Anda di halaman 1dari 29

GERAK HARMONIK SEDERHANA

(temen-temen yang sudah terbiasa membaca analisis numerik boleh langsung


ke bagian tiga modul ini yakni gerak harmonic teredam)

Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat:
1. Menuliskan persamaan differensial gerak harmonik sederhana.
2. Menentukan solusi analitik persamaan differensial gerak harmonik sederhana.
3. Menentukan solusi numerik persamaan differensial gerak harmonik sederhana.
4. Memahami pengaruh Increment terhadap solusi numerik persamaan
differensial dengan solusi berupa gelombang sinusoidal.
5. Memahami metode Euler-Cromer sebagai metode perbaikan metode Euler
dalam analisis osilasi.
6. Menentukan solusi numerik osilator non harmonik.
7. Menentukan solusi analitik dan numerik gerak harmonik dengan redaman.

Pendahuluan
Gerak harmonik sederhana merupakan satu topik penting dalam ilmu
fisika. Pemahaman tentang gerak harmonik sederhana menjadi suatu kebutuhan
bukan saja untuk ilmuwan akan tetapi juga kalangan insinyur. Hal ini terjadi
karena bagi ilmuwan gerak harmonik sederhana merupakan dasar-dasar
memahami berbagai gejala fisika yang lebih kompleks seperti redaman sedangkan
bagi insinyur pemahaman tentang gerak harmonik sederhana penting sekali
sebagai dasar perancangan berbagai aplikasi gerak harmonik sederhana seperti
dalam pegas shock absorber mobil. Karakteristik gerak harmonik sederhana
biasanya dinyatakan dalam persamaan differensial yang secara umum diselesaikan
menurut analisis analitik namun demikian pada banyak kasus (gerak yang tidak
harmonik) ditemui banyak kesulitan untuk menentukan solusi menurut
pendekatan analitik, pada keadaan demikian pemecahan dengan pendekatan
analisis numerik dapat dipergunakan untuk mempelajari karakteristik sistemnya.
2

1. Gerak Harmonik Sederhana


1.1 Analisis Gerak Harmonik Sederhana dengan Pendekatan Analitik
1.1.1 Analisis Gerak Harmonik Sederhana dengan Pendekatan Analitik pada
Beban dan Pegas pada Posisi Horizontal
Gerak harmonik sederhana merupakan salah satu contoh gerak osilasi yang
sangat penting dalam fisika. Sebagai contoh gerak harmonis sederhana adalah
sebuah beban bermassa m yang diikatkan pada pegas ideal dengan konstanta
pegas k dimana beban tesebut bebas bergerak di atas permukaan horizontal tanpa
gesekan.

x
x=0
F= 0

Gambar 1 Pegas dalam Posisi Horizontal


Sesuai hukum Hooke, jika beban digeser k ke kanan, maka gaya yang dilakukan
oleh pegas mengarah ke kiri. Jika beban bergeser ke arah kiri, maka gaya yang
akan dilakukan oleh pegas mengarah ke kanan dengan persamaan F= -kx. Pada
keadaan ini, gaya yang dilakukan pegas disebut sebagai gaya pemulih dan gerak
beban yang berisolasi ini adalah gerak harmonik sederhana. Untuk menganalisis
gerakan ini, maka dipergunakan hukum kedua Newton yaitu
F= m a = -kx …(1)

𝑑2 𝑥
dengan mengingat bahwa = 𝑎 maka persamaan (1) dapat dituliskan sebagai
𝑑𝑡 2

d2 x
m dt2 = -kx …(2)

2
3

atau
d2 x k
+ mx = 0 …(3)
dt2

dengan solusi umum persamaan (3) adalah


x = A sin ( ω t + ϕ ) …(4)

𝜋
apabila 𝜙 = 𝛿 + 2 maka persamaan (4) dapat dituliskan sebagai

x = A cos ( ω t + δ ) …(5)

𝑑𝑥
𝑣= = −𝐴𝜔 Sin (ωt + δ) …(6)
𝑑𝑡
𝑑2 𝑥
a= 𝑑𝑡 2
= −𝐴ω2 𝐶𝑜𝑠 (ω𝑡 + δ) …(7)

dimana ω = √k⁄m
2𝜋
Berdasarkan definisi bahwa 𝜔 = maka periode gerak harmonik sederhana
𝑇

dapat dinyatakan dengan persamaan


𝑚
𝑇 = 2𝜋 √ 𝑘 …(8)

1
Dengan mengingat definisi 𝑓 = maka frekuensi osilasinya dapat dinyatakan
𝑇

dengan
1 𝑘
𝑓 = 2𝜋 √𝑚 …(9)

dengan:
= fase awal
A = amplitudo maksimum (m)
𝛿 = tetapan
m = masa beban (kg)
k = konstanta pegas (N/m)
berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gerak harmoniknya dapat
digambarkan sebagai fungsi gelombang sinusoidal terhadap waktu selamanya
tanpa mengalami peluruhan dengan asumsi bahwa gesekan dapat diabaikan.

3
4

Kecepatan sudut osilasi ( merupakan fungsi panjang tali dan k tetapi tidak
tergantung pada m dan amplitudo geraknya.

1.1.2 Analisis Gerak Harmonik Sederhana dengan Pendekatan Numerik


pada Beban dan Pegas dengan Posisi Horizontal
Berdasarkan definisi bahwa percepatan merupakan turunan kecepatan
𝑑2 𝑥 𝑑𝑣
terhadap waktu ( = ) maka persamaan (2) dapat disusun kembali menjadi
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
dv k
= - x …(10)
dt m
dengan mempergunakan teori Euler-Cromer maka

dv v(t+Δt)-v(t) k
= lim = - x
dt Δt→0 Δt m

sehingga
v(t+Δt)-v(t) k
= - x …(11)
Δt m
atau
k
v(t + Δt) = v(t)- m x(t) Δt

Secara umum persamaan (11) dapat dituliskan sebagai

k
vi+1 = vi - x i Δt …(12)
m

dengan cara yang sama berdasarkan definisi bahwa kecepatan merupakan turunan
posisi terhadap waktu
dx
= v
dt
Apabila persamaan di atas di uraikan dengan metode Euler-Cromer akan
diperoleh
x(t + Δt) = x(t) + v(t) Δt
secara umum persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai
𝑥𝑖+1 = 𝑥𝑖 + 𝑣𝑖+1 Δ𝑡 …(13)

4
5

dengan:
v = kecepatan linear (m/s)
k = konstanta pegas (N/m)
∆t = selang waktu (Increment )
vi = kecepatan linear pada t = t
vi+1 = kecepatan linear pada t = t+∆t
xi = posisi beban pada t = t
xi+1 = posisi beban pada t = t+∆t

Contoh 1
Suatu sistem terdiri dari pegas dengan tetapan 2 N/m dengan beban seberat 2 kg
mula-mula dalam keadaan diam kemudian beban ditarik sepanjang 10 cm dalam
arah horizontal kemudian dilepaskan. Analisislah gerakannya dengan
menggunakan Spreadsheet melalui pendekatan analisis analitik dan analisis
numerik (catatan bahwa g = 9,8 dan ∆t = 0,1).
Penyelesaian
Sebagai langkah awal untuk menyelesaikan soal di atas adalah dengan
mendeklarasikan variabel-variabel persamaan geraknya seperti dalam tabel
berikut.
Tabel 1 Varibel-Variabel dalam Persamaan Gerak Harmonik

Variabel Nilai Satuan


m 2 kg
A 0.03 m
k 9 N/m
to 0 s
∆t 0.1 s
ω 2.12132 rad/s

Langkah selanjutnya adalah mengadakan komputasi dengan menggunakan


Spreadsheet sehingga akan diperoleh nilai-nilai posisi, kecepatan dan percepatan
seperti tabel berikut.

5
6

Tabel 2 Perbandingan Nilai θ, ω dan α untuk Ayunan Sederhana dengan


Pendekatan Analitik dan Numerik dengan metode Euler-Cromer
T x_analitik V_analitik a_analitik X_numerik V_numerik a_Numerik
0 0.03 0 -0.135 0.03 0 -0.135
0.1 0.029328 -0.0134 -0.131973 0.02865 -0.0135 -0.128925
0.2 0.02734 -0.0262 -0.123031 0.0260108 -0.0263925 -0.11704838
0.3 0.024127 -0.03782 -0.108572 0.022201 -0.03809734 -0.09990457
0.4 0.019833 -0.04775 -0.089246 0.0173922 -0.04808779 -0.07826507
0.5 0.014649 -0.05554 -0.06592 0.0118008 -0.0559143 -0.05310363
0.6 0.008808 -0.06083 -0.039637 0.0056783 -0.06122466 -0.02555253
0.7 0.002573 -0.06341 -0.011578 -0.0006997 -0.06377992 0.003148432
0.8 -0.00378 -0.06313 0.0169998 -0.0070462 -0.06346507 0.031707715
0.9 -0.00996 -0.06003 0.044816 -0.0130756 -0.0602943 0.058840152
1 -0.01569 -0.05424 0.0706231 -0.0185166 -0.05441029 0.083324781
1.1 -0.02073 -0.04601 0.093264 -0.0231244 -0.04607781 0.104059795
1.2 -0.02483 -0.03572 0.1117237 -0.0266916 -0.03567183 0.120112119
1.3 -0.02782 -0.02383 0.1251747 -0.0290576 -0.02366062 0.130759397
1.4 -0.02956 -0.01088 0.1330139 -0.0301161 -0.01058468 0.135522502
1.5 -0.02998 0.00257 0.1348899 -0.0298194 0.00296757 0.134187095
1.6 -0.02905 0.0159 0.1307186 -0.0281807 0.01638628 0.126813268
1.7 -0.02682 0.028518 0.120687 -0.025274 0.02906761 0.113732845
1.8 -0.02339 0.039857 0.1052448 -0.0212299 0.04044089 0.095534443
1.9 -0.01891 0.049409 0.0850843 -0.0162304 0.04999434 0.073036991
2 -0.01358 0.056746 0.0611094 -0.0105006 0.05729804 0.047252875
2.1 -0.00764 0.06154 0.0343948 -0.0042983 0.06202332 0.019342379
2.2 -0.00136 0.063574 0.0061383 0.0020974 0.06395756 -0.00943852
2.3 0.004976 0.062758 -0.022393 0.0083988 0.06301371 -0.03779469
2.4 0.011094 0.059129 -0.049921 0.0143222 0.05923424 -0.0644501
2.5 0.016714 0.052848 -0.075211 0.0196012 0.05278923 -0.08820525
2.6 0.021584 0.044199 -0.097128 0.023998 0.0439687 -0.10799117
2.7 0.025487 0.033568 -0.114692 0.027315 0.03316959 -0.12291749
2.8 0.028248 0.021432 -0.127114 0.0294028 0.02087784 -0.13231251
2.9 0.029742 0.008335 -0.133837 0.0301674 0.00764659 -0.13575348
3 0.029902 -0.00513 -0.134559 0.0295746 -0.00592876 -0.13308554
… … … … … … …

6
7

0.04

Simpangan (m)
0.02

0
0 5 10 15
-0.02

-0.04
Waktu (s)

x_analitik X_numerik

Grafik 1 Hubungan Antara Simpangan dan Waktu untuk Gerak Harmonik


Sederhana dengan Pendekatan Analitik dan Numerik dengan Metode
Euler-Cromer

Berdasarkan tabel 2 dan grafik 1 dapat disimpulkan bahwa pada pada t = 0.1 s
posisi beban menurut analisis numerik adalah 0.02865 m sedangkan menurut
analisis analitik posisi beban adalah 0.029328 m dengan demikian perhitungan
dengan analisis numerik menyebabkan kesalahan 2.31%. Pada t = 10 s posisi
beban menurut analisis numerik adalah -0.024348 m sedangkan menurut analisis
analitik posisi beban adalah -0.02137 m dengan demikian perhitungan dengan
analisis numerik menyebabkan kesalahan 13,93%.

Menurut analisis analitik, periode gerak harmoniknya adalah selalu 2,96 s


sedangkan menurut analisis numerik periodenya 2,9 s kemudian 3 s dan 2,9 s.
Dengan demikian perhitungan dengan analisis numerik ini berturut-turut
menimbulkan kesalahan 2,03%, 1,35% dan 2,03% sehingga dapat disimpulkan
bahwa perhitungan periode gerak harmonik sederhana dengan metode Euler-
Cromer dapat diterima karena periode ayunan hampir sama periode menurut
analisis analitik.

7
8

1.2 Energi Gerak Harmonik Sederhana


Pada gerak harmonik sederhana berlaku hukum kekekalan energi sehingga
jumlah energinya selalu konstan. Hal ini berlaku jika tidak ada gaya disipatif yang
bekerja seperti adanya gaya gesek. Secara matematis persamaan energi untuk
gerak harmonik sederhana adalah
𝐸 = 𝐸𝑝 + 𝐸𝑘 …(14)
dimana Ep menyatakan energi potensial sedangkan Ek menyatakan energi
kinetik. Secara matematis besarnya energi potensial ini dirumuskan sebagai
1
𝐸𝑝 = 2 𝑘𝑥 2 …(15)

dengan x = A cos ( ω t + δ ) Sehingga persamaan (15) dapat dituliskan sebagai


1
𝐸𝑝 = 2 𝑘𝐴2 𝑐𝑜𝑠 2 ( ω 𝑡 + δ ) …(16)

Karena cosines maksimum bernilai 1 maka besarnya energi potensial maksimum


1
adalah 𝐸𝑝 = 2 𝑘𝐴2 . Secara umum besarnya energi kinetik gerak harmonik

sederhana dirumuskan sebagai


1
𝐸𝑘 = 2 𝑚𝑣 2 …(17)

dengan mengingat bahwa 𝑣 = −𝐴𝜔 Sin (ωt + δ) maka persamaan (17) dapat
dituliskan menjadi
1
𝐸𝑘 = 2 𝑚𝐴2 𝜔2 Sin2 (ωt + δ) …(18)

𝑘
Karena 𝜔 = √𝑚 maka persamaan (18) dapat dituliskan menjadi
1
𝐸𝑘 = 2 𝑘𝐴2 Sin2 (ωt + δ) …(19)

Berdasarkan persamaan (18) dan (19) disimpulkan bahwa energi kinetik akan
1 1
bernilai maksimum 2 𝑚𝐴2 𝜔2 dan 2 𝑘𝐴2 . Besarnya energi mekanik adalah

𝐸𝑀 = 𝐸𝑝 + 𝐸𝑘
1
𝐸𝑀 = 2 𝑘𝐴2 …(20)

8
9

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya energi mekanis totalnya


adalah tetap, pada saat energi kinetiknya maksimum maka besarnya energi
potensial adalah nol dan sebaliknya.
Contoh 2
Suatu sistem terdiri dari pegas dengan tetapan 2 N/m dengan beban seberat 2 kg
mula-mula dalam keadaan diam kemudian beban ditarik sepanjang 10 cm dalam
arah horizontal kemudian dilepaskan. Analisislah gerakannya dengan
menggunakan Spreadsheet. Gunakan analitik dan metode metode Euler-Cromer
kemudian bandingkan hasil komputasinya (gunakan g= 9.8 m/s2 dan ∆t = 0,01s).
Penyelesaian
Langkah awal yang perlu kita lakukan untuk menyelesaikan soal tersebut adalah
dengan mendeklarasikan variable-variabel persamaanya dalam Spreadsheet
seperti tabel berikut.
Tabel 3 Variabel-Variabel Energi Gerak Harmonik Sederhana
Variabel Nilai Satuan
m 2 kg
A 0.1 m
k 2 N/m
to 0 s
∆t 0.01 s
ω 1 rad/s

Langkah selanjutnya adalah mengadakan komputasi dengan Spreadsheet untuk


menentukan nilai energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik seperti tabel
berikut.

9
10

Tabel 4 Perbandingan Energi Potensial, Energi Kinetik dan Energi Mekanik

t Ep Ek EP +EK EM
0 0.01000 0.00000 0.01000 0.01
0.01 0.01000 0.00000 0.01000 0.01
0.02 0.00999 0.00000 0.01000 0.01
0.03 0.00999 0.00001 0.01000 0.01
0.04 0.00998 0.00002 0.01000 0.01
0.05 0.00997 0.00002 0.01000 0.01
0.06 0.00996 0.00004 0.00999 0.01
0.07 0.00994 0.00005 0.00999 0.01
0.08 0.00993 0.00006 0.00999 0.01
0.09 0.00991 0.00008 0.00999 0.01
0.1 0.00989 0.00010 0.00999 0.01
0.11 0.00987 0.00012 0.00999 0.01
0.12 0.00984 0.00014 0.00999 0.01
0.13 0.00982 0.00017 0.00999 0.01
0.14 0.00979 0.00019 0.00999 0.01
0.15 0.00976 0.00022 0.00999 0.01
0.16 0.00973 0.00025 0.00998 0.01
0.17 0.00970 0.00029 0.00998 0.01
0.18 0.00966 0.00032 0.00998 0.01
0.19 0.00962 0.00036 0.00998 0.01
0.2 0.00959 0.00039 0.00998 0.01
0.21 0.00955 0.00043 0.00998 0.01
0.22 0.00950 0.00048 0.00998 0.01
0.23 0.00946 0.00052 0.00998 0.01
0.24 0.00941 0.00057 0.00998 0.01
0.25 0.00936 0.00061 0.00998 0.01
0.26 0.00931 0.00066 0.00998 0.01
0.27 0.00926 0.00071 0.00997 0.01
0.28 0.00921 0.00076 0.00997 0.01
0.29 0.00915 0.00082 0.00997 0.01
0.3 0.00910 0.00087 0.00997 0.01
… … … … …

10
11

0.012

0.01

0.008

Energi (J)
0.006 Ep
Ek
0.004
EP +EK
0.002

0
0 5 10 15
Waktu (s)

Grafik 2 Hubungan antara Energi terhadap waktu

Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan bahwa perhitungan energi mekanik dengan


menggunakan penjumlahan energi kinetik dan potensial berbeda dengan
1
perhitungan energi mekanik secara langsung dari persamaan 𝐸𝑀 = 2 𝑘𝐴2 . Hal ini

dapat juga kita lihat dari grafik 2. Berdasarkan grafik 2 terlihat bahwa grafik EP +
EK tidak menghasilkan garis lurus yang betul-betul lurus akan tetapi
menghasilkan garis yang memiliki beberapa simpangan. Sebagai ilustrasi pada t =
0,01 s jumlah energi mekanik dari penjumlahan energi kinetik dan potensial
menurut analisis numerik adalah 0.009999 J sedangkan menurut perhitungan
energi mekanik secara langsung dari persamaan energi mekanik adalah 0.01 J
dengan demikian perhitungan energi mekanik dari penjumlahan energi potensial
dan energi kinetik menimbulkan kesalahan 0.009999 %. Apabila data-data tabel
4 diperiksa secara keseluruhan akan kita dapati bahwa kesalahan maksimum yang
terjadi adalah hanya sekitar 0,5 %. Kesalahan yang terjadi ini sedemikian kecil
sehingga disimpulkan bahwa perhitungan jumlah energi dari penjumlahan energi
kinetik dan potensial menunjukkan nilai yang sama dengan nilai energi mekanik
1
jika dihitung dari persamaan 𝐸𝑀 = 2 𝑘𝐴2 . Sumber utama kesalahan ini adalah

pada penggunaan jumlah angka desimal yang dipakai. Perhitungan energi


1
mekanik dengan persamaan 𝐸𝑀 = 2 𝑘𝐴2 menggunakan 2 angka desimal

11
12

sedangkan perhitungan jumlah energi dari penjumlahan energi kinetik dan


potensial menggunakan 4 angka desimal sehingga otomatis menghasilkan hasil
perhitungan yang berbeda. Oleh karena itu hal yang perlu dilakukan agar hasil
perhitungan menunjukkan nilai yang teliti perlu dilakukan dengan angka desimal
yang banyak namun jumlah angka desimal yang digunakan sama.

0.012

0.01

0.008
Energi (J)

0.006 Ep
Ek
0.004
EM
0.002

0
-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15
Simpangan (m)

Grafik 3 Hubungan Energi Terhadap Simpangan

Grafik 3 menunjukkan energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik


sebagai fungsi dari simpangan dari titik kesetimbangannya. Berdasarkan grafik 3
dapat dilihat bahwa pada posisi setimbang (simpangannya bernilai nol) energi
potensialnya adalah nol sedangkan energi kinetiknya maksimum (0,01 J). pada
posisi yang lain energi kinetik dan potensial selalu memiliki jumlah yang selalu
sama dengan energi mekaniknya (berapapun energi potensial dan energi
kinetiknya jumlah energinya selalu 0,01 J).

2. Osilator Non Harmonik


Pada kajian bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa salah satu ciri gerak
harmonik adalah periode osilasi yang tidak bergantung pada amplitudo. Pada
kasus tersebut selalu berlaku hukum Hooke, namun untuk suatu sistem dengan
pegas yang tidak mematuhi hukum Hooke apakah periodenya tetap tidak

12
13

tergantung amplitudonya? Untuk menjawab pertanyaan ini mungkin berdasarkan


intusisi dapat dikemukakan bahwa periodenya tergantung pada amplitudonya.
Namun bagaimanakah hubungan antara periode terhadap amplitudonya?
Misalkan terdapat suatu pegas yang diletakkan pada bidang datar diberikan
beban pada ujungnya kemudian beban ini ditarik pada jarak tertentu, pegas yang
dipakai memiliki gaya pemulih yang dinyatakan dengan persamaan F = -k x3.
Berdasarkan hukum kedua Newton maka persamaan geraknya dapat dituliskan

𝐹 = 𝑚𝑎 = −𝑘𝑥 3 …(21)

Apabila percepatan dinyatakan dalam persamaan differensial maka persamaan


(21) dituliskan sebagai

𝑑2 𝑥
𝑚 𝑑𝑡 2 = −𝑘𝑥 3

𝑑2 𝑥 𝑘
= − 𝑚 𝑥3 …(22)
𝑑𝑡 2

apabila persamaan (22) dituliskan dalampersamaan differensial, maka akan kita


peroleh persamaan berikut

𝑑2 𝑥 𝑘
+ 𝑚 𝑥3 = 0
𝑑𝑡 2

persamaan differensial di atas tentu cukup sulit dipecahkan apabila kita


menggunakan pendekatan analitik karena sifatnya yang tidak linear. Salah satu
cara yang dapat kita gunakan untuk memecahkan persamaan (22) adalah dengan
menggunakan metode numerik, dengan uraian sebagai berikut. Persamaan (22)
dapat kita tuliskan dalam bentuk lain sebagai berikut

dv k
= - x3 …(23)
dt m

dengan mempergunakan metode Euler-Cromer maka persamaan (23) dapat kita


tuliskan menjadi

dv v(t+Δt)-v(t) k
= lim = - x3
dt Δt→0 Δt m

13
14

sehingga
v(t+Δt)-v(t) k
= - x3
Δt m
atau
k
v(t + Δt) = v(t)- m x 3 (t) Δt …(24)

Secara umum persamaan (24 ) dapat dituliskan

k
vi+1 = vi - x 3 i Δt …(25)
m

dengan cara yang sama, maka persamaan posisi x dapat kita peroleh dengan cara
yang sama yakni dengan menuliskan persamaan posisi dalam persamaan berikut
dx
= v …(26)
dt
apabila diuraikan dengan metode Euler-Cromer maka persamaan (26) dituliskan
sebagai
xi+1 = xi + vi+1 Δt …(27)
Contoh 3
Suatu osilator non harmonik terdiri dari pegas dengan tetapan 9 N/m dengan
beban seberat 0,2 kg mula-mula dalam keadaan diam kemudian beban ditarik
sepanjang 20 cm dalam arah horizontal kemudian dilepaskan. Analisislah
gerakannya dengan menggunakan Spreadsheet. Gunakan analitik dan metode
metode Euler-Cromer kemudian bandingkan hasil komputasinya. Catatan bahwa
g = 9,8 dan ∆t = 0,01s). Kemudian bandingkan hasilnya jika simpangan
maksimumnya diubah menjadi 1 m!
Penyelesaian
Langkah awal yang perlu kita lakukan untuk menyelesaikan soal tersebut adalah
dengan mendeklarasikan variabel-variabel persamaanya dalam Spreadsheet
seperti tabel berikut.

Tabel 5 Variabel-Variabel dalam Osilator Non Harmonik

14
15

Variabel Nilai Satuan


m 0.2 kg
A 0.2 m
k 9 N/m
to 0 s
∆t 0.01 s
vo 0 m/s

Langkah selanjutnya adalah mengadakan komputasi dengan Spreadsheet untuk


menentukan nilai energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik seperti tabel
berikut.
Tabel 6 Posisi, Kecepatan dan Percepatan untuk Osilator Non Harmonik

Amplitudo = 0,2 m Amplitudo = 1 m


t Posisi Kecepatan Percepatan Posisi Kecepatan Percepatan
0 0.2 0 -0.36 1 0 -45
0.01 0.199964 -0.0036 -0.3598056 0.9955 -0.45 -44.3952296
0.02 0.199892019 -0.00719805 -0.359417 0.986560477 -0.8939523 -43.2099389
0.03 0.199784097 -0.01079222 -0.35883538 0.97329996 -1.3260516 -41.4908785
0.04 0.199640291 -0.01438058 -0.35806106 0.955890355 -1.7409604 -39.3040001
0.05 0.199460679 -0.01796119 -0.35709551 0.934550351 -2.1340004 -36.7299746
0.06 0.199245358 -0.02153214 -0.35594028 0.909537349 -2.5013002 -33.8589998
0.07 0.198994442 -0.02509155 -0.35459724 0.881138446 -2.8398902 -30.7854117
0.08 0.198708067 -0.02863752 -0.35306853 0.849661003 -3.1477443 -27.6025732
0.09 0.198386385 -0.03216820 -0.35135659 0.815423302 -3.4237700 -24.3984292
0.1 0.198029567 -0.03568177 -0.34946415 0.778745759 -3.6677543 -21.2519897
0.11 0.197637803 -0.03917641 -0.34739420 0.739943016 -3.8802742 -18.2308677
0.12 0.1972113 -0.04265035 -0.34515001 0.699317187 -4.0625829 -15.38987
0.13 0.196750281 -0.04610185 -0.34273511 0.65715237 -4.2164816 -12.7705837
0.14 0.196254989 -0.0495292 -0.34015325 0.613710494 -4.3441875 -10.4016722
0.15 0.195725681 -0.0529307 -0.33740845 0.569228452 -4.4482042 -8.29988953
0.16 0.195162633 -0.0563048 -0.33450492 0.52391642 -4.5312031 -6.47140446
0.17 0.194566134 -0.0596498 -0.33144713 0.477957249 -4.5959171 -4.91337227
0.18 0.193936491 -0.0629643 -0.32823970 0.431506739 -4.6450509 -3.61555741
0.19 0.193274024 -0.0662467 -0.32488748 0.384694674 -4.6812064 -2.56189329
0.2 0.192579067 -0.0694956 -0.3213954 0.33762642 -4.7068254 -1.73189590
… … … … … … …

15
16

0.25
0.2
0.15
0.1
Amplitudo

0.05
0
-0.05 0 2 4 6 8
-0.1
-0.15
-0.2
-0.25
Waktu

Grafik 4 Hubungan Amplitudo terhadap Waktu pada Amplitudo 0,2

0.25
0.2
0.15
0.1
Simpangan

0.05
0
-0.05 0 10 20 30 40 50 60
-0.1
-0.15
-0.2
-0.25
waktu

Grafik 5 Hubungan Amplitudo terhadap Waktu pada Amplitudo 1

Berdasarkan grafik 4 dan 5 dapat dikemukakan bahwa periode saat pada


amplitude 1 adalah sekitar 7,4 s dan periode pada amplitude 0,2 adalah sekitar
38 s. Dengan demikian dapat disimpulkan untuk oscillator anharmonik

16
17

berlaku bahwa semakin besar amplitudo getarannya maka periodenya


makin kecil, sebaliknya semakin kecil amplitudonya maka periodenya makin
besar. Oleh karena itu pada osilator non harmonic berlaku ketentuan bahwa
besarnya amplitude mempengaruhi nilai periodenya, berbeda dengan gerak
harmonic sederhana dimana periode getaran tidak dipengaruhi oleh
amplitude.

3. Gerak Harmonik Teredam (Damped harmonik Motion)


3. 1 Gerak Harmonik Teredam Menurut Analisis Analitik
Selama ini dalam pembahasan gerak harmonik selalu diasumsikan adanya
keadaan ideal yaitu tidak ada gesekan yang bekerja pada osilator. Namun pada
kenyataannya tidaklah demikian, sebagai contoh dalam kasus ayunan sederhana
apabila diberikan suatu simpangan maka semakin lama amplitudonya semakin
kecil sehingga akhirnya berhenti. Dengan demikian jelas bahwa adanya gesekan
sangat mempengaruhi amplitudo ayunan. Gaya gesek ini dapat berupa gaya gesek
yang ditimbulkan udara ataupun dalam sistem ayunan sistem itu sendiri( gesekan
antara ujung tali dan dinding).

beban

Gambar 2 Osilator Harmonik Teredam

Gambar 2 menunjukkan sebuah silinder yang dihubungkan beban yang


𝑑𝑥
dimasukkan dalam suatu fluida dengan gaya redaman −𝑏 𝑑𝑡 dan gaya pemulih

17
18

pegas adalah –kx. Jika silinder diberi simpangan kemudian dilepaskan maka
silinder akan berosilasi dalam fluida dengan amplitudo yang semakin lama
semakin berkurang. Berkurangnya amplitudo gerak harmonik karena adanya
gesekan ini sering disebut sebagai redaman. Biasanya besarnya gesekan ini
sebanding dengan kecepatan akan tetapi berlawanan arahnya. Untuk
mempermudah dalam menganalisis digunakan pendekatan bahwa besarnya
gesekan sebanding dengan kecepatan beban yang berosilasi. Gejala adanya
redaman dalam gerak harmonik ini dapat ditemui pada shock absorber sepeda
motor atau mobil. Misalkan besarnya gaya gesek adalah Fx = - b vx dimana vx
menyatakan kecepatan gerak osilasinya. Tanda negatif muncul karena gaya gesek
ini berlawanan arah dengan arah gerak osilasinya. Dengan menggunakan hukum
kedua Newton maka gaya total yang bekerja pada beban yang berosilasi
dinyatakan dengan
Σ𝐹𝑥 = −𝑏𝑣𝑥 − 𝑘𝑥 …(28)
𝑑2 𝑥 𝑑𝑥
𝑚 = −𝑏 𝑑𝑡 − 𝑘𝑥
𝑑𝑡 2

apabila kedua ruas persamaan dibagi dengan m akan diperoleh

𝑑2 𝑥 −𝑏 𝑑𝑥 𝑘
= −𝑚𝑥 …(29)
𝑑𝑡 2 𝑚 𝑑𝑡

persamaan (29) dapat pula kita susun kembali menjadi persamaan berikut

𝑑2 𝑥 𝑏 𝑑𝑥 𝑘
+ 𝑚 𝑑𝑡 + 𝑚 𝑥 = 0 …(30)
𝑑𝑡 2

Persamaan (30) adalah persamaan differensial gerak osilator harmonik dengan


redaman. solusi analitik persamaan (30) adalah

𝑏
𝑥 = 𝐴𝑒 −(2𝑚)𝑡 cos(𝜔′ 𝑡 + 𝜙) …(31)

frekuensi sudut 𝜔′ didefinisikan sebagai

𝑘 𝑏 2
𝜔′ = √𝑚 − (2𝑚) …(32)

18
19

Kita dapat mengecek kebenaran bahwa persamaan (31) merupakan solusi


persamaan (30) dengan menghitung turunan pertama dan kedua dari x kemudian
mensubstitusikan ke dalam persamaan (29) lalu mengecek bahwa suku kiri dan
kanan adalah sama.

Berdasarkan persamaan (31) dapat disimpulkan bahwa amplitudo getaran


𝑏 𝑏
𝐴𝑒 −(2𝑚)𝑡 tidaklah konstan akan tetapi berkurang menurut faktor 𝑒 −(2𝑚)𝑡 sehingga
amplitudo getarannya dapat berfluktuasi hingga menjadi nol. Dengan
memperhatikan persamaan (32) kita ketahui bahwa nilai 𝜔′ tidak tetap tetapi
tergantung pada nilai b dengan uraian sebagai berikut.
𝑘 𝑏 2
 Jika = (2𝑚) maka akan terjadi redaman kritis (Critical Damped).
𝑚

Pada keadaan redaman kritis ini sistem tidak akan berosilasi lagi akan
tetapi akan kembali pada posisi kesetimbangan tanpa berosilasi ketika
diberi simpangan kemudian dilepaskan.
𝑘 𝑏 2
 Jika > (2𝑚) maka akan terjadi redaman kurang (Under Damped) pada
𝑚

kondisi ini maka sistem akan berosilasi namun dengan amplitudo yang
akan semakin berkurang dengan bertambahnya waktu.
𝑘 𝑏 2
 Jika < (2𝑚) maka akan terjadi redaman lebih (Over Damped). Pada
𝑚

keadaan ini sistem tidak akan berosilasi lagi, namun sistem akan kembali
pada posisi kesetimbangan lebih lambat jika dibandingkan dalam kasus
teredam kritis.

3.2 Gerak Harmonik Teredam Menurut Analisis Numerik


Pada kesempatan ini kita akan menganalisis gerak harmonik dengan
redaman menggunakan pendekatan analisis numerik. Untuk menganalisis gerak
tersebut akan digunakan metode Euler-Cromer dengan uraian sebagai berikut.
Persamaan (30 ) kita uraiakan sebagai berikut
𝑑2 𝑥 −𝑏 𝑑𝑥 𝑘
= −𝑚𝑥 …(33)
𝑑𝑡 2 𝑚 𝑑𝑡

19
20

𝑑2 𝑥 𝑑𝑣
Berdasarkan definisi bahwa = maka persamaan (33) dapat dituliskan
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡

menjadi

𝑑𝑣 −𝑏 𝑑𝑥 𝑘
= −𝑚𝑥 …(34)
𝑑𝑡 𝑚 𝑑𝑡

𝑑𝑥
=𝑣 …(35)
𝑑𝑡

Solusi numerik dengan metode Euler-Cromer persamaan (34) dan (35) adalah

𝑏 𝑘
𝑣𝑖+1 = 𝑣𝑖 − 𝑚 𝑣𝑖 Δ𝑡 − 𝑚 𝑥𝑖 Δ𝑡 …(36)

dan

𝑥𝑖+1 = 𝑥𝑖 + 𝑣𝑖+1 Δ𝑡 …(37)

Berdasarkan persamaan (36) dan (37) dapat disimpulkan bahwa solusi dengan
analisis numerik lebih mudah dibandingkan solusi eksaknya.

Contoh 4
Misalkan dalam sistem gerak harmonik teredam terdapat balok dengan massa 1 kg
dan konstanta pegas 8 N/m. Kemudian balok ditarik sejauh 20 cm kemudian
dilepaskan, jika b= 0,23 analisislah geraknya kemudian bandingkan solusi analitik
terhadap solusi numeriknya.
Penyelesaian
Langkah awal yang perlu kita lakukan untuk menyelesaikan soal tersebut adalah
dengan mendeklarasikan variabel-variabel persamaanya dalam Spreadsheet
seperti tabel berikut.

Tabel 7 Variabel-Variabel dalam Gerak Harmonik Teredam

Variabel Nilai Satuan

20
21

v 0 m/s
k 8 N/m
xo 0.2 m
b 0.23
dt 0.05 s
m 1 kg

Langkah selanjutnya adalah mengadakan komputasi dengan Spreadsheet untuk


geraknya seperti tabel berikut.
Tabel 8 Perbandingan Posisi Benda Menurut Analisis Analitik dan
Numerik

X
t v X _Numerik _Analitik
0 0 0.2 0.2
0.05 -0.08 0.196 0.19687136
0.1 -0.15748 0.188126 0.18987013
0.15 -0.23092 0.17658003 0.1791796
0.2 -0.2989 0.16163524 0.16505417
0.25 -0.36011 0.14362961 0.14781355
0.3 -0.41342 0.12295845 0.12783561
0.35 -0.45785 0.10006584 0.10554827
0.4 -0.49261 0.07543518 0.0814204
0.45 -0.51712 0.04957907 0.05595201
0.5 -0.53101 0.02302872 0.02966406
0.55 -0.53411 -0.0036769 0.00308779
0.6 -0.5265 -0.0300018 -0.0232459
0.65 -0.50844 -0.055424 -0.048817
0.7 -0.48043 -0.0794453 -0.0731266
0.75 -0.44312 -0.1016015 -0.0957065
0.8 -0.39739 -0.1214709 -0.1161282
0.85 -0.34423 -0.1386823 -0.134011
0.9 -0.2848 -0.1529222 -0.1490289
0.95 -0.22035 -0.1639398 -0.1609165
1 -0.15224 -0.171552 -0.1694737
1.05 -0.08187 -0.1756456 -0.1745685
1.1 -0.01067 -0.1761792 -0.1761395
1.15 0.059922 -0.173183 -0.1741957
1.2 0.128507 -0.1667577 -0.168816

21
22

1.25 0.193732 -0.1570711 -0.1601464


1.3 0.254332 -0.1443545 -0.1483967
1.35 0.309149 -0.128897 -0.1338353
1.4 0.357153 -0.1110394 -0.1167834
1.45 0.397461 -0.0911663 -0.0976081
1.5 0.429357 -0.0696985 -0.0767143
1.55 0.452299 -0.0470835 -0.0545365
1.6 0.465931 -0.023787 -0.0315295
1.65 0.470087 -0.0002826 -0.0081597
1.7 0.464795 0.02295714 0.01510488
1.75 0.450267 0.04547046 0.03780359
… … … …
Langkah selanjutnya adalah membuat grafik dengan Spreadsheet untuk hubungan
simpangan terhadap waktu seperti tabel berikut.

0.25
0.2
0.15
Simpangan (m)

0.1
0.05
0
-0.05 0 10 20 30 40 50 60

-0.1
-0.15
-0.2
Waktu (s)

x Numerik x Analitik

Grafik 6 Gerak Harmonik Teredam Terhadap Waktu untuk 𝜙 = 0

22
23

0.25
0.2
0.15
Simpangan (m) 0.1
0.05
0
-0.05 0 10 20 30 40 50 60
-0.1
-0.15
-0.2
-0.25
Waktu (s)

b= 0.25 b= 0.1

Grafik 7 Gerak Harmonik Dengan Redaman untuk b yang berbeda

0.25
0.2
0.15
Simpangan (m)

0.1
0.05
0
-0.05 0 10 20 30 40 50 60

-0.1
-0.15
-0.2
Waktu (s)

k=1 k=8

Grafik 8 Gerak Harmonik Dengan Redaman untuk k yang berbeda

Berdasarkan grafik 6,7 dan 8 dapat ditemukan secara mudah bagaimana pengaruh
b dan k terhadap karakteristik gerak harmonic dengan redaman.

23
24

Latihan (mohon ini dicoba kerjakan sebisanya kemudian hasil file excel
diemailkan).
Berdasarkan soal dalam contoh 4, buatlah kembali analisisnya dengan spreadsheet
excel kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Tentukan nilai b sehingga sistem berperilaku sebagi redaman kritis!
Gambarkan grafiknya!
2. Tentukan nilai b sehingga sistem berperilaku sebagi redaman lebih!
Gambarkan grafiknya!
3. Bagaimanakah pengaruh sudut fase terhadap laju penurunan amplitudo dan
periodenya!
4. Apakah jenis redamannya ditentukan oleh nilai k?
5. Bagaimanakah pengaruh masa beban terhadap redamannya?

24
25

Pertanyaan: Mohon dijawab di lembar ini saja kemudian diemailkan

1. Setelah membaca uraian materi di atas, bagaimanakah pendapat Anda?


Menurut Anda, kemampuan apa saja yang dibutuhkan untuk mampu
menganalisis karakteristik gerak harmonic teredam.

2. Apakah anda merasakan adanya peningkatan pemahaman konsep setelah


membaca materi di atas? Jelaskan

3. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menganalisis berbagai problem fisika


yang secara matematis dinyatakan dengan persamaan differensial? Jika iya,
kesulitan apakah yang anda alami?

4. Apakah anda dapat menemukan solusi persamaan gerak harmonic teredam


𝑑2 𝑥 𝑏 𝑑𝑥 𝑘
berikut + 𝑚 𝑑𝑡 + 𝑚 𝑥 = 0 dengan pendekatan analitik? Jelaskan caranya!
𝑑𝑡 2

5. Apabila persamaan pada soal nomor 4 dianalisis dengan pendekatan numerik


akan menghasilkan solusi numerik dengan cara yang lebih mudah. Apabila
solusi tersebut divisualisasikan dalam tabel dan grafik konsep fisikanya lebih

25
26

mudah dipahami dari pada solusi yang dihasilkan dengan solusi


analitik..Apakah pendapat Anda tentang pernyataan tersebut.

6. Bagaimanakah anda menafsirkan karakteristik gerak harmonic terendam yang


diperoleh dengan cara numerik yang disajikan sebagai berikut
0.25
0.2
0.15
0.1
Simpangan (m)

0.05
0
-0.05 0 10 20 30 40 50 60
-0.1
-0.15
-0.2
-0.25
Waktu (s)

b= 0.25 b= 0.1

Grafik Gerak Harmonik Dengan Redaman untuk b yang berbeda

26
27

0.25
0.2
0.15
Simpangan (m)
0.1
0.05
0
-0.05 0 10 20 30 40 50 60

-0.1
-0.15
-0.2
Waktu (s)

k=1 k=8

Grafik Gerak Harmonik Dengan Redaman untuk k yang berbeda

7. Jika anda diminta menyelesaikan soal fisika secara numerik, bagimanakah


kemampuan anda untuk (mohon diisi dengan kemampuan anda, bisa
tinggi, rendah atau sedang. Uraikan juga kesulitan yang anda alami).
- Memilih metode yang akan digunakan misalkan membuat
model/persamaan matematis dari problem fisika kemudian dibuat
model numeriknya dengan menggunakan metode Euler atau Euler-
Cromer.

- Menguji model komputasi, seperti dengan menuliskan persamaan


solusi numerik ke dalam spreadsheet excel dan memvisualisasikannya
dalam bentuk tabel dan grafik

27
28

- Menguji model komputasi untuk menguji suatu hipotesis, seperti


memvariasikan berbagai nilai variable persamaan kemudian dilihat
pengaruhnya terhadap hal yang menjadi hipotesis.

- Menguji model komputasi untuk memperoleh pemahaman konsep


seperti membuktikan bahwa pada gerak non harmonic periode
dipengaruhi amplitude dengan melihat hasil visualisasi dari berbagai
nilai amplitude kemudian menghitung dan membandingkan
periodenya.

8. Setelah mempelajari uraian materi di atas, bagaimanakah tanggapan anda


terhadap potensi metode numerik untuk menyelesaikan berbagai soal
fisika?

9. Apakah setelah mempeljari uraian materi di atas, anda semakin tertarik


terhadap matematika? Fisika? Atau kedua-duanya? Jelaskan

10. Salah satu aplikasi gerak harmonic teredam dalam kehidupan sehari-hari
adalah penggunaan shock absorber untuk sepeda motor atau mobil.
 Sebagai seorang fisikawan, jika anda diminta merancang shock
absorber, bagaimanakah anda memilih nilai b atau konstanta yang
tepat agar shock absorber nyaman?

28
29

 Jika shock absorber sdh lama kenapa motor tidak nyaman dinaiki?
Pada kasus shock absorber sudah lama ini, apa yang terjadi dengan
nilai b?

11. Berikan kritik dan saran untuk perkuliahan komputasi agar kedepan lebih
baik

TERIMA KASIH

29

Anda mungkin juga menyukai