum pada anak
usia sekolah

Melakukan Sosialisasi Perilaku hidup bersih dan sehat di


pendidikan anak usia dini dan sekolah dasar atau madrasah
ibtidayah

Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)=> upaya


meningkatkan ketahanan fisik bagi anak SD/MI di Indonesia
melalui Perbaikan gizi & kesehatan.

PMT-AS diberikan dengan pemberian obat cacing


DAFTAR PUSTAKA

1. Saratsis A, Sotiraki S, Braae UC, Devleesschauwer B, Dermauw V, Eichenberger


RM, et.al. Parasites & Vectors. Epidemiology of Taenia saginata
taeniosis/cysticercosis: a systematic review of the distribution in the Middle East and
North Africa. 2019. 1-15. Dapat diakses di :DOI:10.1186/s13071-019-3339-5
2. Gonzalez ML. Epidemiology of taeniosis and cysticercosis in Europe. Bellaterra; 2018. Dapat diakses di:
https://www.tdx.cat/bitstream/handle/10803/664229/mlg1de1.pdf?sequence=1&isAllowed=y

3. CDC. Parasites-Taeniasis. Dapat diakses pada https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/biology.html


[Diakses 26 April 2021]

4. Feldman M, Friedman LS, Brandt LJ, Chung RT, Rubin DT, Wilcox CM. Gatrointestinal and Liver Disease.
11th ed. Elsivier. Dapat diakses dari: Libgen

5. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2017
Tentang Penanggualngan Cacingan. 2017. dapat diakses di:
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._15_ttg_Penanggulangan_Cacingan_.pdf

6.Gunawan SG (ed), Setiabudy R(ed), Nafialdi(ed), Instiaty(ed). FARMAKOLOGI DAN TERAPI 6th ed.Jakarta:
Badan Penerbit FKUI. 2019
S1 Farmasi
Universitas Pancasila

DISENTRI
AMUBA
Oleh
Hizkia Corinthians
2019210095
Kelas B
Kasus

Seorang anak laki-laki umur 2 tahun 6 bulan, datang dengan mencret berlendir &
berdarah, disertai demam & tampak kesakitan pada daerah perut. Pertama demam tidak
begitu tinggi, 4 hari kemudian mendadak tinggi disertai muntah & perut kembung.

Hasilnya: kesadaran compos mentis, suhu 39,4 C, nafas cepat, nadi cepat, & isi cukup dan
tekanan darah 90/60 mmHg. abdomen membuncit, agak tegang, nyeri tekanan, bising
usus meningkat. Diagnosis => disentri amuba

Pembahasan: Disentri amuba disebabkan oleh protozoan parasite Entamoeba


histolytica, Terapi bentuk spesifik Amubiasis ada 3 yaitu Infeksi usus asimtomatik,
Kolitis Amuba dan infeksi ekstrausus
Terapi bentuk spesifisik Amubiasis:

1. Infeksi usus Asimptomatik


Di daerah endemik => pembawa asimptomatik (tidak diobati)
Daerah Non endemik => diterapi dengan Amubisida lumen
(diloksanid furoat, Iodokuinol, paramomisin)

2. Kolitis Amuba
Metronidazole plus suatu amubisida lumen => terapi pilihan
untuk kolitis amuba & Disentri.

3. Infeksi Ekstrausus
Terapi pilihan untuk infeksi ekstrausus adalah metronidazol
ditambah suatu amubisida lumen.
Mekanisme Obat metronidazol :

Metronidazol => mudah diserap dan menembus semua jaringan melalui difusi sederhana. (1) satu jam setelah
pemberian dosis tunggal 500 mg per oral => kadar plasma kira-kira 10 mikrogram per mililiter.(2)

Efeknya jelas pada jaringan karena sebagian besar metronidazol megalami penyerapan di usus halus

Gugus Nitro untuk => aktivitas amubiasis karena


mampu mereduksi & berfungsi sebagai elektron
aseptor terhadap gugus elektron donor protein
amuba.

Terjadi => gangguan proses biokimia. contoh:


Struktur heliks ADN hilang. pemecahan ikatan &
kegagalan fungsi ADN=> amuba mati (3)
DAFTAR PUSTAKA

1. Katzung BG (ed.), Masters SB (ed.), Trevor AJ (ed.). Farmakologi dasar & klinik. 12th ed. McGraw-Hill.
2012.

2.Gunawan SG (ed), Setiabudy R(ed), Nafialdi(ed), Instiaty(ed). FARMAKOLOGI DAN TERAPI. 6th
ed.Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2019

3. Siswandono (ed.), Soekardjo (ed.). Kimia Medisinal. 2nd ed. Surabaya: Airlangga University
Press;2008.

Anda mungkin juga menyukai