Anda di halaman 1dari 8

Elektrolisis

Kelompok 2
XII IPA 1
Judul : Elektrolisis

Tujuan : Untuk mengetahui terjadinya proses elektrolisis Larutan KI

Hari/Tanggal : Selasa/20 November 2012

Alat & Bahan : Alat : 1. Tabung U

2. Pipet Tetes

3. Alat Elektrolisis

Bahan : 1. Larutan KI

2. Larutan Kanji(agar-agar)

3. Penoftalin(PP)
A. ELEKTROLISIS
Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi
redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di dalam masyarakat kita. Baterai aki yang
dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan
sehari-hari. Baterai aki yang sedang diisi kembali (recharge) mengubah energi listrik yang
diberikan menjadi produk berupa bahan kimia yang diinginkan. Air, H2O, dapat diuraikan
dengan menggunakan listrik dalam sel elektrolisis. Proses ini akan mengurai air menjadi
unsur-unsur pembentuknya. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

2 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g)

Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta. Yang membedakan sel
elektrolisis dari sel volta adalah, pada sel elektrolisis, komponen voltmeter diganti dengan
sumber arus (umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin dielektrolisis, ditempatkan
dalam suatu wadah. Selanjutnya, elektroda dicelupkan ke dalam larutan maupun lelehan
elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda yang digunakan umumnya merupakan elektroda
inert, seperti Grafit (C), Platina (Pt), dan Emas (Au). Elektroda berperan sebagai tempat
berlangsungnya reaksi. Reaksi reduksi berlangsung di katoda, sedangkan reaksi oksidasi
berlangsung di anoda. Kutub negatif sumber arus mengarah pada katoda (sebab
memerlukan elektron) dan kutub positif sumber arus tentunya mengarah pada anoda.
Akibatnya, katoda bermuatan negatif dan menarik kation-kation yang akan tereduksi
menjadi endapan logam. Sebaliknya, anoda bermuatan positif dan menarik anion-anion
yang akan teroksidasi menjadi gas. Terlihat jelas bahwa tujuan elektrolisis adalah untuk
mendapatkan endapan logam di katoda dan gas di anoda. Ada dua tipe elektrolisis, yaitu
elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan. Pada proses elektrolisis lelehan, kation
pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi di anoda.

B. HUKUM FARADAY
Di awal abad ke-19, Faraday menyelidiki hubungan antara jumlah listrik yang
mengalir dalam sel dan kuantitas kimia yang berubah di elektroda saat elektrolisis. Ia
merangkumkan hasil pengamatannya dalam dua hukum di tahun 1833.

Hukum elektrolisis Faraday

1. Jumlah zat yang dihasilkan di elektroda sebanding dengan jumlah arus listrik yang
melalui sel.
2. Bila sejumlah tertentu arus listrik melalui sel, jumlah mol zat yang berubah di
elektroda adalah konstan tidak bergantung jenis zat. Misalnya, kuantitas listrik yang
diperlukan untuk mengendapkan 1 mol logam monovalen adalah 96 485 C(Coulomb) tidak
bergantung pada jenis logamnya.
 Prosedur Kerja
1. Pertama, ambil tabung U kemudian isilah dengan larutan KI
2. Kemudian ambil lah batang karbon yang telah dililitkan oleh kabel dan hubungkan
kabel yang berwarna putih ke kutub positif(+) baterai dan kabel yg berwarna merah
dihubungkan ke kutub negatif(-) baterai. Pastikan arus listrik sudah mengalir ke
batang karbon
3. Setelah itu tentukan tabung mana yang akan dijadikan katoda(-) dan anoda(+)
4. Setelah ditentukan, masukkan batang karbon negatif(-) ke tabung katoda dan batang
karbon positif(+) ke tabung anoda
5. Amatilah yang terjadi pada tabung U selama 5 menit
6. Setelah 5 menit, angkat kedua batang karbon dari tabung U
7. Ambil sedikit larutan dari tabung katoda dan anoda menggunakan pipet tetes dan
masukkan ke dalam 2 tabung reaksi yang berbeda
8. Campurkan penoftalin ke kedua tabung reaksi dan amati perubahan warna yang
terjadi
9. Campurkan amilum ke katoda dan anoda tabung U tadi, kemudian masukkan kembali
kedua batang karbon ke tabung U seperti tadi dan amati yg terjadi pada tabung
selama 5 menit
10. Setelah 5 menit keluarkan kedua batang karbon dan tulis hasil pengamatan
11. Setelah selesai, bersihkan tabung U dan tabung reaksi yang sudah digunakan dan
kembalikan semua alat-alat ke tempat penyimpanan

 Data Pengamatan

Perubahan Perubahan Setelah Perubahan Setelah


Cairan Dalam
No. Selama Ditambahkan ditambahkan
Ruang
Elektrolisis Penoftalin(PP) Amilum

Timbulnya Warna berubah Mengeluarkan


1. Katoda gelebung- menjadi merah gelembung gas
gelembung gas muda lebih banyak

Warna berubah Warna tidak Warna berubah


2. Anoda menjadi kuning berubah(kuning) menjadi merah
bata pekat

 Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi elektrolisis KI/C
2. Mengapa penoftalin(PP) mengubah warna katoda menjadi merah muda?

 Jawaban
1. Larutan KI/C
R : KI  K+ + I-
K(R) : 2H2O + 2e  H2 + 2OH-
A(O) : 2I-  I2 + 2e
2H2O + 2I  H2 + 2OH- + I2
-

2. Karena larutan KI bersifat basa, maka indikator penoftalin mengubah warna larutan
menjadi merah muda.

 Kesimpulan
Dalam larutan KI pada katoda terbentuk gelembung-gelembung gas, warna berubah
merah muda setelah ditambahkan PP, dan mengeluarkan gelembung gas yang lebih banyak
setelah ditambahkan amilum.
Sedangkan pada anoda selama elektrolisis mengeluarkan cairan merah muda dari
batang karbon, warnanya tetap(kuning) setelah ditambah PP dan keluarnya gumpalan
berwarna merah pekat setelah ditambahkan amilum.

Dalam larutan CuSO4, pada katoda muncul endapan putih, warna tetap(biru) setelah
ditambah PP dan terdapat endapan setelah ditambahkan amilum. Sedangkan pada anoda
terbentuk gelwmbung gas dan warnanya berubah, terjadi perubahan warna menjadi biru
kekuningan setelah ditambah PP, dan menjadi pekat serta muncul buih-buih(menyerupai
agar-agar) setelah ditambah amilum.

 Daftar Pustaka

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/oksidasi_dan_reduksi1/elektrolisis/
http://esdikimia.wordpress.com/2011/09/28/sel-elektrolisis/

 Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai