Disusun Oleh :
Kelompok : 10 (Sepuluh)
Program Studi : Teknik Elektro
Nama :
Dwi Nur Hikmah A. (2309076010)
Asisten Praktikum :
Kamilah Nurul Azizah (2209066038)
Reaksi redoks dapat menghasilkan perubahan warna dalam larutan atau padatan.
Contohnya, dalam proses fotosintesis, cahaya matahari menginduksi reaksi
redoks yang mengubah karbon dioksida dan air menjadi glukosa dan oksigen
dengan bantuan enzim-enzim yang berfungsi menghilangkan racun. Dalam
analisis kimia, reagen yang mengalami perubahan warna ketika terjadi reaksi
redoks digunakan dalam uji kualitatif dan kuantitatif.
Reaksi oksidasi adalah reaksi yang terdiri dari peristiwa reduksi dan oksidasi
atau perubahan bilangan oksidasi. Elektrokimia, sebagian dari ilmu kimia,
menggunakan reaksi redoks untuk mengubah energi listrik menjadi energi kimia
dan proses elektrokimia melibatkan reaksi oksidasi. Dalam reaksi redoks,
reduktor adalah zat yang melepaskan elektron, atau zat yang bilangan
oksidasinya naik. Oksidator adalah zat yang menangkap elektron atau zat yang
bilangan oksidasinya turun.
Oleh karena itu, praktikum di modul reaksi oksidasi dan resduksi dilakukan
untuk membantu mengetahui konsep dari reaksi oksidasi dan reduksi, yang
merupakan konsep dasar dalam ilmu kimia. Mengetahui tentang pelepasan
elektron oleh sebuah molekul, atom, dan ion. Menentukan bilangan oksidasi
unsur, menentukan persamaan reaksi berdasarkan pelepasan dan pengikatan
suatu oksigen.
1.2 Tujuan Percobaan
a. Untuk mempelajari reaksi yang didapatkan dari vitamin C ketika dihomogenkan
dengan I2 dan KMnO4.
b. Untuk mempelajari perubahan zat yang telah dihasilkan dari reaksi oksidasi dan
reduksi.
c. Untuk mempelajari hubungan perubahan warna dengan kenaikan suhu pada
percobaan kualitatif dan kuantitatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi redoks merupakan materi kimia yang mempelajari tentang zat pereduksi (zat
yang melepaskan atau menyumbangkan elektron, atau mengalami oksidasi; yang
bilangan oksidasinya meningkat) dan zat pengoksidasi (zat yang memperoleh atau
menerima elektron atau mengalami reduksi; atau yang bilangan oksidasinya menurun).
Seperti dalam sejarah perkembangan konsep redoks, definisi transfer oksigen dalam
topik awal berubah menjadi transfer elektron dalam topik lanjutan setelah subjek
struktur atom dibahas. Konsep pokok materi redoks mengalami perubahan makna
hingga empat kali, yaitu redoks berdasarkan transfer oksigen, redoks berdasarkan
transfer hidrogen, redoks berdasarkan transfer elektron, dan redoks berdasarkan
perubahan bilangan oksidasi. Perubahan makna konsep dan penyelesaian soal redoks
yang membutuhkan banyak tahapan membuat siswa kesulitan menyelesaikan soal
reaksi redoks (Hasniyah, 2021).
Ada tiga cara untuk menyelesaikan persemaan reaksi redoks yaitu Metode Pengikatan
dan Pelepasan Oksigen, metode pemindahan elektron dan metode perubahan bilangan
oksidasi. Ketiga persamaan tersebut dengan mudah diselesaikan dengan menggunakan
cara Ilmu Fisika dan cara Ilmu Matematika (Bukhari, 2017).
Reaksi redoks juga merupakan reaksi yang terjadi perubahan bilangan oksidasi.
Konsep tentang bilangan oksidasi, telah dibahas dalam topik sebelumnya. Reaksi
redoks mencakup reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi yang
terjadi penurunan bilangan oksidasi melalui penangkapan elektron, contohnya :
Cu 2 + (aq) + 2e → Cu (s)…................................... ..
(2.1)
Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi peningkatan bilangan oksidasi
melalui pelepasan elektron, contohnya :
Zn (s) → Zn2+ (aq) + 2e.................................................
(2.2)
Dalam reaksi redoks, reaksi reduksi dan oksidasi terjadi secara simultan, maka reaksi
diatas menjadi :
Cu 2 + (aq) + Zn (s) → Cu (s) + Zn2 + (aq)........................................
(2.3)
Reaksi autoredoks, atau istilah lainnya reaksi disproporsionasi adalah reaksi dimana
suatu zat dapat mengalami reaksi reduksi dan oksidasi. Contoh :
Cl 2 (g) + 2 KOH (aq) → KBr (aq) + KClO (aq) + 2 H2O (l)..................
(2.4)
(Suyanta, 2013).
Peristiwa besi yang berkarat juga menjadi salah satu permasalahan yang sering
ditemukan dikehidupan atau di di alam bebas. Hal ini dikarenakan banyaknya
penggunaan bahan yang berasal dari logam besi untuk bangunan ataupun benda yang
digunakan. Besi yang digunakan jika dibiarkan lama kelamaan akan menimbulkan
karat, contohnya pagar besi yang lama kelamaan akan berkarat dan rapuh. Hal ini
dikarenakan besi yang digunakan untuk bahan pagar bereaksi dengan oksigen yang
ada di udara bebas. Peristiwa makroskopis berupa fenomena yang dapat diamati pada
peritiwa perkaratan yang terjadi pada pagar yang terbuat dari besi. Peristiwa yang
dialami besi tersebut salah satu bukti terjadinya peristiwa redoks. Peristiwa tersebut
terjadi oleh karena besi yang dibiarkan diudara terbuka lama-kelamaan akan bereaksi
dengan oksigen serta bereaksi dengan air sehingga menimbulkan sebuah karat yang
berwarna keemasan dan besi juga akan menjadi semakin rapuh Reaksi kebakaran juga
merupakan sebuah peristiwa yang oksigen disebut reaksi menerima oksigen sehingga
peristiwa kebakaran disebut oksidasi. Peristiwa oksidasi tidak selalu proses
pembakaran. Contoh lainnya juga ada yang tidak menghasilkan nyala api seperti
peristiwa perkaratan, memudarnya foto yang dipasang di dinding. Reaksi yang lain
setelah terjadinya oksidasi adalah reduksi. Reduksi dapat dikatakan bahwa peristiwa
yang disertai pelepasan oksigen.(Sukmawati, 2020).
Redoks adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan
oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat berupa proses redoks
yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida, atau
reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana (CH4), ataupun ia dapat berupa
proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan
transfer elektron yang rumit. Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan
oksidasi, oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
sedangkan reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau
ion. Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan. Oksidasi dan
reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan oksidasi karena transfer elektron
yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Konsep reaksi redoks yang melibatkan
perpindahan elektron ini hanya bisa terjadi pada senyawa ionik aja, sedangkan senyawa
kovalen tidak. Oleh karena itu, muncul konsep redoks yang ketiga, yaitu berdasarkan
perubahan bilangan oksidasi (biloks). Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari
suatu senyawa. Reduktor adalah zat yang menarik/mengikat oksigen pada reaksi reduksi
atau zat yang mengalami reaksi oksidasi, sedangkan oksidasi adalah reaksi pengikatan
(penggabungan) oksigen oleh suatu zat. Oksidator adalah sumber oksigen pada reaksi
oksidasi atau zat yang mengalami reduksi. Banyak manfaat dan kegunaan dari reaksi-
reaksi yang telah dijelaskan.(Lopez, 2022).
Peristiwa reduksi oksidasi (redoks) biasa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh peristiwa paku besi yang berkarat, reaksi kimia dalam baterai dan aki,
apel yang berubah menjadi kecoklatan saat disimpan di udara terbuka, dan pembakaran
pada gas LPG (Liquified Petroleum Gas). Selain itu, dalam konteks farmasi dan
kesehatan reaksi redoks berperan penting bagi kestabilan struktur dan kenormalan
fungsi myoglobin dan hemoglobin dalam mengikat dan mendistribusikan gas oksigen ke
sel-sel dan jaringan terutama untuk rangkaian degradasi glukosa berupa glikolisis,
transport elektron, dan fosforilasi oksidatif. Konsep reaksi redoks mengalami
perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu kimia. Diawali dengan konsep redoks
yang didasarkan atas penggabungan dan pelepasan oksigen pada abad 18, reaksi redoks
berdasarkan serah-terima elektron, dan perkembangan yang terakhir yaitu reaksi redoks
berdasarkan perubahan bilangan oksidasi. Dalam setiap fenomena yang ditemukan di
alam setiap terjadi peristiwa reduksi maka dalam waktu yang sama terjadi peristiwa
oksidasi, kedua peristiwa tersebut biasa kita sebut dengan istilah redoks. Peristiwa
redoks merupakan peristiwa yang didalamnya terjadi dua jenis reaksi yaitu reduksi dan
oksidasi. Konsep redoks dapat dijelaskan dengan berbagai sudut pandang. Diantaranya
dilihat dari serah terima oksigen, naik turunnya bilangan oksidasi, dan serah terima
elektron. Reaksi kebakaran merupakan peristiwa yang oksigen disebut reaks menerima
oksigen sehingga peristiwa kebakaran disebut oksidasi. Peristiwa oksidasi tidak selalu
proses pembakaran. Contoh lainnya juga ada yang tidak menghasilkan nyala api seperti
peristiwa perkaratan.(Sukmawati, 2020).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
a. Larutan Vitamin C
b. Larutan KMnO4 0,1 N (Kalium Permanganat)
c. Larutan H2C2O4 0,1 M (Asam Oksalat)
d. Larutan I2 (Ioidin atau Betadine)
e. Larutan H2SO4 0,1 (Asam Sulfat)
f. Akuades
g. Alumunium Foil
h. Tisu
i.
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Prosedur Percobaan Kualitatif
3.2.1.1 Prosedur Percobaan Kualitatif 1 (Vitamin C + KMnO4 0,1 N)
a. Dimasukkan larutan Vitamin C menggunakan pipet tetes sebanyak 2 mL atau 46
tetes ke dalam tabung reaksi.
b. Dimasukkan larutan KMnO4 0,1 N sebanyak 10 tetes menggunakan
pipet tetes ke dalam tabung reaksi.
c.Dihomogenkan larutan di dalam tabung reaksi hingga terjadi perubahan warna.
d. Diamati perubahan warna yang terjadi (warna awal dan warna setelah
campuran).
3. Diamati reaksi yang terjadi pada Vitamin C dan Betadine (I2) yang telah
tabung reaksi yang berisi Vitamin C dicampur atau dihomogenkan tidak
dan Betadine (I2), dicatat apabila ada terjadi perubahan warna.
perubahan warna yang terjadi.
4.1.2 Kuantitatif
Tabel 4.2 Data Perlakuan dan Perlakuan Kuantitatif
No Perlakuan Pengamatan
.
6. Mecatat volume KMnO4 0,1 N pada Hasil volume KMnO4 0,1 N pada
pembacaan buret yang telah dilakukan pembacaan buret adalah:
proses titrasi sebanyak 3 kali (triplo). V1 = 3 mL
V2 = 10,6 mL
V3 = 2,9 mL
4.2 Reaksi
4.2.1 Reaksi Percobaan Kualitatif
a. Reaksi Vitamin C dengan KMnO4 0,1 N
O O
C C
C C
H C H C
OH C H OH C
OH C H H C
OH OH
Gambar 1 Reaksi Vitamin C dengan Larutan KMnO4 0,1 N
b. Reaksi Vitamin C dengan I2
O O
C C
C O C
OH C O + I2 O C O + I2 +2H+
H C H C
OH C H OH C H
OH C H H C H
OH OH
Gambar 2 Reaksi Vitamin C dengan Larutan I2
+7 +2
Naik 2x5
4.3 Perhitungan
Diketahui : NKMnO4 = 0,1 N
VH2C2O4 = 10 mL
3 mL + 10,6 mL + 2,9 mL
VKMnO4 =
3
Ditanya : N H2C2O4 =…?
Dijawab : NKMnO4 . VKMnO4 = NH2C2O4 . VH2C2O4
0,1 N . 5,5 mL = NH2C2O4 . 10 mL
0,1 N . 5,5 mL
NH2C2O4 =
10 mL
NH2C2O4 = 0, 055 N
4.4 Pembahasan
Pada praktikum kimia dasar ini mengenai reaksi oksidasi dan reduksi mencari
tahu tentang reaksi yang terjadi karena perubahan bilangan oksidasi yang dapat
diartikan sebagai muatan yang disumbang oleh suatu partikel, molekul, atau
partikel yang dibentuknya. Reaksi redoks mencakup reaksi reduksi dan oksidasi,
dimana reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi terjadinya
penurunan bilangan oksidasi, sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan
elektron atau rekasi terjadinya kenaikan bilangan oksidasi. Reaksi redoks
berlangsung di dalam pelarut sehingga penyetaraan persamaan reaksi redoks
selalu melibatkan dua reaksi,yaitu reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.
Fungsi - fungsi bahan yaitu ada vitamin C yang berfungsi sebagai reduktor, yang
berarti ia mengalami oksidasi, ada pula betadine (I2) atau iodine berfungsi
sebagai oksidator. Larutan KMnO4 digunakan sebagai pointer dan juga untuk
meningkatkan bilangan oksidasi zat yang akan diukur, seperti iodine (betadine),
yang berubah menjadi iodur atau iodat dalam reaksi reduksi-oksidasi. Larutan
H2C2O4 berfungsi sebagai reduktor Asam oksalat dapat mengalami oksidasi
menjadi asam oksalat dikarbonat atau asam oksalat dikarbonat dikalium dalam
reaksi reduksi-oksidasi. Larutan H2SO4 berfungsi sebagai oksidator. Asam sulfat
dapat mengalami reduksi menjadi asam sulfat dikarbonat atau asam sulfat
dikalium dalam reaksi reduksi-oksidasi.
Perlakuan pada saat praktikum berlangsung salah satunya ialah titrasi, titrasi
berfungsi untuk menentukan kadar suatu zat dalam suatu larutan, yang biasanya
dilakukan melalui reaksi dengan zat lain yang dikenal sebagai titran. Selanjutnya
ada pemanasan larutan dengan menggunakan hot plate berfungsi sebagai
pengubah sifat fisik larutan, seperti mengubah larutan yang tidak larut menjadi
larutan yang larut, mengubah warna larutan, mengubah sifat konsistensi larutan,
dan mengubah sifat kimia larutan.
Faktor kesalahan yang terjadi pada saat praktikum yaitu adalah terjadi pada
percobaan kuantitatif pada fase duplo, warna larutan tidak berubah dikarenakan
praktikan melakukan kesalahan pada saat mengguncangkan larutan diburet, dan
praktikan memutar keran pada buret secara full sehingga larutan tidak dapat
berubah warna.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan yaitu:
a) Dapat diketahui bahwa larutan Vitamin C, I2, dan KMnO4 apabila dicampurkan
atau dihomegenkan akan mengalami perubahan warna.
b) Dapat diketahui bahwa melalui proses reaksi oksidasi dan reduksi ini suatu zat
atau larutan akan mengalami perubahan-perubahan warna yang signifikan, dan
dari proses reaksi oksidasi dan reduksi ini didapat cara untuk mengetahui apa
saja elektron yang dihasilkan dan dilepaskan.
c) Dapat diketahui bahwa melalui proses reaksi oksidasi dan reduksi ini suatu zat
atau larutan dapat berubah warnanya apabila dipanaskan dengan satu alat yaitu
hot plate, yang sering digunakan untuk memanaskan larutan agar dilihat
perubahan warna dan suhunya.
5.2 Saran
Pada saat sebelum praktikum berlangsung sebaiknya praktikan lebih serius untuk
mempelajari modul dan segala prosedur percobaan agar tidak ada lagi kesalahan
yang terjadi pada saat praktikum sedang berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Bukhari. (2017). Pendekatan Ilmu Fisika dan Matematika Dalam Memahami Konsep
Reaksi Oksidasi – Reduksi (Redoks), Aceh : Prodi pendidikan fisika, Universitas
Abulyatma.