Penulis
i|Vektor
DAFTAR ISI
ii | V e k t o r
BAB I
PENDAHULUAN
1|Vektor
Equilibrium of Heterogeneous Substances, kini dianggap sebagai salah satu
prestasi ilmiah terbesar pada abad ke-19 dan makalah pembuka dalam fisika
kimia. Dalam makalah ini Gibbs menerapkan termodinamika untuk
menafsirkan fenomena, berhasil menjelaskan dan menyangkutkan apa yang
dahulu ialah massa fakta terisolasi.
1.3 Tujuan
Dalam pengambilan data atau informasi untuk membuat modul ini penyusun
menggunakan beberapa metode diantaranya :
a. Buku
Dengan cara mencari materi yang berhubungan dengan “Vektor”
b. Browsing di internet
Dengan cara mengunjungi situs-situs internet yang berhubungan dengan
“Vektor”
c. Diskusi
2|Vektor
Cara ini yang dilakukan yaitu dengan cara berdiskusi langsung dengan
teman-teman mengenai materi yang penyusun bahas, yaitu “Vektor”
3|Vektor
BAB II
PEMBAHASAN
Ruas garis berarah yang kalian gambar pada kegiatan ini mewakili sebuah
vektor. Panjang garis yang diukur menggunakan penggaris menunjukkan
panjang vektor tersebut. Karena titik pangkal P dan titik ujung Q, maka
vektor disebut sebagai vektor PQ . Panjang vektor PQ ini dilambangkan
| PQ | .
Selain cara di atas, sebuah vektor dapat pula ditulis menggunakan:
vektor a
4|Vektor
panah lebih mudah dituliskan daripada yang dicetak tebal. Kalian bebas
memilih cara penulisan vektor tersebut.
Sekarang, perhatikan sebarang titik A(a1, a2) dan titik B(b1, b2) pada
koordinat Cartesius berikut.
Pada bidang Cartesius tersebut, vektor a mewakili ruas garis berarah dari
titik pangkal O(0, 0) ke titik A(a1, a2). Oleh karena itu, vektor a ini dapat kalian
tuliskan dalam bentuk pasangan terurut a = (a1, a2). Adapun vektor b mewakili
ruas garis berarah dari titik pangkal O(0, 0) ke titik B(b1, b2). Vektor b dapat
kalian tuliskan sebagai b = (b1, b2). Dengan menggunakan rumus jarak, kalian
dapat menentukan panjang vektor a dan b ini, yaitu:
Dengan pemahaman yang sama seperti vektor pada bidang (R2), kalian
dapat memahami vektor pada ruang (R3). Misalnya, ambil sebarang titik A(a1,
a2, a3) dan B(b1, b2, b3) pada ruang (R3), maka kalian dapat menuliskan vektor
5|Vektor
a (a1 , a2 , a3 ) dan b (b1 , b2 , b3 )
Panjang kedua vektor ini masing-masing
| a | a12 a2 2 a32 dan | b | b12 b2 2 b32
Dengan menarik ruas garis dari titik A ke titik B, kalian mendapatkan vektor c.
Dengan menggunakan rumus jarak, vektor c ini dapat di tuliskan sebagai c =
(b1 - a1, b2 - a2) sehingga panjang vektor c adalah
| c | (b1 a1 ) 2 (b2 a2 ) 2
Jika arah vektor c dibalik, maka akan didapat vektor -c, yaitu sebuah
vektor yang panjangnya sama dengan panjang vektor c dengan arah
berlawanan. Vektor ini disebut vektor invers dari vektor c.
Jika ditulis dalam bentuk pasangan terurut, vektor -c = (a1 - b1, a2 -b2).
Panjang vektornya adalah
Contoh
1. Diketahui segitiga ABC dengan titik-titik sudut A(0, 3, 5), B(2, 4, 6),
dan C(4, 3, 1).
Tentukan:
a. Vektor p yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal A ke titik B
b. Vektor q yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal B ke titik C
c. Vektor r yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal A ke titik C
d. Keliling segitiga ABC
Jawab:
a. Vektor p mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal A ke titik B,
maka. p AB (2 0, 4 3, 6 3) (2,1,1) .
| AB | 6
6|Vektor
b. Vektor q mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal B ke titik C,
maka q BC (4 2,3 4,1 6) (2, 1, 5) .
Panjang vektor q adalah
| q | 22 (1) 2 ( 5) 2 4 1 25 30
7|Vektor
a22 a22 b12 b22 (2a2b2 2a2b2 )2 ... persamaan 5
1. Vektor Satuan
Vektor satuan yaitu vektor yang besarnya satu dan arahnya sejajar
dengan salah satu sumbu koordinat. Vektor satuan 𝑖̂ untuk sumbu X,
vektor satuan 𝑗̂ untuk sumbu Y dan vektor satuan 𝑘̂ untuk sumbu Z.
Untuk setiap vektor a yang bukan vektor nol, dapat ditentukan suatu
vektor satuan dari vektor a, dilambangkan dengan ê . Vektor satuan arahnya
searah dengan vektor a dan panjangnya sama dengan satu satuan.
a 1 x
ê
|a| x2 y 2 y
Vektor-vektor satuan 𝑖 dan 𝑗 dapat dinyatakan dengan vektor kolom,yaitu:
1 0
𝑖̂ = ( ) dan 𝑗̂ = ( )
0 1
8|Vektor
Untuk vektor pada ruang (R3), juga dapat ditentukan vektor satuannya. Jika
x
vektor a y , maka vektor satuan dari a dirumuskan dengan :
z
x
a 1
ê y
2
|a| x y z
2 2
z
Vektor-vektor satuan kolom, yaitu: î, ĵ, dan k̂ dapat dinyatakan dengan vektor
kolom, yaitu :
1 0 0
𝑖̂ = (0) , 𝑗̂ = (1) , 𝑘̂ = (0)
0 0 1
2. Vektor Nol
Vektor nol yaitu vektor yang titik awal dan akhirnya sama. Suatu vektor
disebut vektor nol apabila panjangnya nol. Arah dari vektor nol tak tentu,
misalnya AA , BB , CC , dan semacamnya disebut vektor nol. Vektor nol
dilambangkan dengan O .
3. Vektor Posisi
Vektor posisi yaitu vektor yang menunjukkan posisi benda dalam suatu
koordinat. Jika titik P adalah sebuah titik pada bidang datar, vektor OP p
isebut vektor posisi dari titik P. Jika koordinat titik P adalah (x1, y1) maka
vektor posisi dari titik P adalah p OP xy11
9|Vektor
Gambar vektor posisi titik P
x1 x1
p OP y1 sebaliknya ,jika p y1 merupakan vektor posisi dari titik P,
z z
1 1
maka titik P berkoordinat (x1, y1, z1)
4. Vektor Basis
10 | V e k t o r
Vektor basis dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Vektor Basis di R2
OP OQ Qp
di mana OP p
OQ x1iˆ
OP y1 ˆj
P x1iˆ y1 ˆj
Jadi, setiap vektor di R2 dapat disajikan sebagai kombinasi linear dari dua vektor
basis iˆ dan ĵ dalam bentuk P x1iˆ y1 ˆj
Jika R (x1, y1, z1) adalah sembarang titik dan r adalah vektor posisi R,
maka komponenkomponen r dapat dinyatakan sebagai:
x1 i (searah dengan OX )
y1 j (searah dengan OY )
z1 k (searah dengan OZ )
11 | V e k t o r
Gambar vektor basis pada R3
tampak bahwa bentuk vektor ini merupakan kombinasi linear dari vektor-vektor
basis iˆ, ˆj , kˆ
OR OP PR
OR OQ QP PR , sehingga
OR r x1iˆ y1 ˆj z1kˆ
Jadi, setiap vektor F dalam ruang (di R3) dapat disajikan sebagai kombinasi linear
dari tiga
vektor basis iˆ , ĵ dan k̂ yang tidak sebidang dalam bentuk.
Perhatikan titik-titik A(a1, a2), B(b1, b2), dan C(c1, c2) pada koordinat
Cartesius berikut ini!
12 | V e k t o r
Pada gambar tersebut, vektor a, b, dan c dapat kalian tulis sebagai
berikut:
ab b1 a1
b2 a2 c1 b1
c2 b2 b1 a1 c1 b1
b2 a2 c2 b2 c1 a1
c2 a2
Pastikan bahwa c1 a1
c2 a2 c
Uraian tersebut menunjukkan bahwa a + b = c. Secara
geometris,penjumlahan antara vektor a dan b ini dapat kalian lakukan
dengan dua cara, yaitu:
a. Cara segitiga
13 | V e k t o r
Dalam cara ini, titik pangkal vektor b berimpit ruas dengan titik
ujung vektor a. Jumlah vektor a dan b didapat dengan menarik ruas garis
dari titik pangkal vektor a ke titik ujung vektor b. Ruas garis ini diwakili
oleh vektor c.
Akibatnya, a + b = c.
b. Cara jajargenjang
AB AD AB BE (Oleh karena AD BE )
14 | V e k t o r
Seperti pada bilangan real, kalian dapat menuliskan a + (-b) = a - b.Secara
geometris, kalian dapat mengurangkan a dengan b sebagai berikut
ab
a1
a2
b1
b2
a1 b1
a2 b2
a b
a1
a2
b1
b2
a1 b1
a2 b2
Dengan menggunakan pasangan terurut, dapat dituliskan
a b (a1 , a2 ) (b1 , b2 ) (a1 b1 , a2 b2 )
a b (a1 , a2 ) (b1 , b2 ) (a1 b1 , a2 b2 )
15 | V e k t o r
a1 b1 a1 b1
a b a2 b2 a2 b2
a b a b
3 3 3 3
a1 b1 a1 b1
a b a2 b2 a2 b2
a b a b
3 3 3 3
Jawab :
1. a + b = (0,-2,-1) + (2,3,4) = (0 + 2,-2 + 3,-1 + 4) = (2,1,3)
Jadi, a + b = (2,1,3)
2. b + a = (2,3,4) + (0,-2,-1) = (2 + 0,3 + (-2),4 + (-1)) =(2,1,3)
16 | V e k t o r
Jadi, b + a = (2,1,3)
3. b + c = (2,3,4) + (-3,0,3) = (2 + (-3),3 + 0,4 + 3) = (-1,3,7)
Jadi, b + c = (-1,3,7)
4. b – c = (2,3,4) - (-3,0,3) = (2 - (-3),3 + 0,4 + 3) = (5,3,1)
Jadi, b – c =(5,3,1)
5. c – b = (-3,0,3) – (2,3,4) = (-3-2,0-3,3-4) = (-5,-3,-1)
Jadi, c – b = (-5,-3,-1)
6. a + a = (0,-2,-1) + (0,-2,-1) = ((0 + 0, -2 + (-2),-1 + (-1)) = (0,-4,-2)
Jadi, a + a = (0,-4,-2)
7. a - a = (0,-2,-1) – (0,-2,-1) = ((0 + 0, -2 + (-2),-1 - (-1)) = (0,0,0) = 0
Jadi, a – a = 0
8. a + 0 = (0,-2,-1) – (0,0,0) = (0 + 0, -2 + 0,-1 - 0) = (0,0,0) = a
Jadi, a + 0 = 0 + a = a
9. (a + b) + c = (2,1,3) + (-3,0,3) = (2 + (-3), 1 + 0, 3 + 3 ) = (-1,1,6)
Jadi, (a + B)+ c = (-1,1,6)
10. a + (b + c) = (0, -2, -1) + (-1, 3, 7) = (0 + (-1), -2 + 3, -1 + 7) + (-1, 1, 6)
Jadi, a + (b + c) = (-1, 1, 6)
Pembuktian sifat 1
Ambil sebarang vektor a = (a1, a2, a3) dan b =(b1, b2, b3), maka
17 | V e k t o r
= (a1 + b1, a2 + b2, a3 + b3)
=b+a
Jadi, a + b = b + a.
Pembuktian sifat 2
= a + (b + c)
Jadi, (a + b) + c = a + (b + c).
Pembuktian sifat 3
a+0=0+a=a
Bukti :
= (a1 + 0, a2 + 0, a3 + 0)
18 | V e k t o r
=0+a
=a
a+0=0+a=a
Jadi, a + 0 = 0 + a = a.
Pembuktian sifat 4
Jadi, a + (-a) = o.
Pembuktian sifat 5
a - (b - c)
Jadi, (a - b) - c a - (b - c).
19 | V e k t o r
Pembuktian sifat 6
Ambil sebarang vektor a = (a1, a2, a3) dan b =(b1, b2, b3), maka
b-a
Jadi, a - b b - a.
Dalam perkalian skalar dengan vektor ini, jika k > 0, maka vektor
ku searah dengan vektor u. Adapun jika k < 0, maka vektor ku berlawanan
arah dengan vektor u.
20 | V e k t o r
Contoh
c = 2a + 3b = 2(1, 4, 5) + 3(2, 3, 2)
= (2 x 1, 2 x 4, 2 x 5) + (3 x 2, 3 x 3, 3 x 2)
= (8, 7, 16)
Bukti:
u = kv → u - kv = o
(-3 - k, 0, 6 + 2k ) = (0, 0, 0)
21 | V e k t o r
Sifat-Sifat Perkalian SkalardenganVektor
Pembuktian sifat 1
k(la) = (kl)a
Bukti :
= (kl)a
Pembuktian sifat 2
k(a + b) = ka + kb
Bukti :
22 | V e k t o r
k(a + b) = k[(a1, a2, a3) + (b1, b2, b3)]
= ka + kb
Pembuktian sifat 3
= ka + la
Jadi, (k + l)a = ka + la.
Pembuktian sifat 4
1a = a
Bukti :
23 | V e k t o r
= (a1, a2, a3)
=a
Jadi, 1a = a.
2.4 PerbandinganVektor
Niko Sentera pergi dari rumah ke sekolahnya dengan berjalan kaki
melintasi sebuah jalan yang lurus. Jika saat ini, ia telah meninggalkan rumah
sejauh m meter dan ia harus menempuh jarak n meter lagi untuk tiba di
sekolah, maka perbandingan jarak yang telah ditempuh dengan jarak yang
belum ditempuhnya adalah m : n.
Misalkan:
Posisi rumah Niko Sentera adalah A
Posisi sekolah adalah B
Posisi Niko Sentera saat ini adalah P
maka dapat dituliskan AP : PB = m : n.
Dari perbandingan ini, kalian dapat menyatakan titik N sebagai vektor posisi
n dalam vektor posisi titik A dan B. Caranya sebagai berikut :
AP : PB = m : n
AP m
= n
PB
nAP = mPB
n( p a ) = m( p b)
n p na = m p mb
mpnp = mb na
( m n) p = mb na
mb na
p =
mn
24 | V e k t o r
x x
m 2 n 1
di R 2 , maka p 2 y1
y
Jika P( x1 , y1 ) dan Q( x2 , y2 )
mn
mx nx1 my2 ny1
Koordinat titik P adalah P 2 ,
mn mn
x2 x1
m y2 n y1
z z
Jika P( x1 , y1 , z1 ) dan Q( x2 , y2 , z2 ) di R , maka p
3 2 1
mn
mx nx1 my2 ny1 mz2 nz1
Koordinat titik P adalah P 2 , ,
mn mn mn
mb na
p
mn
mb na
p
m n
25 | V e k t o r
Titik P setelah garis AB
mb na
p
mn
Untuk titik P berada di luar garis berarah AB, terdapat dua rumus pada
penjabaran di atas tergantung dari letaknya itu sebelumatau setelah AB.
Sebenarnya kedua rumus tersebut menghasilkan vektor posisi P yang sama
(coba kalikan -1 pada pembilang dan penyebutnya, pasti memberikan hasil
yang sama). Sehingga kita cukup menggunakan salah satu.
Contoh
1. Tentukanlah koordinat suatu titik pada garis hubung A(2, 3, 4) dan B(6, 7,
8) di dalam dan di luar dengan perbandingan 1 : 3.
Jawab:
Misalkan, titik tersebut adalah titik P.
Untuk titik P membagi AB di dalam dengan perbandingan 1 : 3,
berlaku AP : PB 1 : 3.
Koordinat titik P dapat kalian tentukan dengan cara berikut.
mb na
p
mn
1.6 3.2 1.7 3.3 1.8 3.4
P , , P(3, 4,5)
1 3 1 3 1 3
mb na
p
mn
1.6 (3).2 1.7 (3).3 1.8 (3).4
P , , P(0,1, 2)
1 3 1 3 1 3
26 | V e k t o r
Jadi, titik P(0, 1, 2).
Jika a dan b vektor-vektor tak nol dan sudut di antara vektor a dan b, maka perkalian
skalar vektor a dan b didefinisikan oleh a b= a b cos .
Jika dinyatakan dalam bentuk pasangan terurut, perkalian skalar dua vektor
ini didefinisikan sebagai berikut.
Jika a (a1 , a2 ,..., an ) dan b (b1 , b2 ,..., bn ) adalahsebarang vektor pada R n , maka hasil
kali dalam atau perkalian skalarnya adalah
a b a 1b1 a2b2 ... anbn
a b a 1 b1 a2b2
= 𝑎1 𝑏1 𝑖̂ ∙ 𝑖̂ + 𝑎2 𝑏1 𝑖̂ ∙ 𝑗̂ + 𝑎3 𝑏1 𝑖̂ ∙ 𝑘̂ + 𝑎1 2𝑖̂ ∙ 𝑗̂ + 𝑎2 𝑏2 𝑗̂ ∙ 𝑗̂ + 𝑎3 𝑏2 𝑗̂ ∙ 𝑘̂ +
𝑎1 𝑏3 𝑖̂ ∙ 𝑘̂ + 𝑎2 𝑏3 𝑗̂ ∙ 𝑘̂ + 𝑎3 𝑏3 𝑘̂ ∙ 𝑘̂
Pembuktian sifat 2
Bukti :
= a.b + a.c
28 | V e k t o r
Pembuktian sifat 3
Ambil sebarangvektor a (a1 , a2 , a3 ), b=(b1 , b2 , b3 ) dan k skalar tak nol, maka
k (a b) k (a1b1 a2b2 a3b3 )
(ka1b1 ka2b2 ka3b3 )
(ka) b
Pembuktian sifat 4
a.a = |a|2
Bukti :
Karena vektor v berimpit dengan vektor v itu sendiri maka adalah sudut diantara
v dan v adalah 00, diperoleh
a.a = a a cos
2
= a cos 0
2
= a
Jadi, a a a
2
29 | V e k t o r
c a b a b
Pada AOB , cos c a cos a
a a b b
a b
Jadi, panjang proyeksi vektor skalar ortogonal a pada vektor b adalah c
b
b
Oleh karena c berimpit dengan b maka vektor satuan c adalah
b
a b b a b
Jadi, c= = b
b b b2
a b = 1 (1) (1) 2 0 2 1 2 3
a 12 (1) 2 02 1 1 2
b (1) 2 22 22 1 4 4 9 3
Misalkan sudut yang dibentuk oleh vektor a dan vektor b adalah , maka:
ab 3 1
cos 2
a b 2 3 2
Didapat 135 .
30 | V e k t o r
a b 3
c 1 1
b 3
Jadi, panjang proyeksi vektor a pada vektor b adalah 1.
Pada dasarnya, perkalian vektor itu dibedakan menjadi dua, yaitu perkalian
antara vektor dengan skalar dan perkalian antara vektor dengan vektor. Lalu
perkalian antara vektor dengan vektor dibedakan menjadi dua jenis yaitu
perkalian titik (dot product) atau sering disebut dengan perkalian skalar dan
perkalian silang (cross product). Perkalian silang inilah yang sejatinya disebut
sebagai perkalian vektor. Hasil kali perkalian silang atau cross product antara
dua vektor adalalh aebuah vektor baru yang arahnya tegak lurus terhadap
bidang dumana kedua vektor yang dikalikan berada. Prinsip perkalian silang
dua buah vektor mengikuti aturan tangan kanan.
Bila nilai atau besar vektor baru yang diperoleh melalui perkalian silang
antara dua vektor ditentukan, maka nilai tersebut akan sama dengan hasil kali
besar kedua vektor dengan sinus sudut apitnya yang secara matematis dapat
ditulis :
A B A B sin
Dengan :
A = besar vektor A
31 | V e k t o r
B = besar vektor B
Berikut beberapa hal penting dan umum yang berlaku dalam perkalian silang
dua vektor :
1. Bersifat Antikomutatif
Jika dua buah vektor dikalikan secara silang, maka akan berlaku sifat
antikomutatif yang secara matematis ditulis.
A×B B×A
Contoh
Jika dua vektor A dan B dinyaatakan dengan
A 2iˆ 2 ˆj 3kˆ
B 2iˆ 3 ˆj 4kˆ
i j k i j
B×A = b1 b2 b3 b1 b2
a1 a2 a3 a1 a2
B×A = b2 a3i b3a1 j b1a2 k b2 a1k b3a2i b1a3 j
B×A = (b 2 a3 b3a2 )i (b3a1 b1a3 ) j (b1a2 b2 a1 )k
( Terbukti )
2. Dua Vektor Saling Tegak Lurus
Jika kedua vektor yang dikalikan saling tegak lurus maka sudut antara
kedua vektor adalah 90 , sehingga :
32 | V e k t o r
A B A B sin
A B A B sin 90
A B A B 1
A B A B
3. Dua Vektor Segaris
Jika kedua vektor berada satu garis dan searah, maka sudut antara kedua
vektor adalah 0 , sehingga :
A B A B sin
A B A B sin 0
A B A B 0
A B 0
Jika kedua vektor berada satu garis dan berlawanan arah, maka sudut
antara dua vektor adalah 180 , sehingga :
A B A B sin
A B A B sin180
A B A B 0
A B 0
1. A×B B×A
2. A×(B+C) = (A B)+(A C)
33 | V e k t o r
i j k
a b b1 b2 b3
a1 a2 a3
Pembuktian sifat 2
(a1 , a2 , a3 ) (b1 c1 , b2 c2 , b3 c 3 )
i j k
a1 a2 a3
b1 c1 b2 c2 b3 c3
i j k i j k
a b a c a1 a2 a3 a1 a2 a3
b1 b2 b3 c1 c2 c3
(a2b3 a3b2 , a3b1 a1b3 , a1b2 a2b1 ) (a2c3 a3c2 , a3c1 a1c3 , a1c2 a2c1 )
(a2b3 a2c3 a3b2 a3c2 , a3b1 a3c1 a1b3 a1c3 , a1b2 a1c2 a2b1 a2c1 )
Terbukti a (b+c) = a b a c
34 | V e k t o r
k (a b) (ka) b a ( kb)
Pembuktian sifat (3)
i j k
k (a b) k a1 a2 a3
b1 b2 b3
i j k
(ka) b) ka1 ka2 ka3
b1 b2 b3
i j k
a (kb) a1 a2 a3
kb1 kb2 kb3
Contoh
A 2iˆ 2 ˆj 3kˆ
B 2iˆ 3 ˆj 4kˆ
Tentukan A×B dan B×A .
Penyelesaian :
35 | V e k t o r
i j k i j
A×B = 2 2 3 2 2
2 3 4 2 3
A×B = 8i 6 j 6k 4k 9i 8 j
A×B = i 14 j 10k
i j k i j
B×A = 2 3 4 2 3
2 2 3 2 2
B×A = 9i 8 j 4k 6k 8i 6 j
B×A i 14 j 10k
36 | V e k t o r
BAB IV
KESIMPULAN
Vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah, Penulisan vector
dapat dengan huruf kecil dan dibubuhi tanda panah, atau huruf kecil tebal, dan
juga huruf kapital dengan tanda panah di atasnya. Untuk menyatakan suatu vektor
dapat dilakukan pada bidang datar atau bidang koordinat Cartesius XOY dengan
menggambar ruas garis dengan anak panah di salah satu ujungnya. Panjang ruas
garis mewakili besar (panjang) vektor dan anak panah mewakili arah vektor.
Vektor disimbolkan dengan huruf tebal atau dengan huruf yang digaris bawahi.
Jika untuk setiap nilai skalar u dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A
dinamakan suatu fungsi u yang dilambangkan dengan A (u). Dalam tiga dimensi
ditulis A(u) = A1(u)i + A2(u)j + A3(u)k . Jika setiap titik dalam suatu ruang (R3)
dikaitkan dengan suatu vektor, maka ruang tersebut disebut medan vektor.
Fungsi vektor dalam dalam duniawi, berkaitan dengan masalah
transportasi, navigasi, komputerisasi, dsb. Sedangkan dalam urusan keagamaan,
vektor berperan untuk menunjukkan kemuliaan Allah SWT. serta menjadikan kita
manusia yang lebih baik lagi.
37 | V e k t o r
DAFTAR PUSTAKA
Matematika aplikasi : untuk SMA dan MA kelas XII program studi ilmu
alam/Pesta E>S, Cecep Anwar H. F .S ; editor Adi Setiyawan, Agus Tri Antoro.
— Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
http://www.edutafsi.com/2015/05/perkalian-silang-cross-product-dua.html
http://www.edutafsi.com/2015/05/perkalian-titik-dot-product-dua.html
38 | V e k t o r