Anda di halaman 1dari 58

SYARAT DAN TAHAPAN MENJADI NOTARIS PASAR MODAL

Adinda Afifa Putri (1806276100), Agnes Wulandari (1806276113), Aisyah (1806276126),


Alifa Yessi Meilinda (1806276132), Amelia Maulanasari (1806276151)

Kelompok 2
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia 2018

Abstrak

Penelitian dalam jurnal ini bertujuan untuk mengkaji syarat-syarat dan tahapan yang harus
dilakukan untuk menjadi Notaris sebagai profesi penunjang di pasar modal. Pasar modal
merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan. Pendanaan perusahaan diperlukan
guna mendorong percepatan pembangunan dan peningkatan perekonomian Indonesia. Dalam
kegiatan Pasar modal diperlukan beberapa profesi penunjang, antara lain akuntan, konsultan
hukum, penilai dan notaris. Untuk menjadi profesi penunjang, pihak-pihak tersebut harus
telah tercatat dan terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM-LK) yang kini sudah menjadi bagian Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Notaris
yang menjadi salah satu profesi penunjang tersebut memiliki kewenangan yang
membutuhkan keahlian dan pengetahuan khusus di pasar modal. Untuk dapat memenuhi
kebutuhan tersebut, Notaris pasar modal harus memenuhi syarat dan melewati prosedur yang
akan dibahas dalam jurnal ini.

Abstract

The purpose of this journal is to examine the requirements and stages that must be taken to
become a notary as a supporting profession in the capital market. The capital market is one of
the funding sources for companies. Corporate funding is needed to accelerate development
and improve the Indonesian economy. In capital market activities, several supporting
professions are needed, including accountants, legal consultants, appraisers, and notaries. To
become a supporting profession, these parties must have been registered and listed with the
Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) which is now
part of the Financial Services Authority (OJK). Notaries which is one of the supporting
professions have authorities that require special expertise and knowledge in the capital
market. To be able to meet those needs, the capital market Notaries must meet the
requirements and pass the procedures that will be discussed in this journal.

Kata Kunci: Notaris, Pasar Modal, Syarat dan Tahapan, Profesi Penunjang.

1
A. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya suatu perusahaan, kebutuhan modal perusahaan


tersebut akan terus meningkat. Kebutuhan modal tersebut tidak hanya untuk biaya
operasional namun juga dalam rangka pengembangan kegiatan usaha dan diversifikasi jenis
usaha. Terdapat 2 (dua) cara yang dapat dilakukan perusahaan yang membutuhkan tambahan
modal. Pertama dengan cara pendanaan internal atau dari dalam perusahaan. Kedua,
pendanaan dari luar perusahaan yang dapat bersumber dari kreditor berupa utang, penerbitan
surat utang atau dengan mekanisme penyertaan yang dilakukan melalui bentuk saham.
Pendanaan dengan mekanisme terakhir ini yang pada umumnya melalui lembaga pasar
modal. Perusahaan yang membutuhkan pendanaan tersebut menawarkan saham atas
perusahaan kepada publik atau disebut dengan go-public. Pasar modal merupakan bagian dari
pasar keuangan. Secara sederhana, pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar yang
memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam
bentuk utang maupun modal sendiri yang diterbitkan oleh perusahaan.1 Manfaat pasar modal
beragam, tidak hanya kepada perusahaan yang membutuhkan pendanaan, namun juga kepada
memberi wahana investasi dan diversifikasi kepada investor yang mencari keuntungan.
Selain itu, manfaat keberadaan pasar modal antara lain, penyebaran kepemilikan perusahaan
sampai ke lapisan menengah dan menciptakan iklim usaha yang sehat.2
Notaris merupakan pejabat umum yang merupakan perpanjangan tangan dari
pemerintah untuk membuat alat bukti tertulis secara autentik dalam bidang hukum perdata.3
Dalam kegiatan di pasar modal, notaris berperan sebagai salah satu profesi penunjang yang
keberadaanya dibutuhkan dalam berbagai kegiatan. Hal tersebut merupakan amanat dari
Pasal 64 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang
menyatakan bahwa profesi penunjang pasar modal terdiri dari Akuntan, Konsultan Hukum,
Penilai, Notaris dan Profesi lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Pentingnya
peranan notaris dalam kegiatan pasar modal juga tercermin dari kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan peranan notaris dalam pelaksanaannya. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain
dalam setiap Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan aksi korporasi (corporate action)
perusahaan. Untuk menjamin kualitas dan mutu seorang notaris yang berperan besar dalam
kegiatan-kegiatan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai lembaga yang berwenang
untuk mengawasi kegiatan di pasar modal memiliki standar dan prosedur tertentu yang harus
dilalui seorang notaris yang hendak menjadi seorang notaris pasar modal. Syarat dan
prosedur yang ditetapkan OJK tersebut bertujuan agar melindungi kepentingan seluruh pihak.
Penilitian dalam jurnal ini dilakukan untuk mendapatkan ulasan lengkap terkait syarat,
tahapan atau prosedur yang wajib diikuti oleh notaris yang hendak berkecimpung dalam
kegiatan pasar modal.

B. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian hukum normatif. Penelitian


ini dilakukan dengan melaksanakan penelitian pustaka, sehingga sumber penelitian ini
berasal dari data yang diperoleh dari pustaka, buku-buku, karya-karya tulis yang memiliki
relevansi dengan isu hukum yang diangkat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pengumpulan bahan
penelitian dilakukan berdasarkan studi kepustakaan.

1
M. Irsan Nasaruddin, Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta: Kencana, 2014), 13.
2
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakbruddin, Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab (Jakarta:
Penerbit Salemba Empat, 2001), 2.
3
Roesnastiti Prayitno, Kode Etik Notaris (Jakarta: 2019), 66.

2
C. Isu Hukum

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penulisan jurnal ini, isu hukum yang
akan diangkat antara lain:
1. Syarat-syarat menjadi Notaris Pasar Modal
2. Prosedur dan Tahapan menjadi Notaris Pasar Modal
3. Tugas dan Kewenangan Notaris Pasar Modal

D. Peraturan Perundang-Undangan

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3608);
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5491)
juncto Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117);
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017 tentang Notaris Yang
Melakukan Kegiatan di Pasar Modal.

E. Pembahasan
E.1. Syarat-syarat Menjadi Notaris Pasar Modal

Sebagai salah satu profesi penunjang pasar modal, tidak semua Notaris dapat
melaksanakan jabatan dan melakukan kegiatan di bidang pasar modal. Hanya Notaris yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan sajalah yang dapat melakukan kegiatannya di bidang
Pasar Modal.
Untuk mendaftarkan diri di Otoritas Jasa Keuangan, seorang Notaris harus memenuhi
persyaratan pendaftaran yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
67/POJK.04/2017 tentang Notaris Yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal (POJK
67/2017).
Berikut merupakan persyaratan pendaftaran yang harus dipenuhi seorang Notaris
dalam rangka mendaftarkan dirinya di Otoritas Jasa Keuangan:4
a. Telah diangkat sebagai Notaris oleh kementerian yang membawahi bidang
kenotariatan serta telah diambil sumpahnya sebagai Notaris oleh instansi yang
berwenang;
b. Telah menjadi anggota Organisasi Notaris;
c. Memiliki akhlak dan moral yang baik;
d. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan/atau dihukum karena terbukti
melakukan tindak pidana di bidang jasa keuangan;
e. Bersikap independen, objektif, dan profesional dalam melakukan kegiatan di
bidang pasar modal;
f. Menaati kode etik yang ditetapkan oleh Organisasi Notaris;


4
Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017 tentang Notaris yang Melakukan
Kegiatan di Pasar Modal, Pasal 3.

3
g. Memiliki keahlian di bidang pasar modal yang dipenuhi melalui program
Pendidikan Profesi dengan jumlah paling sedikit 30 (tiga puluh) satuan kredit
profesi;
h. Tidak bekerja rangkap sebagai profesi penunjang pasar modal lainnya dan/atau
jabatan lain yang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan dilarang untuk
dirangkap dengan jabatan Notaris; dan
i. Tidak pernah dikenakan sanksi administratif berupa pembatalan surat tanda
terdaftar dari Otoritas Jasa Keuangan.

Seorang Notaris tidak dapat melakukan kegiatan di bidang pasar modal sampai
Otoritas Jasa Keuangan menerbitkan surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal bagi
Notaris Tersebut.5 Selain kondisi tersebut, Notaris tidak dapat melakukan kegiatan di bidang
pasar modal jika terjadi kondisi berikut ini:6
a. Surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal dibatalkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan;
b. Sedang dalam sanksi pembekuan surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar
modal; dan/atau
c. Notaris berhenti atau diberhentikan sebagai Notaris sebagaimana diatur dalam
Undang-undang mengenai jabatan Notaris.

Notaris dapat dianggap mengundurkan diri sebagai Notaris yang terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan apabila melakukan hal-hal sebagai berikut :7
a. Tidak mengajukan permohonan pendaftaran kembali;
b. Dalam hal mengajukan permohonan pendaftaran kembali, permohonan Notaris
tersebut tidak memenuhi persyaratan.

Notaris sebagai salah satu profesi penunjang pasar modal tentunya memiliki
kewajiban serta larangan dalam menjalankan kewajibannya. Berikut ini merupakan
kewajiban dan larangan bagi Notaris yang menjalankan kegiatannya di bidang pasar modal:
8
• Kewajiban:
1. Menaati kode etik Notaris yang disusun oleh Organisasi Notaris;
2. Bersikap independen, objektif, dan profesional dalam menjalankan tugasnya;
3. Mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan paling sedikit 2 (dua) tahun
sekali sebanyak 5 (lima) satuan kredit profesi;
4. Menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan Laporan Berkala Kegiatan
Notaris paling lambat pada tanggal 15 Januari tahun berikutnya;
5. Melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan setiap perubahan yang berkenaan
dengan data dan informasi Notaris paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah
terjadinya perubahan tersebut disertai dengan dokumen pendukung, mencakup
hal sebagai berikut: (i) Notaris yang berhenti atau diberhentikan sesuai dengan
Undang-undang mengenai jabatan Notaris; (ii) alamat kantor dan/atau wilayah
kerja; (iii) berstatus sebagai Pejabat Negara; (iv) perpanjangan masa jabatan
sebagai Notaris, jika ada, dan/atau; (v) terkena sanksi dari instansi yang
berwenang; dan


5
Ibid., Pasal 13.
6
Ibid., Pasal 14.
7
Ibid., Pasal 16.
8
Ibid., Pasal 17.

4
6. Memenuhi panggilan dan/atau menjalani pemeriksaan oleh Otoritas Jasa
Keuangan atas pemenuhan peraturan perundang-undangan di sektor pasar modal.
• Larangan:
(i) mengalihkan tanggung jawab penugasan di bidang pasar modal kepada pihak lain
yang tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan; dan/atau (ii) bekerja rangkap sebagai
profesi penunjang pasar modal lainnya dan/atau jabatan lain yang oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan dilarang untuk dirangkap dengan jabatan Notaris.9

E.2. Prosedur dan Tahapan menjadi Notaris di Pasar Modal

Berkaitan dengan kewajiban Notaris dalam pasar modal, Undang- Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) yakni pada Pasal 5 sub B dan juga diatur dalam
Pasal 64 ayat (2) yang telah menegaskan bahwa adanya suatu keharusan bagi seorang Notaris
untuk melakukan pendaftaran terlebih dahulu ke Bapepam (kini OJK) sebelum menjalankan
pekerjaannya. Pendaftaran Notaris sebagai profesi penunjang pasar modal ini merupakan
suatu kewajiban yang harus dipenuhi dengan memenuhi beberapa persyaratan yang telah
ditetapkan oleh Bapepam (kini OJK).

Pasal 5 sub B UUPM mengatakan bahwa:


“Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4,
Bapepam berwenang untuk:
b. mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali
Amanat;”

Pasal 64 UUPM mengatakan bahwa:


“1) Profesi Penunjang Pasar Modal terdiri dari:
a. Akuntan;
b. Konsultan Hukum;
c. Penilai;
d. Notaris; dan
e. Profesi lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
2) Untuk dapat melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal, Profesi Penunjang Pasar
Modal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib terlebih dahulu terdaftar di
Bapepam.”

Dalam perjalanannya pelaksanaan permohonan pendaftaran Notaris sebagai profesi


penunjang pasar modal yang dahulunya diatur oleh Bapepam (kini OJK) dalam Keputusan
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep- 37/PM/1996 telah beralih pada Otoritas
Jasa Keuangan (OJK).
Prosedur pendaftaran Notaris sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal diatur dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017 tentang yang Melakukan
Kegiatan di Pasar Modal.
1. Permohonan pendaftaran Notaris sebagai profesi penunjang pasar modal diajukan
kepada Otoritas Jasa Keuangan dengan menggunakan formulir Permohonan
Pendaftaran Notaris sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal sebagaimana


9
Ibid., Pasal 21.

5
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.10
2. Permohonan pendaftaran disertai dokumen sebagai berikut :11
a. fotokopi kartu tanda penduduk yang masih berlaku;
b. fotokopi nomor pokok wajib pajak atas nama Notaris yang bersangkutan;
c. pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm dengan latar belakang berwarna
merah sebanyak 1 (satu) lembar;
d. fotokopi surat keputusan pengangkatan selaku Notaris dari kementerian
yang membawahi bidang kenotariatan dan berita acara sumpah Notaris dari
instansi yang berwenang;
e. fotokopi bukti keanggotaan dalam Organisasi Notaris;
f. fotokopi sertifikat Pendidikan Profesi; dan
g. surat pernyataan dengan meterai cukup yang disusun dengan menggunakan
format Surat Pernyataan Notaris sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan ini, yang menyatakan bahwa Notaris:
1) tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan/atau dihukum karena
terbukti melakukan tindak pidana di bidang jasa keuangan;
2) sanggup bersikap independen, objektif, dan profesional dalam
melakukan kegiatan di pasar modal;
3) bekerja rangkap sebagai profesi penunjang pasar modal lainnya dan/atau
jabatan lain yang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan dilarang
untuk dirangkap dengan jabatan Notaris; dan
4) tidak pernah dikenakan sanksi administratif berupa pembatalan surat
tanda terdaftar dari Otoritas Jasa Keuangan.

3. Dalam rangka penelaahan permohonan pendaftaran Notaris yang melakukan


kegiatan di pasar modal, apabila diperlukan, Otoritas Jasa Keuangan dapat
meminta dokumen tambahan untuk mendukung pemenuhan persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam angka 2.12
4. Dalam hal permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam angka 1 tidak
memenuhi persyaratan, paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya
permohonan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan memberikan surat pemberitahuan
kepada pemohon yang menyatakan bahwa:13
a. permohonan pendaftaran belum lengkap; atau
b. permohonan pendaftaran ditolak karena tidak memenuhi persyaratan.
5. Dalam hal Otoritas Jasa Keuangan tidak memberikan surat pemberitahuan kepada
pemohon dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 4, permohonan
pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dianggap telah memenuhi
persyaratan.
6. Pemohon yang tidak melengkapi kekurangan dokumen yang dipersyaratkan
dan/atau kekurangan dokumen tidak diterima oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam
waktu 45 (empat puluh lima) hari setelah tanggal surat pemberitahuan,
sebagaimana dimaksud dalam angka 4 huruf a, dianggap telah membatalkan


10
Ibid., Pasal 4.
11
Ibid., Pasal 5.
12
Ibid., Pasal 6.
13
Ibid., Pasal 8.

6
permohonan pendaftaran Notaris yang sudah diajukan dan pemohon dapat
mengajukan permohonan baru.14
7. Dalam hal permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam angka 1
memenuhi persyaratan, paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya
permohonan secara lengkap, Otoritas Jasa Keuangan menetapkan surat tanda
terdaftar profesi penunjang pasar modal atas nama pemohon.15

Surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal bagi Notaris mempunyai masa
berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diajukan permohonan pendaftaran kembali. Notaris
yang akan mengajukan permohonan pendaftaran kembali surat tanda terdaftar profesi
penunjang pasar modal wajib terlebih dahulu memenuhi seluruh kewajiban berdasarkan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan dan/atau keputusan Otoritas Jasa
Keuangan yang belum dipenuhi. Setelah memenuhi seluruh kewajiban tersebut akan
mendapatkan surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal yang baru dengan masa
berlaku selama 5 (lima) tahun.16
Dalam hal masa berlaku surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal bagi
Notaris telah habis, Notaris tidak dapat melakukan kegiatan di bidang pasar modal sampai
Otoritas Jasa Keuangan menerbitkan surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal
yang baru.17

E.2.1.Prosedur Pendaftaran Kembali Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang


Pasar Modal

1. Permohonan pendaftaran kembali surat tanda terdaftar profesi penunjang


pasar modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017 diajukan kepada Otoritas
Jasa Keuangan dengan ketentuan permohonan pendaftaran kembali surat
tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal diterima oleh Otoritas Jasa
Keuangan.18
a. paling cepat 90 (sembilan puluh) hari sebelum masa berlaku surat
tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal berakhir; dan
b. paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah masa berlaku surat
tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal berakhir.
2. Permohonan pendaftaran kembali surat tanda terdaftar profesi penunjang
pasar modal diajukan dengan menggunakan formulir Permohonan
Pendaftaran Kembali Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
3. Dalam hal permohonan pendaftaran kembali surat tanda terdaftar profesi
penunjang pasar modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 tidak
memenuhi persyaratan, paling lambat 25 (dua puluh lima) hari kerja sejak
diterimanya permohonan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan memberikan surat
pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa :19
a. permohonan pendaftaran kembali belum lengkap; atau

14
Ibid., Pasal 9.
15
Ibid., Pasal 7.
16
Ibid., Pasal 11.
17
Ibid., Pasal 13.
18
Ibid., Pasal 12.
19
Ibid., Pasal 15.

7
b. permohonan pendaftaran kembali ditolak karena tidak memenuhi
persyaratan permohonan pendaftaran kembali.
4. Pemohon yang tidak melengkapi kekurangan dokumen yang dipersyaratkan
dan/atau dokumen tidak diterima oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam jangka
waktu 45 (empat puluh lima) hari setelah tanggal surat pemberitahuan
sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf a, dianggap telah membatalkan
permohonan pendaftaran kembali surat tanda terdaftar profesi penunjang
pasar modal yang sudah diajukan.

5. Dalam hal Otoritas Jasa Keuangan menyetujui permohonan pendaftaran


kembali surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3), Otoritas Jasa Keuangan menerbitkan surat
tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal baru dalam jangka waktu
paling lambat 25 (dua puluh lima) hari kerja.

E.3. Tugas dan Kewenangan Notaris di Pasar Modal

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM), pada Pasal 64,
secara tegas memberikan kedudukan wewenang kepada Notaris sebagai pejabat umum yang
berwenang untuk membuat akta-akta otentik dalam rangka penawaran umum perdana saham.
Disinilah letak arti penting dari profesi Notaris menurut UUPM, yaitu bahwa Notaris diberi
wewenang untuk membuat akta otentik sebagai alat pembuktian yang mutlak, dibuat dalam
pengertian bahwa yang tersebut dalam akta otentik pada pokoknya dianggap benar.
Sebagai pejabat umum yang diangkat oleh pemerintah (dalam hal ini Kementerian
Hukum dan HAM Republik Indonesia), Notaris berperan untuk membuat akta autentik (Pasal
1 angka 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 jo. Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2014) dalam pembuatan berbagai macam akta autentik yang ditentukan oleh undang- undang
dan atau peraturan pelaksanaannya yang berkaitan; dan atau atas permintaan para pihak yang
berkepentingan. Sebagai salah satu Profesi Penunjang Pasar Modal yang diakui oleh Undang-
Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Notaris harus ikut membantu
mengembangkan pasar modal dan turut bertanggung jawab terhadap hal-hal yang berkenaan
dengan kewajibannya. Tanggung jawab utama dari Profesi Penunjang Pasar Modal adalah
membantu emiten dalam proses go public dan memenuhi persyaratan mengenai keterbukaan
(disclosure) yang sifatnya terus-menerus.20 Notaris dalam pasar modal memiliki tugas pokok
seperti21 memberi penerangan atau saran-saran; dan membuat akta-akta autentik. Dalam
menjalankan tugas pokoknya dengan memberi penerangan dan saran-saran, dimaksudkan
untuk mencegah timbulnya sengketa antara para pihak sehubungan dengan akta yang
dibuatnya. Selanjutnya, tugas pokok kedua Notaris dalam pasar modal yakni membuat akta
autentik, sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 64 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995.
Jenis akta-akta yang dibuat Notaris dalam pasar modal, dapat berupa22 Akta yang
diperintahkan oleh Undang-Undang, seperti Akta Pendirian Perseroan Terbatas (PT), Akta
RUPS (mengenai status dari PT Tertutup menjadi PT Terbuka), Kontrak Investasi Kolektif
(KIK) Reksa Dana, Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham; dan Akta atas permintaan
pihak yang menghendaki, seperti Jual Beli Saham, Pernyataan Penerbitan Waran, dan
Perjanjian Pembelian Sisa Saham.

20
M. Irsan Nasarudin, Op.Cit., 89.
21
M.S. Tumanggor, Transaksi Di Pasar Modal: Obligasi- Lembaga dan Profesi di Pasar Modal Meliputi
Fungsi dan Peranannya (Jakarta: PROSIDING Kerjasama antara Mahkamah Agung RI dan Pusat Pengkajian
Hukum, 2004), 72.
22
Ibid., 73.

8
Peran Notaris di bidang pasar modal diperlukan terutama dalam hubungannya dengan
penyusunan Anggaran Dasar para pelaku pasar modal, seperti emiten, perusahaan publik,
perusahaan efek, dan reksa dana, serta pembuatan kontrak-kontrak penting seperti kontrak
reksa dana, kontrak penjaminan emisi, dan perwaliamanatan.23
Dalam pasar modal, notaris memiliki beberapa peran wewenangnya dalam kegiatan
pemenuhan pasar modal, diantaranya:24
1) Penawaran Umum Saham (IPO)
Adapun kewenangan Notaris terhadap Perseroan Terbatas (perusahaan) yang
akan melakukan IPO Saham antara lain:25 (i) kewenangan membuat akta dan
memeriksa kebenaran pelaksanaan RUPS dan perubahan AD/ART; (ii)
kewenangan membuat akta perjanjian; (iii) kewenangan melaporkan ke Bapepam
(kini OJK). Berita Acara RUPS atau Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan
Tertutup menjadi Perseroan Terbuka);
a. Perjanjian Penjaminan Emisi Efek;
b. Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham dan jika akan diterbitkan
Waran, maka akan dibuatkan juga;
Dalam Initial Public Offering (IPO), kedudukan emiten perlu membuat
Perjanjian Pengelolaan Administrasi Efek sebagai salah satu Lembaga
Penunjang Pasar Modal yang berfungsi administratif dalam pengelolaan
saham. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk akta notariil (autentik).
c. Pernyataan Penerbitan Waran;
d. Perjanjian Pengelolaan Administrasi Waran.
2) Corporate Action (RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa)
Dalam corporate action, maka akta-akta yang dibuat adalah:
a. Berita Acara RUPS Tahunan Perseroan Terbatas;
b. Berita Acara RUPS Luar Biasa Perseroan Terbuka;
c. Perjanjian Pembelian Sisa Saham
3) Penawaran Umum Obligasi berupa Penerbitan Obligasi, dan Akta Notariil yang
dibuat notaris adalah:
a. Perjanjian Perwaliamanatan;
b. Pengakuan Hutang;
c. Perjanjian Penjaminan Emisi Efek;
d. Perjanjian Agen Pembayaran
4) Kontrak Investasi Kolektif
Membuat Akta Kontrak Investasi Kolektif (Reksa Dana) berikut perubahan
serta pembubaran Kontrak Investasi Kolektif. Partisipasi Notaris sangat diperlukan
dalam pendirian Reksa Dana26 dimana Notaris berperan dalam pembuatan akta


23
Op.Cit., 94.
24
Margareth Olivin, Kedudukan Notaris Pengganti dari Notaris Pasar Modal (Depok: Tesis Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016), 44.
25
Faisal Santiago, Peranan Notaris Dalam Transaksi Saham Pada Pasar Modal Di Bursa Efek Jakarta
(Jakarta: Jurnal Constitutum Vol. 12 No. 2, April 2013), 516.
26
Pada dasarnya, jenis investasi yang didalam Reksa Dana adalah Reksa Dana tertutup. Reksa Dana tertutup
adalah Reksa Dana yang melakukan emisi saham yang tidak dapat dijual kepada atau dibeli oleh Reksa Dana
yang bersangkutan. Namun, dengan keluarnya UUPM No. 8 Tahun 1955 berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat
(2) dimungkinkan didirikan Reksa Dana baik yang bersifat terbuka ataupun tertutup. Bentuk hukum Reksa
Dana menurut UU Pasar Modal adalah PT dan kontrak investasi kolektif, yang harus memperoleh izin usaha
terlebih dahulu dari Bapepam. Adapun Reksa Dana yang berbentuk kontrak investasi kolektif hanya dapat
dikelola oleh Manajer Investasi berdasarkan kontrak. Setelah semua persyaratan dipenuhi, Reksa Dana baru
dapat menawarkan efeknya kepada masyarakat dan efek tersebut harus tercatat di bursa efek. (Yulfasni,
Hukum Pasar Modal (Jakarta: Badan Penerbit Iblam, 2005), 89)

9
kontrak-kontrak yang diperlukan dalam pendirian Reksa Dana. Misalnya, kontrak
investasi kolektif antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian dalam
pendirian Reksa Dana KIK.27

Akta yang dibuat Notaris dalam rangka kegiatan di pasar modal pada umumnya
merupakan perjanjian bersyarat tangguh. Maksud dari perjanjian bersyarat tangguh tersebut
misalnya pada perjanjian emisi efek yang dicantumkan persyaratan apabila emisi tersebut
laku, karena bisa saja kendati telah dinyatakan efektif oleh Bapepam (kini OJK) namun
dalam penjualannya ternyata efek yang diterbitkan tersebut tidak laku terjual. Atau perjanjian
yang dibuat dalam rangka penawaran umum yang digantungkan pada pernyataan efektif dari
Bapepam (kini OJK).28
Sehingga secara garis besar, sebagai salah satu profesi penunjang pasar modal, notaris
diperlukan dalam hal-hal lain seperti:29
1. Membuat berita acara RUPS dan menyusun Pernyataan Keputusan-Keputusan
RUPS, baik untuk persiapan go public maupun RUPS setelah go public;
2. Meneliti keabsahan hal-hal yang menyangkut penyelenggaraan RUPS, seperti
kesesuaian dengan Anggaran Dasar Perusahaan, Tata Cara Pemanggilan untuk
RUPS, dan keabsahan dari pemegang saham atau kuasanya untuk menghadiri
RUPS;
3. Meneliti perubahan Anggaran Dasar agar tidak terdapat materi pasal-pasal dalam
AD yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bahkan diperlukan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian pasal-pasal dalam
AD agar sejalan dan memenuhi ketentuan menurut peraturan di bidang pasar
modal dalam rangka melindungi investor dan masyarakat.

Hal ini sama halnya dengan pengaturan dalam Peraturan IX.E.2 tentang Transaksi
Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.
Kep-02/PM/2001, bahwa tugas dan fungsi Notaris pasar modal dapat disimpulkan:30
a. Membantu Emiten mempersiapkan RUPS, termasuk pembuatan skenario RUPS.
RUPS yang diselenggarakan tersebut adalah RUPS biasa dan bukan RUPS dengan
kuorum Pemegang Saham Independen, kecuali transaksi material yang
bersangkutan juga mengandung unsur Benturan Kepentingan;
b. Membuat Berita Acara RUPS;
c. Setelah RUPS selesai dilaksanakan, membuat resume hasil RUPS untuk
diumumkan di surat kabar dan disampaikan oleh Emiten kepada OJK dan BEI.
Emiten berkewajiban untuk mengumumkan hasil RUPS di surat kabar
menyampaikan resume keputusan rapat yang dibuat Notaris tersebut kepada OJK
dan BEI dalam waktu 2 hari kerja setelah RUPS diselenggarakan.

Tanggung jawab notaris di dalam melaksanakan perannya adalah terbatas hanya pada
akta yang dibuatnya, dan tidak bertanggung jawab atas kerugian yang diakibatkan karena hal-


27
Iman Sjahputra Tunggal, Tanya-Jawab Aspek Hukum Pasar Modal di Indonesia (Jakarta: Harvarindo, 2000),
88.
28
M.S. Tumanggor, Op.Cit.,56.
29
Op.Cit., 94.
30
Peraturan IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam No. Kep-02/PM/2001

10
hal diluar akta tersebut.31 Beberapa tanggung jawab notaris dalam kegiatan pasar modal
diantaranya:32
a. Hanya bertanggung jawab atas pendapat atau keterangan yang diberikan;
b. Tidak dapat dituntut ganti rugi apabila telah melakukan penilalian sesuai dengan
norma pemeriksaan, prinsip-prinsip dan kode etik;
c. Tidak dapat dituntut apabila telah melakukan langkah-langkah konkrit untuk
memastikan kebenaran;
d. Memperhatikan dan memenuhi prinsip keterbukaan;
e. Melakukan pemeriksaan sesuai dengan peraturan jabatan Notaris, kode etik dan
telah bersifat independen;
f. Bertanggung jawab atas semua keterangan yang telah disampaikan kepada OJK.

Oleh karena itu, dalam membuat Akta Notariil dalam kegiatan pasar modal, agar
terlepas dari pertanggungjawaban diluar wewenangnya, notaris dapat menyusun pernyataan
tertulis mengenai pertanggungjawabannya dengan substansi klausul-klausul seperti:33
1. Kami bertanggung jawab bahwa segala sesuatu yang telah dilaksanakan dalam
rangka penawaran umum adalah tidak bertentangan dengan peraturan jabatan
Notaris (Notaris Reglement) dan kode etik Notaris;
2. Kami sebagai profesi penunjang pasar modal dalam melaksanakan tugas telah
bertindak sesuai dengan Notaris Reglement serta kode etik Notaris;
3. Kami sebagai profesi penunjang pasar modal dalam melaksanakan tugas bersikap
independen dan tidak memiliki benturan kepentingan dengan emiten;
4. Kami bertanggung jawab atas penelaahan dengan tugas dan jabatan dan telah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan permintaan informasi kepada emiten dan
pihak lain yang dipandang perlu. Pertanyaan dan permintaan informasi tersebut
mencakup seluruh informasi yang sesuai dengan Notaris Reglement, kode etik
Notaris dan peraturan pasar modal yang berlaku;
5. Setelah dilakukan penelaahan secara cermat dan seksama kami yakin bahwa
pernyataan pendaftaran yang disampaikan sepanjang yang berhubungan dengan
tugas dan jabatan kami tidak memuat pernyataan atau informasi yang tidak benar,
sesuai dengan akta yang kami buat;
6. Setelah dilakukan penelaahan secara cermat dan seksama atas pernyataan
pendaftaran sepanjang yang berhubungan dengan tugas dan jabatan kami dan
sesuai dengan Notaris Reglement dan kode etik Notaris, kami yakin bahwa tidak
terdapat hal-hal yang dapat menghambat terlaksananya penawaran umum ini;
7. Kami bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan jabatan kami dalam rangka
penawaran umum ini dan kamu juga telah membaca seluruh prospektus dan
dokumen pernyatan sepanjang yang berhubungan dengan tugas dan jabatan kami
terutama untuk melihat apakah informasi yang dimuat sesuai dengan akta-akta
yang telah kami buat atau yang telah diperlihatkan kepada kami;
8. Dalam hal ditemukannya informasi yang tidak benar, menyesatkan atau belum
mengungkapkan informasi yang seharusnya diungkapkan yang berhubungan
dengan tugas dan jabatan kami, kamu berjanji untuk segera menyampaikan

31
Rahma Putri Prana, Peran Notaris Sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal Dalam Upaya Perlindungan
Hukum Terhadap Investor Untuk Menghindari Kerugian Akibat Praktik Manipulasi Pasar Di Pasar Modal
(Jakarta: Reportorium Jurnal Ilmiah Hukum Kenotariatan, Vol. 8 No. 1, Mei 2019), 53.
32
M.S. Tumanggor, Op.Cit., 57.
33
Herlina Syati Bachtiar, Serial Contoh Akta Notaris dan Akta di Bawah Tangan Mengenai Go Public (Initial
Public Offering) (Bandung: CV Mandar Maju, 2003), 133-134.

11
informasi tersebut kepada Bapepam baik sebelum maupun sesudah pernyataan
pendaftaran menjadi efektif dengan tidak mengurangi ketentuan hukum yang
berlaku terhadap profesi kami mengenai rahasia jabatan.

Selanjutnya, ketentuan dalam Pasal 66 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995


mensyaratkan setiap Profesi Penunjang Pasar Modal wajib menaati kode etik dan standar
profesinya. Undang-Undang dan Kode Etik menghendaki supaya Notaris menjalankan
tugasnya dengan sebaik mungkin. Oleh karena itu, perlu dibentuk pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas Notaris. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Notaris, berdasarkan
Pasal 67 ayat (1) Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, dilakukan oleh Menteri dengan
membentuk Majelis Pengawas.34 Sehingga, dalam melakukan wewenangnya, Notaris sebagai
salah satu Profesi Penunjang Pasar Modal wajib menaati kode etik dan standar profesi yang
ditetapkan oleh asosiasi profesinya, dalam hal ini seperti Ikatan Notaris Indonesia (INI),
sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang Pasar Modal dan/atau peraturan
pelaksanaannya.

F.4. Penutup
F.4.1.Kesimpulan

Sebelum Notaris dapat melaksanakan jabatan dan melakukan kegiatan di bidang pasar
modal, seorang Notaris harus memenuhi persyaratan pendaftaran yang diatur dalam Pasal 3
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017 serta mendaftarkan dirinya ke
Otoritas Jasa Keuangan.
Prosedur dan tahapan untuk menjadi Notaris Pasar Modal adalah dengan mengajukan
permohonan pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan dengan menggunakan formulir
Permohonan Pendaftaran disertai dengan kelengkapan dokumen-dokumen sebagaimana
diatur dalam Pasal 4 juncto Pasal 5 Peraturan OJK Nomor 67/POJK.04/2017. Lalu Otoritas
Jasa Keuangan akan melakukan penelaahan permohonan pendaftaran Notaris, jika
permohonan pendaftaran memenuhi persyaratan, maka paling lambat 45 hari sejak
diterimanya permohonan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan akan mengeluarkan menetapkan
surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal. Sedangkan jika permohonan pendaftaran
tidak memenuhi persyaratan, maka paling lambat 45 hari sejak diterimanya permohonan
tersebut, Otoritas Jasa Keuangan akan memberikan surat pemberitahuan permohonan
pendaftaran belum lengkap; atau permohonan pendaftaran ditolak karena tidak memenuhi
persyaratan, hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 7 jo Pasal 8 Peraturan OJK Nomor
67/POJK.04/2017.
Selanjutnya, sebagai salah satu profesi penunjang pasar modal yang diakui dalam
Undang-Undang Pasar Modal, tugas dan kewenangan Notaris Pasar Modal, diantaranya:
a. Dalam hal Penawaran Umum Saham (IPO), notaris bertugas dalam pembuatan
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham,
Pernyataan Penerbitan Waran, Perjanjian Pengelolaan Administrasi Waran;
b. Dalam hal Corporate Action (RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa);
c. Dalam hal Penawaran Umum Obligasi;
d. Dalam hal Kontrak Investasi Kolektif (Reksa Dana).

34
Majelis Pengawas Notaris yang selanjutnya disebut Majelis Pengawas adalah suatu badan yang mempunyai
kewenangan dan kewajiban untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Notaris. (Pasal 1 angka
6 Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris)

12
F.4.2.Saran

Hendaknya Notaris Pasar Modal melaksanakan jabatan dan tugas nya di bidang pasar
modal dengan dilandaskan profesionalitas yang tinggi serta penuh tanggung jawab. Sebagai
salah satu profesi penunjang pasar modal, Notaris Pasar Modal harus selalu melaksanakan
profesinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tidak melanggar peraturan perundang-
undangan serta kode etik notaris. Notaris Pasar Modal harus menjalankan tugas dan
kewenangannya berdasarkan prinsip kehati-hatian, hal ini dilakukan untuk mencegah
timbulnya permasalahan hukum terhadap akta yang dibuatnya dikemudian hari, karena jika
notaris pasar modal tidak menjalankan tugasnya dengan baik maka dapat mempengaruhi
kegiatan di bidang pasar modal. Apabila kegiatan pasar modal terganggu ataupun timbul
masalah yang merugikan masyarakat, maka dapat mengurangi kepercayaan masyarakat
terhadap pasar modal. Kehilangan kepercayaan dari masyarakat terhadap sekuritas dan
terjaminnya transaksi di pasar modal akan memberi efek buruk terhadap perekonomian
perusahaan-perusahaan. Efek buruk tersebut akan berdampak secara jangka panjang pada
perekonomian Indonesia secara luas. Sehingga Notaris Pasar Modal memiliki peran vital
sebagai profesi penunjang yang berperan memberikan perlindungan secara preventif
(pencegahan) dalam upaya melindungi para pihak dan pihak ketiga dalam bidang pasar
modal, termasuk namun tidak terbatas pada investor yang merupakan masyarakat luas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-Undangan

Indonesia. Undang-Undang tentang Pasar Modal. UU No. 8/1995. LN No. 64, TLN No.
3608.
Indonesia. Undang-Undang tentang Jabatan Notaris. UU No. 2/2014. LN No. 3, TLN No.
5491. juncto UU No. 30/2004 LN No. 117, TLN No. 4432.
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017 tentang
Notaris Yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal.
Badan Pengawas Pasar Modal. Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-02/PM/2001 tentang
Perubahan Peratyran Nomor IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan
Kegiatan Usaha Utama, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-
02/PM/2001.

Jurnal

Prana, Rahma Putri. “Peran Notaris Sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal Dalam Upaya
Perlindungan Hukum Terhadap Investor Untuk Menghindari Kerugian Akibat Praktik
Manipulasi Pasar Di Pasar Modal”. Jakarta: Reportorium Jurnal Ilmiah Hukum
Kenotariatan, Vol. 8 No. 1, Mei 2019.

Santiago, Faisal, “Peranan Notaris Dalam Transaksi Saham Pada Pasar Modal Di Bursa
Efek Jakarta”. Jakarta: Jurnal Constitutum, Vol. 12 No. 2, April 2013.

Buku

Bachtiar, Herlina Syati, Serial Contoh Akta Notaris dan Akta di Bawah Tangan Mengenai Go
Public (Initial Public Offering). Bandung: CV Mandar Maju, 2003.

Darmadji, Tjiptono, dan Hendy M. Fakbruddin, Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan


Tanya Jawab. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2001.

Nasarudin., M. Irsan, dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta:
Kencana, 2007.

Prayitno, Roesnastiti, Kode Etik Notaris. Jakarta, 2019.

Tumanggor, M.S., Transaksi Di Pasar Modal: Obligasi- Lembaga dan Profesi di Pasar
Modal Meliputi Fungsi dan Peranannya. Jakarta: PROSIDING Kerjasama antara
Mahkamah Agung RI dan Pusat Pengkajian Hukum, 2004.

Tunggal, Iman Sjahputra, Tanya-Jawab Aspek Hukum Pasar Modal di Indonesia. Jakarta:
Harvarindo, 2000.

Yulfasni, Hukum Pasar Modal. Jakarta: Badan Penerbit Iblam, 2005.

14
Tesis

Olivin, Margareth, Kedudukan Notaris Pengganti dari Notaris Pasar Modal, Tesis Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia: Depok, 2016.

15
Lampiran I

Questions and Answers

1. Apakah Notaris Pasar Modal memiliki kewajiban administratif tiap bulannya atau
tiap tahunnya? (Pertanyaan dari Mutiara)

Jawaban:
Dalam hal kewajiban administratif yang dimiliki oleh notaris, pada dasarnya
berdasarkan pengaturan Otoritas Jasa Keuangan, notaris hanya memiliki kewajiban
administratif dalam lingkup pungutan untuk biaya perizinan dan pendaftaran; serta biaya
tahunan yang diperuntukkan untuk pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penelitian. Hal
ini ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2014 tentang Pungutan Oleh OJK
Kepada Pemerintah. Namun, dalam POJK No. 67/2017 tidak mengatur secara rinci mengenai
kewajiban pembayaran pungutan ini. Dimana dalam POJK tersebut, hanya menyebutkan
kewajiban pembayaran pungutan dalam Penjelasan Pasal 11 ayat (2).
Kewajiban jenis pungutan biaya yang pertama yaitu untuk perizinan dan pendaftaran.
Untuk jenis pungutan ini, setiap profesi penunjang pasar modal seperti Notaris, wajib
menyetor uang ke Otoritas Jasa Keuangan sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) per orang,
yang wajib dibayar sebelum pengajuan dilakukan. Selanjutnya untuk kewajiban jenis
pungutan yang kedua yaitu biaya tahunan yang diperuntukkan untuk pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penelitian. Untuk jenis pungutan ini, seperti kantor Notaris,
sepanjang memiliki izin, persetujuan, pengesahan atau pendaftaran dari Otoritas Jasa
Keuangan wajib membayar iuran sebesar 1,2% dari setiap nilai kontrak kegiatan di sektor
jasa keuangan. Dimana biaya tahunan tersebut dibayar dalam empat tahap dalam tiap
tahunnya, dan pembayaran tersebut dilakukan paling lambat pada tanggal 15 setiap bulan
April, Juli, Oktober, dan tanggal 31 Desember pada tahun berjalan. Pengenaan biaya
pungutan ini berdasarkan pada laporan keuangan yang telah diaudit. Jenis pungutan biaya
tahunan juga berlaku bagi notaris, dimana sebagai profesi penunjang wajib membayar iuran
ke OJK sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) tiap tahunnya, dan biaya tahunan tersebut
paling lambat wajib dibayar setiap tanggal 15 Juni pada tahun berjalan.

2. STTD Notaris Pasar Modal memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun. Apakah STTD
Notaris tersebut dapat diperpanjang? (Pertanyaan dari Rachel)

Jawaban:
Dalam hal Surat tanda terdaftar (STTD) profesi penunjang pasar modal bagi Notaris
yang berlaku selama 5 (lima) tahun telah habis jangka waktunya maka dapat diajukan
permohonan pendaftaran kembali. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 11 Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/ POJK 67/POJK.04/2017 tentang Notaris Yang
Melakukan Kegiatan di Pasar Modal yang menyatakan bahwa :

“(1) Surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal bagi


Notaris mempunyai masa berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diajukan
permohonan pendaftaran kembali.
(2) Dalam hal Notaris akan mengajukan permohonan pendaftaran kembali
surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal, Notaris dimaksud wajib
terlebih dahulu memenuhi seluruh kewajiban berdasarkan peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan dan/atau keputusan Otoritas
Jasa Keuangan yang belum dipenuhi.

16
(3) Notaris yang mengajukan permohonan pendaftaran kembali dan telah
memenuhi seluruh kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2), akan
mendapatkan surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal yang baru
dengan masa berlaku selama 5 (lima) tahun.”

3. Apakah Notaris Pengganti wajib terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan? (Pertanyaan


dari Arini)

Jawaban:
Ketentuan mengenai notaris pengganti dalam pasar modal diatur dalam pasal 29
sampai dengan Pasal 32 POJK 67/2017 tentang Notaris yang melakukan kegiatan di pasar
modal. Notaris pengganti dalam pasar modal harus memiliki keahlian di bidang pasar modal,
dan terdaftar di OJK, sebagaimana diatur dalam pasal 29 POJK 67/2017 yang berisi:

“Notaris Pengganti wajib terlebih dahulu terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan untuk
dapat memberikan jasa di bidang pasar modal.”

Prosedur menjadi notaris pengganti dalam pasar modal diatur dalam pasal 30 POJK 67/2017
yang berisi:

Pasal 30

(1) Persyaratan, pengajuan, dan dokumen pendaftaran bagi Notaris sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5 berlaku mutatis mutandis bagi Notaris
Pengganti untuk mengajukan pendaftaran sebagai profesi penunjang pasar modal
kepada Otoritas Jasa Keuangan, kecuali ketentuan Pasal 3 huruf a dan Pasal 5 huruf
d.
(2) Selain persyaratan dan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Notaris
Pengganti wajib menyampaikan:
a. surat penunjukan sebagai Notaris Pengganti dari Notaris yang digantikan;
b. fotokopi keputusan Majelis Pengawas Notaris mengenai cuti Notaris yang
digantikan; dan
c. fotokopi berita acara sumpah sebagai Notaris Pengganti dari instansi yang
berwenang.
(3) Masa berlaku surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal bagi Notaris
Pengganti berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diajukan permohonan
pendaftaran kembali.

Adapun akibat dari akta-akta yang berkaitan dengan pasar modal dapat batal hukum
jika notaris pengganti tersebut melanggar kewenangan absolut mengenai syarat sah nya
menjadi notaris pengganti pasar modal yang tercantum dalam ketentuan diatas. Notaris
pengganti dalam pasar modal harus memiliki keahlian di bidang pasar modal, agar
kredibilitas dan kualitas akta yang dibuat nya terjaga.

4. Salah satu syarat menjadi Notaris Pasar Modal adalah memiliki akhlak dan moral.
Jelaskan! (Pertanyaan dari Bapak Arman Nefi)

Jawaban:
Berdasarkan Pasal 3 huruf (c) POJK 67/2017 salah satu persyaratan pendaftaran
Notaris adalah memiliki akhlak dan moral yang baik. Kewajiban memiliki akhlak dan moral

17
yang baik bagi seorang Notaris merupakan cerminan dari peran notaris yang merupakan
pejabat umum yang diberikan kewenangan dalam melaksanakan amanat undang-undang.
Sebagai seorang pejabat umum yang diberikan kewenangan dan kewajiban yang
berhubungan dengan masyarakat luas, seorang notaris tidak hanya harus cakap secara
intelektual, namun juga secara kepribadian dan tingkah laku. Kepribadian dan tingkah laku
seorang notaris harus menunjukan bahwa notaris tersebut memiliki akhlak dan moral yang
baik. Hal ini dapat berupa menjalankan tugas dan kewenangan jabatannya dengan selalu
menaati peraturan undang-undang, tidak melanggar ketertiban umum dan kesusilaan. Tidak
hanya itu, akhlak dan moral yang baik juga dapat dalam bentuk kejujuran, amanah dan
seksama. Hal tersebut selaras dengan kewajiban notaris yang tercantum dalam Pasal 16 ayat
(1) Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 30
Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Sehingga persyaratan yang tersebut dalam POJK
67/2017 bertujuan agar menjaga kualitas seorang notaris yang menjalankan tugas dan
kewenangannya dalam Pasar Modal adalah pribadi-pribadi yang dapat melaksanakan
kewajibannya dengan baik dan benar.
Menurut pendapat kami, pemenuhan persyaratan Pasal 3 huruf (c) POJK 67/2017
tersebut dapat berupa melalui melampirkan Surat Keterangan Catatan Kepolisian, Surat
Keterangan Kelakuan Baik dan/atau formulir serupa dari Otoritas Jasa Keuangan dalam
pengajuan dokumen pendaftaran notaris pasar modal.

5. Sebutkan dan buatkan tabel mengenai perbedaan dari Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017 tentang Notaris Yang Melakukan Kegiatan di
Pasar Modal (POJK 67/POJK.04/2017) dibandingkan dengan Surat Keputusan
Ketua Bapepam Nomor Kep-37/PM/1996 tentang Pendaftaran Notaris Yang
Melakukan Kegiatan di Pasar Modal (Peraturan Bapepam 37/PM/96)! (Pertanyaan
dari Bapak Arman Nefi)

No Peraturan Bapepam 37/PM/96 POJK No. 67/POJK.04/2017

1 Tidak diatur mengenai larangan Dalam Pasal 21 (b) diatur mengenai


rangkap jabatan. larangan rangkap jabatan.

2 Tidak diatur mengenai jumlah satuan Notaris Pasar Modal wajib memenuhi 30
kredit profesi yang harus dipenuhi (tiga puluh) satuan kredit profesi dalam
Notaris dalam menjalankan Program menjalankan Program Pendidikan Profesi.
Pendidikan Profesi.

3 Notaris Pasar Modal harus sanggup Tidak diatur mengenai ketentuan


melakukan pemeriksaan sesuai dengan pemeriksaan.
Peraturan Jabatan Notaris dan Kode
Etik Profesi.

4 Notaris Pasar Modal harus bersedia Dalam Pasal 17 ayat (1) huruf f
untuk diperiksa oleh Ikatan Notaris menyatakan salah satu kewajiban dari
Indonesia atas pemenuhan Peraturan Notaris yang telah terdaftar di OJK wajib
Jabatan Notaris dan Kode Etik Profesi memenuhi panggilan dan/atau
dalam rangka melaksanakan kegiatannya. menjalani pemeriksaan oleh Otoritas
Jasa Keuangan atas pemenuhan
peraturan perundang- undangan di sektor
pasar modal.

18
5 Dalam permohonan pendaftaran tidak Terdapat ketentuan untuk melampirkan
terdapat ketentuan untuk melampirkan dokumen berupa fotokopi kartu tanda
dokumen berupa fotokopi kartu tanda penduduk yang masih berlaku (Pasal 5
penduduk yang masih berlaku. huruf (a)). Sehingga lebih menguatkan
bukti identitas notaris pasar modal.

6 Dalam permohonan pendaftaran tidak Dalam Pasal 5 huruf (c) menentukan


menentukan untuk melampirkan untuk permohonan pendaftaran
pasfoto berwarna terbaru sebagai disertai dokumen pasfoto berwarna
identitas diri. terbaru berukuran 4x6 cm dengan
latar belakang berwarna merah
sebanyak 1 (satu) kali. Sehingga lebih
menguatkan bukti identitas notaris pasar
modal.

7 Terkait permohonan pendaftaran dalam Terdapat penambahan ketentuan


melampirkan Surat Pernyataan tidak mengenai penyertaan lampiran dokumen
menentukan untuk surat tersebut permohonan pendaftaran dalam Pasal 5,
bermaterai, dan hanya melampirkan 5 untuk Surat Pernyataan harus
(lima) jenis surat pernyataan, diantaranya bermaterai dengan memuat pernyataan:
(c) surat pernyataan bahwa Notaris tidak (i) tidak pernah melakukan perbuatan
pernah melakukan perbuatan tercela dan tercela dan/arau dihukum karena terbukti
atau dihukum karena terbukti melakukan melakukan tindak pidana di bidang jasa
tindak pidana di bidang keuangan; (e) keuangan; (ii) sanggup bersikap
surat pernyataan bahwa Notaris sanggup independen, objektif, dan profesional
mengikuti secara terus menerus program dalam melakukan kegiatan di pasar
Pendidikan Profesi Lanjutan (PPL) di modal; (iii) tidak bekerja rangkap sebagai
bidang kenotariatan dan peraturan profesi penunjang pasar modal lainnya
perundang- undangan di bidang Pasar dan/atau jabatan lain yang oleh ketentuan
Modal; (f) surat pernyataan bahwa peraturan perundang- undangan dilarang
Notaris sanggup melakukan pemeriksaan untuk dirangkap dengan jabatan notaris;
sesuai dengan Peraturan Jabatan Notaris (iv) tidak pernah dikenakan sanksi
(PJN) dan Kode Etik Profesi, serta administratif berupa pembatalan surat
senantiasa bersikap independen dalam tanda terdaftar dari OJK.
melakukan kegiatannya; (h) surat Sehingga dengan persyaratan
pernyataan bahwa Notaris bersedia “bermaterai”, maka surat tersebut menjadi
menjadi anggota Ikatan Notaris Indonesia sah dan sebagai bukti pajak dokumen
(INI) setelah memperoleh Surat Tanda yang dibebankan oleh negara untuk
Terdaftar (STTD) dari Bapepam dan akan dokumen-dokumen tertentu (fungsi
menyampaikan bukti keanggotaan materai berdasarkan Undang-Undang No.
tersebut kepada Bepapam; dan (i) surat 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai)
pernyataan bahwa Notaris bersedia
diperiksa oleh Ikatan Notaris Indonesia
(INI) atas pemenuhan Peraturan Jabatan
Notaris (PJN) dan Kode Etik Profesi
dalam rangka melaksanakan kegiatannya.

8 Terkait akibat dari habisnya jangka waktu Dalam Pasal 9, diatur mengenai akibat
yang diberikan BAPEPAM untuk dari habisnya jangka waktu unutk
pemohon melengkapi persyaratan yang pemohon dalam melengkapi persyaratan

19
tidak lengkap, tidak diatur lebih lanjut. yang tidak lengkap, dimana pemohon
Dalam peraturan ini hanya mengatur yang tidak melengkapi kekurangan
jangka waktu yang dimiliki BAPEPAM dokumen yang dipersyaratkan dan/atau
untuk memberikan pemberitahuan kekurangan dokumen tidak diterima
ketidaklengkapan persyaratan yang oleh OJK dalam waktu 45 (empat
diajukan pemohon. puluh lima) hari setelah tanggal surat
pemberitahuan, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a, dianggap
telah membatalkan permohonan
pendaftaran Notaris yang sudah
diajukan dan pemohon dapat mengajukan
permohonan baru.

9 Tidak terdapat pernyataan mengenai Dalam Pasal 10 menyatakan mengenai


kedudukan kepemilikan dokumen kepemilikan atas dokumen permohonan
permohonan pendaftaran yang pendaftaran yang telah disampaikan
diajukan oleh pemohon. kepada OJK menjadi milik OJK.

10 Tidak diatur masa berlakunya Surat Dalam Pasal 11 diatur bahwa masa
tanda terdaftar (STTD) profesi berlakunya Surat tanda terdaftar (STTD)
penunjang pasar modal bagi Notaris. profesi penunjang pasar modal bagi
Notaris adalah 5 (lima) tahun dan dapat
diajukan permohonan pendaftaran
kembali untuk masa berlaku selama 5
(lima) tahun.

11 Tidak terdapat ketentuan mengenai Dalam Pasal 12 ayat (10) mengatur


permohonan pendaftaran kembali mengenai permohonan pendaftaran
Surat Tanda Terdaftar (STTD). kembali Surat Tanda Terdaftar
(STTD) apabila masa STTD telah
berakhir dengan ketentuan diterima
oleh OJK: (a) paling cepat 90 (sembilan
puluh) hari sebelum masa berlaku surat
tanda terdaftar profesi penunjang pasar
modal berakhir; dan (b) paling lambat 90
(sembilan puluh) hari setelah masa
berlaku surat tanda terdaftar profesi
penunjang pasar modal berakhir.
Permohonan mana diajukan dengan
menggunakan formulir Permohonan
Pendaftaran Kembali Surat Tanda
Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal.

12 Tidak terdapat ketentuan tentang Mengatur mengenai kewajiban notaris


kewajiban notaris pasar modal. pasar modal dalam Pasal 17,
diantaranya:
a) menaati kode etik notaris yang disusun
oleh Organisasi Notaris;

20
b) bersikap independen, objektif, dan
profesional dalam menjalankan tugasnya;
c) mengikuti Pendidikan Profesional
Berkelanjutan paling sedikit 2 (dua) tahun
sekali sebanyak 5 (lima) satuan kredit
profesi;
d) menyampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan Laporan Berkala Kegiatan
Notaris paling lambat pada tanggal 15
Januari tahun berikutnya;
e) melaporkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan setiap perubahan yang
berkenaan dengan data dan informasi
Notaris paling lambat 10 (sepuluh) hari
kerja setelah terjadinya perubahan
tersebut disertai dengan dokumen
pendukung, mencakup hal sebagai
berikut: (i) Notaris yang berhenti atau
diberhentikan sesuai dengan Undang-
Undang mengenai jabatan Notaris; (ii)
alamat kantor dan/atau wilayah kerja;
(iii)berstatus sebagai Pejabat Negara; (iv)
perpanjangan masa jabatan sebagai
Notaris, jika ada; dan/atau (v) terkena
sanksi dari instansi berwenang; dan
f) memenuhi panggilan dan/atau
menjalani pemeriksaan oleh Otoritas Jasa
Keuangan atas pemenuhan peraturan
perundang-undangan di sektor pasar
modal.

13 Tidak mengatur mengenai larangan Dalam Pasal 21 telah mengatur


notaris pasar modal. larangan-larangan notaris pasar
modal, diantaranya:
a. mengalihkan tanggung jawab
penugasan di bidang pasar modal kepada
pihak lain yang tidak terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan; dan/atau
b. bekerja rangkap sebagai profesi
penunjang pasar modal lainnya dan/atau
jabatan lain yang oleh ketentuan peraturan
perundang- undangan dilarang untuk
dirangkap dengan jabatan notaris.

14 Tidak mengatur mengenai pengunduran POJK memberi ketentuan bagi notaris


notaris pasar modal. pasar modal dalam mengundurkan diri
dengan ketentuan dalam Pasal 27, Notaris
wajib menyampaikan surat
permohonan pembatalan surat tanda
terdaftar profesi penunjang pasar

21
modal dengan menggunakan formulir
Permohonan Pembatalan Surat Tanda
Terdaftar sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan OJK ini. Maka,
surat tanda terdaftar profesi penunjang
pasar modal atas nama Notaris
bersangkutan dibatalkan dan dinyatakan
tidak berlaku; dan Notaris bersangkutan
dilarang untuk melakukan kegiatan di
pasar modal sejak tanggal surat
keputusan.

15 Tidak diatur mengenai notaris Dalam Bab VII POJK diatur mengenai
pengganti dari notaris yang telah notaris pengganti dimana notaris
terdaftar sebagai profesi penunjang pasar pengganti wajib terlebih dahulu
modal. terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan
untuk dapat memberikan jasa di bidang
pasar modal (Pasal 29).

16 Tidak mengatur mengenai sanksi Dalam Pasal 37 diatur mengenai sanksi


administratif yang diberikan administratif oleh OJK yang
BAPEPAM sebagai pihak yang berwenang mengenakan sanksi
berwenang. administratif terhadap setiap pihak
yang melakukan pelanggaran
ketentuan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan ini, termasuk pihak yang
menyebabkan terjadinya pelanggaran
tersebut, berupa:
a) peringatan tertulis;
b) denda yaitu kewajiban untuk
membayar sejumlah uang tertentu;
c) pembatasan kegiatan usaha;
d) pembekuan kegiatan usaha;
e) pencabutan izin usaha;
f) pembatalan persetujuan; dan/atau
pembatalan pendaftaran.

22
Lampiran II
-2-

OTORITAS JASA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN


NOMOR 67 /POJK.04/2017
TENTANG
NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan independensi, kompetensi,


dan profesionalisme notaris yang melakukan kegiatan di
pasar modal, perlu dilakukan penyempurnaan atas
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
notaris yang melakukan kegiatan di pasar modal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan tentang Notaris yang Melakukan
Kegiatan di Pasar Modal;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar


Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995
Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3608);
2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5253);
-2-

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG
NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud
dengan:
1. Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk
membuat akta autentik dan memiliki kewenangan
lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
mengenai jabatan notaris yang terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan sebagai profesi penunjang pasar modal untuk
membuat akta autentik yang dipersyaratkan dalam
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
2. Organisasi Notaris adalah organisasi profesi jabatan
notaris yang berbentuk perkumpulan berbadan hukum,
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang mengenai
jabatan notaris.
3. Pendidikan Profesi adalah suatu pendidikan dasar bagi
Notaris dengan muatan materi peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal dan jasa keuangan
lainnya yang diselenggarakan oleh Organisasi Notaris,
pihak lain yang bekerja sama dengan Organisasi Notaris,
atau pihak yang disetujui atau diakui oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
4. Pendidikan Profesional Berkelanjutan adalah suatu
pendidikan lanjutan bagi Notaris dengan muatan materi
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal
dan jasa keuangan lainnya yang diselenggarakan oleh
Organisasi Notaris, pihak lain yang bekerja sama dengan
Organisasi Notaris, atau pihak yang disetujui atau diakui
oleh Otoritas Jasa Keuangan.
5. Laporan Berkala Kegiatan Notaris adalah laporan yang
memuat informasi tentang kegiatan Notaris di pasar
-3-

modal selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal


1 Januari sampai dengan 31 Desember atau sejak
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan apabila terdaftar
kurang dari 1 (satu) tahun.
6. Pejabat Negara adalah pejabat negara sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang mengenai aparatur
sipil negara.
7. Notaris Pengganti adalah seorang yang untuk sementara
diangkat sebagai Notaris untuk menggantikan Notaris
yang sedang cuti, sakit, atau untuk sementara
berhalangan menjalankan jabatannya sebagai Notaris
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang mengenai
jabatan notaris.

BAB II
PENDAFTARAN NOTARIS

Bagian Kesatu
Persyaratan Pendaftaran Notaris

Pasal 2
Notaris yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal wajib
terlebih dahulu terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dan
memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan ini.

Pasal 3
Persyaratan pendaftaran Notaris sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 meliputi:
a. telah diangkat sebagai notaris oleh kementerian yang
membawahi bidang kenotariatan serta telah diambil
sumpahnya sebagai notaris oleh instansi yang
berwenang;
b. telah menjadi anggota Organisasi Notaris;
c. memiliki akhlak dan moral yang baik;
d. tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan/atau
dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di
bidang jasa keuangan;
-4-

e. bersikap independen, objektif, dan profesional dalam


melakukan kegiatan di bidang pasar modal;
f. menaati kode etik yang ditetapkan oleh Organisasi
Notaris;
g. memiliki keahlian di bidang pasar modal yang dipenuhi
melalui program Pendidikan Profesi dengan jumlah paling
sedikit 30 (tiga puluh) satuan kredit profesi;
h. tidak bekerja rangkap sebagai profesi penunjang pasar
modal lainnya dan/atau jabatan lain yang oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan dilarang untuk
dirangkap dengan jabatan notaris; dan
i. tidak pernah dikenakan sanksi administratif berupa
pembatalan surat tanda terdaftar dari Otoritas Jasa
Keuangan.

Bagian Kedua
Dokumen Pendaftaran Notaris

Pasal 4
Permohonan pendaftaran Notaris sebagai profesi penunjang
pasar modal diajukan kepada Otoritas Jasa Keuangan dengan
menggunakan formulir Permohonan Pendaftaran Notaris
sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.

Pasal 5
Permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4, disertai dokumen sebagai berikut:
a. fotokopi kartu tanda penduduk yang masih berlaku;
b. fotokopi nomor pokok wajib pajak atas nama notaris yang
bersangkutan;
c. pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm dengan latar
belakang berwarna merah sebanyak 1 (satu) lembar;
d. fotokopi surat keputusan pengangkatan selaku notaris
dari kementerian yang membawahi bidang kenotariatan
-5-

dan berita acara sumpah notaris dari instansi yang


berwenang;
e. fotokopi bukti keanggotaan dalam Organisasi Notaris;
f. fotokopi sertifikat Pendidikan Profesi; dan
g. surat pernyataan dengan meterai cukup yang disusun
dengan menggunakan format Surat Pernyataan Notaris
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan ini, yang menyatakan bahwa
notaris:
1. tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan/atau
dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana
di bidang jasa keuangan;
2. sanggup bersikap independen, objektif, dan
profesional dalam melakukan kegiatan di pasar
modal;
3. tidak bekerja rangkap sebagai profesi penunjang
pasar modal lainnya dan/atau jabatan lain yang oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan dilarang
untuk dirangkap dengan jabatan notaris; dan
4. tidak pernah dikenakan sanksi administratif berupa
pembatalan surat tanda terdaftar dari Otoritas Jasa
Keuangan.

Bagian Ketiga
Penelaahan Permohonan Pendaftaran Notaris yang Melakukan
Kegiatan di Pasar Modal

Pasal 6
Dalam rangka penelaahan permohonan pendaftaran Notaris
yang melakukan kegiatan di pasar modal, apabila diperlukan,
Otoritas Jasa Keuangan dapat meminta dokumen tambahan
untuk mendukung pemenuhan persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5.
-6-

Pasal 7
Dalam hal permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 memenuhi persyaratan, paling lambat 45
(empat puluh lima) hari sejak diterimanya permohonan secara
lengkap, Otoritas Jasa Keuangan menetapkan surat tanda
terdaftar profesi penunjang pasar modal atas nama pemohon.

Pasal 8
(1) Dalam hal permohonan pendaftaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 tidak memenuhi persyaratan,
paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sejak
diterimanya permohonan tersebut, Otoritas Jasa
Keuangan memberikan surat pemberitahuan kepada
pemohon yang menyatakan bahwa:
a. permohonan pendaftaran belum lengkap; atau
b. permohonan pendaftaran ditolak karena tidak
memenuhi persyaratan.
(2) Dalam hal Otoritas Jasa Keuangan tidak memberikan
surat pemberitahuan kepada pemohon dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), permohonan
pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
dianggap telah memenuhi persyaratan.

Pasal 9
Pemohon yang tidak melengkapi kekurangan dokumen yang
dipersyaratkan dan/atau kekurangan dokumen tidak diterima
oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam waktu 45 (empat puluh
lima) hari setelah tanggal surat pemberitahuan, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a, dianggap telah
membatalkan permohonan pendaftaran Notaris yang sudah
diajukan dan pemohon dapat mengajukan permohonan baru.

Pasal 10
Dokumen yang telah disampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan menjadi milik Otoritas Jasa Keuangan.
-7-

BAB III
MASA BERLAKU DAN PENDAFTARAN KEMBALI SURAT
TANDA TERDAFTAR NOTARIS

Pasal 11
(1) Surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal bagi
Notaris mempunyai masa berlaku selama
5 (lima) tahun dan dapat diajukan permohonan
pendaftaran kembali.
(2) Dalam hal Notaris akan mengajukan permohonan
pendaftaran kembali surat tanda terdaftar profesi
penunjang pasar modal, Notaris dimaksud wajib terlebih
dahulu memenuhi seluruh kewajiban berdasarkan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan
dan/atau keputusan Otoritas Jasa Keuangan yang belum
dipenuhi.
(3) Notaris yang mengajukan permohonan pendaftaran
kembali dan telah memenuhi seluruh kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), akan mendapatkan
surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal yang
baru dengan masa berlaku selama 5 (lima) tahun.

Pasal 12
(1) Permohonan pendaftaran kembali surat tanda terdaftar
profesi penunjang pasar modal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (2) diajukan kepada Otoritas Jasa
Keuangan dengan ketentuan permohonan pendaftaran
kembali surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar
modal diterima oleh Otoritas Jasa Keuangan:
a. paling cepat 90 (sembilan puluh) hari sebelum masa
berlaku surat tanda terdaftar profesi penunjang
pasar modal berakhir; dan
b. paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah
masa berlaku surat tanda terdaftar profesi
penunjang pasar modal berakhir.
-8-

(2) Permohonan pendaftaran kembali surat tanda terdaftar


profesi penunjang pasar modal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diajukan dengan menggunakan formulir
Permohonan Pendaftaran Kembali Surat Tanda Terdaftar
Profesi Penunjang Pasar Modal sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.

Pasal 13
Dalam hal masa berlaku surat tanda terdaftar profesi
penunjang pasar modal bagi Notaris telah habis, Notaris tidak
dapat melakukan kegiatan di bidang pasar modal sampai
Otoritas Jasa Keuangan menerbitkan surat tanda terdaftar
profesi penunjang pasar modal.

Pasal 14
Selain kondisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,
Notaris tidak dapat melakukan kegiatan di pasar modal jika
terjadi kondisi:
a. surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal
dibatalkan oleh Otoritas Jasa Keuangan;
b. sedang dalam sanksi pembekuan surat tanda terdaftar
profesi penunjang pasar modal; dan/atau
c. Notaris berhenti atau diberhentikan sebagai notaris
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang mengenai
jabatan notaris.

Pasal 15
(1) Dalam hal Otoritas Jasa Keuangan menyetujui
permohonan pendaftaran kembali surat tanda terdaftar
profesi penunjang pasar modal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (3), Otoritas Jasa Keuangan
menerbitkan surat tanda terdaftar profesi penunjang
pasar modal baru dalam jangka waktu paling lambat 25
(dua puluh lima) hari kerja.
-9-

(2) Dalam hal permohonan pendaftaran kembali surat tanda


terdaftar profesi penunjang pasar modal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 tidak memenuhi persyaratan,
paling lambat 25 (dua puluh lima) hari kerja sejak
diterimanya permohonan tersebut, Otoritas Jasa
Keuangan memberikan surat pemberitahuan kepada
pemohon yang menyatakan bahwa:
a. permohonan pendaftaran kembali belum lengkap;
atau
b. permohonan pendaftaran kembali ditolak karena
tidak memenuhi persyaratan permohonan
pendaftaran kembali.
(3) Pemohon yang tidak melengkapi kekurangan dokumen
yang dipersyaratkan dan/atau dokumen tidak diterima
oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam jangka waktu 45
(empat puluh lima) hari setelah tanggal surat
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, dianggap telah membatalkan permohonan
pendaftaran kembali surat tanda terdaftar profesi
penunjang pasar modal yang sudah diajukan.

Pasal 16
(1) Notaris dianggap mengundurkan diri sebagai Notaris
yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, apabila:
a. Notaris tidak mengajukan permohonan pendaftaran
kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat
(1); atau
b. pengajuan permohonan pendaftaran kembali tidak
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (2),
dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari
setelah berakhirnya masa berlaku surat tanda terdaftar
profesi penunjang pasar modal.
(2) Dalam hal Notaris dianggap mengundurkan diri, Otoritas
Jasa Keuangan membatalkan surat tanda terdaftar
profesi penunjang pasar modal tersebut.
- 10 -

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a


tidak berlaku bagi Notaris yang surat tanda terdaftar
profesi penunjang pasar modalnya telah dinyatakan
nonaktif sementara oleh Otoritas Jasa Keuangan karena
yang bersangkutan diangkat sebagai Pejabat Negara.

BAB IV
KEWAJIBAN DAN LARANGAN NOTARIS YANG MELAKUKAN
KEGIATAN DI PASAR MODAL

Bagian Kesatu
Kewajiban Notaris yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal

Pasal 17
(1) Notaris yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan
wajib:
a. menaati kode etik notaris yang disusun oleh
Organisasi Notaris;
b. bersikap independen, objektif, dan profesional dalam
menjalankan tugasnya;
c. mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan
paling sedikit 2 (dua) tahun sekali sebanyak 5 (lima)
satuan kredit profesi;
d. menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
Laporan Berkala Kegiatan Notaris paling lambat
pada tanggal 15 Januari tahun berikutnya;
e. melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan setiap
perubahan yang berkenaan dengan data dan
informasi Notaris paling lambat 10 (sepuluh) hari
kerja setelah terjadinya perubahan tersebut disertai
dengan dokumen pendukung, mencakup hal sebagai
berikut:
1. Notaris yang berhenti atau diberhentikan sesuai
dengan Undang-Undang mengenai jabatan
notaris;
2. alamat kantor dan/atau wilayah kerja;
3. berstatus sebagai Pejabat Negara;
- 11 -

4. perpanjangan masa jabatan sebagai Notaris,


jika ada; dan/atau
5. terkena sanksi dari instansi berwenang; dan
f. memenuhi panggilan dan/atau menjalani
pemeriksaan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas
pemenuhan peraturan perundang-undangan di
sektor pasar modal.
(2) Dalam hal tanggal 15 Januari sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d jatuh pada hari libur, laporan
disampaikan paling lambat pada 1 (satu) hari kerja
berikutnya.
(3) Notaris dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan
Berkala Kegiatan Notaris apabila laporan disampaikan
setelah batas akhir waktu penyampaian laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (d) atau ayat
(2) sampai dengan 30 (tiga puluh) hari berikutnya.
(4) Notaris dinyatakan terlambat menyampaikan laporan
perubahan data dan informasi dari Notaris apabila
laporan disampaikan setelah batas akhir waktu
penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf (e) sampai dengan 30 (tiga puluh) hari
berikutnya.
(5) Dalam hal Notaris menyampaikan Laporan Berkala
Kegiatan Notaris melewati batas waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), penghitungan jumlah hari
keterlambatan atas penyampaian Laporan Berkala
Kegiatan Notaris dihitung sejak hari pertama setelah
batas akhir waktu penyampaian sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).
(6) Notaris dinyatakan tidak menyampaikan Laporan Berkala
Kegiatan Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf (d) apabila laporan belum disampaikan setelah
batas akhir waktu keterlambatan penyampaian laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(7) Notaris dinyatakan tidak menyampaikan laporan
perubahan data dan informasi dari Notaris sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf e apabila laporan belum
- 12 -

disampaikan setelah batas akhir waktu keterlambatan


penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4).

Pasal 18
Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)
huruf c mulai berlaku untuk tahun berikutnya sejak Notaris
memperoleh surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar
modal dari Otoritas Jasa Keuangan.

Pasal 19
Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) tahun Pendidikan
Profesional Berkelanjutan tidak terselenggara, Otoritas Jasa
Keuangan dapat menetapkan ketentuan lain.

Pasal 20
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)
huruf d dan huruf e wajib disampaikan dalam bentuk
dokumen cetak.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)
huruf d wajib disampaikan dengan menggunakan format
Laporan Berkala Kegiatan Notaris di Pasar Modal
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan ini.

Bagian Kedua
Larangan Notaris yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal

Pasal 21
Notaris yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan
dilarang:
a. mengalihkan tanggung jawab penugasan di bidang pasar
modal kepada pihak lain yang tidak terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan; dan/atau
b. bekerja rangkap sebagai profesi penunjang pasar modal
lainnya dan/atau jabatan lain yang oleh ketentuan
- 13 -

peraturan perundang-undangan dilarang untuk


dirangkap dengan jabatan notaris.

BAB V
PERMOHONAN UNTUK TIDAK MENJALANKAN KEGIATAN DI
PASAR MODAL UNTUK SEMENTARA WAKTU (CUTI)

Pasal 22
(1) Dalam hal Notaris bermaksud untuk cuti dalam jangka
waktu paling singkat 1 (satu) tahun, Notaris harus
menyampaikan surat permohonan kepada Otoritas Jasa
Keuangan terlebih dahulu dengan menyebutkan jangka
waktu cuti.
(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disertai dengan penyampaian penunjukan Notaris
Pengganti.
(3) Notaris yang terkena sanksi administratif dari Otoritas
Jasa Keuangan berupa pembekuan surat tanda terdaftar
profesi penunjang pasar modal, tidak dapat mengajukan
permohonan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Jangka waktu cuti yang diajukan kepada Otoritas Jasa
Keuangan paling lama 5 (lima) tahun termasuk
perpanjangannya, atau sampai dengan masa berlaku
surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal
berakhir.
(5) Notaris yang akan memperpanjang jangka waktu cuti
harus menyampaikan surat permohonan kepada Otoritas
Jasa Keuangan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja
sebelum waktu cuti berakhir disertai dengan alasan.
(6) Notaris yang akan mempersingkat jangka waktu cuti
harus menyampaikan surat permohonan kepada Otoritas
Jasa Keuangan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja
sebelum tanggal berakhirnya masa cuti yang baru
disertai dengan alasan.
(7) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan, surat
tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal atas nama
- 14 -

Notaris yang bersangkutan akan dinyatakan nonaktif


sementara dengan memberikan surat pemberitahuan.
(8) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (5) atau ayat (6) tidak disetujui, Otoritas
Jasa Keuangan akan memberikan surat pemberitahuan.

Pasal 23
(1) Notaris yang sedang cuti sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 ayat (7):
a. dilarang untuk melakukan kegiatan di pasar modal;
dan
b. dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ayat (1) huruf c, huruf d, dan huruf e
sampai dengan berakhirnya masa cuti.
(2) Dalam hal Notaris yang sedang cuti sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menunjuk Notaris Pengganti,
Notaris tersebut tetap wajib menyampaikan:
a. Laporan Berkala Kegiatan Notaris sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf d, atas
kegiatan di bidang pasar modal yang dilakukan oleh
Notaris Pengganti selama Notaris yang digantikan
cuti; dan
b. Laporan perubahan data dan informasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf e.

Pasal 24
Dalam hal Notaris mempersingkat jangka waktu cuti
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (6), sehingga
jangka waktu cuti menjadi kurang dari 1 (satu) tahun,
pengecualian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1)
huruf b menjadi tidak berlaku.

Pasal 25
Dalam hal Notaris yang sedang cuti sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 ayat (7) akan melakukan kembali kegiatan di
pasar modal, Notaris:
- 15 -

a. menyampaikan surat permohonan kepada Otoritas Jasa


Keuangan dengan menggunakan formulir Permohonan
Aktif Kembali sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan ini; dan
b. melaporkan daftar perubahan data dan informasi dari
Notaris dengan disertai bukti pendukung, jika ada.

Pasal 26
Surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal yang
sedang cuti akan dinyatakan aktif kembali oleh Otoritas Jasa
Keuangan dengan memberikan surat pemberitahuan, jika
telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25.

BAB VI
PENGUNDURAN DIRI NOTARIS SEBAGAI PROFESI
PENUNJANG PASAR MODAL

Pasal 27
Dalam hal Notaris akan mengundurkan diri, Notaris wajib
menyampaikan surat permohonan pembatalan surat tanda
terdaftar profesi penunjang pasar modal dengan
menggunakan formulir Permohonan Pembatalan Surat Tanda
Terdaftar sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan ini.

Pasal 28
Dalam hal Otoritas Jasa Keuangan telah menyetujui
permohonan pembatalan surat tanda terdaftar profesi
penunjang pasar modal:
a. surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal atas
nama Notaris bersangkutan dibatalkan dan dinyatakan
tidak berlaku; dan
b. Notaris bersangkutan dilarang untuk melakukan
kegiatan di pasar modal sejak tanggal surat keputusan
- 16 -

pembatalan surat tanda terdaftar profesi penunjang


pasar modal.

BAB VII
NOTARIS PENGGANTI

Pasal 29
Notaris Pengganti wajib terlebih dahulu terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan untuk dapat memberikan jasa di bidang pasar
modal.

Pasal 30
(1) Persyaratan, pengajuan, dan dokumen pendaftaran bagi
Notaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4,
dan Pasal 5 berlaku mutatis mutandis bagi Notaris
Pengganti untuk mengajukan pendaftaran sebagai profesi
penunjang pasar modal kepada Otoritas Jasa Keuangan,
kecuali ketentuan Pasal 3 huruf a dan Pasal 5 huruf d.
(2) Selain persyaratan dan dokumen sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Notaris Pengganti wajib menyampaikan:
a. surat penunjukan sebagai Notaris Pengganti dari
Notaris yang digantikan;
b. fotokopi keputusan Majelis Pengawas Notaris
mengenai cuti Notaris yang digantikan; dan
c. fotokopi berita acara sumpah sebagai Notaris
Pengganti dari instansi yang berwenang.
(3) Masa berlaku surat tanda terdaftar profesi penunjang
pasar modal bagi Notaris Pengganti berlaku selama
5 (lima) tahun dan dapat diajukan permohonan
pendaftaran kembali.

Pasal 31
(1) Surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal
yang dimiliki oleh Notaris Pengganti tidak aktif apabila
Notaris yang digantikan telah dinyatakan aktif kembali
oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26.
- 17 -

(2) Notaris Pengganti tidak dapat melakukan kegiatan di


pasar modal jika surat tanda terdaftar profesi penunjang
pasar modal yang dimiliki tidak aktif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal bagi
Notaris Pengganti yang tidak aktif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan aktif kembali
pada saat Notaris yang digantikan sedang cuti, sepanjang
surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal
Notaris Pengganti masih berlaku sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 30 ayat (3).
(4) Surat pengaktifan kembali sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diajukan oleh Notaris Pengganti melalui Notaris
yang digantikan pada saat permohonan pengajuan cuti,
dalam dokumen surat permohonan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) kepada Otoritas Jasa
Keuangan dengan melampirkan persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2).
(5) Otoritas Jasa Keuangan menyampaikan pemberitahuan
pengaktifan kembali surat tanda terdaftar profesi
penunjang pasar modal bagi Notaris Pengganti yang telah
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4).

Pasal 32
Kewajiban dan larangan yang berlaku bagi Notaris dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini berlaku mutatis
mutandis bagi Notaris Pengganti yang melakukan kegiatan di
pasar modal kecuali ketentuan Pasal 17 ayat (1) huruf d dan
huruf e.

BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 33
(1) Notaris yang diangkat dan/atau ditetapkan sebagai
Pejabat Negara:
- 18 -

a. menyampaikan pemberitahuan mengenai


pengangkatan atau penetapan sebagai Pejabat
Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(1) huruf e angka 3;
b. surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal
atas nama Notaris yang bersangkutan dinyatakan
nonaktif sementara oleh Otoritas Jasa Keuangan
dengan surat pemberitahuan, dan Notaris dilarang
untuk melakukan kegiatan di pasar modal; dan
c. dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ayat (1) huruf c, huruf d, dan
huruf e.
(2) Notaris yang tidak lagi menjabat sebagai Pejabat Negara
dan akan melakukan kembali kegiatan di pasar modal
wajib mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25.
(3) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(1) huruf c dan huruf d wajib dilaksanakan pada tahun
berikutnya.
(4) Dalam hal masa berlaku surat tanda terdaftar profesi
penunjang pasar modal bagi Notaris yang tidak lagi
menjabat sebagai Pejabat Negara sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) telah berakhir, penyampaian surat
permohonan aktif kembali sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 disampaikan paling lambat 90 (sembilan puluh)
hari sejak Notaris tidak lagi menjabat sebagai Pejabat
Negara.
(5) Otoritas Jasa Keuangan menerbitkan surat tanda
terdaftar profesi penunjang pasar modal baru bagi
Notaris yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4).
(6) Surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) mempunyai masa
berlaku sama dengan sisa masa berlaku surat tanda
terdaftar profesi penunjang pasar modal sebelum Notaris
dinyatakan nonaktif sementara oleh Otoritas Jasa
Keuangan karena diangkat sebagai Pejabat Negara.
- 19 -

(7) Untuk dapat melakukan kegiatan di Pasar Modal


kembali, Notaris yang tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) wajib memperoleh
surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal baru
terlebih dahulu dengan menyampaikan permohonan
pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan
dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 kepada
Otoritas Jasa Keuangan.

Pasal 34
Dalam hal Notaris dan/atau Notaris Pengganti terkena
pemberhentian sementara, pemberhentian dengan hormat,
atau pemberhentian dengan tidak hormat sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang mengenai jabatan notaris,
Notaris dan/atau Notaris Pengganti bersangkutan tidak dapat
menjalankan kegiatan di pasar modal.

Pasal 35
Dalam hal surat keputusan pengangkatan selaku Notaris dari
kementerian yang membawahi bidang kenotariatan dan/atau
berita acara sumpah notaris dari instansi yang berwenang
dibatalkan, dicabut, atau menjadi tidak berlaku, surat tanda
terdaftar profesi penunjang pasar modal yang bersangkutan
dianggap batal dan tidak berlaku.

Pasal 36
(1) Dalam hal Otoritas Jasa Keuangan telah menyediakan
sistem elektronik, penyampaian pendaftaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 30 ayat
(1), permohonan pendaftaran kembali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11, kewajiban pelaporan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf d
dan huruf e wajib disampaikan melalui sistem elektronik
tersebut.
(2) Dalam hal sistem elektronik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mengalami gangguan teknis atau terjadi keadaan
kahar, penyampaian pendaftaran sebagaimana dimaksud
- 20 -

dalam Pasal 4 dan Pasal 30 ayat (1), permohonan


pendaftaran kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal
11, dan/atau kewajiban pelaporan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf d dan huruf e
dapat dilakukan dalam bentuk dokumen cetak.

BAB IX
KETENTUAN SANKSI

Pasal 37
(1) Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang
pasar modal, Otoritas Jasa Keuangan berwenang
mengenakan sanksi administratif terhadap setiap pihak
yang melakukan pelanggaran ketentuan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan ini, termasuk pihak yang
menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut, berupa:
a. peringatan tertulis;
b. denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah
uang tertentu;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pencabutan izin usaha;
f. pembatalan persetujuan; dan/atau
g. pembatalan pendaftaran.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, atau huruf
g dapat dikenakan dengan atau tanpa didahului
pengenaan sanksi administratif berupa peringatan
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
(3) Sanksi administratif berupa denda sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dikenakan secara
tersendiri atau secara bersama-sama dengan pengenaan
sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, atau huruf g.
- 21 -

Pasal 38
Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 ayat (1), Otoritas Jasa Keuangan dapat melakukan
tindakan tertentu terhadap setiap pihak yang melakukan
pelanggaran ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.

Pasal 39
Otoritas Jasa Keuangan dapat mengumumkan pengenaan
sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37
ayat (1) dan tindakan tertentu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 kepada masyarakat.

Pasal 40
Notaris dan/atau Notaris Pengganti yang tidak mengikuti
Pendidikan Profesional Berkelanjutan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ayat (1) huruf c dikenakan sanksi
administratif berupa pembekuan surat tanda terdaftar profesi
penunjang pasar modal selama 1 (satu) tahun sejak tanggal
ditetapkan, atau sampai dengan masa berlaku surat tanda
terdaftar profesi penunjang pasar modal berakhir, dalam hal
masa berlaku surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar
modal tersebut kurang dari 1 (satu) tahun.

Pasal 41
Notaris dan/atau Notaris Pengganti yang dikenakan sanksi
administratif berupa pembekuan surat tanda terdaftar profesi
penunjang pasar modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal
40, selama masa pembekuan dikecualikan dari kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf c, huruf
d, dan huruf e.

Pasal 42
(1) Notaris yang dinyatakan terlambat menyampaikan:
a. Laporan Berkala Kegiatan Notaris sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3); dan/atau
- 22 -

b. laporan perubahan data dan informasi terkait


Notaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(4),
dikenakan sanksi administratif berupa denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) huruf b
masing-masing sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu
rupiah) per hari keterlambatan dan paling banyak
Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) per laporan.
(2) Notaris yang dinyatakan tidak menyampaikan:
a. Laporan Berkala Kegiatan Notaris sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (6); dan/atau
b. laporan perubahan data dan informasi terkait
Notaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
ayat (7),
dikenakan sanksi administratif berupa denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) huruf b
masing-masing sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta
rupiah) per laporan.
(3) Bagi Notaris yang belum menyampaikan laporan, selain
dikenakan sanksi administratif berupa denda
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetap diwajibkan
untuk menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ayat (1) huruf d dan/atau huruf e.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 43
Permohonan pendaftaran untuk menjadi Notaris yang telah
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sebelum
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku dan
masih dalam proses penyelesaian, tetap diproses berdasarkan
ketentuan Peraturan Nomor VIII.D.1, lampiran Keputusan
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-37/PM/1996
tentang Pendaftaran Notaris yang Melakukan Kegiatan di
Pasar Modal.
- 23 -

Pasal 44
Notaris yang telah memiliki surat tanda terdaftar profesi
penunjang pasar modal sebelum berlakunya Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan ini, wajib:
a. menyampaikan permohonan pendaftaran ulang kepada
Otoritas Jasa Keuangan dengan menggunakan format
Pendaftaran Ulang sebagai Notaris yang Melakukan
Kegiatan di Pasar Modal sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini paling lambat
1 (satu) tahun sejak Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
ini diundangkan; dan
b. memenuhi terlebih dahulu seluruh kewajiban
berdasarkan peraturan perundang-undangan di sektor
jasa keuangan dan/atau keputusan Otoritas Jasa
Keuangan yang belum dipenuhi.

Pasal 45
Dalam hal Notaris tidak menyampaikan permohonan
pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan dan memenuhi
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, Notaris
dimaksud dianggap telah mengundurkan diri dan surat tanda
terdaftar profesi penunjang pasar modal atas nama Notaris
tersebut akan dibatalkan.

Pasal 46
Dalam hal Notaris telah menyampaikan permohonan
pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan dan memenuhi
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, Otoritas
Jasa Keuangan akan menerbitkan surat tanda terdaftar
profesi penunjang pasar modal pengganti.

Pasal 47
Kewajiban penyampaian Laporan Berkala Kegiatan Notaris
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf d mulai
berlaku 1 (satu) tahun sejak peraturan Otoritas Jasa
Keuangan ini diundangkan.
- 24 -

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 48
Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai
berlaku, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
Nomor Kep-37/PM/1996 tentang Pendaftaran Notaris yang
Melakukan Kegiatan di Pasar Modal beserta Peraturan Nomor
VIII.D.1 yang merupakan lampirannya, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 49
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada
tanggal diundangkan.
- 25 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Desember 2017

KETUA DEWAN KOMISIONER


OTORITAS JASA KEUANGAN,

ttd

WIMBOH SANTOSO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 22 Desember 2017

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 288

Salinan ini sesuai dengan aslinya


Direktur Hukum 1
Departemen Hukum

ttd

Yuliana
-2-

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
NOMOR 67 /POJK.04/2017
TENTANG
NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

I. UMUM
Notaris yang melakukan kegiatan di pasar modal adalah notaris
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang mengenai jabatan notaris
yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dan berwenang membuat akta
autentik yang dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal.
Kegiatan Notaris di pasar modal antara lain membuat perubahan
anggaran dasar dalam rangka penawaran umum emiten atau perusahaan
publik, pembuatan berita acara atau keputusan rapat umum pemegang
saham, pembuatan kontrak investasi kolektif dan/atau pembuatan kontrak
dan perjanjian lain di pasar modal. Berdasarkan kegiatan tersebut, peran
Notaris di pasar modal sangat penting, sehingga sebagai salah satu profesi
penunjang pasar modal, Notaris dituntut untuk bersikap independen, serta
senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam
menjalankan kegiatan atau jabatannya. Hal ini bertujuan agar Notaris
dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mengemban kepercayaan
publik khususnya di sektor pasar modal dan pada umumnya di sektor jasa
keuangan. Untuk tetap menjaga dan meningkatkan hal tersebut, Notaris
dituntut untuk mengikuti program Pendidikan Profesional Berkelanjutan
dan melaporkan kegiatan yang dilakukan di sektor pasar modal maupun
perubahan atas data dan informasi terkait Notaris kepada Otoritas Jasa
Keuangan. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 8 tahun
-2-

1995 tentang Pasar Modal dan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011


tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu menyempurnakan
peraturan mengenai Notaris yang melakukan kegiatan di pasar modal
dengan maksud untuk mendukung pembinaan, pengaturan, dan
pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan serta kesetaraan terhadap
pengaturan profesi penunjang pasar modal lainnya guna mewujudkan
terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien serta
melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.

I. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.

Pasal 2
Cukup jelas.

Pasal 3
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Penentuan materi dan jumlah satuan kredit profesi dari
penyelenggaraan Pendidikan Profesi serta penyampaian data
rekapitulasi peserta Pendidikan Profesi dilakukan berdasarkan
koordinasi antara Organisasi Notaris dan Otoritas Jasa
Keuangan.
-3-

Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Yang dimaksud dengan “Otoritas Jasa Keuangan” termasuk
juga Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
sebelum beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan
dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal
dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke
Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Pasal 4
Cukup jelas.

Pasal 5
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Yang dimaksud dengan “Otoritas Jasa Keuangan” termasuk
juga Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
-4-

sebelum beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang


pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di
sektor Pasar Modal dari Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan ke Otoritas Jasa Keuangan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011
tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Pasal 6
Permintaan dokumen tambahan oleh Otoritas Jasa Keuangan
dilakukan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan
mengenai jabatan notaris.

Pasal 7
Cukup jelas.

Pasal 8
Cukup jelas.

Pasal 9
Cukup jelas.

Pasal 10
Cukup jelas.

Pasal 11
Ayat (1)
Perhitungan masa berlaku surat tanda terdaftar profesi
penunjang pasar modal selama 5 (lima) tahun dimaksud telah
termasuk masa Notaris tidak menjalankan kegiatan di pasar
modal untuk sementara waktu (cuti) sebagaimana dimaksud
pada Pasal 22.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “seluruh kewajiban berdasarkan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan
dan/atau keputusan Otoritas Jasa Keuangan yang belum
dipenuhi”, antara lain:
-5-

1. kewajiban pembayaran denda atas sanksi administratif


yang belum dipenuhi;
2. kewajiban pemenuhan Pendidikan Profesional
Berkelanjutan; dan/atau
3. kewajiban pembayaran pungutan.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 12
Cukup jelas.

Pasal 13
Cukup jelas.

Pasal 14
Cukup jelas.

Pasal 15
Cukup jelas.

Pasal 16
Cukup jelas.

Pasal 17
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Penentuan materi dan jumlah satuan kredit profesi dari
penyelenggaraan Pendidikan Profesional Berkelanjutan
serta penyampaian data rekapitulasi peserta Pendidikan
Profesional Berkelanjutan dilakukan berdasarkan
koordinasi antara Organisasi Notaris dan Otoritas Jasa
Keuangan.
-6-

Huruf d
Kegiatan yang dilaporkan pada Laporan Berkala Kegiatan
Notaris adalah hanya kegiatan yang dilakukan di bidang
pasar modal. Dalam hal pada tahun pelaporan tidak
terdapat kegiatan di bidang pasar modal, dalam Laporan
Berkala Kegiatan Notaris dijelaskan bahwa Notaris tidak
mempunyai kegiatan di bidang pasar modal pada tahun
tersebut.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Dalam hal tanggal 15 Januari yang merupakan batas waktu
penyampaian Laporan Berkala Kegiatan Notaris jatuh pada hari
Sabtu, Notaris wajib menyampaikan laporan dimaksud paling
lambat pada 1 (satu) hari kerja berikutnya, yaitu hari Senin.
Dalam hal Notaris menyampaikan Laporan Berkala Kegiatan
Notaris melewati batas waktu hari kerja berikutnya tersebut,
yaitu hari Senin, misalnya disampaikan pada hari Rabu,
penghitungan keterlambatan penyampaian laporan dihitung
sejak hari Selasa. Dengan demikian, Notaris mengalami
keterlambatan penyampaian Laporan Berkala Kegiatan Notaris
selama 2 (dua) hari.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.

Pasal 18
Cukup jelas.
-7-

Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.

Pasal 21
Cukup jelas.

Pasal 22
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Sebagai contoh:
Notaris A telah mengajukan permohonan cuti kepada Otoritas
Jasa Keuangan selama 3 (tiga) tahun dari tanggal 1 Juni 2016
hingga tanggal 1 Juni 2019.
Apabila Notaris A ingin memperpanjang masa cuti selama satu
tahun menjadi hingga tanggal 1 Juni 2020, Notaris A harus
menyampaikan surat pemberitahuan kepada Otoritas Jasa
Keuangan paling lambat tanggal 18 Mei 2019 (10 hari kerja
sebelum tanggal 1 Juni 2019).
Ayat (6)
Sebagai contoh:
Notaris A telah mengajukan permohonan cuti kepada Otoritas
Jasa Keuangan selama 3 (tiga) tahun dari tanggal 1 Juni 2016
hingga tanggal 1 Juni 2019.
Apabila Notaris A ingin memperpendek masa cuti sebelum
tanggal 1 Juni 2019 menjadi tanggal 1 Juni 2018, Notaris A
harus menyampaikan surat pemberitahuan kepada Otoritas
Jasa Keuangan paling lambat tanggal 18 Mei 2018 (10 hari kerja
sebelum tanggal 1 Juni 2018).
-8-

Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.

Pasal 23
Cukup jelas.

Pasal 24
Cukup jelas.

Pasal 25
Cukup jelas

Pasal 26
Cukup jelas.

Pasal 27
Cukup jelas.

Pasal 28
Cukup jelas.

Pasal 29
Cukup jelas.

Pasal 30
Cukup jelas.

Pasal 31
Cukup jelas.

Pasal 32
Cukup jelas.
-9-

Pasal 33
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Notaris A mendapatkan surat tanda terdaftar profesi penunjang
pasar modal pada bulan Januari 2015.
Surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal berlaku
sampai dengan bulan Januari 2020.
Pada bulan Agustus 2018, Notaris A diangkat sebagai Pejabat
Negara dan menyampaikan pemberitahuan mengenai
pengangkatan atau penetapan sebagai Pejabat Negara kepada
Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya dinyatakan nonaktif
sementara oleh Otoritas Jasa Keuangan ketika sisa masa
berlaku surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal
masih 1 tahun 5 bulan.
Notaris A tidak lagi menjadi pejabat Negara pada bulan Agustus
2023 dan mengajukan permohonan aktif kembali pada bulan
September 2023 (kurang dari 90 (sembilan puluh) hari sejak
Notaris A tidak lagi menjabat sebagai Pejabat Negara).
Otoritas Jasa Keuangan akan menyampaikan surat tanda
terdaftar profesi penunjang pasar modal baru kepada Notaris A
dengan masa berlaku sampai dengan Februari 2025.
Ayat (7)
Cukup jelas.

Pasal 34
Cukup jelas.
- 10 -

Pasal 35
Cukup jelas.

Pasal 36
Cukup jelas.

Pasal 37
Cukup jelas.

Pasal 38
Cukup jelas.

Pasal 39
Cukup jelas.

Pasal 40
Cukup jelas.

Pasal 41
Cukup jelas.

Pasal 42
Cukup jelas.

Pasal 43
Cukup jelas.

Pasal 44
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan seluruh kewajiban berdasarkan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan
dan/atau keputusan Otoritas Jasa Keuangan yang belum
dipenuhi, antara lain:
1. kewajiban pembayaran denda atas sanksi administratif
yang belum dipenuhi; dan/atau
2. kewajiban pembayaran pungutan.
- 11 -

Pasal 45
Cukup jelas.

Pasal 46
Cukup jelas

Pasal 47
Cukup jelas.

Pasal 48
Cukup jelas.

Pasal 49
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6156

Anda mungkin juga menyukai