Pada Bab I ini, kita akan mengkaji tentang integral taktentu sebagai
anti turunan. Integral taktentu ini merupakan sebuah operator linier
yang merupakan operasi balikan atau invers dari turunan. Aturan
pangkat dan trigonometri dalam integral merupakan teorema dasar
yang akan kita kaji. Aturan pangkat ini selanjutnya digeneralisasi
menjadi aturan pangkat yang diperumum yang merupakan landasan
dalam menentukan integral dengan metode substitusi.
Notasi sigma digunakan untuk menyederhanakan penjumlahan
dari suku-suku sebuah barisan. Sifat linier berlaku pula dalam notasi
sigma. Beberapa bentuk notasi sigma dapat digolongkan dalam deret
berjatuhan dan jumlah-jumlah istimewa.
Bab I merupakan bahan yang dapat dipergunakan untuk mencapai
(1) ketrampilan mahasiswa dalam menentukan hasil proses integrasi
berdasarkan sifat-sifat yang dimilliki oleh operasi integral sebagai anti
turunan, (2) Memiliki ketrampilan dalam menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan jumlah dan notasi sigma.
Ketercapain ketrampilan tersebut
- Dapat menggunakan definisi untuk
menentukan anti turunan dari
dapat ditunjukkan melalui indikator-
sebuah fungsi
- Menggunakan aturan pangkat dan
trigonometri untuk menentukan hasil
indikator seperti pada table
pengintegralan
- Menjelaskan sifat kelinieran dari disamping.
operasi integral
- Memahami aturan pangkat sebagai - Dapat memanipulasi deret dengan notasi
dasar penggunaan metode substitusi sigma dan sebaliknya
- Menggunakan sifat notasi untuk
menghitung
- Membuktikan beberapa jumlah khusus
2|BAB I
Gambar 2
BABI |3
Dx F ( x) Dx x 2 C Dx x 2 Dx C 2 x 0 2 x f ( x)
Bagaimana dengan fungsi yang turunannya seperti gambar berikut;
Karena grafiknya adalah berupa
parabola, maka persamaannya
adalah berbentuk fungsi
kuadrat.
Dari grafik kita ketahui bahwa
akar-akarnya adalah x1 = 0 dan
x2 = 2, dan sumbu simetri x = 1.
Gambar 3
4|BAB I
b x1 x2 0 2 2 1
x 1.
2a 2a 2a 2a a
Jadi, nilai a = 1.
Persamaan yang dimaksud adalah,
f ( x) a( x x1 )( x x2 ) 1.( x 0)( x 2) x( x 2) x 2 2 x
Sehingga fungsi yang turunannya f ( x) x 2 x adalah
2
F ( x) 13 x 3 x 2 C
Untuk mengecek, kita tinggal menurunkan fungsi
F ( x) 13 x 3 x 2 C yaitu;
d
dx
F ( x) d
dx
1
3
x 3 x 2 C 3. 13 x 31 2.x 21 0 x 2 2 x f ( x)
f ( x) x 2 2 x . Hal ini
Ax 2 x x 2 C, Ax x 2 2 x 13 x 3 x 2 C .
Akan tetapi, perkembangan saat ini lebih banyak menggunakan notasi
„integral” () yang dicetuskan oleh Leibniz. Notasi ini dapat dituliskan
berikut;
x n 1
Jika turunan = xn, maka antiturunannya adalah C . Akan tetapi,
n 1
kita tidak bisa melihat untuk turunan dimana n = -1. Anda bisa
eksplorasi untuk n bilangan rasional. Sehingga, kita dapat katakana
x r 1
bahwa, x r dx
r 1
C , r 1
x r 1
x dx C
r
r 1
Untuk memahami teorema tersebut, mari kita lihat beberapa contoh
berikut ini.
Contoh 1
Tentukanlah hasil dari
a. x 2x 2x 2dx
3 2
2 x x dx
3
b. 3
2x x dx
2 / 3
c. 3/ 2
2
d. 2 x3
x 2
3 dx
Jawab
x 31 2 x 21 2 x11 2 x 01
a. x 2 x 2 2 x 2 dx C
3
3 1 2 1 11 0 1
x4 2 3
x x 2 2x C
4 3
x 2
2
b. 2 x 3 x 3 dx x 4
4 2
C
x 4 x 2
C
2 2
2
3
1 1
2 x
2 / 3 2x 2 x3
c. 3/ 2
x dx 3 2 C
2 1 3 1
1
2 5 x3 4 52 1
5
x 2
1
C x 3x 3 C
2 3 5
5
2 2 x 2 2 x 1
d. 2 x 2 3 dx 2 x 2 x 3 dx 5
3
2
3 2
3x C
x 2 1
4 52
x 2 x 1 3x C
5
BABI |7
4 5 5 1
F ' ( x) . x 2 2.(1).x 11 3 0
5 2
3
2 x 2 2 x 2 3
2
2 x3 3
x2
Hasilnya tentu akan sama dengan integran pada point (c). Selanjutnya,
kita akan melihat anti turunan dasar dari fungsi trigonometri.
Teorema B (anti turunan dasar trigonometri)
Sifat ini dapat dijamin oleh teorema kelinieran seperti disajikan berikut
ini. Sifat ini memudahkan kita dalam menentukan hasil dari proses
integrasi ada.
Teorema C (Integral taktentu sebagai operator linier)
Misalkan f dan g mempunyai anti-turunan (integral tak tentu) dan
misalkan k konstanta, maka
(i)
Dx k f ( x)dx k.Dx f ( x)dx (berdasarkan sifat
linier turunan.
(a) 3x
x dx
2
(b) 2 x 3 x dx
3
(c) 2
3
x 2 sin x dx
Jawab
(a) 3x
x dx 3x 2 dx xdx
2
BABI |9
1 1
3 x 2 dx xdx 3. x 3 C1 x 2 C 2
3 2
x2 x2
x3 (3C1 C 2 ) x 3 C
2 2
Hasil penumlahan (3C1 + C2) adalah sebuah konstanta baru yang
dinyatakan dengan C.
2x
3 x dx 2 x 3 dx x 3 dx
1
(b) 3
1 1 13 1
2 x 3 dx x 3 dx 2. x 4 1
1
x C
4 3 1
4
x 4 3x 3
C
2 4
(c) 2
3
x 2 sin x dx 2 x 3 dx sin xdx
2
2 x 3 dx cos x C
2
3 5 6 5
2. x 3 cos x C x 3 cos x C
5 5
Mari kita kaji integrasi-integrasi berikut;
1 3
akan diperoleh ( x 1) dx x x2 x C .
2
3
10 | B A B I
Bagaimana dengan soal (2)? Dengan cara yang sama kita peroleh,
x 2
3
1 x x 6 3x 4 3x 2 1 x x 7 3x 5 3x 3 x . Tentu saja kita
membutuhkan pemahaman tentang perkalian polinom atau segitiga
pascal atau persamaan Binomial untuk mendapatkannya. Hasil akhir
tersebut menunjukkan bahwa
1 8 x 6 3x 4 x 2
( x 1) xdx 8 x 2 4 2 C . Meskipun kita memperoleh
2 3
un g ( x) C n
g ( x)
n 1
atau, .g ' ( x)dx C
n n
Ambil n – 1 = r, sehingga menjadi
g ( x) r 1
r 1
Asalkan r tidak sama dengan -1.
B A B I | 11
Contoh 3
Tentukanlah
(a) x
2 x 3x 2 2 dx (b) sin
3 10
x cos xdx
Jawab
teorema D, maka
x 3x
2 dx g ( x) g ' ( x)dx
12 12
3
2x 2
g ( x )
13
C
13
x 3
2x
C
13
13
(b) Misalkan f ( x) sin x , maka f ' ( x) cos x . Berdasarkan
teorema D, maka
f ( x)11 C
sin x cos xdx f ( x) f ' ( x)dx
10 10
11
11
sin x
C
11
Bagaimana jika integran tidak memuat secara langsung g(x) dan g‟(x)
nya, seperti
12 | B A B I
2
x2
(x
2
2) xdx,
5
3 5 2
x 3x) ( x 1 dx, 4 x 2 dx .
2
Pada kasus ini, penggunaan notasi turunan implicit yang disajikan
oleh Leibniz dapat kita gunakan.
Jika u = g(x), maka du = g‟(x)dx. Selanjutnya teorema D dapat kita tulis
ulang menjadi
u r 1
u dr C
r
r 1
Mari kita selesaikan 3 contoh kasus di atas.
Kasus 1, (x 2) 5 xdx
2
Penyelesaian,
26 12
x 2 2 C
1 6
12
Kasus 2, x 3x) 5 ( x 2 1dx
3
Penyelesaian,
sehingga,
1 5 1 6
(x 3x) 5 ( x 2 1)dx u du u C
3
3 3.6
18
1 3
x 3x C
6
2
x2
Kasus 3, 4 x 2 dx
2
x2
Penyelesaian, Misalkan u 4 maka du xdx . Sehingga,
2
B A B I | 13
2
x2 2
2 4 x dx u xdu
2
1. x
2 x dx 7. x 3 cos x dx
2 2
x sin 2 xdx
2
2. 2
2 x dx 8.
x 2 2x 3 x 6
3. dx 9. dx
x
x4
11. t
5 cos t dt
2
1
5. 2 x x dx
12. sec ytan y sec y)dy
x 2 2x
6. x dx 13.
1 cos
cos x
dx
2
x
14 | B A B I
x 16. sinx
2 x (2 x 2)dx
2
14. 2
2 x ( x 1)dx
x x x 2dx
2
2x
4
15. 3
2 x 2 (3x 2 2)dx 17. 2
adalah f ' ( x) x 3x x 1
3 2
x 2 cos x 2 x sin x x2
22. Tunjukkan bahwa cos 2 x
dx
cos x
C
30 buah
4000 + 8000 + 12000 +…+120.000 =?
Butuh waktu tentu untuk menjumlahkannya. Akan tetapi, dengan
matematika akan lebih sedikit waktu, sehingga
4000 + 8000 + 12000 +…+120.000 = 4000 (1+2+3+…30) = 4000 (31.15)
= 4000 x 465 =1860000.
Bagaimana kita bisa bekerja dengan matematika.
Perhatikan jumlah dari
c + c + c = 3c
c + c + c + c = 4c
c + c + c +…..+ c = n.c
Jumlah dalam matematika dapat dinotasikan dengan “”(baca sigma).
Untuk menjumlahkan sebanyak n suku, dapat dinyatakan dengan
menggunakan indeks yang biasa disimbolkan dengan,
n
c c c c ... c n.c
i 1
a i 1
i a1 a 2 a3 ... a n .
30
1 2 3 ... 30 i
i 1
30
30 29 28 ... 1 i
i 1
30
30.31
jadi, jumlahnya adalah i
i 1 2
465 .
2 4 8 16 32 64 2 2 2 23 2 4 25 26 maka notasi
6
sigmanya adalah 2 4 8 16 32 64 2
k 1
k
1 1 1 1
(d) Bentuk ... n tentu lebih mudah kita nyatakan
2 4 8 2
n
1 1 1 1 1
yakni ... n i
2 4 8 2 i 1 2
Contoh 2
Uraikan notasi sigma berikut dalam penjumlahan biasa
k 2
6 6
(a) 2
k (c) k
2 k 1
i 1 i 1
(k 1)
6 8
1 1
(b) 2
k2 k k 1
i 1 (d) i 1
Penyelesaian
k
6
(a) 2
k 0 (4 2) (9 3) (16 4) (25 5) (36 6)
i 1
k
6
atau 2
k 0 2 6 12 20 30
i 1
(k 1) k 2 (2 2 12 ) (3 2 2 2 ) (4 2 3 2 ) (5 2 4 2 ) (6 2 5 2 )
6
2
(b) i 1
(7 2 6 2 )
mungkin anda berkeinginan menyajikannnya menjadi,
(k 1)
6
2
k 2 3 5 7 9 11 13
i 1
(k 1)
6 6
Dengan demikian, apakah 2
k 2 2k 1 ?cobalah
i 1 i 1
2
6
(c) k
2 k 1 (2 1) (2 2 2) (2 3 2 2 ) (2 4 2 3 ) (2 5 2 4 ) (2 6 2 5 )
i 1
1 2 4 8 16 32
Atau anda mencoba melakukan sedikit manipulasi terhadap
bilangan-bilangannya sehingga didapatkan,
1 2 4 8 16 32 2 0 21 2 2 23 2 4 25
Apa yang dapat Anda katakana tentang bagian ruas kanannya?
(d) Perhatikan uraian berikut;
8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
k k 1 1 2 2 3 4 3 5 4 6 5
i 1
1 1 1 1
7 6 8 7
1 1 1 1 1 1 1
2 6 12 20 30 42 56
susun ulang bentuk terakhir, kita peroleh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 6 12 20 30 42 56 2.1 3.2 4.3 5.4 6.5 7.6 8.7
selanjutnya, bisa ditulis dalam bentuk notasi sigma berikut,
8
1
k (k 1)
i 1
Manipulasi aljabar dalam notasi sigma
Contoh pada bagian b, c dan d mengindikasikan berlakunya
manipulasi aljabar dalam notasi sigma.
k
n n
2
k k k 1 dengan menggunakan sifat distributif.
i 1 i 1
20 | B A B I
(k 1)
n n n
2
k 2 (k 2 2k 1 k 2 ) (2k 1)
i 1 i 1 i 1
n 2k n k 1
2
n n
2k
k
2 k 1 2 k 2
i 1 i 1 2 i 1 2 i 1
Manipulasi aljabar dalam notasi sigma memungkinkan kita untuk
menyederhanakan bentuk dan memunculkan penjumlahan dengan
hasil yang sama. Misalnya bentuk terakhir;
8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
k k 1 1 2 2 3 4 3 ... n n 1
i 1
Sama dengan bentuk
n
1 1 1 1 1 1
k (k 1) 2.1 3.2 4.3 5.4 ... n(n 1)
i 1
n n
kk 1
+ (k 1)
k 1
Sehingga bisa dikatakan bahwa,
n n n n
(2k 1) (k (k 1)) k (k 1)
k 1 k 1 k 1 k 1
Hal ini tidaklah sulit untuk dipahami. Notasi sigma selain berlaku
manipulasi aljabar juga memiliki sifat linier. Sebagaimana dinyatakan
dalam teorema berikut ini,
B A B I | 21
Teorema A (Linieritas )
Misalkan {ai} dan {bi} adalah dua barisan dan misalkan c adalah
konstanta. Maka:
n n
(i) c.ai c ai
k 1 k 1
n n n
(ii) (ai bi ) ai bi
k 1 k 1 k 1
n n n
(iii) (ak 1
i bi ) ai bi
k 1 k 1
Contoh 3
100 100
Misalkan ai 65 dan bi 25 . Hitunglah
k 1 k 1
100 100
(a) 2ai bi 3
k 1
(b) 2a
k 1
i 3bi 3
Jawab
100 100 100 100
(a) 2a
k 1
i bi 3 2ai bi 3
k 1 k 1 k 1
100 100 100
2 ai bi 3
k 1 k 1 k 1
1 1 1 1 1 1 1
...
1.2 2.3 3.4 4.5 5.6 7.8 2013.2014
Melalui sifat bilangan pecahan, kita bisa peroleh deret tersebut akan
sama dengan,
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
( ) ( ) ( ) ( ) ... ( )
1 2 2 3 3 4 4 5 2013 2014
1
Sehingga hasilnya adalah 1 . Bila kita perhatikan, deret tersebut
2014
memuat bagian dari suku-suku yang saling menghilangkan.
n
Deret berjatuhan ini memiliki bentuk umum, (a
i 1
i 1 ai ) .
(k 1)
n n n n
1 1
2
k 2 , 2 k 2 k 1 , (k 1) 2 k 2 ,
k 1 k 1 k 1 k 1 k k 1
Jumlah Khusus
Sebelum mengkaji lebih jauh, mari kita ingat kembali hasil dari
penjumlahan berikut,
n
i 1 2 3 ... n …….(1)
i 1
Dengan menyusun ulang (1) kita peroleh,
n
i n (n 1) (n 2) ... 1…………(2)
i 1
Jumlahkan (1) dan (2) untuk mendapatkan,
n
2 i (n 1) (n 1) (n 1) ... (n 1) = n.(n + 1)
i 1
n buah n
n(n 1)
Persamaan terkahir menunjukkan bahwa, i
i 1 2
.
(i 1)
n n
2
i 2 2i 1
i 1 i 1
Karena ruas kiri adalah deret kolaps dan berlaku sifat linier, maka
B A B I | 23
n n n
(n 1) 2 1 2i 1 n 2 2n 2 i n
i 1 i 1 i 1
n n
n(n 1)
2 i n 2 n n(n 1) i
i 1 i 1 2
n
n(n 1)
Jadi, i
i 1 2
Beberapa bentuk khusus dapat dilihat berikut;
n
n(n 1)
1. i 1 2 3 ... n
i 1 2
n
n(n 1)(2n 1)
2. i
i 1
2
12 2 2 32 ... n 2
6
n(n 1)
n 2
3. i 1 2 3 ... n
3 3 3 3 3
i 1 2
n
n(n 1)(2n 1)(3n 2 3n 1)
4. i 1 2 3 ... n
4 4 4 4 4
i 1 30
n 1
Contoh 4: Tentukanlah nilai dari i
i 1
Jawab
Cara 1
n 1
i 1 2 3 ... n 1 (1 2 3 ... n 1 n) n
i 1
Sehingga
n 1 n
n(n 1) n 2 n 2n n 2 n (n 1)n
i 1
i i n
i 1 2
n
2
2
2
Cara 2
Misalkan k = n-1, sehingga
k
k (k 1)
i 1 2 3 ... k
i 1 2
Substitusi k = n – 1 kita akan peroleh,
n 1
(n 1)(n 1 1) (n 1)n
i
i 1 2
2
.
24 | B A B I
n
Contoh 5, tentukan hasil dari i
i 3
2
Jawab
n
Kita lihat bahwa i i 3
2
berawal dari i = 3, sedangkan jumlah khusus
diawali dari 1. Akan tetapi, dengan sedikit langkah kita bisa gunakan
jumlah khusus tersebut untuk digunakan.
Perhatikan bahwa,
n n
i 2 12 2 2 32 ... n 2 12 2 2 i 2
i 1 i 3
Sehingga,
n
n(n 1)(2n 1)
n
2n 3 3n 2 n 30
i 3
i i 5
2
i 1
2
6
5
6
Pembuktian jumlah khusus lainnya Anda dapat lakukan sendiri.
Pembuktian ini dapat dilakukan dengan menggunakan jumlah khusus
sebelumnya yang telah ditemukan dan deret berjatuhan.
n
Sebagai contoh, untuk membuktikan i
i 1
2
akan membutuhkan
n
jumlah i .
i 1
Dan dengan sedikit penyelesaian dari,
n
(i 1) 3 i 3 3i 2 3i 1. Untuk membuktikan i
i 1
3
akan
n
membutuhkan jumlah i
i 1
2
. Dan dengan sedikit penyelesaian dari,
k
6 n
1 1
8. 3k 2 i
2
11.
k 1 i 1
2
(i 1) 2
i
5
2
n
9. 2
i i
2 i 1
i 1
12. i 1
i
n 1
10. 2
i
i 2
n
a ar n
13. Buktikan bahwa ar
i 1
i 1
1 r
,r 1
n
1
14. Buktikan bahwa
k 1 k
n
x
n
i x 0.
k 1
Bila kita perhatikan, maka kita bisa dekati luas lingkaran dengan
polygon segi-n. semakin tinggi n, maka luasnya akan semakin
mendekati luas lingkarannya. Luas dengan pendekatan diatas biasa
dikenal dengan polygon dalam. Semakin besar n nya, maka
pendekatan luas polygon semakin mendekati luas lingkarannya.
Dengan cara lain, kita bisa mendekati dengan membuat polygon
segi-n diluarnya seperti gambar berikut;
n 1
Bila kita tuliskan dalam notasi sigma, maka L f ( x ).x
i 0
i
x n3 sehingga,
0 x0 x1 x2 ... xn1 xn .
Lalu, bagaimana besar dari masing-masing x
x0 x1 x2 xn-1 xn
Jadi,
x0 0
x1 x0 x 0 x 3
n
x3 3.x 3. 3
n
xi i.x i .3
n
( n 1) x
xn 1 (n 1)x n
3
xn n.x n. 3
n
30 | B A B I
f(xi-1)
x
xi-1 xi
Area= f (xi-1).x
Ri
Contoh 1
Tentukan luas polygon dari
gambar disamping
Jawab
Dari gambar diketahui bahwa,
fungsinya adalah liner,
B A B I | 31
xi i .2
n 2i
n
Sehingga, luas ke-i adalah
32 | B A B I
2(i 1) 2 2 2
2
2
A( Ri ) f ( xi 1 ).x f . (i 1) 2 (i 1 1
n n n n n
8 8 2
3 (i 1) 2 2 (i 1)
n n n
Sehingga,
n n n
8 8 2
A( R) f ( xi 1 ).x f ( xi 1 ).x 3 (i 1) 2 2 (i 1)
i 1 i 1 i 1 n n n
8 n 8 n n
2
3 (i 1) 2 2 (i 1)
n i 1 n i 1 i 1 n
Sedikit manipulasi pada indeksnya, missal k = i – 1 kita peroleh
n 1 n 1 n n 1 n 1
8 8 2 8 8
n3
k2
k 0 n2
k
k 0 i 1
n n3
k2
k 1 n2
k 2
k 1
n
6 18i 27i 2 n 6 18 n 27 n
A( Ln ) 2 3 2 i 3 i 2
i 1 n n n i 1 n n i 1 n i 1
18 n 2 n 27 2n 3 3n 2 n
6
n 2 2 n 3 6
6 6 2 2
69 9 2 6 2
n n n n
f ( x) ax 2 bx c
Dari grafik diketahui bahwa c = 2
dan sifat sumbu simetri
b
x 1, atau b = -2a dan
2a
c
x1 .x2 2, karena c = 2, maka a = 1 dan b = -2. Jadi,
a
f ( x) x 2 2 x 2 . Selanjutnya, bagi [1,3] menjadi n bagian yang
2 2
sama untuk mendapatkan x dan xi 1 i .
n n
2 2i 2i 2
2
n
2 8i 2 n 2 n 8i 2
A( Li )
i 1 n n3 i 1 n i 1 n 3
8 2n 3 3n 2 n
2
n 3 6
8 4 4
2 2
3 n 3n
4 4 4
4 2
3 n 3n
Sehingga luasnya A lim 4 2 4 4 2 4 2
n
3 n 3n 3
Contoh 3
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh y = 2 – x2 , x = 0, x = 1,
dan sumbu-x.
Penyelesaian
perhatikan gambar disamping, bila
kita bagi [0,1] menjadi n bagian yang
sama, maka lebar poligonnya adalah
1 i
x dan xi a i.x
n n
Sehingga luas polygon ke-i adalah
i2 1 2 i2
Li f ( xi ).x (2 ).
n2 n n n3
Jadi, luas daerah dengan menggunakan polygon dalam didapat
n 1
2 i2 1 n 1
1 (n 1)(n)(2n 1)
L 3 2 3 i 2
2
i 0 n n n i 0 n3 6
1 2n 3 3n 2 n
2 3
n 6
1 1 1 5 1 1
2 2 2
3 2n n 3 2n n
B A B I | 37
1 2
3 4
6. f ( x) x 4 x 4, x 0, x 3, n 6
2
7. f ( x) x , x 0, x 3, n 6
3
9. f ( x) x 4 x 4, x 0, x 3, n 6
2
10. f ( x) x , x 0, x 3, n 6
3
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh y = f(x) dan selang [a,b]
dengan mengambil n
11. f ( x) x 4 x 4, a 0, b 2
2
12. f ( x) 12 x 1, a 0, b 1
2
13. f ( x) x , a 1, b 2
3
14. f ( x) x x , a 0, b 1
2 3
15. f ( x) 25 x , a 1, b 4
2
16. f ( x) 2 x x , a 0, b 1
3
17. f ( x) x x, a 1, b 4
2
b3 a3
yang dibatasi oleh y selana [a.b] dan sumbu-x adalah
3
andaikan a ≠ 0.
INDIKATOR
Gambar 4
Misalkan selang [a,b] dibagi menjadi n
sebuah titik uji pada selang ke-i. berdasarkan data ini, maka luas ke-i
dinyatakan dengan,
R5
R3 R4 R6 R10
R1 R 2 R7 R9
R8
Gambar 5
Contoh 1
[-1,2] dengan menggunakan partisi -1 < -0.5 < 0 < 0.5 < 1 < 1.5 < 2
dengan titik uji xi yang merupakan titik tengah?
Penyelesaian
n
RP f ( xi ).xi
i 1
Contoh 2
Hitung jumlah Riemann Rp untuk
f ( x) ( x 1)( x 2)( x 3) pada interval
[0,4] dengan menggunakan partisi P
dengan titik-titik partisi 0 < 1.6 < 2 < 2.4
< 3 < 4 dan titik sampel yang
berpadanan.
Penyelesaian
5
R P f ( x i ).x i
i 1
f ( x)dx lim
p 0
f ( x )x
i 1
i i
a
Bila kita memiliki sebuah fungsi f pada interval [a,b]. tentu dengan
mudah kita katakana bahwa jumlah Riemann untuk f pada [a,b] akan
b
sama dengan f ( x)dx .
a
Lalu apa yang terjadi bila a = b. Untuk
menjawab ini tentu kita bisa gunakan jumlah Riemann. Pertama kita
ba
akan membagi selang menjadi n bagian dimana xi x
n
44 | B a b I I
Ri f ( xi ).xi f ( x i ).0 0
Sehingga,
n n a n
R p Ri 0 0 dan f ( x)dx lim R p lim R i 0
p 0 p 0
i 1 i 1 a i 1
f ( x)dx 0
a
Dengan cara yang sama, dikarenakan dan sedikit manipulasi bagi x,
kita bisa dapatkan
ba a b
xi x xi'
n n
Selanjutnya Anda bisa lakukan penghitungan jumlah Riemann dan
f ( x)dx f ( x)dx
a b
dx 0 , x x 1dx x 2 x 1dx
2 1 6 2
x dx 0, 5x
3 2 2
2 1 2 6
a
f ( x)dx f (t )dt f (u )du
a a
B a b I I | 45
2x + 1
x2
f ( x)dx tidak
2
dapat kita hitung yang berarti f(x) tidak dapat
dintegralkan.
Analogi yang membantu, kita tidak bisa menghitung luas daerah
apabila batas-batas daerah tidak jelas dan pasti.
Teorema
Jika f terbatas pada [a,b] dan kontinu kecuali pada sejumlah titik
berhingga, maka f terintegralkan pada [a,b]. khususnya, jika f kontinu
pada [a,b], maka f terintegralkan pada [a,b].
(a) ( x 2)dx (b) (x 4)dx
2
1 0
Penyelesaian
( x 2)dx lim R
1
p 0
p lim 12 12
n
n
3i
sehingga kita dapatkan, xi xi
n
3i 3
Ri f ( xi ).x f .
Gambar 10 n n
9i 2 3 27i 2 12
2 4 3
n n n n
48 | B a b I I
Jadi,
3 n
27i 2 12 27 2n 3 3n 2 n 12
0 ( x 2
4) dx lim
n
3
lim 3
n n n
lim .n
i 1 n 6 n n
27 9
lim 9 2 12
n
2n 2n
9 12 3
y y
1
-1 3
x
1 -2 -1 2 x
x
2 2
2 x 1dx x 3 dx
2
6. 10.
0 0
1 x dx x
3 2
7. 2
11. 2
1 dx
1 1
3x x
1 2
8. 2
2 x 1 dx 12. 3
2 dx
2 2
2 x
3
9. 2
3x dx
1
0
n n
50 | B a b I I
d
x
sebarang titik dalam (a,b), maka f (t )dt f ( x) ,
dx a
Untuk lebih memahaminya mari kita pelajari contoh berikut,
Contoh 1
Tentukanlah
d 2 d 2 2/3
x x
t 2t dt
dx 1
1. 2. t t dt
dx 2
Penyelesaian
1. Hal ini dapat dilakukan dengan mensubstitusi variable x pada
fungsi integrannya. Diketahui bahwa fungsi integran,
f (t ) t 2 2t . Sehingga f ( x) x 2 2 x
d 2
x
Jadi, t 2t dt f ( x) x x
2
dx 2
2. Dengan cara yang sama, kita peroleh f ( x) x x
2 2/3
B a b I I | 51
d 2 2/3
x
Jadi, t t dt f ( x) x x
2 2/3
dx 1
d 2 2/3
2
dx x
Lalu, bagaimana untuk bentuk t t dt ?. Bentuk dimana
variable x terletak pada batas bawah. Sifat integral tentu berkaitan
dengan batas yang sudah kita kaji sebelumnya akan sangat membantu.
Dengan sedikit manipulasi dan sifat turunan kita peroleh
d 2 2/3 d d
2 x x
t t dt
2 2/3 2 2/3
t t dt t t dt
dx x dx 2 dx 2
Jadi,
d 2 2/3
2
t t dt f ( x) x x
2 2/3
dx x
Mudah bukan! Selanjutnya, kita akan mengkaji tentang sifat-sifat
integral.
Sifat-sifat Integral
Pendekatan jumlah Rieman dalam integral tentu memunculkan
sifat yang berlaku dalam integral tentu. Perhatikan gambar berikut;
Tentunya Kita sepakat bahwa luas
Teorema
Jika f terintegralkan pada selang tertutup yang memuat, a, b, c maka
c b c
ilustrasi urutan a, b, c
a b c a c b
b c c c b b
a
b a
a
c a
c a b b a c
a b b a c c
c
a c
b
a b
Ilustrasi di atas menyakinkan kita bahwa dimanapun kita meletakkan
b, diantara a dan c, setelah c, sebelum a, atau setelah c dan a akan kita
dapatkan rumusan yang seperti dalam teorema penambahan selang.
Contoh 2
3 3
Misalkan f ( x)dx 3 dan f ( x)dx 1 , tentukanlah
0 2
2 3
(a) f ( x)dx
0
(b) f ( x) 1dx
0
2 3
(c) 2 f ( x) 1dx
0
(d) 3 f ( x) xdx
0
Penyelesaian
(a) Berdasarkan sifat penambahan selang, kita dapatkan
2 3 3
0
f ( x)dx f ( x)dx f ( x)dx
0 2
3 (1) 3 1 4
B a b I I | 53
3 3 3
(b) f ( x) 1dx f ( x)dx 1dx 3 (3 0) 0
0 0 0
2 2 2
(c) 2 f ( x) 1dx 2 f ( x)dx 1dx 2.4 (2 0) 6
0 0 0
3
3 3
x2
(d) 3 f ( x) xdx 3 f ( x)dx 3.3 13 12
9
0 0 2 0 2
Sifat pembandingan
Perhatikan grafik dua fungsi f(x) dan g(x) berikut,
Pada selang tertutup [0,2] berlaku
f ( x) g ( x) .
f ( xi ).xi g ( xi ).xi
Yang berimplikasi pada jumlah
Riemann,
n n
f ( x ).x g ( x ).x
i 1
i i
i 1
i i
f ( x)dx g ( x)dx
0 0
Bukti
Misalkan P: a = x0 < x1 < x2 <….. xn-1 < xn = b adalah sebuah partisi
sebarang [a,b], pada interval ke-i [xi-1,xi] yang sebarang titik ujinya
xi
Maka,
f ( xi ) g ( xi )
f ( xi ).xi g ( xi ).xi
n n
f ( x ).x g ( x ).x
i 1
i i
i 1
i i
n n
lim f ( xi ).xi lim g ( xi ).xi
n n
i 1 i 1
b b
f ( x)dx g ( x)dx
a a
Contoh 3
Dua buah sepeda motor, motor A dan B, bergerak dengan kecepatan
masing-masing, vA= t +1/(t+1) dan vB= t +1/(t+1)2. Tunjukkan bahwa
sepeda motor B tidak pernah dapat menyusul sepeda motor B.
Penyelesaian
Jarak yang ditempuh sampai b jam dapat dinyatakan dengan
b
S vdt
0
b b
1
b b
1
S A v A dt t dt dan S B v B dt t dt
0 0
t 1 0 0 (t 1) 2
Dengan demikian cukup ditunjukkan SB SA untuk setiap b > 0.
Berdasarkan sifat keterbatasan, kita perlu menunjukkan bahwa vB vA
untuk setiap t > 0.
Karena vB vA , maka vB - vA 0 atau
1 1 1 1 t
t t
(t 1) (1 (t 1) t 1 (t 1) 2
2 2
Sifat keterbatasan
Tentu masih segar dalam ingatan kita bahwa syarat fungsi
terintegralkan adalah fungsi tersebut mesti terbatas pada selang [a,b].
fungsi yang terbatas tersebut mungkin kontinu atau takkontinu pada
berhingga titik. Ilustrasi grafik berikut akan membantu kita untuk
mengkaji sifat lain dari integral. y
f(x)
y f(x)
M
M
m m
b x
a b x
Gambar 1 Gambar 2
Kita bisa lihat bahwa fungsi pada gambar di atas memiliki nilai
minimum dan maksimum, yang masing-masingnya adalah m dan M.
dengan demikian nilai fungsi pada selang [a,b] adalah m f ( x) M .
Implikasi dari hal ini adalah luas daerah dibawah kurva f(x) berada
diantara m(b-a) dan M(b-a) (lihat ilustrasi grafik di atas).
56 | B a b I I
Contoh 4
x
2
2
x 1 dx 0.75(2 (2)) 0.75(4) 3
2
Sifat Keliniearan
Seperti halnya dengan limit, turunan dan integral taktentu, maka
integral tentu juga memiliki sifat linier.
B a b I I | 57
Bukti
Berdasarkan definisi integral tentu, maka
b n n
kf ( x)dx lim p 0
kf ( xi ).xi lim k f ( xi ).xi
i 1
P 0
i 1
a
n b
k lim
P 0
f ( x ).x
i 1
i i k f ( x)dx
a
Contoh 5
3 3
Diketahui f ( x)dx 6 dan g ( x)dx 4
1 1
, maka hitunglah nilai dari
3
a. 2 f ( x) g ( x)dx
1
3
b. g ( x) 3dx
1
Penyelesaian
3 3 3
a. 2 f ( x) g ( x)dx 2 f ( x)dx g ( x)dx 2(6) 4 8
1 1 1
3 3 3
b. g ( x) 3dx g ( x)dx 3dx 4 3(2) 2
1 1 1
Dari hasil-hasil kajian tadi, marilah kita buktikan Teorema Dasar
Kalkulus Pertama.
58 | B a b I I
x
Misalkan untuk setiap x pada [a,b] didefinisikan F ( x) f (t )dt
0
xh
tentunya kita bisa katakan juga F ( x h) f (t )dt . Sehingga,
0
xh x xh 0
F ( x h) F ( x )
0
f (t )dt f (t )dt
0
0
f (t )dt f (t )dt
x
Berdasarkan sifat penambahan selang kita dapatkan,
xh
F ( x h) F ( x ) f (t )dt
x
Andaikan h > 0 dan misalkan m dan M adalah nilai minimum dan
maksimum fungsi f pada interval [x, x+h], maka
xh
mh f (t )dt Mh
x
Atau
mh F ( x h) F ( x) Mh
Jadi,
F ( x h) F ( x)
m M
h
Selanjutnya m dan M sangat bergantung pada h dan karena f kontinu
berdasarkan teorema Apit, m dan M harus mendekati f(x) bila h0
dan,
F ( x h) F ( x )
lim f ( x)
h 0 h
Contoh 6
x
2
x u
2
x2 1
2
3
2 3x 2 1 x 4 x 2
2
1
2
sehingga dapat dikatakan
bahwa,
x2
x2 3 1
(3t 1)dt 2 x x2
4
t 1
2
Jadi,
x
2
3 1
D x (3t 1)dt D x x 4 x 2
1 2 2
6x 3 2x
x x
1. t t dt 5. sin tdt
dx 1 dx 1
d t t
x
d
3 x 1
t
2
dx 1 t 2
2. dt 6. t dt
2
dx x
d 1 d t2
2 x 2
3. t 2 dt 7. dt
dx x t 1 dx x 1 t
d 2
x
4. t t cos 2tdt
dx 1
60 | B a b I I
d
x2 x
2t
sin t dt
2
dx
8. 1
10. f ( x) (t sin t )dt
0
1 2 1 2
Diketahui
0
f ( x)dx 2, f ( x)dx 3, g ( x)dx 1, f ( x)dx 4 .
1 0 0
Gunakan sifat integral untuk menentukan
2 1
11. 2 f ( x)dx
0
13. 2 f (s) 5g (s)ds
2
2 1
4 x 6 x dx
2
Contoh1 Hitunglah 2
1
Penyelesaian
4 x 6 x dx 2 x
2
8 16 2 2 12
2
2 2
2x3 1
1
n n
ba R f (x ) i
R p f ( xi ).x R p f ( xi ) P i 1
i 1 i 1 n ba n
Kita dapat katakana bahwa ruas kanan merupakan nilai rata-rata
fungsi pada selang [a,b] dari n partisi. Dengan mengambil n kita
dapatkan.
n n
Rp f ( xi )
1
f (x )
i 1
i
lim lim i 1
atau lim RP lim
n ba n n (b a) n n n
Berdasarkan definisi integral tentu dan ruas kanan merupakan nilai
rata-rata, maka terdapat c sehingga
b
f (t )dt
a
f (c )
(b a)
Ilustrasi geometri dapat kita lihat berikut;
62 | B a b I I
Dari gambar diatas kita bisa lihat bahwa luas gambar (1) adalah 12
satuan, sehingga f(c) = 12/(2-(-1)) = 12/3 = 4 (lihat tiitk A), sedangkan
gambar (2) memiliki luas 6 satuan, sehingga f(c) = 6/(2-0) = 6/2 = 3
(lihat titik B).
Teorema Nilai Rata-Rata: Jika f kontinu pada [a,b], dimana ada
bilangan c diantara a dan b sedemikian sehingga
b
f (t )dt f (c)(b a)
a
Contoh 2
Tentukan nilai rata-rata integral dari fungsi f(x) = 4x3;[1,3] dan pada
titik mana
Penyelesaian
3
4 x dx x
3
4 3
81 1
f (c ) 1
1
40
3 1 2 2
Bukti
Untuk membuktikan teorema ini dapat kita lakukan dengan
menurunkan fungsi hasil integrasinya,
Dx F ( g ( x)) C F ' g ( x).g ' ( x) 0 f ( g ( x)).g ' ( x)
Contoh 3
sin x
Tentukan x
dx
Jawab
1
Misalkan u x, maka du dx , maka
2 x
sin x
dx 2 sin x dx1
2 x
x
2 sin udu
2 cos u C 2 cos x C
3x
4
Contoh 4 Carilah 2
2 x (3x 1)dx
Penyelesaian
Karena integran memuat fungsi dan turunannya, maka kita lakukan
pemisalan dimana,
64 | B a b I I
3x 1 4 11
4
2
2 x (3x 1)dx u du u 5 C
3 35
1
15
5
3x 2 2 x C
a
f ( g ( x)) g ' ( x)dx f (u)du
g (a)
Contoh 5
x 1
1
Hitung nilai dari x
0
2
2x 6
2
dx
Penyelesaian
x 1 2( x 1)
1 1
1
x
0
2
2x 6
2
dx
2 0 x 2 2x 6 2
dx
9
1 1
9
1 2 1 1 1
26
u du
2 u 6
18 12 36
B a b I I | 65
Teorema D
b p b
Jika f fungsi periodic dengan perioda p, maka
a p
f ( x)dx f ( x)dx
a
2
f ( x)dx f ( x)dx
0
Atau
7 / 2 3 / 2
3
f ( x)dx f ( x)dx
Contoh 6
Tunjukkan bahwa
2 x
2 2
(1) 2
3x dx 4 x 2 dx
2 0
1 3
t
(2) 1 t
1
2
dt 0
3 / 2 /2
(3) 2 sin xdx
2
2 sin xdx
0
Penyelesaian
2 x
2 2 2
2
3x dx 2 x dx 3 xdx
2
2 2 0
Karena x2 fungsi genap dan x fungsi ganjil, maka
2 x
2 2 2
2
3x dx 2 x 2 dx 3 xdx
2 2 0
2 2
2.2 x 2 dx 3.0 4 x 2 dx
0 0
B a b I I | 67
t3
(2) Kita lihat fungsi f (t ) . karena
1 t2
(t ) 3 t3
f (t ) f (t ) , maka f(t) fungsi ganjil
1 (t ) 2 1 t 2
1
t3
Jadi, 2 dt 0
1 1 t
(3) Karena sin(x) =sin (x + k.2) untuk k bilangan bulat, maka
Untuk k = -1, sin 0 =sin (0 +(-1).2) = sin (-2)
Untuk k = -1, sin(/2) = sin(/2 – 2) = sin(-3/2)
3 / 2 /2
Jadi, 2 sin xdx 2 sin xdx
2 0
s4 8
4 0
2. dy
s 2
12. x 2 1(3x 2 )dx
1 1
/2
3. 2 x 4dx
3
13. sin x cos
3
xdx
4. cos(3x 2)dx /2
0
x x 4 dx
0
9
6. 2 3 /2
x sin x 2 4
15. sin 2 x cos 2 x dx
0
7. dx /2
x 4 2
t cos 3 t 2 3 dt
16. sin x sin(cos x)dx
0
8.
t 3 2
3
2
17.
1
x
2
sin 2 ( x 2 ) cos( x 3 )dx
9. x
2
( x 3 5) 8 cos x 3 5 dx
9 0
10. x
2
sin( x 3 5) cos 9 x 3 5 dx
18. Sebuah tempat penyimpanan air berkapasitas 200 lt mengalami
kebocoran dengan laju V’(t) = 20 – t lt/jam. (a) berapa banyak
air bocor antara 10 dan 20 jam, (b) berapa lama waktu yang
diperlukan sampai tempat penyimpanan kosong.
Carilah rata-rata nilai fungsi pada selang yang diberikan
1 x x
1
26. sin x cos x dx 29. x 3 dx
2
1
x sin
1 /4
x3 2
1 x x x tan x dx
2
27. dx 30. 5
2 4
1
/4
sin x cos x
2
28. dx
BAB
APLIKASI INTEGRAL
III
Pendahuluan
Kita telah banyak mengkaji tentang integral tentu dan sifat-
sifatnya. Lalu, bagaimana dengan aplikasi integral? Bab ini kita akan
mencoba mengkaji aplikasi yang berkaitan langsung dengan
matematika seperti aplikasi untuk luas, volume benda putar dan
penghitungan panjang kurva.
Setelah mempelajari bagian ini diharapkan memiliki ketrampilan
untuk menggunakan integral dalam menentukan luas, volume benda
putar dan panjang kurva berdasarkan jenis fungsi dan daerah yang
ada. Ketrampilan ini ditandai dengan indikator berikut;
INDIKATOR
- Menentukan potongan
panjang kurva dan
menghitungnya
- Menentukan luas
permukaan dari benda
putar yang terjadi
70 |B a b I I I
Contoh 1
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh y = x +1, x = 0, x = 2 dan
sumbu-x.
Penyelesaian
dari gambar kita bisa gunakan bahwa
daerah berbentuk trapezium, sehingga
luasnya adalah = ½ (1+3)(2) = 4.
Dengan integral dan TDK II kita
peroleh,
2
1
2
A( R) x 1dx x 2 x
0 2 0
1
22 2 0 4
2
Contoh 2 tentukan luas daerah R dibawah kurva y x 4 2 x 3 2
antara x = -1 dan x = 2.
Penyelesaian
x
2
A( R) 4
2 x 3 2 dx
1
2
1 x4
x5 2 x
Jadi, 5 2 1
32 1 1
8 4 2
5 5 2
12 26 50
5
5 10 10
x 1dx x x
2 2 2
2 2 (2 2) 4
1 + √x
Maka Ai 1
xi xi
1
n
Sehingga A xi xi
i 1
n 4
A lim 1 xi xi 1 x dx
n
i 1 0
4
2 x 2
3
2.2 3 16 28
x 4 (4 )
3
0
3 3 3
74 |B a b I I I
Contoh 5
Carilah luas daerah yang dibatasi oleh y = x2 dan y = 2x
Penyelesaian
Pertama kita mesti mencari titik potong keduanya, sehingga x2 = 2x.
dengan demikian, maka x2 - 2x= 0 atau x(x – 2) = 0
Jadi, titik potongnya pada x = 0 dan x = 2.
B a b I I I | 75
0 3 0
23 8 4
2 2 0 4
3 3 3
x 2 x x 3 x x 3 x 2 0 x 2 ( x 1) 0 x 0, x 1
(-,0) (0,1) (1,)
Ket f(x) > g(x) f(x) > g(x) f(x) < g(x)
76 |B a b I I I
1
x 2 x x 3 x dx
0
1
x3 x4
1
x x dx
2 3
0 3 4 0
1 1 1
3 4 12
(b) Pada, A g ( x) f ( x)x
2
A g ( x) f ( x)dx
1
2
x 3 x x 2 x dx
1
2
x4 x3
2
x x dx
3 2
1 4 3 1
8 1 1 4 1 4 1 17
4
3 4 3 3 12 3 12 12
1 17 18
(c) A Aa Ab sehingga A 1.5
12 12 12
Contoh 7
tentukan luas daerah yang dibatasi oleh y = x – 1 dan x = 3 – y2
y Penyelesaian
y =x-1
Pertama, kita skets daerahnya
x
x=3-y2
Memotong di
satu kurva
B a b I I I | 77
y
Sehingga luas potongannya adalah
y =x-1 y = {(3 – y2) – (y +1)}.y
Sehingga luasnya adalah
b
A 3 y 2 y 1 dy
y x a
x=3-y2 Sekarang kita cari titik potongnya,
dimana 3 – y2 = y + 1 atau y2 + y – 2 = 0.
Sehingga titik potongnya adalah y = -2 dan y = 1. Jadi, luasnya adalah
1
y3 y2
1 1
1
8
A 2 y y dy 2 y
2
2 4 2
2 3 2 2 3 2 3
5 8 21 27 1
2 4 28 4
6 3 6 6 2
1 2
78 |B a b I I I
3 4
Untuk soal 5-10, Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh batas-
batas yang diberikan dengan terlebih dahulu mensketsa daerah,
aproksimasi dan hitung integralnya.
5. y = 5x – x2, y = 0, antara x = 1 dan x = 3
6. y = √x – 10, y = 0, antara x = 0 dan x = 9
7. y = x2 – 2x, y = – x2
8. y = x2 – 9, y = (2x – 1) (x + 3)
9. x = 8y – y2, x = 0
10. x = 4y – 6y2, x + 3y – 2 = 0
11. Tentukan luas daerah segitiga dengan titik sudut (-1,4),(2,-2)
dan (5,1) dengan menggunakan integral
12. tentukan daerah yang dibatasi oleh y = x + 6, y = x3, dan 2y + x
= 0. Kemudian tentukan luasnya
13. Sebuah benda bergerak dengan kecepatan pada saat t detik
adalah v(t) = t2 +2t +2 m/s. Berapakah jarak yang ditempuh
apabila benda bergerak dari t = 5 detik sampai dengan t = 10
detik?
B a b I I I | 79
h
h h
A A A
V =A. x = ri2 x
= .f 2(xi).x
ri =
f(xi)
Dengan cara yang sama
kita peroleh,
n
V A( xi ).xi yang
i 1
selanjutnya akan
b
x
menjadi V A( x)dx
a
80 |B a b I I I
Metode Cakram
Seperti namanya cakram adalah benda padat yang berbentuk
lingkaran dengan ketebalan yang kecil. Penulis sendiri lebih aplikatif
menyebutnya dengan metode uang koin.
x
Jadi, V r 2 x
a0 a
atau xi Sehingga
n n
B a b I I I | 81
ai a
Vi . f 2 ( xi ).xi . f 2 ( ).
n n
Volume total
n
V . f 2 ( xi ).xi f 2 ( xi ).xi
i 1
yi
xi
yi
x
x
n
Jadi, V 2 xi 1 xi sehingga volume benda putar adalah
2
i
i 1
2
x3
2
V x 2 x 1 dx x 2 x
2
0 3 0
8 26
4 2
3 3
(b) diputar mengelilingi sumbu-y
1 3 1 3
1 8
3
3 3
84 |B a b I I I
y
2-x
y
V = .22.y = 4.y atau V 4dy 4
0
(ii) Pada selang [1,3]
V = .(2 – x)2.y = (3 – y)2 y atau
3
y3
3
V 9 6 y y dy 9 y 3 y 2
2
1 3 1
1 1 2
27 27 9 9 3 3
3 3 3
Jadi, luas totalnya adalah V = V[0,1] + V[1,3] = 4 + 2/3 = 4 23
.
Metode cakram tentunya tidak akan bisa bekerja apabila hasil
perputarannya memilliki lubang. Untuk kasus ini, kita akan kaji pada
bagian berikutnya yakni metode cincin.
B a b I I I | 85
Metode Cincin
Mungkin kita semua pernah memakan donuts atau paling tidak
melihatnya. Pernahkah kita berpikir berapa volumenya? Tentu saja,
kalau kita hitung hanya memperoleh volume pendekatannya dimana;
r2 r1
V (r22 r12 )h
h
x
86 |B a b I I I
Contoh 1
Tentukanlah volume benda apabila daerah yang dibatasi oleh y x 2
dan y 2 8 x , mengelilingi sumbu-x
Penyelesaian
(i) Gambar daerah
(ii). Potong daerah ke-I, gambar
hasil perputarannya
x
x
V ( 8x ) 2 ( x 2 ) 2 x
(iii) Hitung integrasinya
2 2
V ( 8 x ) 2 ( x 2 ) 2 dx 8 x x 4 dx
0 0
4 x 2 15 x 5
2
0
(4.4 15 .2 5 ) 0 (16
32
5
48
)
5
B a b I I I | 87
Contoh 2
1 + √(4-x2)
V 1 4 x 2 1 .x
2
2
2
V 2 4 x 2 4 x 2 dx
0
berdasarkan sifat integral kita
peroleh,
2 2
V 2 4 x 2 dx 4 x 2 dx
0 0
2
1 x3 8 16
2 . .4 4 x 4 2 8 4 2
2 3 0 3 3
88 |B a b I I I
r
2r
Kita bisa lihat bahwa h menyatakan tinggi bamboo, x
menunjukkan selisih jari-jari dalam luar bamboo, dan r menyatakan
rata-rata jari-jari dalam dan luarnya. Sehingga volumenya adalah V =
2r.r.h. Perhatikan gambar berikut;
V (r22 r12 )h atau
r2 r1
V (r2 r1 )(r2 r1 )h 2 .r. h
2
V 2 .r.r.h
V 2 .(tebal ).(rerata r )( panjang )
b
V 2xf ( x)x sehingga V 2xf ( x)dx
a
2-x
y
y
Contoh 1
2–x
y
y
90 |B a b I I I
2
y3
2 2
V 2 (2 y ) ydy 2 2 y y dy 2 y 2
2
0 0 3 0
8 4 8
2 4 2
3 3 3
Contoh 2
Penyelesaian
Bila kita gambar daerah dan hasil perputarannya akan tampak seperti
berikut;
y2
V 2 ( y ) y .y
8
4
2y 2 y4
5
4
y2
4
32 y 3
V 2 y ydy 2 y dy
0 8 0
8 5 32
0
a b
92 |B a b I I I
Definisi
Kurva bidang halus adalah sebuah kurva yang ditentukan oleh
pasangan parameter x = f(t), y = g(t), a t b, dimana f’ dan g’ ada
dan kontinu pada (a,b).
Tentunya pengukuran panjang kurva menjadi penting dalam
kalkulus.
94 |B a b I I I
Panjang Busur
Misalkan diketahui x = f(t), y = g(t), a t b. partisikan (a,b) menjadi
n bagian sehingga,
a t 0 t1 t 2 ... t n b ,
Hasil potongan ini memberikan titik akhir dari setiap sub selangnya
f (t ) g (tˆ ) .t
i
2
i
2
i
f (t ) g (tˆ ) .t
n
wi
2 2
i i i
i 1
Berdasarkan definisi integral tentu, maka
2 2
dx dy
b b
L f ' (t )
2
g ' (t ) dt
2
dt
a a dt dt
Apabila kurva didefinisikan dengan y = f(x), a x b sedemikian
sehingga;
2
dy
b
L 1 dx
a dx
B a b I I I | 95
Contoh 1
Tentukan keliling lingkaran dari x2 + y2 = a2
Penyelesaian
Kita tulis persamaan lingkaran, x = a cost dan y = a sint, 0 t 2,
maka dx/dt = -asint dan dy/dt = accost .
2 2
0 0
Contoh 2
Tentukan panjang segmen garis dari A(0,1) ke B(5,13)
Penyelesaian
12 dy 12
Dari dua titik tersebut dapat dilihat persamaan y x 1.
5 dx 5
(5,13)
5 2 12 2 13
2
12
5 5 5
L 1 dx
2
0
5 0 5 5 0
5
13x
13
(0,1) 5 0
Contoh 3 tentukan panjang busur dari kurva y = x3/2 dari titik (1,1)
sampai titik (4,8)
Penyelesaian
Berdasarkan jarak antar dua titik kita bisa hitung dari (1,1) ke (4,8),
(4 1) 2 (8 1) 2 9 49 58 7,6
2
3
4 4
9
L 1 x 1 / 2 1 x dx , misalkan u = 1 + 9x/4, maka du
1 2 1 4
= 9/4 dx, sehingga
96 |B a b I I I
4 4
9x 4 4 2 3/ 2
L 1 dx u du u C
1
4 91 93
4
8 9
8 10 3 / 2 13
3/ 2 3/ 2
1 x 7,63
27 4
1 27 8
Turunan dari panjang busur
Misalkan f kontinu dan terdeferensialkan pada (a, b). untuk setiap x di
(a,b) definisikan s(x) oleh
x
s( x) 1 f ' (u ) du ,
2
maka s(x) menyatakan panjang busur kurva y = f(u) dari titik (a, f(a))
ke (x, f(x)). Berdasarkan Teorema Dasar Kalkulus I;
2
dy
s ' ( x) 1 f ' ( x) 1
2
dx
2
dy
Jadi, ds 1 dx
dx
Dengan cara yang lain, akan kita dapatkan;
2
dx
2 2 2
dy dx dy
ds 1 dx 1 dy dt
dx dy dt dt
Luas Permukaan Benda Putar
Pada kajian sebelumnya, kita telah mengkaji tentang hasil
perputaran sebuah daerah. Hasil ini merupakan sebuah bangun
ruang. Bangun ruang memiliki ukuran diantaranya volume dan luas
permukaan. Volume benda putar telah kita kaji pada subbab
sebelumnya. Pada bagian ini, kita akan mengkaji tentang luas
permukaan benda putar.
Mari kita mulai kajian dengan luas permukaan kerucut;
B a b I I I | 97
r r
A 2 1 2 .l
2
Secara lebih umum, perhatikan kurva berikut ini,
y = f(x) kalau kita gunakan prinsip partisi
si
yi
seperti dalam luas dan volume,
maka bagi [a,b] menjadi n potong
dengan titik-titik
a x0 x1 x 2 ... x n b . Misalkan si menyatakan panjang
potongan ke-i, maka luas permukaan ke-I adalah 2yisi. Jadi,
n
A lim
P
2y .s
i 1
i i
b b
2 yds 2 f ( x) 1 f ' ( x) dx
2
a a
Definisi
Misalkan y = f(x) memiliki turunan dan kontinu pada interval [a,b].
luas permukaan benda putar S dengan cara memutar f pada sumbu-x
dapat dihitung melalui
b
S 2 r ( x) 1 f ' ( x) dx dimana r adalah jarak f terhadap sumbu
2
a
putar. Jika x = g(y) pada interval [c,d] maka luas permukaannya
d
adalah S 2 r ( y ) 1 g ' ( y ) dy
2
c
98 |B a b I I I
Contoh 1
Tentukan luas permukaan benda putar yang terjadi, bila daerah yang
dibatasi oleh, y = 2x, x =2, dan y = 0 diputar mengelilingi sumbu-x.
Penyelesaian
Untuk lebih mudah, kita terlebih dulu gambar daerah hasil
perputarannya, yakni;s
Jadi, luas permukaannya adalah
yi Ai 2 . y i .s
Ai 2 .2 xi . 1 2 dx
2
Ai 4 5xi dx
Sehingga luasnya adalah
2
L 4 5 xdx 2 5 x 2 8 5
2
0
0
Contoh 2
7. y
1
;0 x 1 10. y ln x; 1 x 5
x 1
x2
16. R : y 1 , x 0, x 2, ;
4
100 |B a b I I I
INDIKATOR
- menjelaskan definisi
- menjelaskan definisi fungsi
trigonometri invers dan sifat-
logaritma dan eksponen
sifatnya
- menjelaskan hubungan
- menentukan turunan dan
eksponen dengan logaritma
integral trigonometri invers
- menentukan turunan fungsi
- Mengidentifikasi karakteristik
logaritma dan eksponen
fungsi hiperbolik
- menentukan hasil integrasi
fungsi logaritma dan eksponen
102 |B a b I V
1
f ' ( x) , karena domainnya x > 0, maka f’(x) > 0 yang berarti fungsi
x
naik pada domainnya.
1
Turunan kedua, f ' ' ( x) , tentu saja f’’(x) < 0 yang berarti grafik
x2
terbuka kebawah.
Turunan fungsi y = ln x, dapat dilihat dari teorema dasar
kalkulus I. Dimana,
x 1 1
Dx ln x Dx dt .
1 t x
Bagaimana dengan turunan dari f(x) = ln (x2 + x)? sebelum
menentukan turunannya, kita akan coba kaji kasus berikut,. Misalkan
x2
F(x) = 2tdt
1
kita akan menentukan turunanya. Dengan menggunakan
kita bisa peroleh bahwa F’(x) = f(x2).2x. Secara umum, kita dapat
dituliskan dengan,
u ( x)
Jika F ( x) 2tdt ,
1
maka F ' ( x) f (u( x)).u' ( x) dengan f(t) fungsi
integran.
F ' ( x) f (t ).du 2(u( x)) 2 .u' ( x) 2.x 2 .2 x 4 x 3
104 |B a b I V
1
1
tentu, kita dapatkan 0 t dt ,. Jadi, ln 1 = 0
1
a a
1 1
(ii) ln a dt , maka dt ln a .
1
t 1
t
a 1
1 1
Jadi, ln 1 = 0 = ln a – ln a = dt dt
1
t a
t
1
Dengan kata lain, ln 1 ln( a. ) ln a ln a dengan mengganti a
a
a
menjadi b, kita dapatkan bahwa ln ln a ln b
b
(iii) Bukti ln(a.b) = ln a + ln b, dari (ii) dengan mengganti a = 1, akan
diperoleh ln (1/b) = - ln b, b = 1/(1/b). jadi,
ln(a.b) = ln (a. (1/(1/b))) = ln a – ln(1/b) = ln a + ln b
Bukti ke iv silahkan Anda coba sendiri.
Contoh berikut akan lebih meningkatkan pemahaman kita tentang
fungsi logaritma asli. Selain itu, kita juga bisa menentukan turunan
logaritma asli dan kegunaannya dalam proses integrasi.
B a b I V | 105
8
a. ln ln 8 ln 7
7
b. ln 3x 2 ln(3x 2)1 / 2
1
ln(3x 2)
2
6x
c. ln ln(6 x) ln 5
5
ln x ln 6 ln 5
3x 2 (3x 2)1 / 2
d. ln ln 2
3
x2 1 ( x 1)1 / 3
ln(3x 2)1 / 2 ln( x 2 1)1 / 3
1 1
ln(3x 2) ln( x 2 1)
2 3
2x 1
Contoh 2 tentukanlah (a) Dx[ln (x2 – 2x)] dan (b) x
2
x
dx
Penyelesaian
(a) misalkan u = x2 - 2x , maka du = 2x – 2 , sehingga berdasarkan
aturan rantai kita peroleh,
Dx ln( x 2 2 x) Du ln u .Dx x 2 2 x
1 2x 2
.(2 x 2) 2
u x 2x
(b) misalkan u = x2 + x, du = (2x + 1) dx. Jadi,
2x 1 1
x dx du ln u C ln x x C
2
2
x u
Contoh berikut menarik bagaimana sifat logaritma sangat
membantu untuk menyelesaikan persoalan berikut;
Contoh 3
x( x 2 1) 2
Tentukan turunan dari f ( x) ln
2x 3 1
106 |B a b I V
Penyelesaian
Tentu saja, kita bisa menyelesaikan turunan dengan menggunakan
aturan rantai dengan memisalkan
x( x 2 1) 2
u
2x3 1
6x 2
( x 2 1) 2 4 x 2 ( x 2 1) x( x 2 1) 2
maka u '
2 2x 1 3
2x 1
3
sehingga,
6x 2
( x 1) 4 x ( x 1)
2 2 2 2
x( x 2 1) 2
2 2x 1 3
2x3 1
f ' ( x) .
2x 1
3
x( x 2 1) 2
6x 2
( x 2 1) 4 x 2 x( x 2 1)
2 2x 13
5x 2 1 6 x 3 ( x 2 1)
x 2x3 1 x 2x 3 1 2 x(2 x 3 1)
Tentu kita sepakat, ini sangat merepotkan.
Sekarang kita gunakan sifat logaritma asli
f ( x) ln
x( x 2 1) 2
2x 1
3
ln x( x 2 1) 2 ln 2 x 3 1
1
ln x 2 ln( x 2 1) ln( 2 x 3 1)
2
2
1 4x 3x
2 3
x x 1 2x 1
Jauh lebih mudah bukan? Selain itu, logaritma juga dapat digunakan
sebagai bantuan untuk menentukan turunan sebuah fungsi
( x 2) 2
Contoh 4 tentukan turunan dari y , x 2
x2 1
Penyelesaian
B a b I V | 107
( x 2) 2 ( x 2) 2
y , x 2 ln y ln
x2 1 x2 1
Dimana
1
ln y 2 ln( x 2) ln( x 2 1)
2
y' 2 1 2x 2 x
2 2
y x 2 2 x 1 x 2 x 1
y' x 2 2x 2 x 2 2 x 2 ( x 2) 2
y '
y ( x 2)( x 2 1) ( x 2)( x 2 1) x 2 1
( x 2)( x 2 2 x 2)
( x 2 1) 3 / 2
Soal Latihan 4.1
Buatlah sketsa grafik dan tentukan domain dari fungsi berikut
1. f(x) = -3 ln x 4. f(x) = ln (x – 2)
2. f(x) = ln 3x 5. f(x) = ln (x – 2) +2
3. f(x) = ln |x| 6. f(x) = ln (x2 – 2)
t
ln x
ln x 2
16. h( x) 20. g ( x) 2
1 dt
x2 1
17. f ( x) ln(ln x) ln x 2
x2 1
18. f ( x) ln
21. g ( x) t 1dt
x 1
1
19. f ( x) ln 2 cos 2 x
invers fungsi, f-1, dimana x’ = f-1(y). Bagaimana dengan gambar (2) dan
gambar (3)?
Tentunya tidak sulit menyatakannya. Fungsi pada gambar (2)
memiliki invers fungsi karena setiap x berpasangan dengan tepat satu
y tertentu, begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, fungsi pada gambar (2)
tidak memiliki invers, karena pada proses kebalikannya, setiap nilai y
akan berpasangan dengan 2 nilai x.
Lalu, Apa syarat sebuah fungsi memiliki invers?
Perhatikan kembali gambar (1) dan (2). Amati dan yakinkan bahwa
keduanya merupakan fungsi naik untuk setiap x nya, jadi kedunya
merupakan fungsi monoton (ingat kembali kemonotonan fungsi pada
kalkulus I). Sedangkan grafik fungsi pada gambar (3), fungsi turun
bila x < 0 dan naik pada x > 0 yang berimplikasi bahwa fungsinya
bukan fungsi monoton.
Ilustrasi grafik diatas membantu kita untuk memahami teorema
berikut ini;
Teorema
Jika f monoton murni pada domainnya, maka f memiliki invers, f-1
Sebuah fungsi f dikatakan monoton murni apabila f’(x) < 0 untuk
setiap x R atau f’(x) > 0 untuk setiap x R. Fungsi yang memiliki
turunan positif untuk setiap x dikatakan fungsi naik, sedangkan fungsi
yang turunannya negative untuk setiap x dikatakan fungsi turun.
Contoh 1
Tentukan nilai dari n N sehingga fungsi f(x) = xn adalah
(a) monoton naik (b) monoton turun
Jawab
110 |B a b I V
x3
f 1 ( x) 3
2
Bagaimana dengan fungsi f(x) = x2, apakah memiliki invers?
fungsi tersebut memiliki invers. Karena f’(x) = 2x, maka f’(x) < 0 untuk
x < 0 dan f’(x) > 0 untuk x > 0. Hal ini berarti f(x) = x2 tidak memiliki
invers pada domainnya. Akan tetapi, bila kita batasi domainnya pada
x > 0, maka f(x) = x2 memiliki invers dimana f -1(y) = √y. Dengan cara
yang sama kita bisa menentukan invers dari f(x) = cos x, untuk 0 x
.
Gambar 1 gambar 2
Pada gambar 1 jelas bahwa grafik fungsi invers merupakan
pencerminan fungsi f(x) terhadap garis y = x. Titik sampel C(1.56, 2.8)
dan D(-0.63,0.72) dengan hasil pencerminan terhadap garis y = x
C’(2.8,1.56) dan D’(0.72.-0.63) menambah keyakinan kita akan proses
tersebut.
Gambar 2 menunjukkan dua garis singgung pada titik D dan D’.
Persamaan garis singgung yang melalui D adalah y = 0.33x + 1 dan
persamaan garis singgung yang melalui D’ adalah y = 3x – 3. Bila kita
amati gradient keduanya, maka m D = 1/3 dan mD’ = 3. Dengan kata
lain,
1
mD '
mD
Tentu kita masih ingat bukan hubungan gradient dengan turunan
pertama? Tepat sekali, gradient merupakan nilai turunan pertama dari
112 |B a b I V
fungsi pada sebuah titik tertentu. Kesimpulan ini merujuk kita pada
teorema turunan fungsi invers.
Teorema B
Misalkan f terdeferensialkan dan monoton murni pada interval I. jika
f’(x) 0 di x tertentu dalam I, maka f-1 dapat dideferensialkan dititik
tersebut yang berpadanan dengan y = f(x) dimana
f ( y)
1 '
'
1
f ( x)
Contoh 3
Misalkan y = x3 + x tentukanlah (f -1)’(2)
Penyelesaian
Tentu tidak mudah kita menentukan f-1 pada kasus ini. Karena y = 2
berpadanan dengan x = 1, dan f’(x) = 3x2 + 1, maka
1 1 1
( f 1 )' (2)
f ' (1) 3.1 1 4
Contoh 4
x
Carilah rumus dari f-1 apabila y f ( x)
2x 1
Penyelesaian
Kita dapat menyelesaikannya melalui langkah-langkah berikut;
Langkah 1: y
Langkah 2: f 1 ( y )
2y 1
x
y (2 x 1) y x x
2x 1 Langkah 3 : f 1 ( x)
2x 1
2 xy y x
2 xy x y
x(2 y 1) y
y
x
2y 1
B a b I V | 113
1. f ( x) x 3 x
x
2. f ( x)
x3
3. f ( x) x 3 x 2 , x 1
4. f ( x) x 2 x, x 1
2
5. f ( x) x sin( x), 2 x 2
Tentukan rumus dari f-1(x) dan tunjukkan bahwa f(f-1(x)) = f-1(f(x)) = x
6. f ( x) 3 x 1
x
7. f ( x) 1
2
8. f ( x) x 3 2
9. f ( x) 3 x 1
3x 1
10. f ( x)
x2
x 1
3
11. f ( x)
x 2
x3 2
12. f ( x)
x3 1
Tentukan turunan dari (f -1)’(2) dari fungsi yang diberikan berikut
13. f ( x) 3x 5 x 2
14. f ( x) 3x 2
15. f ( x) 2 sin 2 x, x
4 4
114 |B a b I V
x3
16. f ( x)
2x
ax b
17. Misalkan f ( x) dan anggap bc – ad ≠ 0
cx d
a. Tentukan rumus untuk f -1
b. Mengapa syarat bc – ad ≠ 0diperlukan
c. Apa syarat a,b,c,d agar f = f -1
Definisi
Huruf e menunjukkan bilangan real positif yang unik sehingga ln e = 1
Sehingga,
(i) e ln x x, x 0
(ii) ln e y y, y R
dari dua definisi di atas kita bisa menurunkan sebuah teorema yang
berkaitan dengan sifat eksponen.
Teorema
Misalkan a dan b bilangan real sebarang, maka
e a e b e a b dan e a e b e a b
Bukti
Untuk membuktikannya kita dapat gunakan definisi dari e
ln e a e b ln e a ln e b a ln e b ln e (a b) ln e ln e ab
a b
Jadi, e e e
a b
y' e x
Teorema
Misalkan u fungsi dari x yang memiliki turunan
1.
d x
dx
e ex
2.
d u
dx
e eu .
du
dx
Penyelesaian
Misalkan u = x2 lnx
B a b I V | 117
Dx e x
2
ln x
ex
2
ln x
D x x 2 ln x
2 1
ex x . 2 x ln x
2
ln x
x
xe x
2
ln x
1 ln x 2
Contoh 2
Tentukan titik ekstrim relative dari f(x) = x ex
Penyelesaian
Turunan dari f
f ' ( x) xe x e x
e x ( x 1)
Karena ex tidak pernah 0, maka f’ bernilai 0 pada x = -1; jadi titik
ekstrim terjadi pada (-1, -e-1).
Tentu, integral dari fungsi eksponen juga kita pelajari. Integral
sebagai sebuah anti turunan dari eksponen tentu menghasilkan
eksponen yang sama, karena turunan dari eksponen adalah eksponen
itu sendiri.
Teorema
Misalkan u fungsi dari x yang memiliki turunan
1. e du e C
x x
2. e du e C
u u
e du e C
u u
xe
3 x 2
Contoh 2 Tentukan dx
1
118 |B a b I V
Penyelesaian
Misal u = -3x2, jadi du = -6x dx. Sehingga
3 3 3
xe dx 16 e 6 xdx 16 e du
3 x 2
3 x 2
u
1 1 1
e 27 e 3
3
3 1 2
16 e u 1 e 3 x 16 e 27 e 3
6 1 6
(2 x 1)e ln(x x)
2
Contoh 3 tentukanlah dx
x2 x
Penyelesaian
Misalkan u = ln (x2 + x), maka
(2 x 1)
du dx
x2 x
Sehingga
(2 x 1)e ln(x x)
2
x2 x dx e u du e u C
e ln(x x)
C
2
2. y 2e x 4. y e x 1
Tentukan persamaan garis singgung pada kurva berikut di titik (0,1)
5. y e2x 7. y 2 e2x
6. y e 2 x 8. y 3 2e 2 x
Tentukan turunan dari fungsi berikut
9. y e 3 x 12. y e 2 x ln x
10. y e
x 13. y ln(1 e 2x )
2
11. y x 2 e 2 x e 2 x 1
14. y
ex
B a b I V | 119
e
2 x 1 1
18. dx
e
2 x
23. dx
x e
2 x 3 0
19. dx
1
xe
x2
e x 24. dx
20. x
dx 0
1
ex
e 1/ x2 25. 0 5 e x dx
21. x3
dx
e x ex
22. x dx
e ex
real x, a x e x ln a
Tentu e adalah sebuah kasus dari
bilangan a. Sifat-sifat dalam
eksponen asli juga akan berlaku
dalam eksponen umum. Pada
eksponen umum sifat ini dinyatakan
120 |B a b I V
Teorema a
Jika a 0.b 0 dan x, y bilangan real, maka
a x a y a x y
ax
y
a x y
a
a
x y
a xy
(ab) x a x b x
x
a ax
x
b b
B a b I V | 121
Bukti
Sehingga
a x .a y e x ln a e y ln a e ( x y ) ln a
a x y
Bukti (iii) dapat kita tunjukkan dengan mudah yakni
a
x y
e y ln a e yx ln a a xy
x
Dx a x a x ln a
1 x
a dx a C , a 1
x
ln a
Bukti
peroleh,
dy dy
dx ln a y ln a a x ln a
y dx
Bukti dari integral dapat anda lakukan dengan menurunkan ruas
bagian kanannya. Selamat mencoba.
122 |B a b I V
Contoh 1 tentukanlah Dx x 2 .3 x 3
x
Penyelesaian
Karena memiliki bentuk perkalian dua fungsi, maka
Dx x 2 .3 x
3
x
D x 3
x
2 x2 x
x 2 Dx 3 x 3
x
x
2 x.3 x x 2 .3 x x. ln 3.(2 x 1)
3 3
x.3 x
3
x
2 (2 x 2
x) ln x
x3
x3
Contoh 2 tentukanlah nilai dari
dx
1
Penyelesaian
Misalkan u = x2, sehingga du = 2xdx. Jadi,
3 3
1 u 1 u
1 x3 dx 2 1 3 du 2 3 ln 3 1
x3 3
2
1 x2 3 1
3 ln 3 1 ln 3 39 3
2
Sebagaimana fungsi eksponen asli, maka fungsi eksponen umum
juga memilik invers. Invers eksponen asli dinamakan ln, sedangkan
invers eksponen umum dinamakan logaritma, yang kita kenal dengan
“log”. Berikut diberikan definisi logaritma
Definisi
Misalkan a adalah bilangan positif yang berbeda dengan 1, maka
y log a x x a y
Untuk lebih jelas, perhatikan beberapa fungsi logaritma dan eksponen
umum,
B a b I V | 123
ln y x ln a ln y a ln x ln y x ln x
dy dy dx dy dx
dx ln a a dx ln x x.
y y x y x
dy
dy dy ay a.x a y (ln x 1)
y ln a a x ln a ax a 1 dx
dx dx x x x x (ln x 1)
124 |B a b I V
(x 2 x)
ln(x 2 x ) 4 2 e
(a) 5 (b) ln( x 2 x) 2
(c) 2 x x
3
Penyelesaian
(a) Karena bilangan pokok berupa bilangan dan pangkatnya
berupa fungsi, maka
2x 1
Misalkan u ln( x 2 x) , maka du dx , sehingga
x2 x
Dx 5 ln(x
2
x)
D 5 D u 5
u
u
x
u 2x 1
ln 5 2
x x
5
ln(x 2 x ) 2x 1
ln 5. 2
x x
2x 2
(b) Misalkan u ln( x 2 2 x) , maka du dx , sehingga
x 2 2x
2x 2
Dx ln( x 2 2 x) 4
Du u 4 D x u 4u 3 .
x2 x
2x 2
4 ln( x 2 2 x) 3 2
x x
(x 2 x)
2 e
(c) Misalkan y 2 x x 3
maka
ln y e ( x x)
ln 2 x x ,
2
3 2
dy ( x 2 x ) 6 x 2 2 x ( x2 x)
e (2 x 1). ln 2 x x
3 2
y 2x 3 x 2
e dx
6x 2 2x
2 x)
dy e( x x)
2x3 x 2
2
e(x 3 2
dx
( 2 x 1) ln 2 x x
2x3 x 2
Soal Latihan 4.4
Tentukan turunan dari
1. f ( x) 4 x 3. f ( x) x4 2 x 1
2. f ( x) 4 2 x 4. f ( x) x(6 2x )
B a b I V | 125
3 2t 7. y x x 1
5. f (t )
t
8. y ( x 2) x 1
6. y x 2 / x
9. y (1 x)1 / x
12. 2 16. 2
x sin x
dx cos xdx
(x 3 x )dx 2
13. 3
17. 4
x/2
dx
2
( x 3)2
( x 3) 2
14. dx
e
18. (6 2 x )dx
x
22x
15. dx 1
1 22x
Definisi
1
cos t cos sin 1 x 1 x 2
x
1
sin t sin cos 1 x 1 x 2
1 x2
t
x
B a b I V | 127
(i) sin(cos 1 x) 1 x 2
(ii) cos(sin 1 x) 1 x 2
(iii) sec(tan 1 x) 1 x 2
x2 1
(iv) tan(sec 1 x)
x 1
2
Contoh 1
Diketahui nilai dari sin x = 0,6 tentukanlah
(a) cos(sin-1(0,6)) (b) sin(cos-1(0,6))
(c) Sec(tan-1(0.75)) (d) tan(sec-1(1,75)
Penyelesaian
Diketahui sin x = 0.6, maka x = sin-1(0,6)
(a) cos(sin-1(0,6))=cos(sin-1(x))= cos(x) = 0,8
1
0.6 (b) Sin(cos-1(0,6)) = sin(90-x) = cos (x) = 0,8
dy 1 1 1
dx cos ydy 1
dx cos y cos(sin x) 1 x2
128 |B a b I V
Jadi, Dx sin 1 x 1
1 x2
Misalkan y cos 1 x x cos y
dy 1 1 1
dx sin ydy 1
dx sin y sin(cos x) 1 x2
Jadi, Dx cos 1 x
1
1 x2
Misalkan y tan 1 x x tan y
dy 1 1
dx sec 2 ydy 1
dx sec (tan x) 1 x 2
2
Jadi, Dx tan 1 x 1
1 x2
Contoh 2 Tentukan turunan dari sin 1 x 2 x
Penyelesaian
Misalkan u = x2 + x, maka du = (2x+1)dx
Jadi,
Dx sin 1 x 2 x Du sin 1 u Dx u 1
.2 x 1
1 u2
2x 1 2x 1
1 ( x 2 x) 2 1 x 4 2x 3 x 2
Dx U Dv U .Dx V .2 x 1)
1
1 x x 2
2
2x 1
Dx cos u Du cos u Dx u sin(sin 1 x 2 x ).
1 x 4 2 x3 x 2
x 2
x 2x 1
1 x 2 x3 x 2
4
1 1 x
1 x 2
dx sin 1 x C a x2
dx sin 1 C
2
a
1 1 1 x
1 x 2
dx tan 1 x C a 2
x 2
dx tan 1 C
a a
1 1 1 x
x x2 1
dx sec 1 x C x x2 a2
dx
a
sec 1 C
a
1
Contoh 4 carilah 9 4x 2
dx
Penyelesaian
1
Karena 4x2 = (2x)2, maka 9 2 x
2
dx selanjutnya misalkan u = 2x,
1 1 du 1 1 1 2x
9 2 x
2
dx sin u C sin 1 C
32 u 2 2 2 2 3
130 |B a b I V
3 5
1. sin tan 1 3. cos ec tan 1
4 12
5 3
2. cos sin 1 4. sec tan 1
13
5
Buktikan identitas berikut
1
cos ec x sin 1
1
5. 6. tanx tan 1
x x 2
Tentukan turunan dari fungsi berikut
x 2
14 y tan 1 , (2, ) 15 y t sec 1 4 x, ( , )
2 4 4 4
1
16. x x tan y y 1, (
2
,1)
4
17. tan 1 xy sin 1 ( x y), (0,0)
2 2
18. sin 1 x sin 1 ( y ) ,( , )
2 2 2
x y
19. Buktikan bahwa tan 1 x tan 1 y tan 1 , xy 1
1 xy
2
20. Buktikan sin 1 x cos 1
2
y 1
BAB
TEKNIK PENGINTEGRALAN
DAN BENTUK TAKTENTU V
Pendahuluan
Pada awal kajian integral kita mengenal beberapa aturan dasar
pengintegralan, seperti aturan pangkat, aturan sinus, cosinus, dan
aturan pangkat yang diperumum. Akan tetapi, seringkali kita bisa
langsung menggunakan teorema dasar tersebut. Integran yang
berbeda tentunya memerlukan cara penyelesaian yang berbeda. Pada
bagian ini, kita akan mencoba mengkaji beberapa teknik
pengintegralan yang biasa kita gunakan.
Pada berbagai kasus, nilai fungsi untuk x mendekati atau -,
atau pada titik tertentu bernilai . Demikian pula, pada batas integral
atau fungsi integrannya. Bentuk-bentuk ini dikenal dengan bentuk
taktentu atau takwajar.
Setelah mengkaji bagian ini, kita diharapkan trampil dalam
menentukan teknik pengintegralan yang tepat untuk
menyelesaikannya. Kita juga diharapkan mampu mengidentifikasi dan
menentukan kekonvergenan atau kedivergenan dari sebuah bentuk
taktentu. Kemampuan ini ditandai dengan ketercapaian indikator-
indikator berikut;
Indikator
2 2x 2x 2
(1) x 2 4 dx (2) x 2 4 dx (3) x 2 4 dx
Kalau kita coba selesaikan, maka
(1) Aturan invers tangent tampaknya bisa kita gunakan dengan
memisalkan u = x dan a = 2
2 1 1 x
x 2
4
dx 2 2
x 2 2
dx 2 tan 1 C
2 2
x
tan 1 C
2
(2) Karena pembilang memuat turunan dari penyebut, maka misalkan
u = x2 + 4, maka du = 2x dx, sehingga
2x 1
x 2
4
dx du ln u C ln x 2 4 C
u
(3) Karena pembilang dan penyebut memiliki derajat yang sama,
maka kita bisa memanipulasi dengan cara pembagian polinom,
dimana
2x 2 8
2 2
x 4
2
x 4
Sehingga,
2x 2 8 8
x 2 4 dx 2 x 2 4 dx 2dx x 2 2 2 dx
8 x
2x tan 1 C
2 2
x
2 x 4 tan 1 C
2
Metode (1) dan (2) dikenal dengan metode substitusi merupakan
satu metode yang banyak digunakan dalam menyelesaikan
B a b V | 133
3x 2 2
(a) x 3
2x
dx
(b) sin
n
x cos xdx
2 x 13
( x2 x)
(d) dx
Penyelesaian
(a) Identifikasi fungsi yang memiliki pangkat lebih tinggi,
misalkan u = x3 – 2x, u’ = 3x2 – 2
Sehingga,
3x 2 2 1 1
x dx du u 2 du 2u 2 C
1
3
2x u
2 x 3 2x C
(b) Tentu kita masih ingat bahwa jika u = sinx, maka du = cosx dx
Sehingga,
134 | B a b V
u n 1
sin x cos xdx u du C
n n
n 1
sin n 1 x
C
n 1
(c) Dengan mudah kita misalkan u = x2 + 1, du = 2x dx, sehingga
du
cos( x 1) xdx cos u
2
2
1
2
1
sin u C sin x 2 1 C
2
(d) Misalkan u = x2 – x , maka du = (2x – 1)dx
2 x 13 dx 3u du 3u ln 3 C
( x2 x)
x
3x ln 3 C
2
Penyelesaian
3 3 1
x 2
2x 5
dx
x 1 4
2
dx 3
x 12 2 2
dx
3 1
dx
2 x21 2 1
3 3 x 1
x 2
2x 5
dx tan 1
2 2
C
x2 x
Contoh 3 Tentukan x 1 dx
Penyelesaian
Dengan pembagian kita peroleh,
x2 x 2
x2
x 1 x 1
Sehingga,
x2 x 2
x 1 dx ( x 2)dx x 1
x2
2 x 2 ln x 1 C
2
Bagaimana dengan contoh berikut
1 1
Contoh 4 carilah (a) x x
dx (b) 1 e t
dt
Misalkan u x , u x,
2
1 2u 2
x x
dx
u u2
du
u 1
du 2 ln u 1 C
136 | B a b V
1 1 et et et
1 e t dt 1 e t dt 1dt 1 e t dt
du
t t ln 1 e t C
u
Contoh 5 carilah x x 2dx
Penyelesaian
Integran Substitusi
a2 x2 x a sin t
a2 x2 x a tan t
x2 a2 x a csc t
B a b V | 137
Contoh 6 tentukanlah
1
(a) 4 x 2 dx (b) 4 x2
dx
1 1
(c) x2 4
dx (d) x2 4
dx
Penyelesaian
(a) Misalkan x = 2 sint, maka dx = 2cost.dt sehingga
4 x 2 dx 4(1 sin 2 t ).2 cos tdt 2 cos t.2 cos tdt 4 cos 2 tdt
Sebuah teknik yang sangat berguna akan kita kaji pada bagian ini.
Teknik ini dikenal dengan nama Integral Parsial.
Integral parsial didasarkan pada aturan perkalian dalam turunan
yang telah kita kaji pada kalkulus I. Aturan ini menyatakan;
Dx u.v Dx u.v u.Dx v atau uv' vu'v' u
Karena kedua fungsi terdeferensialkan, maka kita bisa
mengintegralkan kedua ruasnya, maka diperoleh;
udv uv vdu
Bagian terpenting dalam integral parsial adalah menentukan
komponen fungsi u dan dv. Karena keduanya sangat menentukan
keberhasilan penggunaan integral parsial.
Contoh 2 carilah e
x
sin xdx
Penyelesaian
Misalkan dv = ex dx maka v = ex, dan
u = sin x, maka du = cosxdx, sehingga
e
x
cos xdx e x cos x e x sin x dx e x cos x e x sin xdx
e
x
sin xdx e x sin x e x cos x e x sin xdx
e x (sin x cos x) e x sin xdx
sehingga
2 e x sin xdx e x (sin x cos x)
e x (sin x cos x)
e sin xdx
x
sin
4
Langkah awal kita mulai dengan mengintegralkan x cos xdx
cos
4
dan x sin xdx .
5 5
Dengan cara yang sama, kita akan dapatkan
cos 5 x
cos x sin xdx C
4
5
Untuk menyelesaikan bentuk seperti di awal bagian ini, kita
memerlukan identitas trigonometri berikut;
sin 2 x cos 2 x 1
1 sin 2 x
cos 2 x
2
1 cos 2 x
cos 2 x
2
Perhatikan contoh berikut ini;
sin
3
Contoh 1 carilah x cos 2 xdx
Penyelesaian
sin
3
x cos 2 xdx 1 cos 2 x sin x cos 2 xdx
sin
4
Contoh 2 tentukan x cos 3 xdx
Penyelesaian
sin x cos 3 xdx sin 4 x cos 2 x cos xdx
4
sin 4 x 1 sin 2 x cos xdx
B a b V | 141
sin
2
Contoh 3 tentukan hasil dari x cos 2 xdx
Penyelesaian
Dengan menggunakan identitas,
1 cos 2 x 1 cos 2 x
sin 2 x dan cos 2 x , kita akan peroleh
2 2
1 cos 2 x 1 cos 2 x
sin x cos xdx 2 2
2 2
1 1 cos 4 x
1
1 cos 2 2 x dx 1
4
dx n
4 2
1 1 cos 4 x 11 1
4 2 2
dx x sin 4 x C
42 8
Bisa kita simpulkan bahwa, bentuk sin
m
x cos n xdx
Memiliki penyelesaian sebagai berikut;
Untuk m ganjil, maka sin2k+1(x) = sin2k(x) sin(x) = (1- cos2x)k sin(x)
Untuk n ganjil, maka cos2k+1(x) = cos2k(x) cos(x) = (1- sin2x)k cos(x)
Untuk m dan n genap, maka
1 cos 2 x 1 cos 2 x
k i
sin 2 k x. cos 2i x
2 2
Contoh 1
Tentukanlah
1 1 1 1
2 cos 2 xdx cos 4 xdx sin 2 x sin 4 x C
2 4 8
1 1 1 1
2 sin 2 xdx sin 8 xdx cos 2 x cos 2 x C
2 4 8
Sehingga,
3x 1 1 3
x 2
3x 2
dx
x 1
dx
x2
dx
ln x 1 3 ln x 2 C
pecahan linier yang berulang? Untuk itu, mari kita lihat contoh
berikut;
Contoh 1
x2 x 3
tentukan x 3 2x 2 x
dx
Penyelesaian
Kita lihat x3 + 2x2 + x = x(x2 + 2x + 1) = x(x+1)2 sehingga,
144 | B a b V
x2 x 3 A B C
x 2 x x x x 1 x 12
3 2
x 2 x 3 A( x 1) 2 Bx ( x 1) Cx
A B x 2 2 A B C x A
Persamaan di atas akan menghasilkan A = -3, B = 4, dan C = 4
Jadi,
x2 x 3 3 4 4
x 2x x
3 2
dx
x
x 1 ( x 1) 2
dx
3 4 4
dx dx dx
x x 1 ( x 1) 2
4
3 ln x 4 ln x 1 C
x 1
Atau berdasarkan sifat ln kita bisa susun ulang menjadi;
( x 1) 4 4
ln C
x 3
x 1
x3
Contoh 2 tentukan x 3
x2 x 1
dx
Penyelesaian
Pertama kita faktorkan bentuk integrannya
x3 A Bx C
2
x x x 1 x 1 x 1
3 2
Ax2 + A + Bx2 + Bx + C = x – 3
A + B = 0, B = 1, A + C = -3, jadi A = -1, C = -2
x3 1 x2
2
x x x 1 x 1 x 1
3 2
1 x2
dx 2 dx
x 1 x 1
1
ln x 1 ln x 2 1 C
2
Bentuk pecahan yang lebih kompleks mungkin memiliki faktor
berpangkat 2 yang berulang. Penyebut seperti (x2 + 1)2, (x2 + 2)3
mengindikasikan adanya pecahan yang memilliki faktor kuadrat
berulang. Seperti halnya dalam faktor linier berulang, untuk
menyelesaikannya kita bisa menggunakan cara yang serupa.
Perhatikan contoh berikut;
x 3 4x
Contoh 3 carilah ( x 2 1) 2 dx
Penyelesaian
x 3 4x Ax B Cx D
x 2
1 2
x2 1 x2 1
2
Sehingga dapat kita susun persamaan berikut;
x3 + 4x = (Ax + B)(x2 + 1) + (Cx + D)
=Ax3 + Bx2 + Ax + B + Cx + D
Jadi, kita peroleh B = D = 0, A = 1, C = 3 hal ini mengakibatkan
x 3 4x x 3x
( x 2 1) 2 dx x 2 1 ( x 2 1) 2 dx
1 3
ln x 2 1 ( x 2 1) 1 C
2 2
Soal Latihan
Gunakan metode substitusi untuk menyelesaikan soal-soal berikut
2t 1 2
1. t 2
t 4
dt 3. (2t 1) 2
4
dt
1 2x
2. x (1 2 x )
dx 4. dx
x2 4
5. t sin t 2 dt
146 | B a b V
1 sin x
6. sec 5u tan 5u.du 9. dx
sin t e dt
cos x
7. cos t
ln t 2
e1 / t 10. dt
8. 2 dt t
t
x cos xdx e
x
12. 2
18. cos 2 xdx
13. x ln xdx
3 2
19. x ln xdx
14. (4 x 7)e dx
x
1
1
15. x cos 4 xdx ln(4 x
2
)dx
16. e sin xdx 20.
2x 0
25.
cos 5 x
dx 30. sin 2 sin 4 .d
sin x
Gunakan teknik pemecahan pecahan parsial untuk menyelesaikan
soal-soal berikut;
1 4 x2
31. x 2 4 dx 36. x3 x 2 x 1
dx
2 x2 1
32. x2 5x 4 dx 37. x3 x
dx
x2
33. x2 11x 18 dx 38.
x2
dx
x4 4 x2 8
5 x 2 12 x 12 x2 x 9
34. x 3 4 x dx 39. dx
( x 2 9)2
x 2 3x 4
35. x 3 4 x 2 4 x dx
B a b V | 147
x
40. 16 x 4
1
dx
e 2x 1
lim
x 0 e x 1
Hasil dari bentuk ini merupakan bentuk taktentu 0/0. Dengan sedikit
manipulasi aljabar kita peroleh
lim
e 2x 1
lim
e2 1 e x 1
lim e x 1 2
x 0 e x 1 x 0 e 1
x x 0
e 2x 1 e 2x 1
lim lim
x 0 x 0 2 x
2x 2x
Akan muncul bentuk taktentu baru, yakni - .
Grafik berikut bisa mengilustrasikan tentang nilai yang dituju oleh
limit di atas,
148 | B a b V
Bila kita lihat grafik maka sepertinya nilai limit tersebut akan
menuju ke-1. Akan tetapi, nilai fungsi pada titik x = 0 tidak dapat
dihitung (lihat table sebelah kirinya.
Untuk menentukan nilai limit bentuk di atas, aturan L’Hopital
sangat membantu kita. Aturan ini menyatakan bahwa nilai limit dari
f(x)/g(x) akan ditentukan oleh nilai limit dari f’(x)/g’(x). Aturan ini
dinyatakan dalam teorema berikut;
Teorema L’Hopital
Misalkan f dan g adalah fungsi kontinu dan dapat diturunkan pada
selang buka (a,b) yang memuat c, kecuali pada c. Asumsikan bahwa
g’(x)≠ 0 untuk setiap x di (a,b) kecuali di c. Jika limit dari f(x)/g(x)
untuk x mendekati c menghasilkan bentuk taktentu 0/0, maka
f ( x) f ' ( x)
lim lim
x c g ( x) x c g ' ( x)
Dijamin keberadaanya meskipun menghasilkan . Dapat digunakan
untuk bentuk taktentu lainnya seperti /, -/, /-, dan -/-.
Untuk lebih memahami mari kita kaji contoh-contoh berikut
B a b V | 149
e 2x 1
Contoh 1 lim
x 0 2x
Penyelesaian
Kalau kita substitusikan maka akan menghasilkan 0/0 yang
merupakan bentuk taktentu. Dengan menerapkan aturan L’Hopital
kita peroleh
lim
e2 x 1
lim
Dx e2 x 1 lim
2e2 x 2
1
x 0 2x x 0 Dx 2 x x 0 2 2
Hasil ini tentunya akan sama seperti grafik dari fungsi tersebut.
x2
Contoh 3 carilah lim
x 0 1 cos x
Penyelesaian
x2 2x
Dengan L’Hopital kita peroleh, lim lim , akan tetapi
x 0 1 cos x x 0 sin x
kalau kita substitusikan akan memberikan hasil 0/0. Untuk kasus ini,
kita dapat menggunakan aturan tersebut kembali sehingga,
x2 2x 2 2
lim lim lim 2
x 0 1 cos x x 0 sin x x 0 cos x 1
150 | B a b V
x2
Jadi, lim 2
x 0 1 cos x
x2
lim x
x e
x 0 pada kedua
ruas
1 1 - Taktentu Manipulasi
lim aljabar
x 1 ln x x 1
x 1 1
lim e x x lim lim 0
x x e x x
2 x .e x
x
1
Contoh 5 (1) Carilah lim 1
x
x
Penyelesaian
Bentuk taktentu berpangkat dapat kita, misalkan terlebih dulu dengan
1
x
1 x
y lim 1 ln y ln lim 1
x
x x x
Karena ln fungsi kontinu, maka
1 x 1 ln(1 1x )
ln y ln lim 1 lim x ln 1 lim
x x x x x 1 / x
lim
1 / x 2 / 1 1 x
lim
1
1
x 1/ x 2 x 1 1 / x
x0
x
ln y lim ln sin x lim x ln sin x
x 0
152 | B a b V
Bila kita substitusikan kita akan peroleh bentuk 0., sehingga bisa kita
tulis ulang menjadi;
x2
lim x ln sin x lim
ln(sin( x)) cot x
lim lim
x 0 x 0 1/ x x 0 1 / x 2 x 0 tan x
x2 2x 0
lim lim 2
0
x 0 tan x x 0 sec x 1
Jadi, ln y =0, y = 1
Contoh 7 (-)
1 1
Carilah lim
x 1 ln x x 1
Penyelesaian
Kalau kita substitusikan akan menghasilkan bentuk -, sehingga
manipulasi aljabar diperlukan untuk menyelesaikannya
1 1 x 1 ln x
lim xlim
x 1 ln x x 1 1 x 1ln x
L’Hopital
x 1 ln x 1 1x x 1
lim lim lim
x 1
x 1ln x x1 ln x 1 1 x x1 x ln x x 1
Karena bentuk terakhir berbentuk 0/0, maka terapkan kembali
L’Hopital, sehingga didapat;
x 1 1 1
lim lim
x 1 x ln x x 1 x1 ln x 1 1 2
Jadi,
1 1 1
lim
x 1 ln x x 1 2
B a b V | 153
b
tersebut dapat dinyatakan sebagai luas
1
daerah yang dibatasi oleh f(x), x = 1, x = b dan sumbu-x. Bagaimana
untuk b ? tentu saja ini merupakan luas daerah takterbatas antara
kurva f(x) dan sumbu-x untuk x > 1. Bila kita hitung akan diperoleh;
b
1 1
b
1 1
1 x 2 dx lim
b x 2
1
dx lim lim 1 1
b
x 1 b
b
Mari kita lihat definisi integral tak wajar berikut;
Definisi
b
1. Jika f kontinu pada selang [a,), maka
a
f ( x)dx lim f ( x)dx
b
a
b b
2. Jika f kontinu pada selang [-,b), maka
f ( x)dx lim f ( x)dx
a
a
3. Jika f kontinu pada selang [-,), maka
c
Kasus (1) dan (2), integral dikatakan konvergen apabila limitnya ada
dan divergen apabila tidak ada limitnya. Kasus (3), integral dikatakan
divergen apabila salah satu atau keduanya, pada bagian kanannya
divergen.
Mari kita kaji contoh-contoh berikut;
1
Contoh 1 carilah 2 x dx
1
Penyelesaian
Karena batas atas adalah , maka
b
1
b
dx lim ln 2 x lim ln 2b ln 2
1 1 1
1 2 x dx lim
b 2 x
1
b 2
1 2 b
lim ln b
1
2 b
Contoh 3 hitunglah (1 x)e x dx
1
Penyelesaian
Dengan menggunakan integral parsial, dimana dv = e-xdx, dan u = (1-
(1 x)e dx e x (1 x) e x dx
x
e x (1 x) e x C
e x xe x e x C
xe x C
Jadi,
(1 x)e
x
dx lim xe x
b
1 b 1
lim be b e 1 lim b
1
b b
b e e
b 1 1 1 1
lim b lim b
e b e e
b e e
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
1
(1 x)e
x
dx
1
e
ex
Contoh 4 hitunglah 1 e 2 x dx
Penyelesaian
Sifat penambahan selang tampaknya berguna untuk menyelesaikan
persoalan ini, dimana
c
ex ex ex
1 e 2 x dx 1 e 2 x dx c 1 e 2 x dx
lim tan 1 e x
b
c
b
lim tan 1 e x
b
b
c
lim tan 1
e c tan 1 e b limtan 1
e b tan 1 e c
b b
Definisi
a
f ( x)dx lim f ( x)dx
c b
a
a
f ( x)dx lim f ( x)dx
c a
c
Penyelesaian
B a b V | 157
1 1
dx 2
1
lim x 3 dx lim 3x 3
1
b
b 0 b 0
3
x2
lim 3 b
0 b
1
3
b 0
3
3
dx
Contoh 2 hitunglah x
0
2
Penyelesaian
Integran memiliki titik takkontinu takhingga pada titik 0, sehingga
dengancara yang sama kita dapatkan,
1
3 3 3
dx
0 x 2 blim
0
b
x 2 dx lim
b 0 x
b
1 1
lim
b 0 3 b
1
3
Anda dapat katakana bahwa integral di atas adalah divergen.
3
dx
Contoh 3 carilah x
1
2
Penyelesaian
Integran memiliki titik takkontinu dan takhingga pada 0 [-1,3]. Lebih
jelas perhatikan grafik berikut ini:
oleh karena itu, untuk
menyelesaikannya kita bagi
158 | B a b V
2 0 2 2
4 2 4
Soal Latihan
Gunakan teknik penghitungan limit biasa dan aturan L’Hopital untuk
menentukan hasil limit berikut, apa yang dapat disimpulkan
3( x 4) sin 6 x
1. lim 3. lim
x 4 x 2 16 x 0 4x
x2 x 6 5 x 2 3x 1
2. lim 4. lim
x 2 x2 x 3x 2 5
B a b V | 159
ln(e
2 4 t 1
ln x )dt
8. lim 2
x 1 x 1 19. lim 1
x x
x11 1
9. lim 4 x
x 1 x 1
cos d
xa 1 20. lim 1
10. lim b , a, b 0 x 1 x 1
x 1 x 1
sin ax 1
11. lim , a, b 0 21. lim x sin( )
x 0 sin bx
x
x
5 x 2 3x 1 22. lim x 1/ x
12. lim x 0
x 4x 2 5
3x 1
23. lim e x
x 0
x
2/ x
13. lim 2
x 4 x x 5 24. lim x1 / x
x
x3
25. lim 1 x
1/ x
14. lim x / 2
x e x
x3 3 2
15. lim x 2 26. lim
x
x 1 ln x x 1
e
1 x 1
27. lim 2
x 2 x 4
2
x 4
160 | B a b V
x
28. Selidikilah apakah lim dapat diselesaikan dengan
x
x 1
2
aturan L’Hopital?jelaskan
tan x
29. Selidikilah apakah lim dapat diselesaikan dengan
x 2 sec x
aturan L’Hopital?jelaskan
xn
30. Tunjukkan bahwa lim x 0 untuk sembarang n > 0.
x e
konvergen?
x e
n x
44. Buktikan bahwa dx untuk sembarang bilangan positif n.
0
45. Misalkan f ( x)dx konvergen dan misalkan a dan b bilangan real,
dimana a ≠ b. Tunjukkan bahwa
a b
f ( x)dx f ( x)dx
a
f ( x)dx f ( x)dx
b