Anda di halaman 1dari 10

GETARAN BEBAS PADA BALOK KANTILEVER

Kusdiman Joko Priyanto


Abstrak
Pada dasarnya sistem pegas massa dengan satu derajat kebebasan (single
degree of freedom) merupakan sebuah konsep dasar yang diperlukan dalam
menganalisa dinamika struktur, dimana matrik massa terpusat dan matrik massa
konsisten yang diperlukan untuk menganalisa sebuah batang dan balok dapat
diturunkan secara detail. Besarnya waktu getar alami sebuah batang kantilever dan
balok yang terjepit pada ujungnya dihitung dengan menggunakan matrik massa terpusat
dan matrik massa konsisten.
Kata kunci : derajad kebebasan, matrik massa, waktu getar alamai

1. PENDAHULUAN. sama dengan nol, maka akan didapat


Pada dasarnya sistem pegas massa persamaan homogen sebagai berikut :
dengan satu derajat kebebasan x + 2 x = 0 (2)
merupakan sebuah sistem dasar yang
digunakan dalam mempelajari sebuah ω = (k/m)1/2 adalah waktu getar alami
sistem kontinu seperti sebuah batang sistem. Dengan memperhatikan
balok dan rangka batang. Untuk sebuah persamaan (2) besarnya waktu getar
sistem pegas massa pada persamaan (1) alami tergantung pada kekauan (k) dan
berlaku hubungan sebagai berikut : massa (m). Gerak yang dinyatakan
dengan persamaan (2) diatas dinamakan
persamaan gerak harmonik sederhana.
mx + kx = F(t) (1) Bila fungsi perpindahan sepanjang
sumbu x elemen batang tersebut bersifat
linier, maka fungsi perpindahan tersebut
Massa dinyatakan dengan m, k dapat dinyatakan dengan hubungan
adalah kekakuan pegas dan F(t) adalah berikut :
fungsi beban yang tergantung pada û = a1 + a2 x (3)
waktu. Persamaan-1 diatas dapat secara
mudah diturunkan dengan menggunakan
hukum Newton II. Persamaan (1) diatas
juga merupakan persamaan diferensial
tingkat dua yang solusinya terdiri dari k m F(t)
solusi homogen dan solusi non x
homogen.
Solusi analitis dari persamaan (1)
diselesaikan dengan cara numerik, bila
sisi sebelah kanan dari persamaan (1) Gambar 1 : sisitem pegas massa
= [B].{d }
du
{ x } = (6)
dx
2. PERSAMAAN ELEMEN HINGGA
Persamaan elemen hingga untuk dimana :
sebuah batang dapat diturunkan dengan
menggunakan sebuah diagram batang [B] =  − 1 1
(7.a)
bebas (free body) berikut : L L 

 d 1
{d } =  
 d 2
(7.b)
f1(t),d1 f2(t),d2
1 2 Maka hubungan antara tegangan dan
L regangan dapat dinyatakan sebagai
berikut :

Gambar 2 : elemen batang dengan beban


{x} = [D ].{x} = [D ][. B].{d } (8)
f1(t) dan f2(t).

[D ] = adalah matriks elastisitas


Persamaan (3) diatas dapat dinyatakan
dengan bentuk fungsi sebagai berikut :
3. MATRIKS MASSA
3.1. Matriks massa terpusat
û = N1 d1 + N2 d2 (4)
Pada umumnya sebuah system
x tidak berada dalam kondisi seimbang
N1 = 1  (5.a)
L akibat beban yang tergantung pada
waktu sehingga besarnya f1(t) tidak sama
x dengan t2(t). Dengan menggunakan
N2 =
L hukum Newton II yaitu f = m . a untuk
(5.b) setiap nodal sesuai dengan gambar (2)
maka didapat hubungan berikut :

∂ 2 d1
Bila hubungan antara regangan dan f e = f1(t) + m1
perpindahan dapat dinyatakan sebagi ∂t 2
berikut :
∂ 2d2
f e = f2(t) + m2 (9)
∂t 2
dimana : f1 dan f2 adalah gaya luar AE  1 − 1
[k ] =
L − 1 1 
(13)

Matriks massa m1 dan m2 dapat  ∂ 2 .d1 


 2 
{d } =  ∂2 t 
dihitung dengan menggunakan metode
(14)
 ∂ .d 2 
massa terpusat yang bekerja pada nodal
1 dan nodal 2.  ∂t 2 
Besarnya massa terpusat tersebut
 . A.L 1 0
pada masing-masing nodal adalah : [m] = 0 1 (15)
2  
1
m1 = . . A.L
2
(
10.a) Matriks [k ] diatas adalah matriks
kekakuan elemen batang yang secara
1 mudah dapat diturunkan, sdangkan
. . A.L
matriks [m] merupakan matriks massa
m1 =
2
( terpusat. Matriks massa terpusat sesuai
10.b) dengan persamaan (15) merupakan
matriks diagonal.
dimana ρ adalah massa jenis, L adalah
panjang elemen batang dan A adalah Sifat matriks diagonal akan
luas penampang batang. Bila persamaan mempermudah dalam pemecahan
(9) ditulis dalam bentuk matriks, maka persamaan secara global. Akan tetapi
akan didapat : keakuratan solusi yang didapat tidak
sebaik bila digunakan matriks massa
 ∂ 2 .d d  konsisten.
 f1   f1 (t )  m1 0   ∂t 2 
 =  + . 
m2   ∂ 2 d 2 
(11)
 f 2   f 2 (t )  0
 ∂t 2 
3.2. Matriks massa konsisten
Bila {f} adalah persamaan (11) Banyak metode yang dapat
dinyatakan sebagai perkalian antara digunakan untuk mendapatkan matriks
matriks kekakuan [k ] dan matriks massa konsisten. Metode yang biasa
perpindahan nodal {d} maka akan digunakan adalah metode kerja virtual
didapatkan hubungan sebagai berikut : yang merupakan dasar dari berbagai
macam prinsip energi. Dengan
menggunakan prinsip energi tersebut,
{f } = [k ].{d } + [m]{d }
e
(12)
maka matriks massa konsisten dapat
dinyatakan sebagi berikut :
dimana :
[m] = ∫∫∫ {N }T {N }dv (16)
V
[ M ].{d } + [K ].{d } = 0 (20)
dimana (n) adalah fungsi bentuk dan V
adalah volume / isi.
Matriks [m] ini dinamakan matriks massa dimana: [ M ] adalah matriks kekauan
konsisten yang didapat dengan total
menggunakan fugsi bentuk {N} yang
digunakan untuk mendapatkan matriks
[K ] adalah matriks kekauan
kekauan. batang.
Solusi homogen persamaan (20) adalah
sebuah persamaan harmonic yang dapat
Secara umum matriks [m] ini dinyatakan sebagai berikut :
merupakan matriks penuh yang bersifat
simetris dan untuk sebuah elemen batang
adalah {d (t )} = {d 1}.e1. .t (21)
 x
1 − 
[m] = ∫∫∫   x L .1 − x x
.dV (17)
V   L L dimana: (d) adalah mode alami yang
 L  diasumsikan tidak bergantung waktu.

Bila persamaan 17 disederhanakan maka ω adalah waktu getar alami sIstem.


didapatkan hubungan sebagai berikut :

 x Bila persamaan (21)


L
1 − L   x x dideferensiasikan dua kali terhadap
[m] =  . A∫  x .1 − .dx (18) waktu maka didapat :
0   L L
 L 

Dengan melakukan integrasi sepanjang {d (t )} = {d ' }(−  2 ).e1. .t (22)


batang maka matriks massa konsisten
adalah :

[m] = 1 . . A.L 
2 1 Dengan memasukkan hubungan antara
 (19) persamaan (21) dan (22) kedalam
6 1 2 
persamaan (20) maka didapatkan :

−ω2 [ M ].{d ' }.eit + [K ].{d ′}.eit = 0


4. WAKTU GETAR ALAMI
(23)
Waktu getar alami sebuah batnag
dapat dipecah melalui persamaan atau :
sebagai berikut : e it (.[K ] −  2 [ M ]).{d ′} = 0 (24)
Karena (e it ) tidak sama dengan nol, ρ adalah massa jenis, A adalah luas
maka bila persamaan 24 dibagi dengan penampang balok, L adalah panjang
(e it ) akan didapatkan hubungan sebagi balok. Derajat kebebasan yang
berikut : berhubungan dengan elemen balok
tersebut adalah perpindahan vertiKal dan
putaran sudut dinodal 1 dan dinodal 2.

(.[K ] −  [ M ]).{d ′} = 0
2
(25) Berdasarkan persamaan (27) massa
balok keseluruhan terbagi menjadi dua
buah massa terpusat dinodal 1 dan nodal
2.
Pada persamaan (25) merupakan
sistem persamaan homogen linier
dalam (d’). Persamaan tersebut φ1’ x’ φ2’
mempunyai solusi yang bersifat non 1 2
trivial bila determinan matriks koefisien Gambar 3 : derajat kebebasan elemen
(d’) sama dengan nol, atau : L
balok
(.[K ] −  [ M ]) = 0
2
(26) Seperti halnya pada sebuah batang,
Pada persamaan (26) diatas maka untuk sebuah balok matriks massa
merupakan persamaan aljabar derajat (n) konsistennya dapat diturunkan
dimana (n) merupakan jumlah derajat berdasarkan fungsi bentuk. Fungsi
kebebasan sesuai dengan masalah yang bentuk untuk sebuah balok adalah :
ditinjau. Untuk mendapatkan besarnya
waktu getar alami sistem di bawah ini N1 =
1
{2 X 3 − 3 X 2 .L + L3}
akan ditunjukkan hasil perhitungan L3
waktu getar alami sebuah batang.
Untuk menganalisa getaran bebas N2 =
1
{X 3
L − 2 X 2 .L2 + XL3 }
L3
sebuah balok diperlukan matriks massa
konsisten atau matriks massa terpusat.
Persamaan yang digunakan dalam N3 =
1
3
{− 2 X 3 + 3 X 2 .L}
L
analisis getaran bebas sebuah balok
hamper sama dengan persamaan yang
digunakan untuk menganalisis sebuah
N4 =
1
{X 3
L − 2 X 2 .L2 } (28)
L3
batang. Matriks massa terpusat untuk
sebuah elemen balok dapat dinyatakan Dengan menggunakan fungsi bentuk
sebagai berikut : sesuai dengan persamaan (28) diatas
maka matriks massa konsisten sebuah
1 0 0 0 d ′. y1 balok adalah :
0 0 0 0 1′
[m′] =  . A.L  . (27)
2 0 0 1 0 d ′. y2
 
0 0 0 0  2′ [m′] = ∫∫∫  .[N ]T [N ].dV
V
= L : panjang elemen
 N1 
N 
 2
L

∫0 ∫∫A   N3 {N1 N2 N3 N 4 }.dA.dx′ Bila matriks massa terpusat atau


  matriks matriks massa konsisten dan
 N 4 
matrik kekakuan elemen balok sesuai
persm. (29) dengan persamaan (31) dimasukkan
kedalam persamaan (26) maka
didapatkan waktu getar alami sebuah
Dengan menyelesaikan persamaan elemen balok.
(29), maka matriks massa konsisten
sebuah elemen balok adalah :
5. PERHITUNGAN NUMERIK.

 156 22l 54 − 13L 


 22 L − 3L2 
[m′] =  . A.L 
4 L2 13L Getaran bebas sebuah batang,
seperti pada gambar 4 sebuah batang
420  54 13L 156 − 22 L
  sepanjang 2L mempunyai moduldus
− 13L − 3L − 22 L 4 L2 
2
elastisitas E, luas penampang A dan
persm. massa jenis ρ terjepit pada posisi x = 0
(30) dan bebas pada posisi x = 2L. Untuk
mendapatkan harga waktu getar alami
batang, pertama batang tersebut dibagi
Untuk menganalisa getaran bebas menjadi 2 buah elemen dengan panjang
sebuah balok diperlukan matriks masing-masing elemen sama dengan L
kekakuan elemen balok. Matriks
kekauan elemen balok tersebut dapat elemen 1 2 elemen 2
diturunkan berdasarkan fungsi bentuk 1 3
sesuai dengan persamaan (28), yaitu : L L

 12 6 L − 12 6 L 
 6 L 4 L2 − 6 L 2 L2 
[k ′] = EI3  
L − 12 − 6 L 12 − 6 L Gambar 4 : batang dianalisa sepanjang L
 2 
 6L 2L − 6L 4L 
2

(31)
Bila batang tersebut dianalisa
dimana: sebagi batang 3 nodal yang terdiri dari 2
buah elemen dengan panjang masing-
E : modulud elastisitas masing elemen L, maka matriks kekauan
I : momen inersia penampang
elemen untuk masing-masing elemen persamaan (34) dan matriks massa
adalah : terpusat total [ M ] sesuai dengan
persamaan (37) kedalam persamaan (26)
AE  1 − 1
[K1 ] = serat digunakan syarat batas d1 = 0 maka
L − 1 1 
(32)
didapat persamaan berikut :

AE  1 − 1
[K 2 ] =
L − 1 1 
(33)
E E
.( 2 −2) − 2
L 2
L
Dengan merakit matriks kekakuan =0 (38)
E E 2
elemen sesuai dengan persamaan (32) − 2 ( 2 − ).
dan (33) akan didapat matriks kekakuan L L 2
total [K ] untuk batang tersebut adalah :

Bila diterminan dalam persamaan (38)


 1 −1 0  dievaluasi maka didapat besarnya waktu
[K ] = − 1 2 − 1
AE 
(34) getar alami system sebagai berikut :
L
 0 − 1 1  E
ω1 = 0.7654
Selanjutnya dihitung besarnya matriks L2
massa terpusat [m] untuk masing-masing
elemen. Besarnya matriks massa terpusat E
ω2 = 1.8478
untuk elemen 1 dan elemen 2 adalah : L2
 . AL 1 0
[m1 ] = 0 1 (35) Bila matriks massa konsisten digunakan
2   dalam analisis tersebut maka matriks
massa konsisten total merupakan sebuah
 . AL 1 0
[m2 ] = 0 1 (36) matriks penuh yang bersifat simetris
2   sebagi berikut :

Matriks masa terpusat total didapat 2 1 0 


 . A.L  
dengan merakit matriks massa trpusat [M ] = 1 4 1  (39)
elemen 1 dan elemen 2 sesuai persamaan 6
0 1 2
(35) dan (36) yaitu :
Dengan memasukkan matriks
1 0 0
 . A.L  massa konsisten total sesuai dengan
[M ] =  0 2 0 (37) persamaan (39) dan matriks kekakuan
2
0 0 1 total sesuai dengan persamaan (34)
dengan syarat batas d1 = 0
Dengan memasukkan matriks kedalam persamaan (26) maka didapat
kekauan total [K ] sesuai dengan persamaan berikut :
AE  2 − 1 2  . AL 
4 1 Dengan mengevaluasi bentuk
− 1 1  −  . 1 2  = 0 (40) persamaan (40) diatas maka besarnya
L   6   waktu getar alami sistem adalah :

Tabel 1 : Hasil perhitungan waktu getar alami massa terpusat batang kantilever.

Jml. ω1 ω2 ω3 ω4 ω5 ω6 ω7 ω8 ω9 ω10
elm.
µ µ µ µ µ µ µ µ µ µ
(n)

2 0.7654 1.8478
3 0.7764 2.1213 2.8978
4 0.7804 2.2223 3.3259 3.9231
5 0.7822 2.2700 3.5355 4.4550 4.9384
6 0.7832 2.2961 3.6526 4.7601 5.5433 5.9487
E
Keterangan : µ =
L2

Tabel 2 : Hasil perhitungan waktu getar alami massa konsisten batang kantilever.

Jml. ω1 ω2 ω3 ω4 ω5 ω6 ω7 ω8 ω9 ω10
elm.
µ µ µ µ µ µ µ µ µ µ
(n)

2 0.8057 2.8147
3 0.7944 2.5981 4.7133
4 0.7904 2.4946 4.5297 6.5503
5 0.7886 2.4441 4.3301 6.4932 8.3517
6 0.7876 2.4171 4.2094 6.2482 8.4440 10.132
E 0
Keterangan : µ =
L2
6. KESIMPULAN. Weaver, William Jr., Paul R. Johnston
Dari hasil uraian di atas dapat (1984), Finite Elements For
Structural Analysis, Prentice
diambil beberapa kesimpulan sebagai
Hall, New Jersey.
berikut :
1. Pendekatan dengan massa terpusat Sofia W. Alisjahbana (1998), Prinsip
menghasilkan matriks massa total Dasar Metode Elemen Hingga,
yang bersifat simetris, sehingga Universitas Tarumanegara
mempermudah perhitungan. Jakarta.
Katili, I. (1999), Aplikasi Metode
Elemen Hingga Pada Rangka,
Universitas Indonesia Jakarta.
E
ω1 = 0.8057 Katili, I, (2008), Metode Elemen
L2 Hingga Untuk Skeletal, Raja
Grafindo Persada Jakarta
E
ω2 = 2.8147
L2
Biodata Penulis :
Sebagai pembanding waktu getar alami
system dasar yang dihitung secara eksak Kusdiman Joko Priyanto. S1- Struktur
adalah : FTSP UTP Surakarta (1996). S2-
Struktur MTS UNDIP Semarang (2009).
E
ω1 = 0.7848
L2

2. Analisa dengan menggunakan massa


terpusat memberikan hasil yang baik
dari pada massa dibanding dengan
massa konsisten.
3. Metode massa konsisten merupakan
metode yang konvergen, dengan
jumlah elemen yang tidak terlalu
banyak, waktu getar alami dasar yang
didapat mendekati harga sebesanrnya.

7. DAFTAR PUSTAKA.
Reddy, J.N. (1993), An Introduction to
the Finite Element Method, Mc.
Graw Hill.

Anda mungkin juga menyukai