Anda di halaman 1dari 10

A.

PENGERTIAN

Etika berasal dari bahasa yunani kuno,yaitu ethos yang dalam bentuk
tunggal mempunyai arti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berfikir. Etika merupakan
suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah,kebijakan
atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah :

1. Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral.
2. Kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq.
3. Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Etik tidak hanya menggambarkan sesuatu, tetapi lebih kepada perhatian


dengan penetapan norma atau standar kehidupan seseorang yang seharusnya
dilakukan. Kata yang cukup dekat dengan etika adalah moral, yang berasal dari
bahasa latin mos yang berarti juga kebiasaan, adat. Dalam bahasa inggris dan
banyak bahasa lain, termasuk bahasa Indonesia, kata mores masih digunakan
dengan arti yang sama. Jadi moral adalah suatu kegiatan atau perilaku yang
mengarahkan manusia untuk memilih tidakan baik dan buruk, dapat dikatakan
etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap perilaku yang dapat
ditanggung jawabkan (Degraf, 1988). Etika merupakan bagian dari filosofi yang
berhubungan dengan keputusan moral menyangkut manusia (Spike lee, 1994).
Menurut Webster’s “The discipline dealing with what is good and bad and with
moral duty and obligation, ethics offers concetual tools to evaluate and guide
moral decision making”.

Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan


pengetahuan moral dan susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai,
kesepakatan, serta himpunan hal-hal yang diwajibkan, larangan untuk suatu
kelompok/masyarakat dan bukan merupakan hukum atau undang-undang dan hal
ini menegaskan bahwa moral merupakan bagian dari etik, dan etika merupakan
ilmu tentang moral sedangkan moral satu kesatuan nilai tang dipakai manusia
sebagai dasar perilakunya. Maka atika keperawatan (nursing ethics) merupakan
bentuk ekspresi bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika
keperawatan diatur dalam kode etik keperawatan.

B. Teori utilitarisme dan teori Deontologi


1. Teori utilitarisme
a. Utilirasisme klasik
Aliran ini berasal dari tradisi pemikiran moral di United Kingdom dan
dikemudian hari berpengaruh keseluruh kawasan yang berbahasa Inggris.
Filsuf Skodlandia, David Hume (1711-1776) sudah memberi sumbangan
penting kearah perkembangan aliran ini tapi utilirasisme menurut bentuk
lebih matang berasal dari filsuf Inggris Jeremy Bentam (1748-1832),
dengan bukunya Introduction to the Principles of Morals and Legislation
(1789). Utilitarisme dimaksudya sebagai dasar etis untuk membaharui
hukum Inggris, kususnya hukum pidana. Jadi, ia tidak ingin menciptakan
suatu teori moral abstrak, tetapi mempunyai maksud sangat kongkrat. Ia
berpendapat bahwa tujuan hukum adalah memajukan kepentingan para
warga negara dan bukan memaksakan perintah-perintah ilahi atau
melindungi yang disebut hak-hak kodrati.
Menurut Bentham sebaiknya tidak dianggap sebagai tindakan criminal,
seperti misalnya pelanggaran sexsual yang dilakukan atas dasar suka sama
suka. Betham mulai dengan menekankan bahwa umat manusia menurut
kodratnya ditempatkan dibawah pemerintahan dua penguasa yang
berdaulat : ketidaksenangan dan kesenangan. Menurut kodratnya manusia
menghindaeri ketidak senangan dan mencari kesenangan. Kebahagian
tercapai jika ia memiliki kesenangan dan bebas dari kesusahan. Dalam hal
ini Bentham sebenarnya melanjutkan begitu saja hedonism klasik. Karena
menurut kodratnya tingkah laku manusia terarah pada kebahagiaan, maka
suatu perbuatan dapat dinilai baik atau buruk, sejauh dapat meningkatkan
atau mengurangi kebahagiaan sebayak mungkin orang. Dalam hal ini
Betham meninggalkan hedonisme individulistis dan egoistis dengan
menenkankan bahwa kebahagiaan itu menyangkut seluruh umat manusia.
Dengan demikian Bentham sampai pada the principle of utility yang
berbunyi : the greatest happiness of the greatest number, “kebahagiaan
terbesar dari jumlah orang terbesar”. Prinsip kegunaan ini menjadi norma
untuk tindakan-tindakan kita pribadi maupun untuk kebijaksanaan
pemerintah, misalnya, dalam menentukan hukum pidana.
b. Utilitarisme Aturan
Filsuf seperti Richard B.Brandt melangkah lebih jauh lagi dengan
mengusulkan agar bukan aturan moral satu demi satu, melainkan sistem
aturan moral sebagai keseluruhan diuji dengan prinsip kegunaan. Kalau
begitu, perbuatan adalah baik secara moral, bila sesuai dengan aturan yang
berfungsi dalam sistem aturan moral yang paling berguna bagi suatu
masyarakat.
Utilitarisme aturan ini merupakan sebuah farian yang menarik dari
utilitarisme. Perlu diakui bahwa dengan demikian kita bisa lolos dari
banyak kesulitan yang melekat pada utilitarisme perbuatan. Namun
demikian, utilitarisme aturan ini sendiri tidak tanpa kesulitan juga.
Kesulitan utama tumbul, jika terjadi konflik antara dua aturan moral.
2. Deontologi

Sekarang kita akan memandang suatu sistem etika yang tidak


mengukur baik tidaknya suatu perbuatan berdasarkan hasilnya, melainkan
semata-mata berdasarkan maksud si pelaku dalam melakukan perbuatan
tersebut . kita bisa mengatakan juga bahwa sistem ini tidak menyoroti
tujuan yang dipilih bagi perbuatan atau keputusan kita,melainkan semata-
mata wajib tidaknya perbuatan dan keputusan kita. Teori yang
dimaksudkan ini biasanya disebut deontologi (kata yunani deon berarti:
apa yang harus dilakukan; kewajiban)
a. Deontologi Menurut I.Kant

Yang menciptakan sistem moral ini adalah filsuf besar dari Jerman,
Immanuel Kant (1724-1804). Pemikirannya tidak mudah tapi sangat
berpengaruh, sehingga ia bisa dianggap sebagai salah seorang pemikir
terbesar dibidang filsafat moral. Menurut Kant, yang bisa disebut baik
dalam arti sesungguhnya hanyalah kehendak yang baik. Semua hal lain
disebut baik secara terbatas atau dengan syarat. kesehatan, kekayaan,
atau inteligensi, misalnya adalah baik, jika digunakan dengan baik oleh
kehendak manusia, tapi jika dipakai oleh kehendak yang jahat semua
hal itu bisa menjadi jelek sekali, bahkan keutamaan-keutamaan bisa di
salahgunakan oleh kehendak yang jahat.

b. Pandangan W.D. Ross


Kesimpulan terakhir yang rigorus itu sulit untuk diterima. Menurut
penilaian moral yang umum, saya tidak perlu dan barangkali malah
tidak boleh membiarkan konsekuensi jelek dari perbuatan yang
sebenarnya baik (mengatakan yang benar), jika saya mempunyai
kemungkinan untuk mencegahnya. Seorang filsuf Inggris abad ke-20,
William David Ross (1877-1971) mengusulkan jalan keluar yang
menarik dari kesulitan semacam itu. Ross juga menerima teori
deontologi, tapi ia menambah sebuah nuansa yang penting. Kewajiban
itu selalu merupakan kewajiban prima facie (pada pandangan
pertama), artinya suatu kewajiban untuk sementara dan hanya berlaku
sampai timbul kewajiban lebih penting lagi yang mengalahkan
kewajiban pertama tadi.

c.. Nilai nilai etik dalam keperawatan


1. NILAI MORAL

Setiap nilai dapat memperoleh suatu sebab moral bila diikuti sertakan
dalam tingkah laku moral.
Contoh:
a. Kejujuran merupakan suatu nilai moral akan tidak ada artinya
bila tidak disertakan dalam nilai lainnya/ nilai ekonomi.
b. Kesetiaan adalah nilai moral: nilai moral akan tidak ada artinya
bila tidak diterapkan dalam norma norma kehidupan manusiawi:
cinta pada suami.
Nilai nilai tersebut bersifat pramoral dan bila diikut sertakan dalam
tingkah laku moral menjadi nilai moral walaupun nilai nilai moral
menumpang pada nilai nilai lain (ekonomi, eksetika, nilai dasar) tapi
akan muncul sebagai nilai baru.

a. Nilai moral berkaitan dengan tanggung jawab, ciri keharusan


nilai moral adalah nilai itu berkaitan denga pribadi manusia
yang bertanggung jawab: dapat diwujudkan dalam perbuatan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tersebut.
b. Nilai moral menyebabkan seseorang pada posisi bersalah atau
tidak bersalah. Kebebasan dan tanggung jawab merupakan
syarat mutlak nilai moral.
Manusia Menjadi Sumber Nilai Nilai Moral

Contoh :

a. Anak dengan intelegensi rendah: orang tua boleh sedih tapi harus diterima
dan bukan menjadi tanggung jawab anak atau orang tua.
b. Seorang anak mempunyai watak atau bakat yang bagus : dapat
menyenangkan, tapi ini bukan hasil jasanya, sehingga tidak menjadi
tanggung jawaab orang tua atau anak.
Nilai Moral Dan Hati Nurani

Disini mulai minta untuk diakui dan diwujudkan selalu dengan himbauan.

Contoh : nilai estestis : keindahan, indah diwudkan, dipamerkan, diperdengarkan.

1. Etika, moral, dan nilai-nilai


Pengertian
a. Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang
perilaku benar atau salah,kebijakan atau kejahatan yang
berhubungan dengan perilaku.
b. Etik merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi
moral ke dalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip
dan konsep yang membimbing manusia berfikir dan bertidak
dalam kehidupanya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang
dianutnya,banyak pihak yang menggunakan istilah etik untuk
menggambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya dengan
kode etik profesional seperti kode etik PPNI dan UIBI.
c. Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang
penghargaan terhadap suatu standar atau pegangan yang
mengarah pada sikap atau perilaku seseorang.sistem nilai dalam
suatu organisasi adalaah tentang nilai-nilai yang dianggap
penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal.
d. Moral hampir sama denga etika. Biasanya merujuk kepada
standar personal tentang benar atau salah. Hal ini sangat penting
untuk mengenal anatar etika dalam agama, hukum, adat dan
praktek profesional.

2. NILAI-NILAI ESENSIAL DALAM PREOFESI


Pada tahun 1985, “the American Association Collegs of Nursing”
melakukan suatu proyek termsuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial
dalam praktik keperawatan profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan 7
nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional yaitu :

a. Keyakinan bahwa kehormatan terhadap martabat seseorang akan


merupakan konsekuensi terbaik bagi semua masyarakat.
b. Penghargaan: (1) merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri
( anda merasa senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan
dihargai pasien/klien serta sejawat atau supervisor memberikan pujian atas
keterampilan hubungan interpersonal yang dilakukan : (2) dapat
mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak bersedia
memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.
c. Tindakan (1) gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau
pekerjaan sehari-hari : (2) upayakan selalu konsisten untuk menghargai
martabat manusia dalam kehidupan pribadi dan profesional, sehingga
timbul rasa sensitif atas tindakan yang dilakukan.
d. Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai
moral yang dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya.
Bila dibicarakan dengan sejawat atau pasien dan ternyata tidak sejalan
maka seorang merasa terjadi suatu yang kontradiktif demgan prinsip-
prinsip yang dianutnya yaitu : penghargaan terhadap mertabat manusia
yang tidak terekomendasi dan sangat mungkin kita tidak terasa nyaman.
Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana kita
perlu meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan secara khusus dalam
kehidupan ini untuk menghormati manusia. Hal ini merupakan nilai-nilai
positif yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
masyarakat luas.
e. Membimbing atau memberikan konsultasi kepada pasien yang mempunyai
nilai-nilai dan prilaku kesehatan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan
karena pasien kurang memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama
yang dilakukan oleh perawat dalam berusaha membantu pasien untuk
mengidentifikasi nilai-nilai dasar kehidupan sendiri.
f. Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan sebagai kasus : seorang pengusaha
yang sangat sukses dan mempunyai akses diluar dan dalam negeri
sehimgga dia menjadi sibuk sekali dalam mengelola usahanya. Akibat
kesibukannya dia sering lupa makan sehingga terjadi pendarahan lambung
yang menyebabkan dia perlu dirawat Rumah Sakit. Selain itu dia juga
perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya mulai pulih perawat mulai
berusaha mangadakan pendekatan untuk mempersiapkanya untuk pulang.
Namun perawat menjadi kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah
pada keberhasilan serta kesuksesannya dalam bisnis. Kendali demikian
upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat menyusun rist
pertanyaan dan mengajukannya kepada pasien tersebut. Pertanyaannya:
apakah tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dibawah ini? :
pasien diminta untuk memilih atas pertanyaan berikut
1) Bersenang-senang dalam kesendirian (berfikir, mendengarkan
musik atau membaca)
2) Meluangkan waktu bersama keluarga
3) Melakukan aktivitas seperti : mendaki gunung, main
bola/berenang
4) Menonton televisi
5) Membantu dengan suka rela untuk kepentingan orang lain
6) Menggunakan waktunya untuk bekerja
g. Langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas
yang dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya, dengan meliputi
klarifikasi sebagai berikut :
1) Memilih : setelah menggali aspek-aspek berdampak terhadap
kesehatan pasien, misalnya stress yang berkepanjangan dapat
menggangu kesehatan dan mengganggu aktivitasnya maka
sarankan kepadanya memilih secara bebas nilai-nilai kunci yang
dianutnya.
2) Penghargaan : berikan dukungan untuk memperkuat keinginan
pasien dan promosikan nilai-nilai tersebut dan bila memungkinkan
dapatkan dukungan dari keluarganya contoh : istri dan anak-anak
pasti merasakan senang.
D. Prinsip Prinsip Etika dalam Keperawatan

Prinsip bahwa eteika adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak
akan pernah berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang
pendidikan maupun pekerjaan. Juga dalam hak haknya memperoleh
pelayanan kesehatan. Ketika mengambilan keputusan klinis, perawat sering
kali mengandalkan pertimbangan mereka dengan menggunakan kedua
konsekwensi dan prinsip dan kuajiban moral yang universal. Hal atas sesama.
Empat prinsip dasar lainnya bermula dari prinsip dasar ini yang menghargai
otonomi kedermawanan maleficinc dan keadilan

AUTONOMI

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu


mampu berfikir logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten
dan memiliki kekuatan membuat keputusan sendiri,memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai. Otonom merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Pratek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak
hak pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan sendiri.
Hak untuk memutuskan tujuan bagi dirinya senndiri, misalnya:
a. Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan pada
pasien.
b. Menghargai hak hak pasien dalam mengambil keputusan.
c. Meminta keluhan keluhan subyektif pasien.
d. Meminta informed consent bila akan dilakukan suatu pemeriksaan
dan tindakan tindakan untuk terapi.

BENEFIVIENCE
Benefivience berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik.
Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari keslahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri
dan orang lain.

JUSTICE
Prinsip keadilan dibutuhakan untuk terapi yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip prinsip mora, legal dan
kemanusiaan.
Perawat wajib berlaku adil dalam membuat keputusan dan bertindak untuk
pasiennya, misalnya:
a. Perawat seorang diri bertugas di IGD menerima pasien 2 orang,
mana pasien yang diberi pengobatan dulu? Apa
pertimbangannya?
b. Misalnya menolong dulu pasien yang lebih gfawat dan
kesakitan.
c. Bila peralatan atau tenaga terbatas,sedangkan kebutuhannya
lebih, bagaimana perawat membagi peralatan dan tenaga yang
ada tersebut dipertimbangkan dengan rasa keadilan sesuai
dengan kebutuhan obyektif.

NON MALEFICIENCE
Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada kalien tidak
menimbulkan bahaya cedera secara fisik dan psikologik.

VERACITY
Prinsip Veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan
oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti.
Prinsip Veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran. Perawat wajib mengatakan hal sebenarnya dengan
bijaksana demi kebaikan pasienya misalnya perawat memberi tahukan
keadaan penyakit pasien yang sebenarnya kepada pasien yang ingin
mengetahuinya, dengan tetap mempertimbangkan situasi dan kesiapan
pasien untuk menerimanya.
FIDELITY
Pinsip fidelity dibutuhkan individu menghargai janji dan
komitmenya terhadap orang lain. Perawat setia kepada komitmenya dan
mentepati janji serta menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan
adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang
dibuatnya. Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan perawat terhadap
kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat
adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

CONFIDENTIALTY
Atuean dalam prinsip kerahasiaan ini adalah informasi tentang
klien harus dijaga privasinya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak
seorang pun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika di izinkan
oleh klien dengan bukti persetujuanya.
AKUNTABILITAS
Prinsip ini berhubungan erat dengan videlity yang berarti bahwa
tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk
menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan standar pasti yang mana
tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas
atau tanpa terkecuali.

MORAL RIGHT
a. Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan
mendukung hak pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban
moral bagi perawat dalam memperaktikan keperawatan
profesional.
b. Responsibilitas (tanggung jawab) Eksekusi terhadap tugas-tugas
yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat.
c. Loyalitas suatu konsep yang melewati simpati, peduli, dan
hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara profesional
berhubungan dengan perawat.

NILAI (VALUE)
Keyakinan (beliefs)mengenai arti dari suatu ide, sikap, obyek,
prilaku, dll yang menjadi stanndar dan mempengaruhi prilaku seseorang.
Nilai menggambarkan cita cita dan harapan harapan ideal dan peratik
keperawatan.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, kenyakinan yang dipegang sedemikian
ruapa oleh seseorang.
Nilai yang sangat diperlukan bagi perawat adalah:
1. Kejujuran
2. Lemah lembut
3. Ketepatan
4. Menghargai orang lain

Anda mungkin juga menyukai