Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI

INTEGRASI NUMERIK

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam fisika banyak permasalahan yang tidak dapat diselesaikan dengan
persamaan mekanika biasa, seperti dalam kasus perhitungan dalam usaha yang
menggunakan interval energi, dalam penghitungan arus listrik pada sebuah komponen,
maupun energi elektron dan gerak elektron. Dalam penghitungan analitik maka
persoalan tersebut akan sulit untuk dijelaskan.
B. Tujuan
 Mempelajari metode Trapesium dan metode Simpson untuk penyelesaian
integrasi numerik
 Membandingkan hasil Eksperimen dengan metode penghitungan langsung
II. Dasar Teori
Medan listrik yang berada diantara konduktor-konduktor menyimpan energi listrik. Untuk
memindahkan muatan-muatan dari suatu pelat ke pelat lain diperlukan usaha. Dua buah pelat
yang dihubungkan dengan catu daya memiliki beda potensial yang sama besarnya dengan
potensial catu daya. Ketika dua buah pelat tersebut diputuskan dari catu daya, maka pelat
tersebut akan menyimpan energi listrik. Inilah yang menjadi prinsip dari kapasitor, yaitu
menyimpan energi listrik.
Kemampuan sebuah kapasitor menyimpan energi listrik disebut kapasitansi yang
dilambangkan dengan C, yang besarnya
Q
C
V
Satuan untuk kapasitansi kapasitor adalah farad (F). Kapasitas kapasitor hanya bergantung
pada ukuran geometrinya. Untuk kapasitor keping sejajar, yang luas permukaannya sama A, dan
jarak keduanya d, maka besarnya kapasitor dinyatakan dengan
0A
C
d
Dengan  0  8.85 x10 12 C 2 / Nm 2
Tegangan kapasitor pada kapasitor merupakan nilai muatan dibagi dengan nilai
kapasitansi yang besarnya adalah V=Q/C, seperti komponen listrik resistor, kapasitor juga dapat
disusun secara seri dan juga paralel.
Dalam penghitungan tegangan dan kuat arus kapasitor dalam interval waktu, tidak mudah
dilakukan, hal ini dikarenakan dalam penghitungan dengan interval waktu yang kecil maka
tegangan akan sulit diamati oleh pengamat, selain itu juga sumber tegangan listrik merupakan
tegangan AC yang tegangannya belum tentu stabil. Untuk itulah diperlukan metode numerik

1
dalam penghitungan tegangan kapasitor. Yang dalam metode penghitungan langsung akan sulit
dilakukan.
Dalam metode numerik untuk penghitungan tegangan dan arus kapasitor digunakan
metode quadratic, yang menggunakan integral untuk menghitung suatu persamaan dalam
rentang waktu tertentu. Dan dengan rentang interval tertentu pula.
Integrasi numerik disebut juga sebagai Quadrature merupakan alat utama bagi para saintis
untuk mendapatkan perkiraan jawaban suatu masalah fisis yang terkait dengan integral dan
secara analitik sangat sulit diselesaikan. Quadrature satu dimensi pada prinsipnya memiliki
konsep yang sederhana, yaitu bagaimana mengevaluasi integral suatu fungsi:
b
I   f ( x)dx  F (b)  F (a )
a

jika dipandang dari sudut persamaan diferensial aka mencari nilai integral I adalah sama

dy
dengan menyelesaikan persamaan diferensial  f (x) dengan syarat batas y(a) = 0.
dx
Metode yang umum digunakan dalam menghitung integral numerik adalah Newton-Cotes
Formula, dimana batas antara a dan b dibagi ke dalam bagian yang lebih kecil (lebar langkah h)
sedemikian rupa sehingga notasi integral dapat diganti dengan notasi penjumlahan(sigma), yaitu
: b N 1
I   f ( x)dx   ai f ( xi ) untuk loop tertutup
a i 0
b N
I   f ( x)dx   bi f ( xi ) untuk loop terbuka
a i 1

dimana fungsi f(x) adalah fungsi yang terintegralkan (kontinu) seperti Gambar berikut.

Ada dua cara dasar yang populer pada formula Newton-Cotes, yaitu Trapezoida-rule dan
Simpson rule.
 Aturan Trapezoid
Sesuai dengan namanya, integrasi numerik dengan aturan trapesium menggunakan cara
menjumlahkan trapesium-trapesium kecil sebanyak N buah. Hampiran penyelesaian integrasi
numerik aturan trapesium dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Partisi interval [a, b] menjadi N subinterval berbentuk [xi, xi+1] sedemikian
hingga .a  x0  x1  ...  xn  b

2
2. Buat trapesium [xi, xi+1] dengan sisi-sisi yang sejajar f(xi), dan f(xi+1).
Misalkan lebar subinterval adalah xi = xi+1 - xi. Maka luas trapesium yang
terbentuk adalah (f (xi+ f(xi+1)) xi/2.
3. Jumlah luas trapesium-trapesium tersebut merupakan hampiran integral yang
diinginkan, yakni:
b n 1
f ( xi )  f ( xi 1 )
 f ( x)dx   xi
i 0 2
a
(2)
Jika subinterval tersebut memiliki lebar sama, misalkan h, perhitungan di atas akan lebih
mudah, dapt ditulis ulang sebagai:
b n 1
f ( xi )  f ( xi 1 ) h n 1

 f ( x)dx  h  ( f 0  f n )  h f (i )
a i 0 2 2 i 1

h n 1


2
f ( a ) 2 
i 1
f ( xi )  f (b)

Dengan h = (b-a)/n, x0 = a, xn = b, xi+1 = xi +h, fi =f (xi)
 Aturan Simpson
Metode integrasi Simpson merupakan pengembangan metode integrasi trapezoida, hanya
saja daerah pembaginya bukan berupa trapesium tetapi berupa dua buah trapesium dengan
menggunakan pembobot berat di titik tengahnya seperti telihat pada gambar berikut ini.

Bila menggunakan trapesium luas bangun di atas adalah:


h h h
L ( f i 1  f i )  ( f i  f i 1 )  ( f i 1  2 f  f i 1 )
2 2 2

Pemakaian aturan simpson dimana bobot fi sebagai titik tengah dikalikan dengan 2 untuk
menghitung luas bangun diatas dapat dituliskan dengan:
h h h
L ( f i 1  2 f i )  ( 2 f i  f i 1 )  ( f i 1  4 f i  f i 1 )
3 3 3

3
Dengan menggunakan aturan simpson, luas dari daerah yang dibatasi fungsi y=f(x) dan sumbu
X dapat dihitung sebagai berikut:
h h h h
L ( f 0  2 f i )  ( 2 f i  f 2 )  ( f 2  2 f 3 )  (2 f 3  f 4 )  ...
3 3 3 3
h h
 ( f n  2  2 f n 1 )  (2 f n 1  f n )
3 3
Dengan kata lain metode ini adalah metode rata-rata dengan pembobot kuadrat. Aturan Simpson
memiliki formula:
b
h n/2 ( n 1) / 2

 f ( x )dx 
3
f ( a )  4  f ( x 2 i 1 )   f ( x2i )  f (b)
a i 1 i 1 
dengan n bilangan genap, h =(b-a)/n, x0 = a, xn = b, xi+1 = xi +h , fi =f(xi) dan 0  i  n-1.

III. Metode Eksperimen


A. Metode Trapesium
 Algoritma

Algoritma Metode Integrasi Trapesium adalah:

(1) Definisikan y=f(x)

(2) Tentukan batas bawah (a) dan batas atas integrasi (b)

(3) Tentukan jumlah pembagi m

(4) Hitung h=(b-a)/m


n
h
(5) Hitung L  ( f 0  2 f i  f n )
2 i 1

 Flowchart

Mulai

Deskripsikan f(x),
batas integrasi (a,b)
dan sub interval m

Hitung nilai h

Hitung nilai s

Hitung Nilai
Integrasi I_Trap

Selesai

4
B. Metode Simpson
 Algoritma

Algoritma Metode Integrasi Simpson adalah:

(1) Definisikan y=f(x)

(2) Tentukan batas bawah (a) dan batas atas integrasi (b)

(3) Tentukan jumlah pembagi m

(4) Hitung h=(b-a)/2m


n n
h
(5) Hitung L  ( f0  4  fi  2  fi  f n )
2 i  ganjil i  genap

 Flowchart

Mulai

Definisikan f(x)
batas integrasi (a,b)
nilai sub interval (m)

Hitung nilai h

Hitung nilai x1 dan s1

Hitung nilai x2 dan s2

Hitung nilai Integrasi s

Selesai

Berikut ini diberikan dua implementasi atruran trapezoid dan aturan Simpson dengan bahasa
MATLAB.
Fungsi ditulis terpisah, yakni di Mfile f.m sebagai berikut:
------------------------------------------------------------------
function f=f(x)
f= inline('100*(0.1+(3*exp(1)^-5)*sin(25*pi*t))');
return
------------------------------------------------------------------

5
Metode Trapesium
% trapesium.m
% untuk mencari nilai integral
% f ……………………………… Fungsi f.m
% a ……………………………… Batas bawah
% b ……………………………… Batas atas
% M ……………………………… Sub interval
function s=Trap(f,a,b,M)
h=(b-a)/M; % Hitung nilai h
s1=0;
for i=1:M-1
x=a+h*i;
s1=s1+feval(f,x); % Hitung nilai s1
end
I_trap=h*(feval(f,a)+feval(f,b)+2*s1)/2 % Metode Trapesium

Metode Simpson
% simp.m
% untuk mencari nilai integral
% f ………………………………………………………… fungsi f.m
%a …………………………………………………………batas bawah
%b …………………………………………………………batas atas
%N …………………………………………………………sub interval
function s=simpson(f,a,b,N)
h=(b-a)/(2*N);
s1=0;
s2=0;
for i=1:N
x=a+h*(2*i-1);
s1=s1+feval(f,x); % Hitung f0
end
for i=1:N-1
x=a+h*2*i;
s2=s2+feval(f,x); % Hitung f1
end
s=h*(feval(f,a)+feval(f,b)+4*s1+2*s2)/3; % Metode Simpson

Gambar Grafik

t=linspace(0,1,100); % rentang nilai x


I=10^-4*(0.1+3*exp(-5.*t).*sin(25*pi.*t)); % fungsi I
V=10.*t-5.*exp(-6.*t).*cos(25.*pi.*t)-exp(-5.*t).*sin(25*pi.*t); % fungsi V
subplot (1,2,1)
plot(t,I); grid on % grafik I vs t
xlabel ('t'),ylabel('I')
title('Grafik I Versus t')
subplot (1,2,2)
plot(t,V); grid on % grafik V vs t
xlabel ('t'),ylabel('V')
title('Grafik I Versus V')

6
IV. Hasil Percobaan

A. Data Percobaan

B. Grafik

V. Pembahasan

Dari hasil percobaan diatas dengan menggunakan metode trapezoid dan simpson,
dapat kita ketahui bahwa nilai dari tegangan adalah (10 ± 0.06)volt. Dengan nilai kuat arus
± 0.2 volt. Untuk analisa secara langsung atau sebagai pembanding metode trapezoid dan
simpson digunakan rutin dari matlab yaitu quad.m dengan menggunakan perintah
quad(f,0,1), dengan f adalah fungsi f pada m-file f (f.m). Dari rutin yang telah disediakan
matlab untuk penghitungan integral antara lain quad, quad8, quadv, quadl, dblquad,
triplequad, yang masing-masing dapat digunakan untuk menghitung fungsi integral tertentu.

7
Untuk menghitung integral biasa dapat dilakukan dengan menggunakan quad saja.
Sedangkan untuk integral ganda ( ∫ ∫ ) dapat kita gunakan dblquad, sedangkan jika untuk
tripel integral ( ∫ ∫ ∫ ) dapat kita gunakan triplequad. Dengan menggunakan rutin quad
tersebut dapat kita hitung nilai dari V yaitu sebesar 10.0515 yang nilai ini besarnya sama
dengan metode simpson yaitu sebesar 10.0515. sedangkan jika menggunakan metode
trapezoid, hasilnya adalah 10.0488. hasil ini agak berbeda dengan metode simpson dan
dengan menggunakan rutin dari matlab quad. akan tetapi hasil yang diperoleh, selisihnya
tidak terlalu besar yaitu 0.027.
Dari hasil percobaan dapat kita ketahui bahwa metode simpson adalah metode yang
paling baik untuk menghitung sebuah integral, karena metode ini menghitung lebih
mendetail dari pada metode trapezoid. Sehingga hasil yang diperoleh juga lebih baik dari
pada metode trapezoid. Akan tetapi menurut asumsi saya untuk menghitung integral akan
lebih baik menggunakan rutin yang langsung disediakan pada matlab, hal ini menurut
asumsi saya akan lebih efektif dalam segi waktu. Selain dapat dieksekusi langsung pada
command window, metode ini juga dapat kita buat sebuah M-file, dengan penulisan perintah
yang lebih sedikit dan juga mudah untuk diingat. Tujuan dari komputasi fisika adalah
mempermudah dalam penghitungan masalah-masalah fisika yang sulit dianalisa secara
langsung, dapat terpenuhi. Selain itu dalam rutin matlab quad juga terdapat aturan simpson
an. Three point Simpson's rule (Q1 = (h/6)*(fa + 4*fc + fb);) dan Five point double
Simpson's rule (Q2 = (h/12)*(fa + 4*fd + 2*fc + 4*fe + fb);). Selain itu juga kedua fungsi
diatas dievaluasi dengan One step of Romberg extrapolation (Q = Q2 + (Q2 - Q1)/15;).
Sehingga untuk metode quad menurut asumsi saya adalah metode yang paling baik.

VI. Kesimpulan
1. Hasil percobaan dengan metode
 Simpson = 10.0515
 Trapezoid = 10.0488
2. Sedangkan dengan pengitungan dengan rutin matlab quad sebesar 10.0515.
3. Metode simpson mempunyai hasil yang sama dengan hasil penghitungan dengan rutin
matlab.
4. Metode simpson adalah metode yang paling baik untuk menghitung fungsi integral.
Dengan hasil yang paling baik pula. Dibandingkan dengan metode Trapezoid.

VII. Daftar Pustaka


1. Drs. Sahid, M.sc. Panduan Praktis Matlab Disertai Latihan Langsung. Penerbit
Andi, Yogyakarta, 2006.
2. http://id.wikipedia.org/Aturan_Trapesium_Rekursif.htm.
3. http://mat.um.ac.id/eLearning/numerik/Integrasi/Simpson2.htm. Internet
4. Supriyanto. Fisika Untuk SMA Jilid 3. Penerbit Erlangga, Jakarta, 2006

VIII. Lampiran

8
9

Anda mungkin juga menyukai