d 1
{d } =
d 2
(7.b)
f1(t),d1 f2(t),d2
1 2 Maka hubungan antara tegangan dan
L regangan dapat dinyatakan sebagai
berikut :
∂ 2 d1
Bila hubungan antara regangan dan f e = f1(t) + m1
perpindahan dapat dinyatakan sebagi ∂t 2
berikut :
∂ 2d2
f e = f2(t) + m2 (9)
∂t 2
dimana : f1 dan f2 adalah gaya luar AE 1 − 1
[k ] =
L − 1 1
(13)
[m] = 1 . . A.L
2 1 Dengan memasukkan hubungan antara
(19) persamaan (21) dan (22) kedalam
6 1 2
persamaan (20) maka didapatkan :
(.[K ] − [ M ]).{d ′} = 0
2
(25) Berdasarkan persamaan (27) massa
balok keseluruhan terbagi menjadi dua
buah massa terpusat dinodal 1 dan nodal
2.
Pada persamaan (25) merupakan
sistem persamaan homogen linier
dalam (d’). Persamaan tersebut φ1’ x’ φ2’
mempunyai solusi yang bersifat non 1 2
trivial bila determinan matriks koefisien Gambar 3 : derajat kebebasan elemen
(d’) sama dengan nol, atau : L
balok
(.[K ] − [ M ]) = 0
2
(26) Seperti halnya pada sebuah batang,
Pada persamaan (26) diatas maka untuk sebuah balok matriks massa
merupakan persamaan aljabar derajat (n) konsistennya dapat diturunkan
dimana (n) merupakan jumlah derajat berdasarkan fungsi bentuk. Fungsi
kebebasan sesuai dengan masalah yang bentuk untuk sebuah balok adalah :
ditinjau. Untuk mendapatkan besarnya
waktu getar alami sistem di bawah ini N1 =
1
{2 X 3 − 3 X 2 .L + L3}
akan ditunjukkan hasil perhitungan L3
waktu getar alami sebuah batang.
Untuk menganalisa getaran bebas N2 =
1
{X 3
L − 2 X 2 .L2 + XL3 }
L3
sebuah balok diperlukan matriks massa
konsisten atau matriks massa terpusat.
Persamaan yang digunakan dalam N3 =
1
3
{− 2 X 3 + 3 X 2 .L}
L
analisis getaran bebas sebuah balok
hamper sama dengan persamaan yang
digunakan untuk menganalisis sebuah
N4 =
1
{X 3
L − 2 X 2 .L2 } (28)
L3
batang. Matriks massa terpusat untuk
sebuah elemen balok dapat dinyatakan Dengan menggunakan fungsi bentuk
sebagai berikut : sesuai dengan persamaan (28) diatas
maka matriks massa konsisten sebuah
1 0 0 0 d ′. y1 balok adalah :
0 0 0 0 1′
[m′] = . A.L . (27)
2 0 0 1 0 d ′. y2
0 0 0 0 2′ [m′] = ∫∫∫ .[N ]T [N ].dV
V
= L : panjang elemen
N1
N
2
L
12 6 L − 12 6 L
6 L 4 L2 − 6 L 2 L2
[k ′] = EI3
L − 12 − 6 L 12 − 6 L Gambar 4 : batang dianalisa sepanjang L
2
6L 2L − 6L 4L
2
(31)
Bila batang tersebut dianalisa
dimana: sebagi batang 3 nodal yang terdiri dari 2
buah elemen dengan panjang masing-
E : modulud elastisitas masing elemen L, maka matriks kekauan
I : momen inersia penampang
elemen untuk masing-masing elemen persamaan (34) dan matriks massa
adalah : terpusat total [ M ] sesuai dengan
persamaan (37) kedalam persamaan (26)
AE 1 − 1
[K1 ] = serat digunakan syarat batas d1 = 0 maka
L − 1 1
(32)
didapat persamaan berikut :
AE 1 − 1
[K 2 ] =
L − 1 1
(33)
E E
.( 2 −2) − 2
L 2
L
Dengan merakit matriks kekakuan =0 (38)
E E 2
elemen sesuai dengan persamaan (32) − 2 ( 2 − ).
dan (33) akan didapat matriks kekakuan L L 2
total [K ] untuk batang tersebut adalah :
Tabel 1 : Hasil perhitungan waktu getar alami massa terpusat batang kantilever.
Jml. ω1 ω2 ω3 ω4 ω5 ω6 ω7 ω8 ω9 ω10
elm.
µ µ µ µ µ µ µ µ µ µ
(n)
2 0.7654 1.8478
3 0.7764 2.1213 2.8978
4 0.7804 2.2223 3.3259 3.9231
5 0.7822 2.2700 3.5355 4.4550 4.9384
6 0.7832 2.2961 3.6526 4.7601 5.5433 5.9487
E
Keterangan : µ =
L2
Tabel 2 : Hasil perhitungan waktu getar alami massa konsisten batang kantilever.
Jml. ω1 ω2 ω3 ω4 ω5 ω6 ω7 ω8 ω9 ω10
elm.
µ µ µ µ µ µ µ µ µ µ
(n)
2 0.8057 2.8147
3 0.7944 2.5981 4.7133
4 0.7904 2.4946 4.5297 6.5503
5 0.7886 2.4441 4.3301 6.4932 8.3517
6 0.7876 2.4171 4.2094 6.2482 8.4440 10.132
E 0
Keterangan : µ =
L2
6. KESIMPULAN. Weaver, William Jr., Paul R. Johnston
Dari hasil uraian di atas dapat (1984), Finite Elements For
Structural Analysis, Prentice
diambil beberapa kesimpulan sebagai
Hall, New Jersey.
berikut :
1. Pendekatan dengan massa terpusat Sofia W. Alisjahbana (1998), Prinsip
menghasilkan matriks massa total Dasar Metode Elemen Hingga,
yang bersifat simetris, sehingga Universitas Tarumanegara
mempermudah perhitungan. Jakarta.
Katili, I. (1999), Aplikasi Metode
Elemen Hingga Pada Rangka,
Universitas Indonesia Jakarta.
E
ω1 = 0.8057 Katili, I, (2008), Metode Elemen
L2 Hingga Untuk Skeletal, Raja
Grafindo Persada Jakarta
E
ω2 = 2.8147
L2
Biodata Penulis :
Sebagai pembanding waktu getar alami
system dasar yang dihitung secara eksak Kusdiman Joko Priyanto. S1- Struktur
adalah : FTSP UTP Surakarta (1996). S2-
Struktur MTS UNDIP Semarang (2009).
E
ω1 = 0.7848
L2
7. DAFTAR PUSTAKA.
Reddy, J.N. (1993), An Introduction to
the Finite Element Method, Mc.
Graw Hill.