Anda di halaman 1dari 24

BAB II

LANDASAN TEORI

Berbagai macam ukuran dan tipe pompa digunakan dalam pemompaan


slurry. Tipe positive displacement dan special effect seperti venturi eductors juga
dipergunakan namun yang umum digunakan pada pompa slurry adalah pompa
centrifugal. Pompa slurry tipe centrifugal memanfaatkan gaya centrifugal yang
dihasilkan oleh putaran impeller memberi energi kepada slurry sama halnya pada
pompa centrifugal untuk air bersih. Meskipun demikian, secara prinsip keduanya
adalah sama. Pompa slurry centrifugal memerlukan pertimbangan ukuran dan
desain dari impeller, kemudahan maintenance, tipe shaft seal yang digunakan dan
pemilihan material yang optimal. Juga persyaratan tahan aus yang disebabkan oleh
abrasif, erosif dan serangan korosif yang sering terjadi pada material. Disamping itu
masih banyak ketergantungan penting yang lain yang dipersyaratkan. Pompa slurry
centrifugal harus didesain dengan saluran yang dapat dilalui partikel yang abrasif
yang suatu saat kemungkinan berukuran besar. Sebagai contoh pompa slurry
Warman yang terbesar, dapat memompakan partikel berukuran 530mm pada
bentuk yang tidak teratur. Itulah sebabnya mengapa pompa slurry memerlukan
impeller yang lebar dan kuat untuk mengakomodir laluan partikel besar, juga harus
dibangun dengan material khusus untuk meminimalisir keausan internal yang
disebabkan oleh solid.
Untuk mencapai kecepatan operasi yang lebih rendah, secara keseluruhan pompa
slurry juga berukuran lebih besar jika dibandingkan dengan pompa air bersih dalam
rangka untuk meminimalisir keausan pada pompa. Bearing dan shaft juga harus
sangat kuat dan kokoh.

2.1. Komponen - Komponen Pompa Slurry


2.1.1. Impeller
Impeller merupakan komponen berputar utama yang secara normal
mempunyai sudu untuk memberikan gaya centrifugal kepada fluida. Biasanya
impeller pompa slurry adalah tipe sudu plain atau francis (Gambar 1-1).

6
Gambar 1-1 Bentuk Sudu Impeller
Tipe sudu plain mempunyai garis keliling hingga selubung belakang,
sedangkan sudu francis mempunyai garis keliling yang terproyeksi terhadap mata
impeller. Beberapa keuntungan dari tipe sudu francis memiliki efisiensi yang lebih
tinggi, meningkatkan kemampuan hisap dan usia pakai yang lebih baik terhadap
beberapa jenis slurry karena sudut benturan terhadap fluida lebih efektif.

Impeller tipe sudu plain memperlihatkan karakteristik usia pakai yang lebih
baik pada aplikasi slurry yang sangat kasar, namun terkendala dengan desain
cetakan untuk kebutuhan impeller elastomer.
Ukuran vane impeller biasanya bervariasi antara tiga dan enam tergantung dari
ukuran parikel pada slurry. Umumnya impeller slurry berjenis tertutup sebagaimana
pada gambar (dengan selubung depan) namun tipe impeller terbuka (tanpa
selubung depan) terkadang digunakan pada aplikasi khusus.
Kebanyakan impeller tertutup memiliki efisiensi lebih tinggi dan lebih mudah terjadi
keausan pada liner bagian depan. Impeller terbuka lebih umum pada pompa -
pompa kecil dimana sumbatan partikel mungkin menjadi kendala. Jenis lain impeller
pompa slurry adalah pemompa keluar atau terdapat sudu pelempar pada selubung
depan dan belakang. Kemampuan fungsi ganda dalam mereduksi tekanan
(menghambat sirkulasi aliran balik ke mata impeller dan menurunkan tekanan pada
stuffing box) dan menjaga solid keluar melalui celah antara casing dan impeller
karena gaya centrifugal. Desain impeller sangat krusial karena berpengaruh pada
pola aliran dan pada akhirnya tingkat keausan kepada seluruh pompa.

7
Beberapa contoh impeller standard dan non standard ditunjukkan Gambar 1-2.

Gambar 1-2 Tipe Impeller Standard dan Non-Standard

Beberapa contoh tipikal kebutuhan impeller non standard antara lain :


a) Pemompaan batubara kasar
Partikel besar dapat menyebabkan sumbatan dengan impeller standard 5 sudu
tertutup. Impeller 4 sudu khusus untuk partikel besar lebih direkomendasikan.
b) Pemompaan material berserat
Serat yang panjang dapat terjerat di sekitar saluran masuk sudu pada impeller
standard. Impeller khusus “chokeless” (bebas jeratan) dapat dipilih untuk kebutuhan
semacam ini.
c) Impeller dengan diameter yang diperkecil
Pada beberapa kondisi khusus, memperkecil diameter impeller dibutuhkan, secara
umum untuk menghindari keausan yang lebih tinggi dari impeller dengan diameter
penuh seperti diilustrasikan pada Gambar 1-3.
d) Impeller dengan mata yang diperkecil
Pada beberapa aplikasi ekstrim dimana tingkat keausan tinggi, sebuah mpeller
khusus dengan mata yang diperkecil dapat memperpanjang usia pakai impeller.
Gambar 1-3 Diameter Impeller yang diperkecil

2.1.2 Casing
Kebanyakan casing pompa slurry lebih lambat dibanding pompa air bersih,
tujuan utamanya untuk memperkecil keausan walaupun pada velocity internal yang

8
lebih rendah. Bentuk casing secara umum adalah semi-volute dengan celah lebar
pada bagian cutwater. Perbedaan ini ditunjukkan pada Gambar 1-4.
Efisiensi pada kebanyakan casing terbuka lebih rendah dari tipe volute, meskipun
demikian casing ini menawarkan masa pakai dengan tingkat kompromi yang paling
baik.

Gambar 1-4 Bentuk Casing Pompa

2.1.3 Cakupan Aplikasi Pimpa Slurry


Pompa slurry digunakan secara luas karena sisi manfaat dalam industri
pertambangan dimana banyak plant menggunakan sistem terpisah basah. Sistem
ini biasanya membutuhkan perpindahan volume slurry yang besar pada
keseluruhan proses. Pompa slurry juga banyak digunakan untuk pembuangan
disposal sampah dari pembangkit tenaga. Sektor lain yang termasuk menggunakan
adalah manufaktur reklamasi lahan, pertambangan dengan kapal keruk (dredges),
dan transportasi batubara dan mineral berjarak jauh. Fokus dunia global yang
meningkat dalam hal batasan lingkungan dan energi pasti akan memicu
penggunaan pompa slurry di masa mendatang.

2.1.4. Konsep Pemilihan Material


Seleksi jenis material yang akan digunakan untuk aplikasi pompa slurry
merupakan sebuah prosedur yang seksama. Prosedur pertama harus
memperhitungkan semua faktor (karakteristik variabel) dari slurry dengan teliti.
Prosedur ini harus memperhitungkan batasan-batasan sebagai berikut :
a) jenis pompa,
b) kecepatan pompa, dan
c) rentang pilihan model yang tersedia.

Data utama yang dibutuhkan untuk membuat pemilihan jenis material antara lain :
a) ukuran partikel dari solid yang akan dipompakan,
b) bentuk dan kekerasan dari solid, dan

9
c) propertis korosif dari fluida sebagai bagian dari slurry yang akan dipompakan.
Pemilihan material untuk liner dan impeller pompa terbuat dari dua jenis material
dasar :
a) elastomer, dan
b) logam tuang yang tahan aus/erosi

2.1.5 Elastomer
Tiga kriteria pemilihan elastomer yang umumnya digunakan adalah :

a) Karet alami
i) Ketahanan erosi yang sangat baik untuk liner (ukuran solid diatas 15mm), namun
terbatas pada ukuran partikel 5mm untuk impeller.
ii) Tidak cocok untuk solid dengan garis yang sangat tajam.
ii) Dapat rusak oleh solid atau kotoran yang melebihi ukuran.
iv) Kecepatan keliling impeller harus kurang dari 27.5 m/s, untuk mencegah
gangguan panas dari liner (Tersedia formulasi khusus untuk mengakomodir
kecepatan di atas 32 m/s pada kasus tertentu).
v) Tidak cocok untuk oil, bahan pelarut asam kuat.
vi) Tidak cocok untuk temperatur lebih dari 77ºC.

b) Polyurethane
Digunakan untuk liner samping pompa, dimana kecepatan keliling dari impeller lebih
tinggi dari 27.5 m/s, (tidak dapat menggunakan karet standar) dimana suatu saat
batuan dapat merusak impeller karet.
ii) Ketahanan erosi lebih tinggi dimana erosi tipe sliding bed akan menimbulkan
dampak langsung terhadap impeller (Gambar 2-2).
iii) Ketahanan erosi dari solid lebih rendah daripada karet alami. Ketahanan erosi
dari partikel yang bertepi kasar lebih baik pada keadaan tertentu.
iv) Tidak cocok untuk temperatur exceeding 70ºC dan asam konsentrat dan alkali,
ketone, esters, chlorinated and nitro hydrocarbon.

c) Elastomer sintetis: Neoprene, Butyl, Hypalon dan Viton A


Material ini digunakan pada aplikasi chemical khusus dengan kondisi dibawah :
i) Bukan sebagai tahan erosi seperti pada karet alami.

10
ii) Memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap chemical daripada karet alami atau
polyurethane.
iii) Lebih tahan terhadap temperatur operasi daripada karet alami atau polyurethane.

2.1.6 Logam Tuang Tahan Aus/erosi


Logam tuang tahan aus digunakan pada liner dan impeller pompa slurry dimana
kondisinya tidak sesuai untuk karet, seperti kondisi dengan partikel kasar dan tajam,
atau pada kebutuhan dengan kecepatan keliling impeller yang tinggi dan
temperature kerja tinggi.

2.1.7 Jenis Pompa Vertikal


a) Jenis GPS (SP)
Pompa jenis GPS adalah pompa dengan shaft cantilever vertikal yang
didesain dengan variasi material wet end tahan erosi termasuk logam keras, karet
dan polyurethane. Pompa ini dilengkapi dua sisi hisap. Casing pompa ini tersedia
dengan pengaduk sendiri, impeller yang susah tersumbat. Rentang ukuran pompa
ini tersedia dari 40mm hingga to 250mm.

Gambar A1-8 Jenis Pompa GPS


b) Jenis SPR
Pompa jenis SPR adalah pompa dengan desain shaft cantilever vertikal
sama dengan jenis GPS, namun dilengkapi dengan perlindungan elastomer pada

11
semua komponen. Peruntukan pompa ini untuk aplikasi dengan tingkat korosif yang
tinggi. Tersedia dengan rentang ukuran dari 40mm hingga 150mm.

Gambar A1-9 Jenis Pompa SPR

c) Jenis V-TC
Pompa V-TC adalah kombinasi dari jenis material wet end logam keras
CYKLO (TC) pada kelengkapan bearing shaft cantilever. Kebutuhan aplikasi pompa
ini adalah pemompaan dengan desain bebas tersumbat CYKLO pada situasi
gabungan vertikal. Tersedia dengan rentang diameter discharge dari 50mm sampai
200mm.

d) Jenis AF
Pompa AF adalah khusus untuk fluida berbuih, dilengkapi dengan tadah
dengan memnfaatkan casing dan liner dari pompa jenis AH.
Pompa ini didesain khusus untuk slurry berbuih, lebih efisien dengan penahan
udara masuk sebelum memasuki kepala pompa, memanfaatkan prinsip induksi
vortex. Rentang ukuran diameter discharge pompa AF tersedia dari 20mm hingga
200mm.

12
Gambar A1-10 Pompa Jenis AF

2.2. Persamaan Energi


Perhitungan persamaan energi yang dilakukan dalam analisa ini adalah
sebagai berikut:

2. Estimasi Head Loss Gesekan Air Bersih


Metode yang direkomendasikan untuk estimasi Hf pada air bersih adalah
dengan menggunakan formula Darcy sebagai berikut :
L V²
Hf = f x —— x ——
D 2g
dimana :

Hf = Kerugian Gesek (m)


L = Total panjang pipa (m)
D = Diameter dalam pipa (m)

13
f = Factor gesekan Darcy
V = Velocity (m/s)
g = Percepatan Grafitasi (9.81 m/s²)

Untuk mengevaluasi gesekan Darcy, digunakan grafik faktor gesekan pipa (f)
seperti Gambar A3-2

Gambar A3-2 Grafik Gesekan Pipa

14
CATATAN : Untuk ketepatan, nilai yang dimasukkan dalam grafik di atas adalah
diameter dalam pipa (d) dalam satuan mm. Aplikasi dari formula Darcy, dan
kombinasi dengan grafik gesekan pipa, adalah metode yang direkomendasikan
untuk memperkirakan Hf untuk air. Informasi ini juga dapat digunakan untuk
membuat kurva sistem tahanan.

2.2.2. Total Head Dinamis


Komponen utama dari Total Head Dinamis adalah :
a) Total Head Keluar (Discharge), dan
b) Total Head Hisap (Suction).
Persamaannya adalah :
Total Head Dinamis = Total Head Discharge - Total Head Suction
Total Head Dinamis H adalah head yang diperlukan oleh sistem untuk menjaga
flowrate yang diinginkan Q. Hubungab antara H dengan Q dapat dilihat pada kurva
sistem tahanan.

2.2.3. Estimasi Total Head Dinamis


H = (Hd) – (Hs) oleh karena diameter dalam pipa hisap dan keluar sering berbeda,
disarankan untuk memperkirakan nilai dari Hd dan Hs secara terpisah. Formula
yang digunakan dapat dengan Formula dasar sederhana, namun terjadi perubahan
dimana diperlukan suatu istilah tambahan atau pergantian untuk kebutuhan sebagai
berikut:
a) Total Head Discharge: Hd
Formula dasar sederhana: Hd = (Zd) + Hfd + Hve
Kemungkinan tambahan istilah sebagai berikut:
i) Head Loss pada pembesaran kerucut (Gambar A4-4);
ii) Head Loss pada kontraksi (Gambar A4-4),
iii) Head Loss pada sisi keluar menuju Alat pengumpan tekanan,
iii) Head Loss pada perbedaan kolom (Zc).

b) Total Head Discharge:


Formula dasar sederhana: Hs = (Zs) + Hi + Hfs
Kemungkinan tambahan istilah sebagai berikut:
i) Head tambahan pada supply dari tangki bertekanan (Hpr),
ii) Head Loss pada supply dari tangki vacuum (Hvac),

15
Pemisahan Estimasi Head Hisap dan Head Keluar
a) Head loss gesekan pipa, Hf
Head loss gesekan pipa diperhitungkan untuk panjang pipa ekivalen L (m), yang
merupakan penjumlahan panjang pipa total La(m) dan the jumlah panjang semua
valve, belokan, dan fitting ekivalen Lf(m) (Gambar A4-3) berpengaruh kepada head
loss gesekan pada pipa.

Gambar A4-3 Panjang Ekivalen Fitting dan Valve

16
Secara umum L = La + Lf.
Secara spesifik:
i) Untuk sisi hisap (suction): Ls = Las + Lfs (Head loss gesekan = Hfs)
ii) Untuk sisi keluar (discharge): Ld = Lad + Lfd (Head loss gesekan = Hfd)
Nilai Hfs dan Hfd harus diestimasikan secara terpisah, dengan estimasi terpisah
Hs, nilai yang didapat siap digunakan pada perhitungan NPSHa, (APPENDIX 6 –
NET POSITIVE SUCTION HEAD (NPSH)).

b) Head loss inlet (Hi) : Head Loss Velocity Keluar (Hve)


Pemisahan selalu dibuat dalam formula standar untuk:
i) Hi, Head Loss Inlet (Sisi hisap saja), dan
ii) Hve, Head Loss Velocity Keluar (Sisi keluar saja).
Dengan demikian, Hi dand Hve termasuk dalam masing-masing formula standar
untuk Hs dan Hd.

c) Head Losses pada kontraksi dan pembesaran


Head loss tambahan ini dihitung dengan menggunakan formula yang terdapat pada
Gambar A4-4. Kerugian gesek pada jet nozzle (Hn) mungkin perlu ditambahkan
untuk kontraksi kerucut kecuali data head loss yang lebih lengkap tersedia.

17
Gambar A4-4 HEAD Kerugian pada Inlet, Kontraksi dan Pembesaran

d) Tambahan akibat dampak pada Hfs atau Hfd


Nilai yang dihitung untuk Hfs dan Hfd harus benar untuk memenuhi head loss
gesekan permanen jika terdapat hambatan segaris, seperti pemasangan alat
pengukur aliran atau plat orifice seperempat lingkaran.

e) Head loss perbedaan kolom


Gambar A4-5 menggambarkan Specific gravity campuran Sm, mengalir ke arah
atas dan digambarkan aliran dari solid yang menetap dan cairan yang larut Sl.
Seperti cairan pada ketinggian vertikal yang sama Zl. Resultan head loss statis
efektif diketahui sebagai head loss perbedaan kolom Zc:
Sm - Sl
Zc = Zl ( ———— ) (m) Sm lebih besar dari Sl, ketinggian vertikal Zl,
Sm

Dimana jika kondisi seperti ini terjadi, Zc harus dimasukkan dalam head loss
tambahan pada sistem pipa. Hal ini akan berdampak pada total head dan NPSHa
(APPENDIX 6 – NET POSITIVE SUCTION HEAD (NPSH)).

18
Gambar A4-5 Head loss perbedaan kolom

2.2.4. Menentukan Batas Velocity Tetap


Dalam menentukan VL yang akurat, diperlukan untuk melakukan pengujian dengan
slurry pada sebuah pipa. Alternatif yang lebih praktis, jika pengujian tersebut tidak
memungkinkan, VL dapat ditentukan melelalui metode berikut berdasarkan formula
Durand:
Formula Durand :
VL = FL √ 2gD (S Sl)
—————
Sl

Dimana parameter FL tergantung pada ukuran partikel dan konsentrasi solid.

2.3. Campuran Slurry


Fluida merupakan suatu zat yang bentuknya dapat berubah-ubah secara
terus menerus akibat adanya suatu gaya geser seberapapun kecilnya. Fluida cair
termasuk dalam fluida inkompresibel (tak mampu mampat) dimana kerapatan
massa fluidanya (density) konstan.

2.3.1. Propertis Slurry


a) Abrasi
Keausan abrasi terjadi jika material keras tertekan dan bergerak secara
relatif pada permukaan yang solid. Abrasi terbagi menjadi tiga jenis utama, yaitu
Gouging (tercungkil), High Stress Grinding (Penggerindaan tekanan tinggi) dan Low
Stress Grinding (Penggerindaan tekanan rendah).

19
Gambar 2-1 Tiga jenis utama keausan akibat abrasif

Pada pompa slurry jenis centrifugal, abrasi hanya terjadi pada dua daerah, yaitu :
1) Antara impeller dan stationary throatbush
2) Antara shaft sleeve dan stationary packing

b) Erosi
Pada aplikasi pompa slurry, keausan yang dominan adalah erosi. Erosi
adalah bentuk keausan terkikisnya permukaan material bersamaan aksi partikel
yang ada di dalam fluida. Erosi merupakan suatu energi kinetik yang di tranfer
kepada partikel, tidak seperti halnya yang terjadi pada abrasi. Energi kinetik yang
ditranfer dari partikel kepada permukaan material menghasilkan tegangan kontak
yang tinggi.

20
Gambar 2-2 Tiga mode utama keausan akibat erosi
c) Korosi
Proses dasar korosi (Fe →Fe3 + 3e-, khusus pada besi) seperti hubungan
pada proses anoda pada elektrochemical pada cell baterai basah. Pada permukaan
anoda, pengisian listrik terjadi dengan tranfer dari logam kepada fuida (electrolyte).
Elektron terlepas dari daerah aliran reaksi anodic menuju katoda, yang kemudian
memberikan sumber elektron pada reaksi chatodic. Reaksi elektroda sangat
beragam, tergantung pada kemurnian material dan lingungan yang korosif. Erosi
dan korosi adalah yang paling penting pada aplikasi slurry, karena dua dampak
(erosi dan korosi) tersebut bekerja bersama dan seringkali sulit untuk dibedakan.

d) Konsentrasi Solid
Efek perubahan performa pompa disebabkan adanya solid pada slurry, jika
dibandingkan dengan performa pompa pada pemompaan air bersih, kejadian
mendasarnya sebagai berikut :
1) Gesekan antara fluida dan partikel solid selama akselerasi dan deselerasi
pada slurry ketika masuk dan keluar impeller.
2) Peningkatan kerugian gesekan pada pompa. Kerugian meningkat karena
kerapatan massa pada slurry.
Catatan : Head (H) pada teks dibawah adalah total head yang dihasilkan pompa,
dinyatakan dalam satuan meter pada cairan atau campuran aktual yang
dipompakan.
Head Ratio (HR) adalah perbandingan : Hm/Hw dimana Hm adalah total
head pompa pada pempompaan campuran slurry dan Hw adalah total head pompa
pada pemompaan air, dan pompa bekerja dengan kecepatan yang sama.
Hw
Head Ratio (HR) dinyatakan sebagai perbandingan ratio: ——
Hm
Hm dan Hw memiliki arti seperti penjelasan diatas jika pompa menangani flow rate
yang sama pada air (untuk Hw) atau campuran (untuk Hm) dan kecepatan pompa
adalah sama pada kedua kondisi.
HR untuk slurry dipengaruhi ukuran partikel dan specific gravity dari solid sebaik
konsentrasi volumetrik dari solid dalam campuran.

21
HR tidak dapat diterjemahkan secara teoritis, tetapi sebuah formula empiris telah
dikembangkan, dari uji numerik dan percobaan lapangan, sehingga dapat dipakai
untuk perkiraan yang memungkinkan pada banyak kasus.
Peningkatan konsentrasi solid juga menurunkan efisiensi pompa. Pada konsentrasi
tinggi, reduksi efisiensi ini dapat dipertimbangkan. Untuk sebuah pompa, menjadi
lebih nyata dengan kenaikan ukuran partikel yang dipompakan.
CATATAN : Pada teks dibawah, simbol ”ew” digunakan untuk menandai efisiensi
pompa jika memompa air sedangkan ”em” untuk efisiensi pompa jika memompa
campuran slurry.

ew
Efficiency Ratio (ER) dinyatakan sebagai perbandingan : —–
em

jika pompa menangani flow rate yang sama pada air atau campuran slurry dan
kecepatan pompa adalah sama pada kedua kondisi.
Gambar 2-3 telah dikembangkan, dari pengujian dan hasil di lapangan, untuk
menyediakan perkiraan yang beralasan dari HR dan ER pada banyak kasus
praktek. Menggunakan grafik dibawah, kecepatan dibutuhkan pompa centrifugal
ketika memompa suatu campuran slurry, akan menjadi lebih tinggi daripada indikasi
kurva performa pada pemompaan air bersih.

Hal yang sama dengan kebutuhan tenaga pada pompa centrifugal ketika
memompa campuran slurry akan menjadi lebih tinggi daripada nilai yang diperoleh
dengan perkalian sederhana nilai tenaga pada air bersih dengan specific gravity
dari campuran slurry (Sm / Slurry mixture).

22
Gambar 2-3 Performa dari pompa centrifugal pada slurry

23
CATATAN : Grafik diatas hanya digunakan untuk campuran sederhana dan air

e) Efek Pemilihan Material


Propertis pada slurry memiliki hubungan langsung terhadap jenis material yang
dipersyaratkan untuk komponen pada pompa slurry.

2.3.2. Volume / Flow Rate


Volume dari slurry yang akan dipompa harus ditentukan secara secara
matang sebelum menentukan aplikasi pemompaan slurry. Tanpa kejelasan
persyaratan volumetrik dan kemungkinan variasi kebutuhan, akan menyulitkan
sistem solusi perhitungan suatu pemompaan. Untuk pemompaan slurry, flow rate
ditentukan oleh hubungan antara tiga faktor, yaitu :
a) SG (Specific Grafity) solid
b) Berat (tonase) solid yang akan dipompakan
c) Konsentrasi solid pada campuran
Ketiga faktor ini harus ditentukan sebelum memilih jenis pompa slurry.

2.3.3. Panjang Pipa


Persyaratan utama yang lain untuk evaluasi sistem pemompaan slurry
adalah menentukan panjang pipa yang akan digunakan pada aplikasi. Aliran slurry
melalui pipa membuat gesekan pada dinding pipa. Semakin panjang pipa, semakin
besar gaya gesek yang akan diterima oleh pompa slurry. Pada pemilihan pompa,
itulah mengapa panjang aktual pipa, dan detail semua belokan atau variasi pipa
yang lain harus ditetapkan seakurat mungkin.

2.3.4. Head Statis


Aktual tinggi vertikal (Head statis) dimana slurry harus dipompakan juga
harus ditentukan secara akurat dalam pemilihan sebuah pompa. Hal ini relatif lebih
mudah pada situasi plant, dimana tinggi vertikal dapat diukur dari pembacaan
gambar. Pada kondisi pemipaan di lapangan, data survey seringkali dipersyaratkan
sebagai informasi yang vital. Variasi dari tinggi vertikal (biasanya diukur dari level
fluida pada sisi intake pompa menuju titik discharge) dapat menimbulkan akibat
pada output pompa centrifugal. Itulah mengapa penentuan tinggi vertikal (static
head) dengan akurasi yang tinggi sangat penting dalam pemilihan pompa.

24
2.3.5. Ukuran Pipa
Pemilihan diameter pipa yang optimal juga merupakan bagian yang penting
dalam sistem pemompaan slurry. Penggunaan pipa yang terlalu kecil dapat
menghasilkan flow rate diluar kebutuhan dan membutuhkan power pompa yang
tinggi.

2.3.6. Grafik Performansi Pompa


Penjelasan performa dari pompa centrifugal merupakan kebutuhan untuk
mengetahui bagaimana performa individu pompa. Performa pompa slurry jenis
centrifugal biasanya disajikan dalam bentuk grafik performa dimana flow rate dan
head telah ditentukan pada kecepatan yang konstan. Setiap model pompa
dilakukan test performa (biasanya menggunakan air bersih) pada kecepatan yang
bervariasi untuk memungkinkan komposisi grafik performa ditunjukkan pada tingkat
kemampuan yang penuh.

Gambar 2-4 Grafik test tipikal performa pompa pada air

25
Gambar 2-5 Grafik tipikal performa pompa Warman

26
2.3.7. Kurva Sistem Tahanan
Karakteristik pompa centrifugal tidak memungkinkan bekerja pada kapasitas
output yang fixed (seperti halnya pada positive displacement pump) akan tetapi
dipengaruhi pada keseimbangan sistem pemipaan. Gesekan yang terjadi pada
setiap sistem pemipaan dan kenaikan flow rate dapat dituangkan sebagaimana
biasanya dalam kurva sistem tahanan.

Gambar 2-6 Kurva tipical sistem tahanan

Perpotongan dari kurva performa pompa dan kurva sistem tahanan pipa merupakan
titik beban (duty point) aktual pompa dimana pompa akan beroperasi.
Ditunjukkan pada Gambar 2-7 berikut ini.

Gambar 2-7 Kurva tipikal titik beban

27
Sistem pemipaan dapat didefinisikan semua pipa, fitting dan perangkat antara
permukaan bebas level cairan pada sisi intake pompa sampai dengan titik bebas
discharge pada sisi keluar pipa.

Pompa slurry centrifugal harus memperhitungkan head statis dan sistem tahanan
untuk mencapai perpindahan slurry sampai pada sisi keluar sistem pemipaan.
Kerugian gesek yang terjadi pada sebuah sistem dapat dihitung kembali
peningkatan flow rate dan direncanakan kembali flow rate dan head untuk
menggerakan kurva sistem tahanan. Kurva sistem tahanan ini pada kenyataannya
ganjil untuk sistem pemipaan teretentu, dan tidak dapat berubah kecuali sesuatu
dalam sistem pemipaan diubah, sebagai contoh :
a) meningkatkan atau menurunkan panjang rangkaian pipa,
b) mengubah diameter pipa, atau
c) mengubah head statis.
Kerugian gesek biasanya ditetapkan untuk air, dan sebuah koreksi dibuat untuk
menghitung variasi dalam konsentrasi slurry.
Pentingnya kurva sistem tahanan diperjelas ketika dilakukan evaluasi aplikasi
pompa slurry, untuk memberikan titik beban dan variasi flow rate potensial menjadi
terteliti dengan benar.

Grafik sistem, seperti Gambar 2-8 dan Gambar 2-9 membantu dalam
menjelaskan efek dari pengaturan kecepatan pompa atau pengaturan beberapa
aspek pada sistem pemipaan.
Gambar 2-8 menunjukkan perubahan dalam flow rate dikarenakan perubahan
kecepatan pompa.

Gambar 2-8 Grafik yang menunjukkan tipikal variasi kecepatan pompa

28
Gambar 2-9 menunjukkan perubahan flow rate dikarenakan perubahan beberapa
aspek pada sistem pemipaan.

Gambar 2-9 Grafik tipikal variasi sistem

29

Anda mungkin juga menyukai