Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

KONSTANTA PEGAS

Nama : Yasmina Imtiyaaz

NPM : 22410053

Grup : 1-T3

Dosen :

Dr. Valentinus Galih V P., M.Sc.

Ngadiyono, ST.

Siska Astari D., S.ST

POLITEKNIK STTT BANDUNG

TEKNIK TEKSTIL
TAHUN AJARAN 2022/2023

Abstrak

Pada eksperimen ini akan diberikan salah satu topik tentang getaran
harmonis sederhana (contohnya pada molekul atau getaran redaman di mobil yang
sering digunakan dalam dunia teknik atau sains. Topik getaran sederhana salah
satunya dapat digunakan untuk menentukan percepatan gravitasi serta
menentukan konstanta elastisitas pegas. Pada eksperimen ini akan digunakan
persamaan hukum Newton untuk memperlihatkan konstanta gravitasi serta
menentukan nilai konstanta pegas. Teori ralat juga digunakan dalam eksperimen
ini. Tujuan dari eksperimen ini adalah agar mempunyai kemampuan pengukuran
teori ralat dalam melakukan eksperimen serta mengerti cara penulisan ilmiah serta
dapat menggunakan percobaan konstanta pegas untuk percepatan gravitasi.
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan kita sehari-hari terdapat banyak benda yang bergetar.


Gitaris grup band music terkenal yang memainkan gitar, getaran garpu
tala, getaran mobil ketika mesinnya dinyalakan, demikian juga rumah
yang bergetar dahsyat ketika terjadi gempa bumi. Sangat banyak contoh
getaran dalam kehidupan kita.
Getaran dan gelombang merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Gelombang, baik berupa gelombang air, gelombang gempa bumi,
gelombang suara yang merambat di udara, semuanya bersumber pada
getaran. Dengan kata lain, getaran adalah penyebab adanya gelombang.
(Vidia, 2011) 
BAB II

DASAR TEORI

Getaran adalah suatu gerak bolak – balik di sekitar kesetimbangan.


Kesetimbangan adalah suatu keadaan dimana benda berada pada posisi diam jika
tidak ada gaya yang berkerja pada benda tersebut.

2.1 Getaran bebas tanpa peredaman

Pada model yang paling sederhana redaman dianggap dapat


diabaikan, dan tidak ada gaya luar yang mempengaruhi massa, seperti
gaya angin (getaran bebas). Dalam keadaan ini gaya yang berlaku pada
pegas F sebanding dengan panjang peregangan x dikalikan dengan
kosntanta pegas k, sesuai dengan hukum Hooke, atau bila dirumuskan
secara matematis:
F(pegas)=-kx…(1)
Arah gaya pegas berlawanan arah dengan arah gerak partikel massa m
dengan k adalah tetapan pegas. Sesuai Hukum kedua Newton gaya yang
ditimbulkan sebanding dengan percepatan massa :
ƩF = mdvdt = md²xdt²…(2)
mg – kx = md²xdt² …(3)
md²xdt² + kx = mg…(4)
mẍ = kx = mg …(5)
ẍ = kmx = g…(6)

Untuk benda dalam keadaan setimbang, maka berlaku:


kx = mg
x = gkm → y = Mgradienx…(7)
Yang merupakan persamaan garis lurus dengan k = g/Mgradien . Untuk
pegas berosilasi dengan suatu percepatan tertentu, maka:
D2+ kmx=g
D1,2 = -km = ± ikm
Bila kita memulai getaran system dengan meregangkan pegas sejauh A
kemudian melepaskannya, solusi persamaaan di atas yang memberikan
gerakan massa adalah:
x(t) = g + A expikmt + B exp - ikmt
x(t) = g + A coskmt + B sin kmt =
g + A cos ω t + B sin t ..(8)
x = A sin( ωt + y) = A sin (2ft + y) …(9)
v = dxdt=  Acos (t + y) …(10)
a = dvdt = - A²sin (t + y) …(11)
Solusi ini menyatakan bahwa massa akan berosilasi dalam gerak harmonis
sederhana yang memiliki amplitudo A dan frekuensi f.  Bilangan f adalah
salah satu besaran yang terpenting dalam analisis getaran, dan dinamakan
frekuensi alami teredam. Untuk sistem massa-pegas sederhana,
didefinisikan sebagai :
2πf = ω
2πf = 2πT =km…(12)
T = 12πkm…(13)
Catatan : frekuensi sudut (ω = 2f) dengan satuan radian per detik kerap
kali digunakan dalam persamaan karena menyederhanakan persamaan,
namun besaran ini biasanya diubah kedalam frekuensi “standar” (satuan
Hz) ketika menyatakan frekuensi sistem. Bila massa dan kekakuan
(tetapan k) diketahui frekuensi getaran sistem akan dapat ditentukan
menggunakan rumus di atas.
E = 12mv² +12kx²…(14)
Saat posisi  x sama dengan amplitude A, maka energi kinetik = nol,
sedangkan energi total adalah sama dengan energi potensial
maksimumnya, yaitu:
E = 12kA² …(15)
Saat posisi x=0, maka energi kinetiknya akan maksimal, sedangkan energi
potensialnya adalah nol.
E = 12mvmax²… (16)
2.2 Gerak osilasi bebas pada bandul
Persamaan gerak osilasi pada bandul :
L =  12m(x²+y²+z²) – (mgy) ...(17)
Kita tinjau posisi benda yang bermassa 
x,y,z = sin - ιcos ,0…(18) 
kita tinjau perubahan posisi terhadap perubahan waktu 
ddtx,y,z= ddtι sin , - ιcos ,0…(19)
Panjang tidak mengalami perubahan untuk setiap t sekon, sedangkan
sudut mengalami perubahan untuk setiap t sekon, sehingga persamaan di
atas akan menjadi :
ddtx,y,z= ιddtι sin , - ιcos ,0= ιdθdtddθsin , - cos ,0…(20)
ddtx,y,z= ι cos ,ι θsin θ,0 …(21)
Masukan persamaan di atas 
L = 12 m(x 2+y 2+z 2)-(mgy)…(22)
L = 12m((ι cosθ)2+sin )2+0-( -mgιcos (θ))  …(23)
L = 12m ι22+mgι cosθ…(24)
Persamaan Euler – Lagrange adalah 
ddtdLdq= dLdq…(25)
ddtdLd= dLdθ…(26)
ddtm 2=-mg ιsin …(27)
=-gsin …(28)
Untuk sudut yang kecil dapat digunakan deret fourier, sehingga
penyelesaian persamaan ini adalah 
+g =0 …(29)
(D2+gl)θ=0 … (30)
D = -gl= ±igl…(31)
1,2

Bila kita menganggap bahwa kita memulai getaran sistem dengan


meregangkan bandul sejauh A kemudian melepaskanya, solusi persamaan
di atas yang memberikan massa adalah :
θ=Aexpiglt+Bexp - i glt …(32)
θ=Acosglt+Bsin - i glt=Acos ωt+Bsin ωt …(33) 
θ=Asin ωt+γ=Asin (2μft+γ) …(34)
ω=dθdt=Aωcos⁡(ωt+γ)… (35)
α= dωdt= -A2sin ωt+γ …(36)
Besaran periode untuk bandul adalah memenuhi persamaan
T = 2lg…(37)
BAB III

METODE EKSPERIMEN

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dipakai pada eksperimen ini adalah

 Seperangkat alat percobaan pegas


 Sistem bandul
 Penggaris 
 Massa beban (mi)
 Stopwatch
 Alat tulis
Cara kerja

 Dihitung panjang  pegas awal sebelum diberi tambahan beban


 Ditentukan pertambahan panjang pegas setiap pertambahan massa
 Kurva y-x dibuat dengan massa sebagai sumbu-x dan pertambahan
panjang sebagai sumbu-y besar konstanta pegas dapat ditentukan dari
besar gradient Mg 
 Diukur terlebih dahulu besar konstanta percepatan grafitasi g
menggunakan persamaan T = 2lg yang dilakukan pada percobaan bandul 
 Diukur konstanta pegas menggunakan persamaan x = gkm → y =
Mgradienx
 Ditentukan besar ralat konstanta pegas
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan


 Berat ember : 34,7 gram
 Berat keping I : 8,6 gram
 Berat keping II : 6,5 gram
 Berat keping III : 6,6 gram
 Berat keping IV : 7,5 gram
 Berat keping V : 5,5 gram
 Panjang tali bandul panjang : 0,214 meter
 Panjang tali bandul pendek : 0,118 meter
 Jumlah getaran bandul I dan II : 5 kali

Perhitungan Hasil Percobaan


 Perhitungan data percobaan bandul 1
Panjang tali = 0,214 meter
Waktu = 4,75 s
Banyaknya gelombang =5
Periode = 4,75/5 = 0,95 s
l
g 1= 2
(T /2 π )
0,214
g1 = 2
( 0,95/ 2∙ 3,14)
g1=9,72m/s 2

 Perhitungan data percobaan bandul 2


Panjang tali = 0,118 meter
Waktu = 3,59 s
Banyaknya gelombang =5
Periode = 3,59/5 = 0,718 s
l
g 2= 2
(T /2 π )
0,118
g2=
(0,718/ 2∙ 3,14)2
g2=9,83 m/ s2
Membuat koefisien konstanta pegas

Panjang awal Panjang akhir Pertambahan


Massa (gr)
(cm) (cm) panjang (cm)
M ember 34,7 6,5 - -
M ember + M 1 43,3 6,5 7 0,5
M ember + M 1 + M 2 49,8 6,5 8 1,5
M ember + M 1 + M 2+ M56,4
3 6,5 8,5 2
M ember + M 1 + M 2+ M63,9
3+ M 4 6,5 10 3,5
M ember + M 1 + M 2+ M69,4
3 + M 4 + M5 6,5 10,5 4

Besar Mgradien adalah 0,1008 cm/gr = 1,01 m/kg. untuk menentukan besar
g
konstanta pegas dapat digunakan persamaan gerak yaitu : x= m → y= M gradien x .
k
Yang merupakan persamaan garis lurus dengan nilai konstanta elastisitas pegas
9,8 2
k= =9,702kg /s sehingga didapatkan bahwa
1,01

g
∆ k= ∆ M gradien
M gradien2

9,8
∆ k= 0,02=0,19
1,012
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan eksperimen mengenai neraca Mohr yang telah dipraktekan,


didapatkan hasil sebagai berikut:

Percobaan dengan air

 Densitas secara teori = 0,965 g/cm3


 Densitas secara eksperimen = (1,0 ± 0,1) g/cm3
 Hasil literatur = 1,00 g/cm 3

Percobaan dengan larutan garam

 Densitas secara teori = 1,578 g/cm3


 Densitas secara eksperimen = (1,7 ± 0,2) g/cm3
 Hasil literatur = 1,03 g/cm3

Percobaan dengan alkohol

 Densitas secara teori = 0,485 g/cm3


 Densitas secara eksperimen = (0,8 ± 0,1) g/cm3
 Hasil literatur = 0,81 g/cm3

Terdapat perbedaan antara hasil literatur dan eksperimen. Adanya ketidaksesuaian


antara eksperimen dengan teori maupun literatur lebih dikarenakan keterbatasan
alat yang kurang representatif untuk dilakukan percobaan yang baik serta
pengukuran tunggal yang memperlihatkan hasil yang kurang teliti.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

1. Galih, Valentinus dan Endah Purnomosari. 2015.”Pengantar Eksperimen


Fisika (untuk SMA/S1)”.Yogyakarta: CV. Mulia Jaya

Anda mungkin juga menyukai