Anda di halaman 1dari 4

Nama Anggota Kelompok:

1. Abda Fahmi M. (1910103006)


2. Muhammad Dwi Prasetyo (1910103009)
3. Muhammad Rifqi Hashindan R. (1910103044)

GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER


Pendahuluan
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau
berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik
dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.

Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang
harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup
perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga
kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.

Manusia adalah makhluk tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk tuhan lainnya.
Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih
mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu
mengelola lingkungan dengan baik.

Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu
dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan


dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah
dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat
terselesaikan dengan baik.

Isi
Gaya Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua dikenal manusia.
Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau
sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap ada seorang yang paling berkuasa.
Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal.Orang-orang yang dipimpin yang jumlahnya
lebih banyak, merupakan pihak yang dikuasai, yang disebut bawahan atau anak
buah.Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan
kehendak pimpinan.Pemimpin memandang dirinya lebih, dalam segala hal dibandingkan
dengan bawahannya.Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah, sehingga dianggap tidak
mampu berbuat sesuatu tanpa perintah.Perintah pemimpin sebagai atasan tidak boleh
dibantah, karena dipandang sebagai satu-satunya yang paling benar.Pemimpin sebagai
penguasa merupakan penentu nasib bawahannya. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain, selain
harus tunduk dan patuh di bawah kekuasaan sang pemimpin. Kekuasaan pimpinan digunakan
untuk menekan bawahan, dengan mempergunakan sanksi atau hukuman sebagai alat
utama.Pemimpin menilai kesuksesannya dari segi timbulnya rasa takut dan kepatuhan yang
bersifat kaku. Kepemimpinan dengan gaya otoriter banyak ditemui dalam pemerintahan
Kerajaan Absolut, sehingga ucapan raja berlaku sebagai undang-undang atau ketentuan
hukum yang mengikat. Di samping itu sering pula terlihat gaya dalam kepemimpinan
pemerintahan diktator sebagaimana terjadi di masa Nazi Jerman dengan Hitler sebagai
pemimpin yang otoriter.

Ciri pemimpin yang otoriter


- Monoisme adalah faham dimana pemimpin menolak keanekaragaman pendapat, tidak
menghargai pendapat orang lain, dan selalu memaksakan kehendak pribadi.

-Menganggap bahwa Kekerasan itu lumrah kekerasan disini bisa berupa kekerasan fisik atau
pun kekerasan psikis, organisasi kampus jarang melakukan tindakan kekerasan fisik dan lebih
cenderung menyerang psikis anggota.

- Bertahan dipuncak adalah tujuannya biasanya pemimpin yang seperti ini akan
mempertahankan jabatannya, demi mengeruk semua fasilitas yang diberikan kepada dirinya,
memanfaatkan untuk kepentingan pribadinya dan dengan berbagai alasan menutupi
kebusukannya.

Kelebihan gaya kepemimpinan Diktator :


a)    Keputusan dapat diambil secara cepat
b)   Mudah dilakukan pengawasan

Kelemahan gaya kepemimpinan Diktator:


a)    Keberhasilan yang dicapai adalah karena ketakutan bawahan terhadap atasannya dan
bukan atas dasar keyakinan bersama.
b)   Disiplin yang terwujud selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan akan hukuman yang
keras bahkan pemecatan.
c)    Pemimpin yang diktator tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
d)   Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan,
pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah
diberikan.
e)    Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan pendapatnya.
f)     Pengawasan bagi pemimpin yang diktator hanyalah berarti mengontrol, apakah segala
perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
g)   Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang
dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan
hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan
pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
h)   Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan
kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
1. Gaya kepemimpinan otoriter. Pemimpin otoriter akan mambuat keputusan tanpa
keterlibatan karyawan. Jenis pemimpin ini lebih percaya diri, lebih yakin dan nyaman dengan
tanggung jawab pengambilan keputusan untuk rencana strategi dan operasi perusahaan dan
pemimpin otoriter memiliki kontrol penuh dari orang-orang di sekelilingnya dan percaya
memiliki otoritas yang lengkap untuk memperlakukan mereka seperti yang diinginkannya. 

Gaya kepemimpinan ini memang berguna ketika harus diambil keputusan segera dan cepat
untuk kinerja yang diperlukan. Namun, penggunaan kekuasaan yang berlebihan akan
mendistorsi produktivitas dalam jangka panjang, membuat karyawan kehilangan kreativitas
dan kehilangan motivasi karena mengerjakan tugas yang sama terus menerus. Akan ada
banyak konflik juga perselisihan yang terjadi baik antara pemimpin dengan karyawan
maupun dengan sesama karyawan.

Cara menghadapi pemimpin yang otoriter


1. Jangan terlalu diambil hati
Apapun yang dikatakan atasan, ambil saja bagian yang positifnya. Kalau ia
marah, dengarkan tapi jangan dibawa serius. Anggap saja si bos sedang banyak
masalah.

2. Bersikap ramah
Tak ada salahnya menebar senyum atau menyapa atasan. Boleh juga sesekali
mengajak berbincang hal-hal ringan di kala santai.

3. Tunjukkan prestasi kerja


Fokus saja pada tanggung jawab pekerjaan. Tak perlu banyak memusingkan
perilaku atasan, siapa tahu, jika Anda membuat prestasi, si bos akan
mengapresiasi dan mendengarkan bawahannya.

4. Berani mengambil sikap


Jangan takut berpendapat meski atasan terkenal otoriter. Kemukakan ide anda
dan hargai pendapat yang berbeda. Jika memang tugas yang disuruh si bos
tidak masuk akal, jangan takut untuk menolak. Tapi, tetap harus dengan cara
yang sopan.

5. Beri ucapan
Memberi ucapan selamat ulang tahun atau selamat atas penghargaan
menunjukkan bahwa Anda adalah bawahan yang respek terhadap atasan. Sikap
ini tentu berpotensi menyenangkan hatinya.

6. Bersikap profesional
Dalam dunia kerja, sikap profesional harus dikedepankan. Tak peduli apakah
atasan Anda otoriter atau tidak.

7. Komunikasi
Pilih strategi komunikasi yang tepat kepada atasan. Kenali dulu karakternya,
lalu cari cara menghadapinya. Atasan yang otoriter biasanya suka disanjung.
Sesekali boleh menyanjung, tapi jangan jadi penjilat. Tunjukkan bahwa Anda
bawahan yang profesional dan punya pendirian.  
Penutup

Kesimpulan

Kepemimpinan secara otokratis adalah kepemimpinan yang cara memimpinnya menganggap


organisasi sebagai miliknya sendiri. Sehingga seorang pemimpin bertindak sebagai diktator
terhadap para anggota organisasinya dan menganggap mereka itu sebagai bawahannya dan
merupakan alat atau mesin, tidak diperlakukan sebagaimana manusia. Bawahan hanya
menurut dan menjalankan perintah atasannya serta tidak boleh membantah, karena pimpinan
tidak mau menerima kritik, saran dan masukan. Tipe kepemimpinan otokratis adalah
kepemimpinan yang sama dengan tipe otoriter, yang mana dari kepemimpinan ini, bawahan
tidak berhak menyampaikan saran, pendapat, dan kritik. Dalam kepemimpinan ini seorang
pemimpin menganggap dirinya adalah segala-galanya yang memiliki kekuasaan dan
kewenangan atas anak buah sesuai dengan kehendaknya.

Kepemimpinan ini lebih identik dengan system satu orang yang berkuasa, yang berhak
menentukan kebijakan, berhak dalam mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan
dalam organisasi. Kepemimpinan ini hanya dibatasi dengan undang-undang saja.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/lailamufida/5a3319efab12ae2c20
053dd2/efek-gaya-kepemimpinan-terhadap-kinerja-karyawan
https://www.beritasatu.com/ekonomi/262788-7-cara-hadapi-atasan-otoriter
https://adalah.co.id/otoriter/
http://binakarir.com/gaya-kepemimpinan-otoriter/
https://www.finansialku.com/gaya-kepemimpinan-otokrasi/amp/
http://www.kompasiana.com/rudisalamsinulingga/gaya-gaya-
kepemimpinan_54f79ceca33311df1d8b4583
http://ulfamin.blogspot.co.id/2013/01/makalah-manajemen-kepemimpinan.html
https://aritmaxx.wordpress.com/2011/04/03/kepemimpinan-otoriter/
http://www.kampungrumasa.com/2011/12/8-tipe-kepemimpinan-yang-ada-di-dunia.html.
/desiesyworlds.blogspot.com/2012/04/type-kepemimpinan.html.

Anda mungkin juga menyukai