LANDASAN TEORI
berikut :
Pada langkah ini permasalahan yang terjadi di dunia nyata dimodelkan dalam
10
masalah dan membentuk beberapa hubungan antar variabel yang dihasilkan
2. Membuat Asumsi
formulasi dapat sesuai dan realistik. Jika pada proses pengujian kembali
sifat dari solusi yaitu menyelidiki apakah solusi sistem stabil atau tidak stabil .
5. Interpretasi Hasil
nyata .
11
2.2. Persamaan Diferensial
lebih variabel tak bebas terhadap satu atau lebih variabel bebas.
turunan dari satu atau lebih variabel tak bebas terhadap satu variabel bebas.
melibatkan turunan dari satu atau lebih variabel tak bebas terhadap dua atau lebih
variabel bebas.
Contoh 2.1 :
2
d2y dy
xy 0 (persamaan diferensial orde 2)
dx
2
dx
d4y d2y
5 3x sin t (persamaan diferensial orde 4).
dt 4 dt 2
m m
m
s t
2v 2v 2v
0.
x2 y 2 z 2
12
Definisi 2.3 (Ross, 1984 : 8)
1. Misalkan f adalah fungsi bilangan real yang terdefinisi untuk semua x dalam
suatu interval I dan mempunyai turunan ke-n untuk semua x yang ada di I.
Fungsi f disebut solusi eksplisit dari (2.1) dalam interval I jika fungsi f memenuhi
Hal ini berarti bahwa substitusi f ( x) dan variasi turunan untuk y dan
identitas di interval I.
2. Suatu relasi g(x,y) = 0, disebut solusi implisit dari persamaan (2.1) jika relasi
interval I .
1. Solusi eksplisit dan solusi implisit biasa disebut sebagai solusi sederhana.
Persamaan diferensial orde n dengan variabel tak bebas y dan variabel bebas x,
13
dn y d n1 y dy
a0 ( x) n a1 ( x) n1 ... an1 ( x) an ( x) y b( x)
dx dx dx
dengan a0 0 .
Persamaan diferensial biasa orde satu dikatakan linear jika dapat dinyatakan
dalam bentuk
dy
P ( x ) y Q( x ) . (2.2)
dx
P( x) y Q( x) dx dy 0
atau M x, y dx N x, y dy 0 (2.3)
dengan M x, y P( x) y Q( x) dan N x, y 1 .
F ( x, y)
eksak dalam daerah D jika terdapat suatu fungsi F sehingga M ( x, y)
x
F ( x, y)
dan N ( x, y) untuk semua ( x, y ) D .
y
F ( x, y) F ( x, y)
Jika M ( x, y) dan N ( x, y) adalah kontinu. Persamaan
x y
M ( x, y) N ( x, y)
diferensial (2.3) adalah eksak jika dan hanya jika .
y x
14
Persamaan (2.3) bukanlah persamaan diferensial eksak karena tidak memenuhi
M ( x, y) N ( x, y)
Teorema 2.1. Pada persamaan tersebut P( x) dan 0 maka
y x
M ( x, y) N ( x, y)
dengan P( x) 0 sehingga persamaan (2.3) merupakan
y x
Solusi dari persamaan diferensial linear orde satu diperoleh melalui langkah
sebagai berikut.
x M x, y dx x N x, y dy 0
x P( x) y Q( x) dx x dy 0
x P( x) y x Q( x) dx x dy 0 . (2.4)
Faktor x merupakan faktor integrasi dari persamaan (2.4) jika dan hanya jika
persamaan (2.4) merupakan persamaan diferensial eksak, yaitu jika dan hanya jika
x P( x) y x Q( x) x (2.5)
y x
d
Persamaan (2.5) dapat direduksi menjadi x P( x) x .
dx
(2.6)
Fungsi P pada persamaan (2.6) merupakan fungsi atas variabel bebas x, sedangkan
merupakan fungsi atas x yang tidak diketahui, sehingga persamaan (2.6) dapat
d
P( x)
dx
15
d
P( x)dx . (2.7)
ln | | P( x)dx
e
P ( x ) dx
. (2.8)
e
dy P ( x ) dx
P( x) y e
P ( x ) dx P ( x ) dx
e Q( x )
dx
d P ( x ) dx P ( x ) dx
e y e Q( x )
dx
d e
P ( x ) dx
y e
P ( x ) dx
Q( x)dx . (2.9)
ye e
P ( x ) dx P ( x ) dx
Q( x)dx c (2.10)
Contoh 2.2
dy
( x 2 1) 4 xy x . (2.11)
dx
Berdasarkan persamaan (2.2), persamaan (2.11) dapat diubah dalam bentuk umum
16
dy 4x x
2 y 2 . (2.12)
dx x 1 x 1
4x x
Dari persamaan (2.12) dapat diketahui bahwa P( x) dan Q( x) 2
x 1
2
x 1
4x
2 dx
e
P ( x ) dx
e x 1 e2.ln( x 1) eln( x 1) ( x2 1)2 .
2 2 2
(2.13)
x
Substitusikan Q( x) dan (2.13) ke persamaan (2.10) sehingga diperoleh,
x 1
2
x
y( x 2 1)2 ( x 2 1)2 dx c
x 1
2
y( x 2 1)2 ( x 2 1)xdx c
2 x4 4 x2
y( x 1)
2 2
c
8
2 x4 4 x2
y( x 1)
2 2
c
8
diferensial. Sistem persamaan diferensial orde satu dapat dituliskan dalam bentuk
dy1
f1 (t , y1 , y2 ,..., yn )
dt
dy2
f 2 (t , y1 , y2 ,..., yn )
dt
17
dy3
f3 (t , y1 , y2 ,..., yn )
dt
dyn
f n (t , y1 , y2 ,..., yn ) (2.14)
dt
untuk t [a, b] . Pada sistem (2.14), f1, f2 ,..., fn adalah fungsi-fungsi yang
adalah fungsi dalam t, yang merupakan variabel bebas (Sahid, 2012 : 400).
Sistem (2.14) dapat pula dituliskan dalam bentuk vektor. Jika dituliskan
y = [𝑦1 𝑦2 𝑦3 … 𝑦𝑛 ]𝑇 , f = [𝑓1 𝑓2 𝑓3 … 𝑓𝑛 ]𝑇 ,
dengan y dan f merupakan vektor-vektor fungsi, maka sistem (2.14) dapat ditulis
𝑑𝐲
sebagai = 𝐟(𝑡, 𝒚)
𝑑𝑡
dy1
dt
f1 ( y1 , y2 ,..., yn )
T
dy2 f ( y , y ,..., y )T
atau dt 2 1 2 n .
T
dyn f n ( y1 , y2 ,..., yn )
dt
dx dx
x1 , x2 , x3 ,..., xn . Jika dapat dinotasikan dengan x sehingga x untuk
dt dt
T
dx dx dx
x 1 , 2 ,..., n .
dt dt dt
18
2.3.1. Sistem Persamaan Diferensial Linear
Sistem persamaan diferensial linear orde satu dengan variabel tak bebas
y1 , y2 ,..., yn dan variabel bebas t dapat dinyatakan secara umum dalam bentuk
sebagai berikut :
dy1
a11 y1 a12 y2 ... a1n yn F1 (t )
dt
dy2
a21 y1 a22 y2 ... a2 n yn F2 (t )
dt
dyn
an1 y1 an 2 y2 ... ann yn Fn (t ) . (2.15)
dt
Jika Fi (t ) dengan i 1, 2,..., n bernilai nol maka sistem (2.15) disebut sistem
dy
Ay F (t ) (2.16)
dt
dengan A adalah matriks n x n yang merupakan koefisien dari variabel tak bebas y,
19
Contoh 2.3
dx1
7 x1 x2 6 x3
dt
dx2
10 x1 4 x2 12 x3
dt
dx3
2 x1 x2 x3 . (2.18)
dt
7 1 6 x1 0
10 4 12 x2 0
𝑑𝒙
𝑑𝑡
2 1 1 x3 0
7 1 6 x1
𝑑𝒙 10 4 12 x .
2
𝑑𝑡
2 1 1 x3
tidak linear.
memenuhi paling sedikit satu dari kriteria berikut (Ross, 1984 : 6),
20
Contoh 2.4
dx1
x1 x2 x2 (2.19a)
dt
dx2
x1 x2 2 . (2.19b)
dt
variabel bebas t dan variabel tak bebas x1 dan x2 . Pada sistem (2.19), persamaan
(2.19a) memuat perkalian variabel tak bebas x1 dan x2 , pada persamaan (2.19b)
terdapat kuadrat dari variabel bebas x2 . Berdasarkan kondisi tersebut, sistem (2.19)
x (t ) f ( x (t ), x (t )) . (2.20)
dengan adalah lama waktu tundaan yang ditambahkan pada model persamaan
merupakan akar karakteristik sistem (2.21) yang selanjutnya disebut sebagai nilai
Contoh 2.5
21
x1 (t ) 5x1 (t ) 4x2 (t )
Bila lama waktu tundaan berpengaruh terhadap 4x2 , maka sistem tersebut
x1 (t ) 5x1 (t ) 4x2 (t )
Contoh 2.6
x1 x2 x2
sistem (2.19) dapat dituliskan sebagai f ( x) 2 . Titik ekuilibrium sistem
x1 x2
22
xˆ1 xˆ2 2 0 . (2.23)
xˆ2 ( xˆ2 2 1) 0
substitusikan xˆ2 1 dan xˆ2 1 ke persamaan (2.24) diperoleh xˆ1 1 . Jadi, titik
ekuilibrium dari sistem (2.19) adalah (0,0)T , (1,1)T , dan (1, 1)T .
2.5. Linearisasi
Linearisasi merupakan proses mengubah suatu sistem nonlinear menjadi
x f ( x) (2.25)
dengan x L ,f: L
n n
, f fungsi nonlinear dan kontinu.
Sebelum ditunjukkan proses linearisasi dari persamaan diferensial non linear, akan
fi
Jika f : n
n
terdiferensial di x0 maka diferensial parsial , i, j 1, 2,..., n ,
x j
n
f
di x0 ada untuk semua x dan Df ( x0 ) x
n
( x0 ) x j
j 1 x j
Bukti :
23
f1 f1 f1
x ( x0 ) x1 x ( x0 ) x2 x ( x0 ) xn
1 2 n
f f f
f
2 2 2
n
( x0 ) x1 ( x0 ) x2 ( x0 ) xn
j 1 x j
( x0 ) x j x1 x
2 ... n
x
f n ( x ) x f n ( x ) x f n ( x ) x
x1 0 1 x2 0 2 xn 0 n
Df ( x0 ) x . ∎
terdifrensial pada x0 n
dan Df ( x0 ) dapat dinotasikan sebagai Jf ( x0 ) .
diferensial. Misalkan xˆ ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T merupakan titik ekuilibrium sistem (2.25).
Deret Taylor dari fungsi f disekitar titik ekuilibrium x̂ adalah sebagai berikut :
f1 f
f1 ( x1 , x2 ,..., xn )T f1 ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( x1 xˆ1 ) ... 1 ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( xn xˆn ) R f1
x1 xn
f 2 f
f 2 ( x1 , x2 ,..., xn )T f 2 ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( x1 xˆ1 ) ... 2 ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( xn xˆn ) R f2
x1 xn
24
f n f
f n ( x1 , x2 ,..., xn )T f n ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( x1 xˆ1 ) ... n ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( xn xˆn ) R fn
x1 xn
diabaikan karena nilainya mendekati nol. Karena ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T titik ekuilibrium
sistem (2.25) maka f1 ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T f 2 ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ... f n ( xˆ1, xˆ2 ,..., xˆn )T 0
sehingga diperoleh,
f1 f f
x1 ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( x1 xˆ1 ) 1 ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( x2 xˆ2 ) ... 1 ( xˆ1, xˆ2 ,..., xˆn )T ( xn xˆn )
x1 x2 xn
f 2 f f
x2 ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( x1 xˆ1 ) 2 ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( x2 xˆ2 ) ... 2 ( xˆ1, xˆ2 ,..., xˆn )T ( xn xˆn )
x1 x2 xn
f n f f
xn ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( x1 xˆ1 ) n ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( x2 xˆ2 ) ... n ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( xn xˆn )
x1 x2 xn
(2.26).
x2 xn
x1 x1 xˆ1
1
x f 2 ( xˆ , xˆ ,..., xˆ )T f 2
( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T
f 2 T
( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn ) x2 xˆ2 (2.27)
2 x1 1 2 n
x2 xn
xn f xn xˆn
n ( xˆ , xˆ ,..., xˆ )T f n f n
( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T
x1 1 2 n
x2 xn
25
f1 f1 f1
x ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn ) ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T
T
x2 xn
x1 y1
1
x f 2 ( xˆ , xˆ ,..., xˆ )T f 2
( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T
f 2
( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T y2 (2.28)
2 x1 1 2 n
x2 xn
xn f f n f n
yn
n ( xˆ , xˆ ,..., xˆ )T ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T
x1 1 2 n
x2 xn
x2 xn
1
f 2 f 2 f 2 T
( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T ( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn ) .
Jf ( xˆ ) x1 x2 xn
f n ( xˆ , xˆ ,..., xˆ )T f n
( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T
f n
( xˆ1 , xˆ2 ,..., xˆn )T
x1 1 2 n
x2 xn
Contoh 2.7
x1 x2 x2
Akan dicari matriks Jacobian dari f ( x) 2 pada titik x0 (1, 1) .
T
x1 x2
f1 f1
x x2 x2 x1 1
Df 1 ,
f 2 f 2 1 2 x2
x x2
1
x x1 1 1 2
Df (1, 1) 2
2 x2 1 2
maka .
1
1 2
Jadi, matriks Jacobian dari sistem tersebut adalah Jf (1, 1) .
1 2
26
2.6. Kestabilan Titik Ekuilibrium
Titik ekuilibrium x̂ disebut titik ekuilibrium hiperbolik dari sistem (2.25) jika tidak
ada nilai eigen dari matriks Df ( xˆ ) yang mempunyai bagian real nol.
dilihat dari kestabilan linearisasi sistem (2.25) di sekitar titik ekulibrium x̂ , asalkan
untuk setiap t 0 .
bila x0 xˆ 1
iv. Titik ekulibrium x̂ dikatakan tidak stabil jika tidak memenuhi (ii).
Berikut merupakan ilustrasi untuk Definisi 2.9 yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.
27
Stabil Stabil asimtotik Tidak stabil
Definisi 2.9 masih ditemui kesulitan. Oleh karena itu, diberikan definisi dan
teorema untuk mengidentifikasi sifat kestabilan sistem nonlinear yang ditinjau dari
Ax gx
negatif, maka titik ekuilibrium x̂ dari sistem (2.25) stabil asismtotik lokal.
ii. Jika terdapat paling sedikit satu nilai eigen matriks Jacobian Jf ( xˆ ) yang
bagian realnya bernilai positif, maka titik ekuilibrium x̂ dari sistem (2.25)
tidak stabil.
28
Teorema 2.4 (Olsder, 2004 : 58)
k n.
e( gi ) 0, i 1,2,3,..., k.
iii. Titik ekuilibrium xˆ 0 tidak stabil jika dan hanya jika terdapat paling
Bukti :
(i) Akan dibuktikan bahwa jika titik ekuilibrium xˆ 0 stabil asimtotik, maka
e( gi ) 0, i 1,2,3,..., k.
jika lim ‖𝑥(𝑡, 𝑥0 ) − 𝑥̂‖. Hal ini berarti bahwa untuk 𝑡 → ∞, 𝑥(𝑡, 𝑥0 ) akan
𝑡→∞
e ( gi ) t e ( gi ) t
diferensial, maka 𝑥(𝑡, 𝑥0 ) memuat e . Akibatnya untuk e yang
29
Selanjutnya, akan dibuktikan bahwa jika e( gi ) 0, i 1,2,3,..., k ,
e( gi ) 0, i 1,2,3,..., k
e( gi ) 0, i 1,2,3,..., k .
e ( gi ) t e ( gi ) t
𝑥(𝑡, 𝑥0 ) selalu memuat e . Jika e( gi ) 0 , maka e akan menuju
30
multiplisitas aljabar berhubungan dengan nilai eigen sedangkan geometri
berhubungan dengan vektor eigen (Widayati, 2013 : 23). Oleh karena itu,
akan dibuktikan bahwa banyaknya nilai eigen dan vektor eigen adalah sama.
g1 0 p g1
g q 0 g , dengan 𝑝 > 0, 𝑞 > 0 . (2.29)
2 2
| A gI | 0
0 p g 0
q 0 0 g 0
g p
q g 0 .
g 2 pq 0 . (2.30)
−𝑖√𝑝𝑞 −𝑝 g1
[ ] 0 (2.31)
𝑞 −𝑖 √𝑝𝑞 g 2
31
−𝑖√𝑝𝑞 −𝑝 0
[ | ] R1 ~ R2
𝑞 −𝑖 √𝑝𝑞 0
𝑞 −𝑖 √𝑝𝑞 0 1
[ | ] R1
−𝑖√𝑝𝑞 −𝑝 0 𝑞
𝑖
1 − 𝑞 √𝑝𝑞 0
[ | ] R2 +𝑖 √𝑝𝑞 R1
−𝑖 √𝑝𝑞 −𝑝 0
𝑖
1 − √𝑝𝑞 0
[ 𝑞 | ]
0
0 0
diperoleh
g1 −
𝑖√𝑝𝑞
𝑞
g2 0
𝑖√𝑝𝑞
g1 = 𝑞
g2 .
𝑖√𝑝𝑞
misal g2 t , maka g1 = 𝑡
𝑞
g1 𝑖√𝑝𝑞 𝑡 g1 𝑖 √𝑝𝑞
g [ 𝑞 ], diambil t = 1 diperoleh g [ 𝑞 ]
2 𝑡 2 1
𝑖 √𝑝𝑞
Sehingga vektor eigen g1 adalah g1 = [ 𝑞 ].
1
𝑖 √𝑝𝑞 −𝑝 g1 0
[ ] . (2.32)
𝑞 𝑖 √𝑝𝑞 g 2 0
𝑖 √𝑝𝑞 −𝑝 0
[ | ] R1 ~R2
𝑞 𝑖 √𝑝𝑞 0
32
𝑞 𝑖 √𝑝𝑞 0 1
[ | ] R1
𝑖 √𝑝𝑞 −𝑝 0 𝑞
𝑖
1 √𝑝𝑞 0
𝑞
[ | ] R2 −𝑖 √𝑝𝑞 R1
𝑖 √𝑝𝑞 −𝑝 0
𝑖
1 √𝑝𝑞 | 0]
[ 𝑞
0 0 0
diperoleh
𝑖 √𝑝𝑞
g1 + g2 0
𝑞
𝑖 √𝑝𝑞
g1 = − 𝑞
g2
𝑖√𝑝𝑞
misal g2 = 𝑠 , maka g1 = − 𝑠
𝑞
g1 − 𝑖√𝑝𝑞 𝑠 g1 − 𝑖√𝑝𝑞
g [ 𝑞 ], diambil s = 1 diperoleh g [ 𝑞 ]
2 𝑡 2 1
𝑖 √𝑝𝑞
−
Sehingga vektor eigen g2 adalah g2 = [ 𝑞 ].
1
Terbukti banyak nilai eigen sama dengan banyak vektor eigen yaitu
sebanyak 2.
(iii) Akan dibuktikan bahwa jika titik ekuilibrium xˆ 0 tidak stabil, maka
33
Selanjutnya, akan dibuktikan bahwa jika e( gi ) 0 untuk setiap 𝑖 =
e ( gi ) t
𝑥(𝑡, 𝑥0 ) yang memuat e akan menuju ∞. Dengan demikian, titik
s u u (t )
i J v J v(t )
0
a w w(t )
dengan J 0 adalah matrik Jacobian untuk parameter tanpa tundaan (non delay) dan
matriks identitas dan g adalah nilai eigen. (Nur Aini & Subiono, 2012).
individu rentan yang dapat menderita penyakit yang disebabkan oleh satu individu
34
bilangan yang menyatakan banyaknya rata-rata individu yang terinfeksi akibat
Misalkan ada n kelas terinfeksi dan m kelas yang tidak terinfeksi, dan misalkan
x n
dan y m
adalah subpopulasi dari masing-masing kelas. Model
x fi ( x, y) vi ( x, y), i 1,2,..., n ,
dengan fi merupakan matriks dari laju individu baru terinfeksi penyakit yang
pada titik ekuilibrium bebas penyakit. Hasil linearisasi dari kelas terinfeksi pada
x (F V )x
fi v
F (0, y0 ) dan V i (0, y0 )
x j x j
Selanjutnya, didefinisikan
K FV 1 (2.34)
35
dengan K disebut sebagai next generation matrix. Bilangan reproduksi dasar ( R0 )
Contoh 2.8
dS
N S SI
dt
dI
SI I ( ) I
dt
dA
I A (2.35)
dt
dengan S menyatakan populasi individu sehat dan rentan pada saat t, I menyatakan
populasi terinfeksi pada saat t, dan A menyatakan populasi individu positif AIDS
pada saat t. Sistem (2.35) mempunyai titik ekuilibrium bebas penyakit E0 (1,0,0).
Pada sistem (2.35) kelas terinfeksi adalah I dan kelas A. Next generation
I S I I I
f dan v .
0 I A
S 0 0
F
0
dan v .
0
K FV 1
36
1
0
S 0 ( )
K
0 0 1
( )
S
0
K ( ) (2.36)
0 0
sehingga diperoleh
0
K ( ) .
0 0
Bilangan reproduksi dasar diperoleh dari nilai eigen terbesar dari matriks K.
Jadi, nilai R0 dari sistem (2.35) adalah R0 .
( )
tidak mudah ditentukan. Oleh karena itu, diperlukan aturan/ kriteria yang menjamin
karakteristik yang bernilai positif. Kriteria tersebut dikenal dengan sebutan kriteria
Routh Hurwitz.
37
Akar-akar dari polinomial (2.37) dapat diketahui dengan menyusun tabel Routh
sebagai berikut
zn an an 2 an 4
z n 1 an 1 an 3 an 5
z n2 b1 b2 b3
z n 3 c1 c2 c3
z0 P
an1an2 an an3 a a a a
b1 , b2 n1 n4 n n5 ,
an1 an1
b a b a b a b a
c1 1 n3 2 n1 , c2 1 n5 3 n1 ,
b1 b1
Semua akar-akar dari polinomial (2.37) mempunyai bagian real negatif jika dan
hanya jika semua elemen pada kolom pertama tabel Routh memiliki tanda yang
tabel tersebut sama dengan banyaknya akar-akar polinomial (2.37) yang bagian
realnya positif. Jadi, bila pada kolom pertama dalam tabel tidak ada perubahan
tanda (semua bertanda positif atau semua bertanda negatif), maka semua akar
38