Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat:
1. Menuliskan persamaan differensial gerak harmonik sederhana.
2. Menentukan solusi analitik persamaan differensial gerak harmonik sederhana.
3. Menentukan solusi numerik persamaan differensial gerak harmonik sederhana.
4. Memahami pengaruh Increment terhadap solusi numerik persamaan
differensial dengan solusi berupa gelombang sinusoidal.
5. Memahami metode Euler-Cromer sebagai metode perbaikan metode Euler
dalam analisis osilasi.
6. Menentukan solusi numerik osilator non harmonik.
7. Menentukan solusi analitik dan numerik gerak harmonik dengan redaman.
Pendahuluan
Gerak harmonik sederhana merupakan satu topik penting dalam ilmu
fisika. Pemahaman tentang gerak harmonik sederhana menjadi suatu kebutuhan
bukan saja untuk ilmuwan akan tetapi juga kalangan insinyur. Hal ini terjadi
karena bagi ilmuwan gerak harmonik sederhana merupakan dasar-dasar
memahami berbagai gejala fisika yang lebih kompleks seperti redaman sedangkan
bagi insinyur pemahaman tentang gerak harmonik sederhana penting sekali
sebagai dasar perancangan berbagai aplikasi gerak harmonik sederhana seperti
dalam pegas shock absorber mobil. Karakteristik gerak harmonik sederhana
biasanya dinyatakan dalam persamaan differensial yang secara umum diselesaikan
menurut analisis analitik namun demikian pada banyak kasus (gerak yang tidak
harmonik) ditemui banyak kesulitan untuk menentukan solusi menurut
pendekatan analitik, pada keadaan demikian pemecahan dengan pendekatan
analisis numerik dapat dipergunakan untuk mempelajari karakteristik sistemnya.
2
x
x=0
F= 0
𝑑2 𝑥
dengan mengingat bahwa = 𝑎 maka persamaan (1) dapat dituliskan sebagai
𝑑𝑡 2
d2 x
m dt2 = -kx …(2)
2
3
atau
d2 x k
+ mx = 0 …(3)
dt2
𝜋
apabila 𝜙 = 𝛿 + 2 maka persamaan (4) dapat dituliskan sebagai
x = A cos ( ω t + δ ) …(5)
𝑑𝑥
𝑣= = −𝐴𝜔 Sin (ωt + δ) …(6)
𝑑𝑡
𝑑2 𝑥
a= 𝑑𝑡 2
= −𝐴ω2 𝐶𝑜𝑠 (ω𝑡 + δ) …(7)
dimana ω = √k⁄m
2𝜋
Berdasarkan definisi bahwa 𝜔 = maka periode gerak harmonik sederhana
𝑇
1
Dengan mengingat definisi 𝑓 = maka frekuensi osilasinya dapat dinyatakan
𝑇
dengan
1 𝑘
𝑓 = 2𝜋 √𝑚 …(9)
dengan:
= fase awal
A = amplitudo maksimum (m)
𝛿 = tetapan
m = masa beban (kg)
k = konstanta pegas (N/m)
berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gerak harmoniknya dapat
digambarkan sebagai fungsi gelombang sinusoidal terhadap waktu selamanya
tanpa mengalami peluruhan dengan asumsi bahwa gesekan dapat diabaikan.
3
4
Kecepatan sudut osilasi ( merupakan fungsi panjang tali dan k tetapi tidak
tergantung pada m dan amplitudo geraknya.
dv v(t+Δt)-v(t) k
= lim = - x
dt Δt→0 Δt m
sehingga
v(t+Δt)-v(t) k
= - x …(11)
Δt m
atau
k
v(t + Δt) = v(t)- m x(t) Δt
k
vi+1 = vi - x i Δt …(12)
m
dengan cara yang sama berdasarkan definisi bahwa kecepatan merupakan turunan
posisi terhadap waktu
dx
= v
dt
Apabila persamaan di atas di uraikan dengan metode Euler-Cromer akan
diperoleh
x(t + Δt) = x(t) + v(t) Δt
secara umum persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai
𝑥𝑖+1 = 𝑥𝑖 + 𝑣𝑖+1 Δ𝑡 …(13)
4
5
dengan:
v = kecepatan linear (m/s)
k = konstanta pegas (N/m)
∆t = selang waktu (Increment )
vi = kecepatan linear pada t = t
vi+1 = kecepatan linear pada t = t+∆t
xi = posisi beban pada t = t
xi+1 = posisi beban pada t = t+∆t
Contoh 1
Suatu sistem terdiri dari pegas dengan tetapan 2 N/m dengan beban seberat 2 kg
mula-mula dalam keadaan diam kemudian beban ditarik sepanjang 10 cm dalam
arah horizontal kemudian dilepaskan. Analisislah gerakannya dengan
menggunakan Spreadsheet melalui pendekatan analisis analitik dan analisis
numerik (catatan bahwa g = 9,8 dan ∆t = 0,1).
Penyelesaian
Sebagai langkah awal untuk menyelesaikan soal di atas adalah dengan
mendeklarasikan variabel-variabel persamaan geraknya seperti dalam tabel
berikut.
Tabel 1 Varibel-Variabel dalam Persamaan Gerak Harmonik
5
6
6
7
0.04
Simpangan (m)
0.02
0
0 5 10 15
-0.02
-0.04
Waktu (s)
x_analitik X_numerik
Berdasarkan tabel 2 dan grafik 1 dapat disimpulkan bahwa pada pada t = 0.1 s
posisi beban menurut analisis numerik adalah 0.02865 m sedangkan menurut
analisis analitik posisi beban adalah 0.029328 m dengan demikian perhitungan
dengan analisis numerik menyebabkan kesalahan 2.31%. Pada t = 10 s posisi
beban menurut analisis numerik adalah -0.024348 m sedangkan menurut analisis
analitik posisi beban adalah -0.02137 m dengan demikian perhitungan dengan
analisis numerik menyebabkan kesalahan 13,93%.
7
8
dengan mengingat bahwa 𝑣 = −𝐴𝜔 Sin (ωt + δ) maka persamaan (17) dapat
dituliskan menjadi
1
𝐸𝑘 = 2 𝑚𝐴2 𝜔2 Sin2 (ωt + δ) …(18)
𝑘
Karena 𝜔 = √𝑚 maka persamaan (18) dapat dituliskan menjadi
1
𝐸𝑘 = 2 𝑘𝐴2 Sin2 (ωt + δ) …(19)
Berdasarkan persamaan (18) dan (19) disimpulkan bahwa energi kinetik akan
1 1
bernilai maksimum 2 𝑚𝐴2 𝜔2 dan 2 𝑘𝐴2 . Besarnya energi mekanik adalah
𝐸𝑀 = 𝐸𝑝 + 𝐸𝑘
1
𝐸𝑀 = 2 𝑘𝐴2 …(20)
8
9
9
10
t Ep Ek EP +EK EM
0 0.01000 0.00000 0.01000 0.01
0.01 0.01000 0.00000 0.01000 0.01
0.02 0.00999 0.00000 0.01000 0.01
0.03 0.00999 0.00001 0.01000 0.01
0.04 0.00998 0.00002 0.01000 0.01
0.05 0.00997 0.00002 0.01000 0.01
0.06 0.00996 0.00004 0.00999 0.01
0.07 0.00994 0.00005 0.00999 0.01
0.08 0.00993 0.00006 0.00999 0.01
0.09 0.00991 0.00008 0.00999 0.01
0.1 0.00989 0.00010 0.00999 0.01
0.11 0.00987 0.00012 0.00999 0.01
0.12 0.00984 0.00014 0.00999 0.01
0.13 0.00982 0.00017 0.00999 0.01
0.14 0.00979 0.00019 0.00999 0.01
0.15 0.00976 0.00022 0.00999 0.01
0.16 0.00973 0.00025 0.00998 0.01
0.17 0.00970 0.00029 0.00998 0.01
0.18 0.00966 0.00032 0.00998 0.01
0.19 0.00962 0.00036 0.00998 0.01
0.2 0.00959 0.00039 0.00998 0.01
0.21 0.00955 0.00043 0.00998 0.01
0.22 0.00950 0.00048 0.00998 0.01
0.23 0.00946 0.00052 0.00998 0.01
0.24 0.00941 0.00057 0.00998 0.01
0.25 0.00936 0.00061 0.00998 0.01
0.26 0.00931 0.00066 0.00998 0.01
0.27 0.00926 0.00071 0.00997 0.01
0.28 0.00921 0.00076 0.00997 0.01
0.29 0.00915 0.00082 0.00997 0.01
0.3 0.00910 0.00087 0.00997 0.01
… … … … …
10
11
0.012
0.01
0.008
Energi (J)
0.006 Ep
Ek
0.004
EP +EK
0.002
0
0 5 10 15
Waktu (s)
dapat juga kita lihat dari grafik 2. Berdasarkan grafik 2 terlihat bahwa grafik EP +
EK tidak menghasilkan garis lurus yang betul-betul lurus akan tetapi
menghasilkan garis yang memiliki beberapa simpangan. Sebagai ilustrasi pada t =
0,01 s jumlah energi mekanik dari penjumlahan energi kinetik dan potensial
menurut analisis numerik adalah 0.009999 J sedangkan menurut perhitungan
energi mekanik secara langsung dari persamaan energi mekanik adalah 0.01 J
dengan demikian perhitungan energi mekanik dari penjumlahan energi potensial
dan energi kinetik menimbulkan kesalahan 0.009999 %. Apabila data-data tabel
4 diperiksa secara keseluruhan akan kita dapati bahwa kesalahan maksimum yang
terjadi adalah hanya sekitar 0,5 %. Kesalahan yang terjadi ini sedemikian kecil
sehingga disimpulkan bahwa perhitungan jumlah energi dari penjumlahan energi
kinetik dan potensial menunjukkan nilai yang sama dengan nilai energi mekanik
1
jika dihitung dari persamaan 𝐸𝑀 = 2 𝑘𝐴2 . Sumber utama kesalahan ini adalah
11
12
0.012
0.01
0.008
Energi (J)
0.006 Ep
Ek
0.004
EM
0.002
0
-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15
Simpangan (m)
12
13
𝐹 = 𝑚𝑎 = −𝑘𝑥 3 …(21)
𝑑2 𝑥
𝑚 𝑑𝑡 2 = −𝑘𝑥 3
𝑑2 𝑥 𝑘
= − 𝑚 𝑥3 …(22)
𝑑𝑡 2
𝑑2 𝑥 𝑘
+ 𝑚 𝑥3 = 0
𝑑𝑡 2
dv k
= - x3 …(23)
dt m
dv v(t+Δt)-v(t) k
= lim = - x3
dt Δt→0 Δt m
13
14
sehingga
v(t+Δt)-v(t) k
= - x3
Δt m
atau
k
v(t + Δt) = v(t)- m x 3 (t) Δt …(24)
k
vi+1 = vi - x 3 i Δt …(25)
m
dengan cara yang sama, maka persamaan posisi x dapat kita peroleh dengan cara
yang sama yakni dengan menuliskan persamaan posisi dalam persamaan berikut
dx
= v …(26)
dt
apabila diuraikan dengan metode Euler-Cromer maka persamaan (26) dituliskan
sebagai
xi+1 = xi + vi+1 Δt …(27)
Contoh 3
Suatu osilator non harmonik terdiri dari pegas dengan tetapan 9 N/m dengan
beban seberat 0,2 kg mula-mula dalam keadaan diam kemudian beban ditarik
sepanjang 20 cm dalam arah horizontal kemudian dilepaskan. Analisislah
gerakannya dengan menggunakan Spreadsheet. Gunakan analitik dan metode
metode Euler-Cromer kemudian bandingkan hasil komputasinya. Catatan bahwa
g = 9,8 dan ∆t = 0,01s). Kemudian bandingkan hasilnya jika simpangan
maksimumnya diubah menjadi 1 m!
Penyelesaian
Langkah awal yang perlu kita lakukan untuk menyelesaikan soal tersebut adalah
dengan mendeklarasikan variabel-variabel persamaanya dalam Spreadsheet
seperti tabel berikut.
14
15
15
16
0.25
0.2
0.15
0.1
Amplitudo
0.05
0
-0.05 0 2 4 6 8
-0.1
-0.15
-0.2
-0.25
Waktu
0.25
0.2
0.15
0.1
Simpangan
0.05
0
-0.05 0 10 20 30 40 50 60
-0.1
-0.15
-0.2
-0.25
waktu
16
17
beban
17
18
pegas adalah –kx. Jika silinder diberi simpangan kemudian dilepaskan maka
silinder akan berosilasi dalam fluida dengan amplitudo yang semakin lama
semakin berkurang. Berkurangnya amplitudo gerak harmonik karena adanya
gesekan ini sering disebut sebagai redaman. Biasanya besarnya gesekan ini
sebanding dengan kecepatan akan tetapi berlawanan arahnya. Untuk
mempermudah dalam menganalisis digunakan pendekatan bahwa besarnya
gesekan sebanding dengan kecepatan beban yang berosilasi. Gejala adanya
redaman dalam gerak harmonik ini dapat ditemui pada shock absorber sepeda
motor atau mobil. Misalkan besarnya gaya gesek adalah Fx = - b vx dimana vx
menyatakan kecepatan gerak osilasinya. Tanda negatif muncul karena gaya gesek
ini berlawanan arah dengan arah gerak osilasinya. Dengan menggunakan hukum
kedua Newton maka gaya total yang bekerja pada beban yang berosilasi
dinyatakan dengan
Σ𝐹𝑥 = −𝑏𝑣𝑥 − 𝑘𝑥 …(28)
𝑑2 𝑥 𝑑𝑥
𝑚 = −𝑏 𝑑𝑡 − 𝑘𝑥
𝑑𝑡 2
𝑑2 𝑥 −𝑏 𝑑𝑥 𝑘
= −𝑚𝑥 …(29)
𝑑𝑡 2 𝑚 𝑑𝑡
persamaan (29) dapat pula kita susun kembali menjadi persamaan berikut
𝑑2 𝑥 𝑏 𝑑𝑥 𝑘
+ 𝑚 𝑑𝑡 + 𝑚 𝑥 = 0 …(30)
𝑑𝑡 2
𝑏
𝑥 = 𝐴𝑒 −(2𝑚)𝑡 cos(𝜔′ 𝑡 + 𝜙) …(31)
𝑘 𝑏 2
𝜔′ = √𝑚 − (2𝑚) …(32)
18
19
Pada keadaan redaman kritis ini sistem tidak akan berosilasi lagi akan
tetapi akan kembali pada posisi kesetimbangan tanpa berosilasi ketika
diberi simpangan kemudian dilepaskan.
𝑘 𝑏 2
Jika > (2𝑚) maka akan terjadi redaman kurang (Under Damped) pada
𝑚
kondisi ini maka sistem akan berosilasi namun dengan amplitudo yang
akan semakin berkurang dengan bertambahnya waktu.
𝑘 𝑏 2
Jika < (2𝑚) maka akan terjadi redaman lebih (Over Damped). Pada
𝑚
keadaan ini sistem tidak akan berosilasi lagi, namun sistem akan kembali
pada posisi kesetimbangan lebih lambat jika dibandingkan dalam kasus
teredam kritis.
19
20
𝑑2 𝑥 𝑑𝑣
Berdasarkan definisi bahwa = maka persamaan (33) dapat dituliskan
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
menjadi
𝑑𝑣 −𝑏 𝑑𝑥 𝑘
= −𝑚𝑥 …(34)
𝑑𝑡 𝑚 𝑑𝑡
𝑑𝑥
=𝑣 …(35)
𝑑𝑡
Solusi numerik dengan metode Euler-Cromer persamaan (34) dan (35) adalah
𝑏 𝑘
𝑣𝑖+1 = 𝑣𝑖 − 𝑚 𝑣𝑖 Δ𝑡 − 𝑚 𝑥𝑖 Δ𝑡 …(36)
dan
Berdasarkan persamaan (36) dan (37) dapat disimpulkan bahwa solusi dengan
analisis numerik lebih mudah dibandingkan solusi eksaknya.
Contoh 4
Misalkan dalam sistem gerak harmonik teredam terdapat balok dengan massa 1 kg
dan konstanta pegas 8 N/m. Kemudian balok ditarik sejauh 20 cm kemudian
dilepaskan, jika b= 0,23 analisislah geraknya kemudian bandingkan solusi analitik
terhadap solusi numeriknya.
Penyelesaian
Langkah awal yang perlu kita lakukan untuk menyelesaikan soal tersebut adalah
dengan mendeklarasikan variabel-variabel persamaanya dalam Spreadsheet
seperti tabel berikut.
20
21
v 0 m/s
k 8 N/m
xo 0.2 m
b 0.23
dt 0.05 s
m 1 kg
X
t v X _Numerik _Analitik
0 0 0.2 0.2
0.05 -0.08 0.196 0.19687136
0.1 -0.15748 0.188126 0.18987013
0.15 -0.23092 0.17658003 0.1791796
0.2 -0.2989 0.16163524 0.16505417
0.25 -0.36011 0.14362961 0.14781355
0.3 -0.41342 0.12295845 0.12783561
0.35 -0.45785 0.10006584 0.10554827
0.4 -0.49261 0.07543518 0.0814204
0.45 -0.51712 0.04957907 0.05595201
0.5 -0.53101 0.02302872 0.02966406
0.55 -0.53411 -0.0036769 0.00308779
0.6 -0.5265 -0.0300018 -0.0232459
0.65 -0.50844 -0.055424 -0.048817
0.7 -0.48043 -0.0794453 -0.0731266
0.75 -0.44312 -0.1016015 -0.0957065
0.8 -0.39739 -0.1214709 -0.1161282
0.85 -0.34423 -0.1386823 -0.134011
0.9 -0.2848 -0.1529222 -0.1490289
0.95 -0.22035 -0.1639398 -0.1609165
1 -0.15224 -0.171552 -0.1694737
1.05 -0.08187 -0.1756456 -0.1745685
1.1 -0.01067 -0.1761792 -0.1761395
1.15 0.059922 -0.173183 -0.1741957
1.2 0.128507 -0.1667577 -0.168816
21
22
0.25
0.2
0.15
Simpangan (m)
0.1
0.05
0
-0.05 0 10 20 30 40 50 60
-0.1
-0.15
-0.2
Waktu (s)
x Numerik x Analitik
22
23
0.25
0.2
0.15
Simpangan (m) 0.1
0.05
0
-0.05 0 10 20 30 40 50 60
-0.1
-0.15
-0.2
-0.25
Waktu (s)
b= 0.25 b= 0.1
0.25
0.2
0.15
Simpangan (m)
0.1
0.05
0
-0.05 0 10 20 30 40 50 60
-0.1
-0.15
-0.2
Waktu (s)
k=1 k=8
Berdasarkan grafik 6,7 dan 8 dapat ditemukan secara mudah bagaimana pengaruh
b dan k terhadap karakteristik gerak harmonic dengan redaman.
23
24
Latihan (mohon ini dicoba kerjakan sebisanya kemudian hasil file excel
diemailkan).
Berdasarkan soal dalam contoh 4, buatlah kembali analisisnya dengan spreadsheet
excel kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Tentukan nilai b sehingga sistem berperilaku sebagi redaman kritis!
Gambarkan grafiknya!
2. Tentukan nilai b sehingga sistem berperilaku sebagi redaman lebih!
Gambarkan grafiknya!
3. Bagaimanakah pengaruh sudut fase terhadap laju penurunan amplitudo dan
periodenya!
4. Apakah jenis redamannya ditentukan oleh nilai k?
5. Bagaimanakah pengaruh masa beban terhadap redamannya?
24
25
25
26
0.05
0
-0.05 0 10 20 30 40 50 60
-0.1
-0.15
-0.2
-0.25
Waktu (s)
b= 0.25 b= 0.1
26
27
0.25
0.2
0.15
Simpangan (m)
0.1
0.05
0
-0.05 0 10 20 30 40 50 60
-0.1
-0.15
-0.2
Waktu (s)
k=1 k=8
27
28
10. Salah satu aplikasi gerak harmonic teredam dalam kehidupan sehari-hari
adalah penggunaan shock absorber untuk sepeda motor atau mobil.
Sebagai seorang fisikawan, jika anda diminta merancang shock
absorber, bagaimanakah anda memilih nilai b atau konstanta yang
tepat agar shock absorber nyaman?
28
29
Jika shock absorber sdh lama kenapa motor tidak nyaman dinaiki?
Pada kasus shock absorber sudah lama ini, apa yang terjadi dengan
nilai b?
11. Berikan kritik dan saran untuk perkuliahan komputasi agar kedepan lebih
baik
TERIMA KASIH
29