Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PASAR UANG DAN PASAR MODAL SYARI'AH

‘TINDAK KEJAHATAN DALAM PASAR MODAL’

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah yang telah diberikan oleh
Dosen pengampu mata kuliah PUPMS oleh:

DR. ANDRI SOEMITRA, M.A.

Di susun oleh :

Kelompok VI

Junita Sari (0503183266)

Nur Aisyah syarifah (0503182114)

Wilidani Anwar Sholeh (050318)

Jurusan Perbankan Syariah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
2021
KATA PENGANTAR

1
Assallammuallaikum WR.WB

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan karunia dan hidayah sehingga makalah yang
berjudul "Tindak Kejahatan Dalam Pasar Modal” dalam memenuhi tugas mata kuliah Pasar Uang dan
Pasar Modal Syari'ah ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda kita tercinta Nabi Muhammad SAW.

Dalam makalah ini membahas tentang hal-hal kejahatan dan pelanggaran dalam pasar mod.
Makalah ini dibuat oleh kami selaku kelompok 6 dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh Dosen serta untuk membantu pembelajaran dalam memahami materi tentang pasar modal.

Kami selaku kelompok 6 menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan sebagai wujud koreksi
atas diri kelompok 2 agar kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi. Demikian kata pengantar yang kami
sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu alaikum Wr. Wb

Medan, Mei 2021

Kelompok 6

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4

A. Latar belakang .................................................................................................................... 4


B. Rumusan masalah .............................................................................................................. 5
C. Tujuan masalah ................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 6

A. Bentuk tindak kejahatan dan pelanggaran pasar


di pasar modal ................................................................................................................... 6
B. Beberapa macam tindakan yang dapat digolongkan tindak
pidana manipulasi versi uupm ........................................................................................... 9
C. Adapun beberapa pola dalam manipulasi pasar ................................................................. 10
D. Bentuk pencegahan hukum terhadap kejahatan
dan pelanggaran di pasar modal ......................................................................................... 12
E. Wewenang bapepam dalam penegakan hukum di
bidang pasar modal berdasarkan uu no. 8 tahun 1995 ........................................................ 13
F. Pengawasan pasar modal di indonesia pasca terbentuknya
ojk (otoritas jasa keuangan) .............................................................................................. 14
G. Sanksi-sanksi yang ditetapkan dalam uupm........................................................................ 15

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 19

KESIMPULAN ...................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berkembangnya kegiatan ekonomi dalam masyarakat ada kecenderungan bahwa tingkat dan
kejahatan pun akan cenderung meningkat. Hal ini misalnya, sebelum diperkenalkannya komputer
dalam sistem perbankan maka kejahatan perbankann umumnya hanya dilakukan dengan motif
penipuan misalnya melakukan penarikan cek kosong atau melakukan pembobolan bank dengan
memalsukan tandatangan pemilik rekening. Kejahatan pemalsuan biasanya dilakukan dengan
bantuan orang dalam yang memberikan contoh (specimen)tandatangan pemegang rekening yang
dananya cukup banyak. Masuknya jaringan komputer ke dunia perbankan kejahatan perbankan
bertambah dimensinya demikian pula modusnya. Kalau dulu kejahatan menggunakan alat tulis
(pemalsuan tandatangan) maka kini kejahatan dilakukan dengan alat elektronis. Kalau cara
pertama dilakukan oleh penjahat dengan pendidikan yang relatif rendah tetapi pada kejahatan
memanipulasi komputer penjahatnya mempunyai tingkat pendidikan yang relatif tinggiKejahatan
ini tidak hanya dilakukan oleh orang luar (dibantu pengawai bank) tetapi juga oleh pegawai bank
sendiri. Hal yang sama, tidak terkecuali, berlaku juga terhadp kejahatan-kejahatan yang ada
dipasar modal. Ketika kegiatan pasar modal masih rendah, beberapa kejahatan yang berhubungan
dengan kegiatan kebursaan, hampir sama sekali tidak ada.

Dengan berkembangnya pasar modal akan berkembang juga kejadian- kejadian yang dianggap
sebagai kejahatan tetapi sampai kini belum cukup tertampung dalam produk perundang-undangan.
Kejahatan ini belum dikenal sama sekali oleh penegak hukum dan mereka yang awam, sehingga
umumnya dianggap bukan sebagai kejahatan tetapi dianggap sebagai "trick" dagang/kelihaian
broker saja kegiatan kebursaan, hampir sama sekali tidak ada.

4
B. RUMUSAN MASALAH

Apa saja bentuk kejahatan dan pelanggaran yang terjadi di pasar modal?

Bagaimana bentuk pencegahan hukum terhadap kejahatan dan pelanggaran di pasar modal?

C. TUJUAN MASALAH

Untuk mengetahui bentuk bentuk kejhatan dalam pasar modal.

Untuk mengetahui pencegahan hukum terhadap kejahatan dan pelanggaran di dalam pasar
modal.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. BENTUK TINDAK KEJAHATAN DAN PELANGGARAN PASAR DI PASAR


MODAL

Pasar modal dinegara maupun sangat rawan penipuan dan manipulasi. Trik-trik dalam
perdagangan saham memang banyak ragamnya, tidak semua dari trik-trik yang bertenddensi
negatif tersebut dapat terdeteksi oleh hukum. Itulah sebabnya perangkat undang-undang yang rinci
dan komprehensif sangat besar artinya bagi suatu pasar modal. Namun demikian, yang sering kali
terjadi adalah peraturannya sendiri sudah baik, tetapi kandas ketika dipraktekkan.

Dipasar modal Indonesia, seperti di Bursa Efek terdapat beberapa tindakan penipuan dan
manipulasi pasar pernah terdeteksi, tetapi tidak semua pelaku dapat tertangkap. Jika tidak hati-hati
bahkan dapat juga terjadi bahwa sanksi dijatuhkan kepada pihak yang sebenarnya dan secara
rational tidak bersalah sama sekali. Karenanya diperlukan penafsiran dari ketentuan pasar modal
yang ada saat ini yang lebih kondusif terhadap keadilan, ketertiban, efektif tetapi juga dengan
memiliki unsur kepastian hukum.1

Penipuan(Fraud)

Pada Pasal 90 Undang-Undang Pasar Modal secara implisit jenis kejahatan Pasar Modal
yaitu penipuan. Pengertian penipuan pasar modal adalah apabila terjadi mesrepresentation dan
informasi tersebut salah. Adapun yang yang menjadi unsur penipuan adalah sebagai berikut:

Setiap pihak. Berdasarkan Pasar 1 No 23 UUPM, pihak yang dimaksud adalah:

Orang perseorangan Perusahaan Usaha Bersama Asosiasi Kelompok yang terorganisasi

1
Munir Fuady, Pasar modal modern; Tinjauan Hukum, Bandung: PT. Citra aditya bakti, 2001, hlm. 147

6
Menipu atau mengelabuhi pihak lain atau turut serta menipu atau mengelabuhi pihak lain.
Berdasarkan pasar 378 KUHP dijelaskan bahwa penipuan adalah tindakan untuk menguntungkan
diri sendiri atau orang lain dengan cara:2 Melawan Hukum Memakai nama palsu atau martabat
palsu Tipu muslihat Rangkaian kebohongan Membujuk orang lain untuk menyerahkan sesuatu
barang padanya atau supaya memberikan utang atau menghapuskan piutang.

Dengan tetap memperhatikan ketentuan yang diatur dalam KUHP, UUPM memberikan
beberapa beberapa spesifikasi mengenai penipuan, yaitu terbatas dalam kegiatan perdagangan
efek, meliputi penawaran, pembelian atau penjualan efek yang terjadi didalam rangka penawaran
umum atau terjadi dibursa efek maupun diluar bursa efek atas efek emiten atau perusahaan publik.
Dengan menggunakan sarana ataupun cara apapun.

Membuat pernyataan tidak benar tentang fakta material atau tidak mengungkapkan fakta
material. Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dana relevan mengenai
peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa Efek atau
keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta
tersebut.

Informasi atau Fakta material yang diperkirakan dapat memperngaruhi efek atau keputusan
investasi pemodal dapat dilihat dalam pasal 6 Peraturan OJK No. 31/POJK.04/2015 tentang
keterbukaan atas informasi atau fakta material oleh emiten atau perusahaan publik, yaitu:

 Penggabungan usaha, pemisahan usaha, peleburan usaha atau pembentukan usaha


patungan;
 Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain;
 Pembelian atau penjualan saham perusahaan yang nilainya material;
 pemecarian saham atau penggabungan saham;
 pembagian deviden interim;
 Penghapusan pencatatan dan pencatatan kembali saham di Bursa Efek;
 Pendapatan berupa deviden yang luar biasa sifatnya;

2
C.S.T. Cansil dan Christine S.T Kansil, Pokok-pokok Hukum pasar modal, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003, hlm. 167

7
 Perolehan atau kehilangan kontrak penting;
 Penemuan baru atau produk yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan;
 Penjualan tambahhan Efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material
jumlahnya;
 Perubahan dalam pengendalian baik langsung maupun tidak langsung terhadap
emiten atau perusahaan publik;
 Perubahan anggota direksi atau anggota dewan komisaris
 Pembelian kembali atau pembayaran efek berisfat utang atau sukuk
 Pembelian atau penjualan aset yang sifatnya penting;
 Perselisihan tenaga kerja yang dapat mengganggu operasional perusahaan;
 Perkara hukum terhadap emiten atau perusahaan publik atau anggota direksi dan
anggota Dewan komisaris emiten atau perusahaan publik yang berdampak material;
 Penggantian akuntan yang sedang diberi tugas mengaudit emiten atau perusahaan
publik;
 Penggantian wali amanat;
 Penggantian biro administrasi efek;
 Perubahan tahun buku emiten atau perusahaan publik;
 perubahan anggota mata uang pelaporan dalam pelaporan keuangan;
 emiten atau perusahaan publik berada dalam pengawasan khusus dari regulator
terkait yang dapat memperngaruhi kelangsungan usaha emiten atau perusahaan
publik;
 pembatasan kegiatan usaha emiten atau perushaan publikoleh regulator terkait;
 Perubahan atau tidak tercapainya proyeksi keuangan yang telah dipubliskasikan
secara material;

Adanya kejadian yang akan menyebabkan bertambahnya kewajiban keuangan atau


menurunnya pendapatan emiten atau perusahaan publik secara material;

Restrukturisasi utang; Penghentian atau penutupan sebagian atau seluruh segmen usaha

8
Dampak yang bersifat material terhadap emiten atau perusahaan publik karena kejadian yang
bersifat memaksa; informasi atau fakta material lainnya. Manipulasi Pasar (Market Manipulation)

B. BEBERAPA MACAM TINDAKAN YANG DAPAT DIGOLONGKAN TINDAK


PIDANA MANIPULASI VERSI UUPM ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

Menciptakan gambaran pasar modal yang semu. Antara lain dengan jalan: Melakukan
transaksi efek yang tidak mengakibatkan perubahan kepemilikan, atau Melakukan penawaran jusl
atau penawaran beli efek pada harga tertentu, sedangkan pihak lainyang merupakan
sekongkolannya juga melakukan penawaran beli atau penawaran jual pada harga yang kurang
lebih sama(pasal 19 UUPM) Melakukan dua atau lebih transaksi efek di bursa efek sehingga
menyebabkan harga efek tetap, naik atau turun dengan tujuan agar pihak lain terpengaruhi untuk
membeli, menjual atau menahan efek tersebut. Akibatnya harga efek tersebut tidak berdasarkan
pada permintaan jual atau beli yang sesungguhnya(Pasal 92UUPM) Membuat pernyataan atau
memberi keterangan yang secara material tidak benar, yang memperngaruhi pihak lain untuk
membeli atau menjual efek.3 Namun didalam penjelasan pasal 94 UUPM, memberikan batasan
bahwa satu tindakan yang dilarang pada pasal 91 dan 92 UUPM tersebut menjadi tindakan yang
tidak terlarang yang berupa Stabilitasi harga efek dalam rangka penawaran umum sepanjang hal
tersebut dicantumkan dalam prospectus dan penjualan dan pembelian efek oleh perusahaan efek
selaku pembentuk pasar untuk rekeningnya.

Adapun unsur-unsur manipulasi pasar sebagai berikut:

Setiap pihak baik sendiri maupun bersama-sama. Berdasarkan pasal 1 No 23 UUPM, pihak
yang dimaksud adalah Orang perseorangan perusahaan usaha Bersama Asosiasi kelompok yang
terorganisasi Dilarang melakukan tindakan atau melakukan 2 transaksi efek atau lebih, baik
langsung maupun tidak langsung. Masyarakat pemodal sangat memerlukan informasi mengenai
kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek yang tecermin dari kekuatan
penawaran jual dan penawarn beli efek sebagai dasar untuk mengambil keputusan investasi dalam
efek. Dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan

3
Imam Sahputra Tungal, Aspek hukum pasar modal di indonesia, Jakarta: Harvariondo, 2000, hlm. 110-111

9
perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek, atau dengan tujuan menyebabkan harga
efek dibursa efek tetap, naik, atau turun dengan tujuan memperngaruhi pihak lain untuk membeli,
menjual atau menahan.

C. ADAPUN BEBERAPA POLA DALAM MANIPULASI PASAR YAITU SEBAGAI


BERIKUT:4

Menyebarluaskan informasi palsu mengenai emiten dengan tujuan untuk memperngaruhi


harga efek perusahaan yang dimaksud dibursa efek(fale information). Misalnya suatu pihak
menyebarkan rumor bahwa emiten A akan segera dilikuidasi, pasar merespon yang menyebabkan
harga efeknya jatuh tajam. Menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau informasi yang
tidak lengkap(miss information). Misalnya suatu pihak menyebarkan rumor bahwa emiten A tidak
termasuk perusahaan yang akan dilikuidasi oleh pemerintah, padahal emiten A termasuk yang
diambil alih oleh pemerintah.

Harga efek dipasar modal sangat sensitive terhadap suatu peristiwa dan informasi yang
berkaitan baik secara langsung atau tidak dengan efek tersebut. Informasi merupakan pedoman
pokok para pemodal untuk mengambil keputusan suatu efek. Jika informasi tersebut tidak
dilindungi oleh hukum sebagai informasi yang merupakan rumor yang dihembuskan oleh pihak
tertentu dapat menimbulkan dampak pada pasar, akibatnya harga efek bisa naik atau turun. Begitu
informasi mendapatkan konfirmasi bahwa informasi itu benar, maka gejolak pasar akan berhenti,
pasar berjalan normal kembali. Namun pada saat fluktuasi terjadi pihak yang mengehembuskan
informasi(penipu) menangguk keuntungan. bagi investor yang tidak berhati-hati menganalisis
informasi maka akan terjebak oleh harga semua yang berujung pada kerugian. Didalam praktek
nya pelanggaran manipulasi pasa memiliki beberapa Kegiatan yang digolongkan sebagai
manipulasi pasar5, yaitu diantaranya:

Marking the clos, Defenisinya yaitu merekayasa harga permintaan atau penawaran efek
pada saat atau mendekati saat penutupan perdagangan dengan tujuan membentuk harga efek atau
harga pembukaan yang lebih tinggi pada hari perdagangan berikutnya.
4
Nasarudin Irsan dan Indra Surya, Aspek hukum pasar modal indonesia, Pranada Media, Jakarta, 2007, hlm. 263
5
Ibid, hlm. 264

10
Painting the tape, Defenisinya yaitu kegiatan perdagangan antara rekening efek satu
dengan rekening efek lain yang masih berada dalam penguasaan satu pihak atau mempunyai
keterampilan sedemikian rupa sehingga tercipta perdagangan semu. Pada dasarnya painting the
tape mempunyai kemiripan dengan marking the close, namun ia dapat dilakukan setiap saat.
Pembentukkan harga berkaitan dengan merger, konsolidasi dan akuisisi. Dalam pasal 55 UU No. 1
Tahun 1995 tentang perseroan terbatas, ditentukan bahwa pemegang saham yang tidak menyetujui
rencana merger, konsolidasi dan akuisisi berhak meminta pada perseroan untuk membeli saham
dengan harga yang wajar. Pemegang saham dapat memanfaatkan ketentuan ini untuk kepentingan
pribadi melalui manipulasi pasar dengan skenario.

Cornerning The Market, Yaitu membeli efek dalam jumlah besar sehingga dapat
menguasai pasar(menyudutkan pasar). Praktik ini dapat dilakukan dengan cara short selling, yaitu
menjual efek dimana pihak penjual belum memiliki efeknya. Sering concerning dilakukan dengan
cara terlebih dahulu melakukan penjualan dengan tidak memiliki efek(short selling), dengan cara
meminjamkan efek dari concerning kepada pelaku short selling, tetapi kemudian menarik kembali
saham dalam pinjaman tersebut sehingga pelaku short selling harus mencarinya dipadar. Hal ini
dapat dilakukan BEJ menetapkan jangka waktu penyelesaian transaksi T+3 (penjual wajib
menyerahkan efeknya pada hari ketiga setelah transaksi). Jika penjual gagal menyerahkan efek
pada T+3, maka yang bersangkutan harus membeli efek tersebut dipasar tunai yang biasanya lebih
mahal dari pada pasar regular.

Pools(Pump-pump Manipulation), Pools merupakan perhimpunan dana dalam jumlah


besar oleh sekelompok investor dimana dana tersebut dikelola oleh broker atau seseorng yang
memahami kondisi pasar. manager dari pools tersebut membeli saham suatu perusahaan yang
menjualnya kepada anggota kelompok investor tersebut untuk mendorong frekuensi jual beli efek
sehingga dapat meningkatkan harga efek tersebut.

Wash sales, Order beli dan order jual antara anggota asosiasi dilakukan pada saat yang
sama dimana tidak terjadi perubahaan kepemilikan manfaat atas efek. manipulasi tersebut
dilakukan dengan maksud bahwa mereka membuat gambaran dari aktivitas pasar dimana tidak

11
terjadi penjualan atau pembelian yang sesungguhnya. Transaski ini merupakan transaksi semu,
yakni suatu transaksi saham yang tidak mengakibatkan terjadinya peralihan saham secara rill.

Matching Order, Memadukan 2 perintah investor yang serupa dan saling melengkapi
untuk jumlah dan efek yang sama dan pada saat yang bersamaan (dilakukan pada waktu yang
bersamaan).

Free Riding, Pembelian pada saat IPO berharap dapat menjualnya kembali dengan harga
yang mahal dan akan membatalkan pembelianbegitu suasana menjelang alokasi saham
kelihatannya kurang menguntungkan.

Churning, Dalam hal diberikan discretionary account dapat terjadi bahwa pihak broker
melakukan transaksi yang secara berlebih-lebihan sehingga mendapat fee yang lebih banyak.

Special Allotments, Dilakukan oleh pihak underwriter pada IPO dengan sengaja
mengalokasikan suatu sekuritas kepada para partner, atau kepada kerabat dekat sehingga kelihatan
efek tersebut oversubscribed sehingga harga efek menjadi mahal.

D. BENTUK PENCEGAHAN HUKUM TERHADAP KEJAHATAN DAN


PELANGGARAN DI PASAR MODAL

Landasan Hukum dan Tanggung Jawab

Pemeriksaan hukum yang dilakukan oleh profesi hukum penunjang pasar modalmempunyai
landasan hukumnya pada Pasal 80 UUPM. Dalam Pasal 80 UUPM ini disebutkan adanya 4
(empat) kelompok orang/pihak yang dapat dimintakan pertanggungjawaban sehubungan dengan
informasi yang dimuat dalam suatu pernyataan pendafataran yang disampaikan kepada BAPEPAM
dalam suatu penawaran umum. Keempat kelompok tersebut adalah :

Setiap pihak yang menandatangani suatu pernyataan pendafataran;

12
Direktur atau komisaris emiten yang pada waktu pernyataan pendaftaran menjadi efektif;
Penjamin Pelaksana Emisi Efek;
Profesi Penunjang Pasar Modal atau pihak lain yang memberikan pendapat atau keterangan
dan atas persetujuannya dimuat dalam pernyataan pendaftaran.

E. WEWENANG BAPEPAM DALAM PENEGAKAN HUKUM DI BIDANG PASAR


MODAL BERDASARKAN UU NO. 8 TAHUN 1995

Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal secara tegas membuat persyaratan
dan sanksi bagi para pelaku pasar modal, baik bagi para professional maupun profesi penunjang,
perusahaan efek, selfregulatory organization (Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan,
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian) serta emiten. Diharapkan penegakan hukum di pasar
modal dapat lebih menunjukkan wibawanya sehingga tercipta rasa percaya yang tinggi di hati
pemodal.6Dalam pelaksanaan dibidang pasar modal penegakkan hukum sangat penting untuk
memberikan kepercayaan dalam para pemodal dalam melakukan usahanya. Sebagaimana diatur
dalam Pasal 100 UUPM, BAPEPAM berwenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap setiap
pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran terhadap Undang-Undang Pasar
Modal (UUPM) dan atau peraturan pelaksanaannya.7 Kewenangan tersebut, BAPEPAM dapat
mengumpulkan data, informasi dan/atau keterangan lain yang diperlukan sebagai bukti atas
pelanggaran terhadap peraturan perundangan pasar modal.11 BAPEPAM mempunyai peranan
yang penting dan juga kewenangan yang telah diatur oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku dalam pasar modal.

F. PENGAWASAN PASAR MODAL DI INDONESIA PASCA TERBENTUKNYA OJK


(OTORITAS JASA KEUANGAN)

Pembicaraan mengenai pengaruh terbentuknya OJK terhadap sektor jasa keuangan yang
mencakup pasar modal di dalamnya merupakan pembicaraan mengenai sebuah fakta yang banyak
menyita perhatian publik sejak bergulirnya wacana pembentukan lembaga pengawas tunggal
6
Megawati Muljana san Andy p, Panduam Ujian dan Latihan Soal Profesi Pasara Modal, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta:
2003, hlm. 13
7
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, jakarta: Prenada Media, 2004, hlm. 276

13
sektor jasa keuangan beberapa waktu yang lalu. Pengalihan tugas, fungsi serta wewenang
pengaturan dan pengawasan sektor pasar modal besarta lembaga jasa keuangan lainnya ke dalam
kelembagaan OJK merupakan suatu implikasi yuridis atas diundangkannya UndangUndang No. 21
Tahun 2011 tentang OJK.

Secara normatif yuridis, dengan terjadinya pengalihan fungsi, tugas serta wewenang
pengaturan dan pengawasan terhadap sektor pasar modal dari BAPEPAM kepada OJK maka
seluruh wewenang yang dimiliki oleh BAPEPAM berdasarkan UUPM akan menjadi kewenangan
OJK. Peralihan kewenangan tersebut meliputi :

Memberi :

Izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasehat Investasi dan Biro Administrasi
Efek;
Izin orang perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara Pedagang Efek,
dan Wakil Manager Investasi; dan
Persetujuan bagi Bank Kustodian. Mewajibkan pendaftaran profesi penunjang pasar modal
dan Wali Amanat;
Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk sementara
waktu komisaris, dan atau direktur serta menunjuk sementara menejemen Bursa Efek,
Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sampai
dengan dipilihnya komisaris dan atau direktur yang baru;
Menetapkan persyaratan dan tata cara pernyataan pendaftaran serta menyatakan, menunda
atau membatalkan efektifnya Pernyataan Pendaftaran;
Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap piihak dalam hal terjadi peristiwa
yang diduga merupakan pelanggaran terhadap UUPM dan atau peraturan pelaksanaannya;

Mewajibkan setiap pihak untuk :

14
 Menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan dengan kegiatan
pasar modal; atau
 Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang timbul dari iklan
atau promosi tersebut.
 Melakukan pemeriksaan terhadap :

Setiap emiten atau perusahaan publik yang telah atau diwajibkan menyampaikan Pernyataan
Pendaftaran kepada BAPEPAM Pihak yang dipersyaratkan untuk memiliki izin usaha, izin orang-
perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan UUPM. Menunjuk pihak lain
untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka pelaksanaan wewenang pengawasan ;

Mengumpulkan hasil pemeriksaan; Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu efek


pada Bursa Efek atau menghentikan transaksi bursa atas efek tertentu untuk jangka waktu tertentu
guna melindungi kepentingan pemodal;

Menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu tertentu dalam hal
keadaan darurat; Mengajukan keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh
Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian serta
memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan pengenaan sanksi dimaksud;

Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan dan penelitian serta


biaya lain dalam rangka kegiatan pasar modal;

Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat
atas pelanggaran di bidang pasar modal;

Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas UUPM atau peraturan
pelaksanaannya;

Menetapkan instrumen lain sebagai efek selain yang telah ditentukan dalam Pasal 1 angka
5; dan Melakukan hal-hal lain yang diperkenankan berdasarkan UUPM.8

8
Indra Rahadiyan, Hukum Pasar Modal di Indonesia-Pengawasan Pasar Modal ,Yogyakarta: UII Press, 2014, hlm. 113-115

15
Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan substansial terhadap pengawasan pasar modal baik
di bawah BAPEPAM maupun di bawah OJK. Namun demikian setidaknya didapatkan beberapa
hal yang merupakan upaya menuju ke arah optimalisasi pengawasan. Upaya sebagaimana
dimaksud khususnya dilakukan melalui pembentukan direktorat dalam kelembagaan OJK yang
sebelumnya belum ada atau setidaknya belum merupakan fungsi yang berdiri sendiri di dalam
kelembagaan BAPEPAM dan melalui perluasan terhadap fungsi pengawasan yang telah ada
sebelumnya.

G. SANKSI-SANKSI YANG DITETAPKAN DALAM UUPM

Ada 3 (tiga) macam sanksi yang diterapkan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal, yaitu :

Sanksi Administratif , Sanksi administratif adalah sanksi yang dikenakan oleh BAPEPAM
kepada pihak-pihak yang dianggap melanggar peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal. Pihak yang dapat dijatuhkan sanksi adalah :

 Pihak yang memperoleh izin dari BAPEPAM.


 Pihak yang memperoleh persetujuan dari BAPEPAM.
 Pihak yang melakukan pendaftaran kepadaBAPEPAM.

Sanksi Perdata , Sanksi perdata lebih banyak didasarkan pada UUPT dimana emiten atau
perusahaan publik harus tunduk pula. UUPT dan UUPM menyediakan ketentuan yang
memungkinkan pemegang saham untuk melakukan gugatan secara perdata kepada setiap pengelola
atau komisaris perusahaan yang tindakan atau keputusannya menyebabkan kerugian pada
perusahaan.

Sanksi Pidana , UUPM (pasal 103-110) mengancam setiap pihak yang terbukti melakukan
tindak pidana di bidang pasar modal diancam hukuman pidana penjara bervariasi antara satu
sampai sepuluh tahun.9 Ancaman pidana dan denda yang begitu berat dapat dianggap wajar

9
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.Cit, hlm. 274

16
mengingat kegiatan perdagangan efek melibatkan banyak pemodal dan jumlah uang yang amat
besar.

Alternatif Penyelesaian Sengketa Pasar Modal, Penyelesaian sengketa bisnis di bidang pasar
modal dapat dilakukan melalui pengadilan (jalur litigasi) dan dapat dilakukan di luar pengadilan
(jalur non litigasi). Penggunaan jalur non-litigasi dilakukan dengan memakai alternatif
penyelesaian sengketa atau alternative dispute resolution. Belakangan ini, penyelesaian sengketa
model ini mulai lebih disukai di antara para pelaku usaha dan telah diatur dalam UU No. 30 Tahun
1999 tentang Arbitrase dan Alternatif.

Penyelesaian Sengketa yang mulai berlaku sejak 12 Agustus 1999. Penyelesaian sengketa
bisnis di luar pengadilan dipilih karena proses peradilan di Indonesia dianggap tidak efisien dan
efektif. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal antara lain waktunya sangat lama, biayanya mahal,
prosedurnya berbelit-belit, tidak ada jaminan kerahasiaan, putusannya bersifat menangkalah, dapat
merusak hubungan baik para pihak, hasil putusannya sulit dieksekusi, cenderung lebih berpihak
kepada elite penguasa dan pemodl besar, masih suburnya mafia peradilan, dan lain-lain. Jika
sengketa bisnis diselesaikan lewat alternatif penyelesaian sengketa (APS) model Arbitrase, para
pihak dapat memilih sendiri hukumnya dan memilih arbiter yang akan memeriksaa perkara.
Sementara itu, jika menggunakan APS model negosiasi, mediasi dan konsolidasi, para pihak dapat
menentukan sendiri tata cara penyelesaian sengketa berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. 10

Penyelesaian sengketa pasar modal Indonesia di luar jalur litigasi dapat ditempuh melalu
Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI). BAPMI memberikan jasa penyelesaian
sengketa apabila diminta para pihak yang bersengketa melalui mekanisme penyelesaian di luar
pengadilan. BAPM didirikan lembaga SRO (BEJ dan BES, PT KPEI, PT KSEI) dan asosiasi-
asosiasi di lingkungan pasar modal Indonesia pada 9 Agustus 2002 berdasarkan Akta Pendirian
Nomor 15 yang dibuat Notaris Fathilah Helmy SH dan telah memperoleh pengeshan selaku Badan
Hukum dari Menteri Hukum dan HAM pada 29 Agustus 2002.

10
Iswi Hariyani dan R. Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, Jakarta: Visimedia, 2010, hlm. 317-318

17
BAB III

PENUTUP

18
KESIMPULAN

Salah satu prinsip dalam pasar modal adalah keterbukaan (disclosure). Prinsip ini bertujuan
untuk melindungi masyarakat pembeli saham (investor). Penyimpangan dari prinsip keterbukaan
tersebut, misalnya jual beli saham berdasarkan informasi orang dalam (insider trading).
Pelanggaran prinsip keterbukaan lainnya dapat berupa penyimpangan penggunaan dana dari yang
tercantum dalam prospectus, melakukan "window dessing" atas laporan keuangan, dan sebagainya.
Untuk menegakan prinsip keterbukaan tersebut, Bapepam tampaknya perlu diberikan wewenang
yang lebih luas.

Bentuk kejahatan yang ada di pasar modal tindak penipuan dan manipulasi pasar. Yg
menjadi unsur tindak penipuan yaitu pertama setiap pihak baik perusahaan, orang perorangan.
kedua, menipu dan mengelabuhi serta ikut dalam mengelabuhi pihak lain. Ketiga, menggunakan
sarana atau cara apapun. Keempat, membuat pernyataan tidak benar tentang material atau tidak
mengungkapkan fakta material.

Beberapa tindakan yang digolongkan sebagai tindak pidana manipulasi pasar, yaitu:
pertama, menciptakan gambaran pasar modal yang semu. Kedua, melakukanndua atau lebih
transaksi efek sehingga menyebabkan harga naik, turun atau tetap dengan tujuan agar pihak lain
terpengaruhi. Ketiga, membuat pernyataan atau memberi keterangam yang material secara tidak
benar.

DAFTAR PUSTAKA

Munir Fuady, Pasar modal modern; Tinjauan Hukum, 2001, Bandung: PT. Citra aditya
bakti

19
C.S.T. Cansil dan Christine S.T Kansil, Pokok-pokok Hukum pasar modal, 2003, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan

Imam Sahputra Tungal, Aspek hukum pasar modal di indonesia, 2000, Jakarta:
Harvariondo

Nasarudin Irsan dan Indra Surya, Aspek hukum pasar modal indonesia, 2007, Pranada
Media, Jakarta

Megawati Muljana san Andy p, Panduam Ujian dan Latihan Soal Profesi Pasara Modal,
2003, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Indra Rahadiyan, Hukum Pasar Modal di Indonesia-Pengawasan Pasar Modal , 2014,


Yogyakarta: UII Press

Iswi Hariyani dan R. Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, 2010, Jakarta:
Visimedia

20

Anda mungkin juga menyukai