Anda di halaman 1dari 16

i

Matematika Farmasi

Turunan dan Integral


3.1 KONSEP DASAR MATEMATIKA

1. Laju perubahan nilai fungsi f terhadap x di titik P atau pada x = a dapat dicari
yaitu :

Y=(x)

F(a+h)
h

F(a)

x
A+h

2. Konsep dasar turunan

Notasi :

3. Turunan Fungsi Aljabar

Syofyan & Sri Nevi G 48


Matematika Farmasi

4. Jika fungsi y = (f o g)(x) = f(g(x)) = f(u) dengan u = g(x), maka turunan fungsi
komposisi (f o g)(x) ditentukan oleh ;

5. Perhitungan kecepatan sesaat:


s(t  h)  s(t )
v  lim  s '(t )
h0 h
6. Integral dari suatu fungsi dapat didefinisikan dengan dua cara, yaitu :
a. Integral sebagai invers (operasi kebalikan) dari turunan
Di dalam kalkulus integral dapat diartikan sebagai invers turunan (invers dari
pendiferensialan), dan integral sebagai operasi invers dari turunan disebut
juga anti turunan (antiderivative). Integral sebagi invers dari turunan
umumnya disebut integral tak tentu. Integral tak tentu didefenisikan sebagai:
“Himpunan semua fungsi yang turunannya sama dengan f(x) adalah integral
dari f(x) dan dinotasikan dengan  f ( x)dx .
Atau hal ini dapat ditulis dengan: jika F '  f ( x ) maka  f ( x)dx  F ( x)  C ”
keterangan : F(x) disebut sebagai integral atau fungsi primitif f(x) disebut
integrand, sedangkan C disebut konstanta.
b. Integral sebagai limit dari jumlah (luas daerah tertentu).
Luas sebuah daerah (bidang datar) yang bentuknya beraturan dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus-rumus yang sudah umum diketahui,
misalnya luas segitiga = ½ alas x tinggi dan lain-lainnya. Bilamana bentuknya
sudah tidak beraturan maka untuk menghitung luasnya akan sedikit
menemukan kesulitan.
7. Teorema dasar kalkulus :
”Jika y = f(x) adalah fungsi yang kontinu pada selang a  x  b , danF(x) adalah
sembarang anti turunan dari f(x) pada interval tersebut, maka
b b

 f ( x)dx   F ( x)
a
 F (b)  F (a) ”.
a

1
x dx  x n 1  C; n  1
n

n 1

Syofyan & Sri Nevi G 49


Matematika Farmasi

8. Sifat-sifat integral tertentu :


a

 f ( x )dx  0
a

b a

 f ( x )dx    f ( x )dx
a b

b b

 kf ( x )dx  k  f ( x )
a a

b b b

  f ( x )  g ( x )dx   f ( x )dx   g ( x )dx


a a a

c b c


a
f ( x )dx   f ( x )dx   f ( x )dx; a  b  c
a b

9. Aturan Integral tak Tentu dari Aturan Turunan.


Integral atau anti diferensial adalah suatu cara untuk mencari suatu fungsi jika
turunannya diketahui.
Misalkan u(x) dan v(x) masing-masing adalah fungsi dalam variable x, maka
pengintegralan  u dv ditentukan oleh hubungan :  u dv = u v -  v du

3.2 LATIHAN PENGUASAAN KONSEP

f ( x  h)  f ( x)
1. Tentukan nilai limit f(x) = 4x2 - 3 dengan rumus lim
h0 h

Syofyan & Sri Nevi G 50


Matematika Farmasi

2. Tentukan turunan dari :


a. f(x) = 5

b. f(x) = 6x

c. f(x) = -7x2

d. f(x) = (2x3 – 5)10

e.

f.

g. f(x) = (2x – 3)(3x + 4)

h. f(x) = (3x + 1)(x2 – 5)

Syofyan & Sri Nevi G 51


Matematika Farmasi

i. y = (3x2 + 5)7

2. Suatu benda bergerak sepanjang garis lurus dengan persamaan posisinya


setelah t adalah s(t) = 10t – t2 dengan s satuan meter.
a. Tentukanlah kecepatan benda setelah bergerak 2 detik

b. Tentukan saat ketika benda tersebut tidak bergerak

3. Hitunglah

 (x  3x 2  4 x  2)dx
4

a.

 1 
  3
x
 3 x dx

b.

Syofyan & Sri Nevi G 52


Matematika Farmasi

 1 
  2 x 3
 3x 2 dx

c.

d.
 2 x 5 dx 9

4. Selesaikan integral tentu berikut:

 x 
1
3
 3x 2  3 x dx
0

5. Hitunglah luas daerah yang diarsir (area under the curve, AUC) berikut:
a.
Y=2x + 1

Syofyan & Sri Nevi G 53


Matematika Farmasi

b.

Y = 3x

Y =x

1 2

3.3 IMPLEMENTASI DALAM FARMASI

Laju Penguraian Obat

Industri farmasi sedang melakukan pengembangan sediaan obat.


Salah satu tahap yang dilakukan adalah uji stabilitas obat.
Menurut hasil studi pustaka diperoleh bahwa setiap obat yang
rentan terhadap adanya air atau lembab, oksigen, cahaya dan
lain-lain akan berkurang kadarnya tiap satuan waktu. Laju
penguraian obat tiap satuan waktu ini akan menentukan umur
simpan obat

Syofyan & Sri Nevi G 54


Matematika Farmasi

1. Tunjukkan rumus umum dari laju tersebut.


Jawab:

Misal C(t) adalah konsentrasi obat dalam waktu tertentu.


Fungsi C disebut sebagai fungsi konsentrasi.
Jika konsentrasi obat berkurang dari Ct1 menjadi Ct2, maka perubahan konsentrasi
diberikan oleh:
ΔC=C(t2)-C(t1)

Laju perubahan rata-rata konsentrasi adalah:

Limit besaran ini ketika Δt0 disebut laju perubahan kosentrasi sesaat

2. Jika obat berkurang kadarnya dalam suatu jarak waktu yang tetap atau konstan,
maka laju penguraian obat disebut mengikuti kinetika orde nol. Tulislah rumus
lajunya
Jawab:

Untuk jarak waktu yang tetap, maka persamaan laju di atas menjadi:

(tanda negatif menunjukkan terjadi penurunan konsentrasi tiap waktu)

Syofyan & Sri Nevi G 55


Matematika Farmasi

3. Jika obat berkurang kadarnya dengan laju yang sebanding dengan jumlah obat
yang tersisa, maka laju penguraraian obat disebut mengikuti kinetika orde satu.
Tulislah rumus lajunya
Jawab:

Untuk obat yang berkurang kadarnya dengan laju yang sebanding dengan
jumlah obat tersisa, berlaku aturan sebagai berikut:

Syofyan & Sri Nevi G 56


Matematika Farmasi

4. Obat dikatakan stabil jika pada saat penggunaannya, kadar obat yang tersisa
minimal 90% dari kadar awal (Ct = 90% C0). Umumnya laju penguraian obat
mengikuti kinetika orde satu. Tulislah persamaan untuk menentukan umur
simpan obat (t90%).
Jawab:

Efisiensi Disolusi Obat

Bagian R&D industri farmasi sedang meneliti profil disolusi suatu


obat. Untuk itu, kadar obat terdisolusi tiap satuan waktu
diperiksa dan diperoleh hasil sebagai berikut:

Waktu % obat
(menit) terdisolusi
10 70,22
15 85,34
30 92,48

Tentukan efisiensi disolusinya (ED) dari obat.


Jawab:
Data di atas dapat dibuat kurva hubungan antara waktu (sumbu x) dan persen
disolusi (sumbu y), sehingga luas daerah di bawah kurva (AUC) dari 0 sampai 60
menit dapat dirumuskan dengan:

Syofyan & Sri Nevi G 57


Matematika Farmasi

∫ y dt = luas daerah bawah kurva (AUC)


t adalah waktu (menit).

ED dapat diselesaikan secara manual menggunakan rumus trapesium, dimana luas


tiap daerah (per periode waktu) dihitung satu persatu, kemudian dijumlahkan.

Dari soal di atas, karena lama uji disolusi adalah 30 menit, maka yang ditentukan
adalah ED30.

3.4 LATIHAN PENGUASAAN KEFARMASIAN

Laju Eliminasi Obat

Seorang apoteker memberikan paparan tentang bagaimana suatu


obat dieliminasi dari tubuh. Menurut teori yang dijelaskan, bahwa
pada kebanyakan obat, laju eliminasinya sebanding dengan
jumlah obat yang tersisa di dalam tubuh.

1. Tulislah persamaan yang menunjukkan laju eliminasi obat

Syofyan & Sri Nevi G 58


Matematika Farmasi

2. Diketahui t½ eliminasi obat adalah waktu dimana konsentrasi obat dalam darah
bersisa separuh dari konsentrasi awal (Ct = ½ C0). Dari persamaan di atas,
tentukan rumus t½ eliminasi obat.

3. Hasil pemeriksaan kadar obat dalam darah, diperoleh data sebagai berikut:

Waktu Kadar obat dalam


pengambilan darah (mg/L)
darah (jam)
0,25 9,85
1,0 8,68
3,0 6,18
6,0 3,71
12,0 1,32
18,0 0,48

Tentukan kadar obat dalam darah!

Syofyan & Sri Nevi G 59


Matematika Farmasi

3.5 PENDALAMAN MATERI

1. Industri farmasi sedang melakukan penelitian tentang stabilitas aspirin dalam


sediaan cair sehingga dapat diperkirakan umur simpan asprin. Sebagai seorang
apoteker di industri tersebut, Saudara diperintahkan untuk melakukan kajian ini.
Untuk menyelesaikan masalah ini, saudara diharuskan mencari data berikut:
a. Kelarutan aspirin dalam air menurut Farmakope Indonesia.
Sebagai catatan, bahwa data kelarutan yang ada di farmakope menunjukkan
pengukuran kelarutan obat dalam keadaan jenuh, dimana jumlah obat
terlarut adalah konstan.
b. Dosis lazim dewasa sebagai analgetik/antipiretik, misalnya 325 mg/5 cth
Dari dosis tersebut, berapa aspirin yang saudara perlukan untuk sediaan cair
100 mL (setara 20 cth).
c. Sifat stabilitas aspirin dalam medium pembawa air

Tentukan, berapa umur simpan aspirin (t90%) jika diketahui nilai k aspirin adalah
4,5 x 10-6 detik-1.

Catatan:
Dari data di atas, maka Saudara menyimpulkan bahwa aspirin dengan dosis
tersebut tidak dapat larut dalam volume 100 mL, sehingga bentuk sediaan yang
tepat adalah berupa suspensi. Aspirin dalam bentuk terlarut akan mengalami
penguraian sehingga untuk menjaga agar konsentrasi aspirin dalam larutan
tetap konstan, obat dalam bentuk partikel terdispersi akan dilepas menjadi
bentuk terlarut. Laju penguraian seperti ini disebut kinetika orde nol. Dengan
demikian bentuk terdispersi ini akan bertindak sebagai reservoir obat.

Karena laju penguraian obat biasanya mengikuti kinetika orde satu, sedangkan
pada kasus aspirin konsentrasi (obat sisa yang tidak terurai) dibuat konstan,
sehingga berlaku k [C] = ko
Substitusi rumus ini ke rumus laju orde satu sehingga diperoleh persamaan baru
yang disebut dengan persamaan orde nol nyata.
Artinya, terjadinya perubahan orde satu menjadi orde nol hanya karena reservoir
obat terdispersi mempertahankan konsentrasi konstan. Pada saat seluruh
partikel terdispersi telah dirubah ke dalam obat dalam bentuk larutan, maka
sistem berubah menjadi orde satu.

Syofyan & Sri Nevi G 60


Matematika Farmasi

Syofyan & Sri Nevi G 61


Matematika Farmasi

3.6 UJI KOMPETENSI

1. Bagian R&D industri farmasi sedang melakukan uji BABE. Salah satu parameter
yang dihitung adalah t½ eliminasi obat. Sesuai dengan teori, bahwa laju eliminasi
obat mengikuti kinetika orde satu.
Berapa kali harga t½ obat sehingga obat diprediksi telah dieliminasi dari tubuh
sebanyak 99,9%

2. Hasil penelitian tentang stabilitas obat di industri farmasi, menunjukkan data


bahwa suatu produk obat diketahui tidak aktif lagi setelah terurai 30%.
Diketahui konsentrasi mula-mula dari sampel adalah 5,0 mg/ml. Setelah 20
bulan kemudian, konsentrasi obat tinggal 4,2 mg/ml. Jika penguraian obat
terjadi pada orde satu, tentukan umur simpan dan t½ obat.

Syofyan & Sri Nevi G 62

Anda mungkin juga menyukai