Anda di halaman 1dari 10

TEKNIK BARU MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL

LINEAR ORDE SATU NONHOMOGEN

Yon Hendri1*, Asmara Karma2, Musraini2


1
Mahasiswa Program S1 Matematika
2
Dosen JurusanMatematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau
Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia

*iyon_tbh@ymail.com

ABSTRACT
This paper discusses a tecnique to solve a system of first order nonhomogeneous linear
differential equations with constants-coefficient by writing it in a matrix form. Then
order nonhomogeneous linear differential equations are formed which have coefficients
involving matrix coefficient that have been formed and solved using variation of
parameter method, hance the general solution is obtained from the differential equations
discussed. This solution is focused only for and .

Keywords: general solutions, system of linear differential equations, variation of


parameter method.

ABSTRAK

Artikel ini membahas teknik mendapatkan solusi sistem persamaan diferensial linear
orde satu nonhomogen koefesien konstanta dengan terlebih dahulu menyatakan system
tersebut dalam bentuk matriks. Selanjutnya dibentuk persamaan diferensial linear
nonhomogen orde n yang koefisiennya melibatkan koefisien matriks yang sudah
dibentuk dan diselesaikan dengan metode variasi parameter, sehingga diperoleh solusi
umum dari persamaan diferensial yang didiskusikan. Pembahasan makalah ini
difokuskan untuk kasus dan .

Kata kunci: metode variasi parameter, sistem persamaan diferensial linear, solusi
umum.

1. PENDAHULUAN
Persamaan diferensial adalah salah satu bidang studi matematika yang banyak
dikembangkan baik dalam matematika murni maupun matematika terapan. Dibidang
matematika murni diteliti tentang ekstensi dan ketunggalan solusi persamaan
diferensial, sedangkan di dalam matematika terapan dicarakan teknik mendapatkan
solusinya, sehingga dapat menjawab persoalan yang dimodelkan oleh persamaan
diferensial tersebut.
Pembahasan solusi persamaan diferensial linear yang berbentuk sistem persamaan
tersebut yang banyak didiskusikan dalam buku teks diantaranya adalah metode matriks

1
eksponensial dan metode Fulmer [1, h. 307]. Pada artikel ini dibahas teknik lain dalam
menyelesaikan sistem n persamaan diferensial linear koefisien konstanta nonhomogen
yang merupakan pembahasan detail dari artikel Jwamer K. H. F dan Rashid A. M [2],
dengan judul ’’ New Technique For Solving System of Order Linear Differential
Equations’’. Dalam pembahasan artikel ini difokuskan untuk kasus dan .

2. SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR ORDE SATU


NONHOMOGEN DAN METODE VARIASI PARAMETER
Pada bagian ini dibahas bentuk normal sistem persamaan diferensial linear orde satu
nonhomogen, penyelesaian sistem persamaan diferensial linear orde satu nonhomogen
dan metode variasi parameter.

2.1 Bentuk Normal Pada Sistem Persamaan Diferensial Linear Orde Satu.
Bentuk normal sistem persamaan diferensial linear orde satu nonhomogen dapat
ditulis, diabawah ini. [3, h. 510].
dx1
a11 x1 a12 x2  a1n xn f1 (t )
dt
dx2
a21 x1 a22 x2  a2 n xn f 2 (t ) ,
dt (1)

dxn
an1 x1 a n 2 x2  ann xn f n (t )
dt
untuk adalah fungsi terhadap . Juga
merupakan fungsi terhadap dengan , merupakan
konstanta. Sistem persamaan diferensial pada persamaan (1) dapat ditulis dalam bentuk
sebuah matriks,
dX
AX f (t ), (2)
dt
dengan
T
dX dx1 dx2 dx
, , , n ,
dt dt dt dt
a11 a12  a1n
a 21 a 22  a 2n
A
    ,
a n1 an2  a nn

dan untuk
f (t ) ( f 1 (t ), f 2 (t ), , f n (t )).
Bentuk sebuah persamaan diferensial linear orde-n dapat dibentuk menjadi
sistem persamaan diferensial linear orde satu,ditulis
d nx d n 1x dx
n n 1
(3)
dt dt dt

2
Persamaan (2) dan persamaan (3) berhubungan sebagai berikut.
dx d 2x d n 2x
, , ,
dt dt 2 dt n 2
dan
d n 1x
, (4)
dt n 1
persamaan (4) diperoleh
dx dx1 d 2 x dx2 d n 1 x dxn 1
, 2 , , n 1 , (5)
dt dt d t dt d t dt
dan
d n x dxn
(6)
dt n dt
Selanjutnya dengan menggunakan persamaan (4) dan (5) dapat di transformasikan
persamaan (5) berikut :

dxn
(7)
dt
Persamaan (7) adalah sistem persamaan diferensial linear orde satu nonhomogen.

2.2 Penyelesaian Sistem Persamaan Diferensial Linear Orde Satu Nonhomogen.


Permasalahan yang muncul pada sistem persamaan diferensial linear orde satu
nonhomogen pada persamaan (2).
dX
dt
adalah menentukan fungsi-fungsi sehingga sistem persamaan
diferensial linear tersebut terpenuhi. Langkah pertama untuk menyelesaikan persamaan
(2), ditentukan penyelesaian sistem persamaan diferensial homogennya
dX
dt
sehingga diperoleh sebagai himpunan fundamentalnya.

Teorema 1.[3, h. 532]. Jika adalah vektor penyelesaian persamaan diferensial


nonhomogen persamaan(2) dan himpunan fundamentalnya pada
penyelesaian homogen persamaan
dX
Ax,
dt
dengan c1 , c 2  , c n adalah konstanta.

3
n
1. Maka fungsi vektor dari ck k
adalah solusi persamaan diferensial
k 1
nonhomogen pada persamaan (2) untuk sebarang
2. solusi persamaan diferensial linear nonhomogen pada persamaan (2) dari
n

0 ck k
untuk c1 , c 2  , c n sebarang.
k 1

Teorema 2[3, h. 537].Jika adalah matriks fundamental sistem persamaan diferensial


dx
linear orde satu homogenya AX , pada maka didefinisikan dengan
dt

Dimana adalah penyelesaian sistem persamaan diferensial


dx
AX F (t ),
dt
2.3 Metode Variasi Parameter
Misalkan persamaan diferensial linear nonhomogen orde dua dibawah ini
(8)
dengan fungsi , dan kontinu pada interval terbuka, maka penyelesaian secara
homogennya adalah
(9)
dan adalah solusi bebas linear persamaan homogennya, maka solusi
umumnya
(10)
penggantian konstanta dan merupakan konstan dengan fungsi dan
yang harus ditentukan, maka solusi partikular dari persamaan diferensial
nonhomogen mempunyai bentuk :
(11)
Untuk menentukan fungsi dan diperlukan dua syarat,yaitu :
1. Fungsi dan harus memenuhi persamaan (11)
2. Syarat sebarang, yang memenuhi
(12)
persamaan (11) diturunkan terhadap , maka diperoleh

atau
(13)
Jika persamaan (13) diturunkan terhadap , maka akan diperoleh
(14)
subtitusikan persamaan (11), (13) dan (14) ke persamaan (8), maka diperoleh
,
,
karena , maka
(15)

4
Persamaan (12) dan (15) sistem persamaan linear untuk fungsi yang tidak diketahui
dan , penyelesaian diperoleh dengan aturan Cramer, sehingga menjadi

dan

dengan , merupakan Wronskians. dan adalah solusi


bebas linear dari persamaan homogen yang terkait. Hasilnya disubtitusikan pada
persamaan (11), diperoleh solusi partikular dari persamaan nonhomogen pada
persamaan (8), yaitu

3. TEKNIK BARU MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN


DIFERENSIAL LINEAR ORDE SATU NONHOMOGEN

Pada bagian ini diperoleh teknik baru untuk menyelesaikan sistem persamaan
diferensial linear orde satu nonhomogen.
Untuk kasus
Berdasarkan persamaan (1) bentuk sistem dua persamaan diferensial linear orde satu
nonhomogen ini ditulis :
(16)
dengan dan adalah fungsi kontinu pada interval I. Persamaan (16) dapat
disusun dalam bentuk matriks
(17)
Dari persamaan (17) dapat menentukan dan sehingga memenuhi persamaan (17)
tersebut. Pada penyelesaian teknik ini persamaan (17) dibentuk menjadi sebuah
persamaan diferensial linear orde dua nonhomogen, sebagai berikut :
(18)
dengan , cara membentuk persamaan (18) sebagai
berikut. Persamaan (17) dapat diperoleh,
, (19)
dengan menurunkan ruas kiri dan kanan persamaan (19) terhadap , diperoleh
(20)
Persamaan (17) diperoleh juga
(21)
subtitusikan persamaan (21) kepersamaan (20), maka akan diperoleh
(22)
Persamaan (19) dapat dibentuk menjadi

subtitusikan kepersamaan (22), maka diperoleh

5
dengan , sedangkan dan
. Maka terbukti bahwa bentuk persamaan (17) dapat
dibentuk menjadi sebuah persamaan diferensial linear orde dua nonhomogen. Pada
persamaan (18), yaitu.

Misalkan persamaan (18) ditulis konstanta maka


diperoleh.
(23)
Selanjutnya persamaan (23) dapat diselesaikan dengan metode variasi parameter.
Misalkan dan adalah penyelesaian persamaan diferensial homogennya pada
persamaan (23) maka diperoleh penyelesaian umumnya.
(24)
dengan dan adalah konstanta, penyelesaian khususnya. Misalkan dan
adalah fungsi variabel , sehingga terbentuklah penyelesaiannya.
(25)
jika persamaan (25) diturunkan terhadap t, maka akan diperoleh
(26)
dengan menentukan syarat pada persamaan (26).
(27)
diperoleh
(28)
jika persamaan (28) diturunkan terhadap t, maka akan diperoleh
(29)
subtitusikan persamaan (25), (28) dan (29) kepersamaan (23), maka akan diperoleh

atau

sehingga diperoleh

Dari persamaan (27) dan (30) diperoleh

dan

subtitusikan persamaan (31) kepersamaan (25), maka dapat dibentuk penyelesaian


umumnya

Persamaan (16) didapatkan

6
atau

dengan
.
Untuk kasus
Proposisi 1 [2]. Misalkan sistem persamaan diferensial linear orde satu nonhomogen,
adalah

(32)

dengan dan adalah fungsi kontinu. Jika atau


maka sistem tiga persamaan diferensial linear orde satu
nonhomogen pada persamaan (32) dapat dibentuk menjadi sebuah persamaan
diferensial linear orde tiga nonhomogen

dengan nilai dari,

Bukti
Jika diasumsikan atau Persamaan (32)
dapat diperoleh bentuk sebuah matriks. Misalkan matriks

Persamaan (32), dapat diperoleh , maka diperoleh


turunan keduanya
(33)
jika persamaan (33) diturunkan terhadap t, maka akan diperoleh
(34)
jika persamaan (32) diturunkan terhadap t, maka akan diperoleh
(35)
dan
(36)
subtitusikan persamaan (35) dan (36) ke persamaan (34), maka akan diperoleh

,
oleh karena itu diperoleh

selain itu dari persamaan (32) didapatkan juga


,

subtitusikan ke persamaan (36), maka akan diperoleh

7
dengan , akan diperoleh

dari persamaan (32) dapat diperoleh maka

dan untuk

dapat diperoleh

dengan

maka akan membentuk sebuah persamaan diferensial linear orde tiga nonhomogen

atau

Terbukti bahwa persamaan (32) dapat dibentuk sebuah persamaan diferensial linear
orde tiga nonhomogen.

3. CONTOH SOAL UNTUK KASUS

Diberikan
13
x' 4 x 3 y t,
2
y' 2 x y 2t,

8
Penyelesaian
x' 4 3 x 13
t
2 .
y' 2 1 y 2t (37)
Dari persamaan (37) diperoleh
(38)
jika persamaan (38) diturunkan terhadap t, maka akan diperoleh
(39)
Persamaan (37) juga diperoleh
(40)

jika persamaan (40) disubtitusikan ke persamaan (39), maka akan diperoleh

,
untuk nilai dapat diperoleh dari persamaan (38)

(41)
Persamaan (41) merupakan persamaan diferensial linear orde dua nonhomogen, dengan
menggunakan metode variasi parameter untuk memperoleh solusi umumnya, persamaan
(38) dapat diperoleh penyelesaian umum homogennya

dan ,
(42)
. (43)
Gunakan persamaan (31), maka akan diperoleh
y2 g (t )
v1 (t ) dt,
W ( y1, y2 )
dan
y1g (t )
v2 (t ) dt,
W ( y1, y2 )
dengan Wrongskiannya dapat diperoleh
,

dan

9
(44)
Dari persamaan (42) dan (44) diperoleh penyelesaian umum sistem persamaan
diferensial

jika diturunkan terhadap , maka akan diperoleh

untuk memperoleh nilai subtitusikan dan pada persamaan (38) dengan dan
sebarang,

dapat diperoleh

DAFTAR PUSTAKA

[1] Cullen, C. G. 1990. Linear Algebra and Differential Equations, second Edition,
University Of Pittsburgh. Springer: New York.
[2] Jwamer, K. H .F & Rashid, A. M. 2012. New Technique For Solving System Of First
Order Linear Differential Equations. Journal Applied Mathematical Sciences, 64: 3177-
3183.
[3] Ross, S. L. 1984. Differential Equations, Thirt Edition. University Of New Hamphirs:
New York.
[4] Stewart, J. 2011. Kalkulus. Terj. dari Calculus, Edisi Lima Buku dua, oleh Sungkono,
C. Penerbit Salemba Teknika: Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai