Anda di halaman 1dari 10

GAYA KEPEMIMPINAN

Oleh :

Nama : MULYADI
NIM : 1931032
Mata Kuliah : Kepemimpinan
Dosen Pengampu : Dr. RIZALDI PUTRA, MBA

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


PASCA SARJANA
INSTITUT BISNIS DAN MANAJEMEN PELITA INDINESIA
Tahun 2021
TIPE KEPEMIMPINAN
OTORITER

Kepemimpinan otoriter adalah gaya manajemen yang


menumpukan proses decision-making pada posisi
kepemimpinan teratas. Artinya, pemimpin sebagai kepala
dari organisasi adalah satu-satunya pihak yang memiliki
kontrol untuk membuat semua keputusan strategis.
Pemimpin biasanya jarang mempertimbangkan masukan
dari anggota kelompok untuk membuat keputusan.
Pemimpin memutuskan segala sesuatunya hanya
berdasarkan pertimbangan pribadi. Kepemimpinan otoriter
juga memiliki kontrol mutlak atas anggota yang
dibawahinya. Itu sebabnya, pemimpin sering memandang
diri mereka seperti mesin mobil yang menggerakkan orang
di bawah kendali atau perintah mereka. 
a. Ciri-Ciri Kepemimpinan Otoriter

Secara garis besar, karakteristik dari gaya kepemimpinan otoriter


adalah:
 Tidak meminta atau menerima masukan dari orang lain untuk
mengambil keputusan.
 Sosok pemimpin membuat semua keputusan dalam perusahaan,
baik skala kecil maupun besar.
 Pemimpin mengarahkan atau memberi mandat terkait semua
metode, kebijakan, dan prosedur di tempat kerja.
 Anggota kelompok jarang dipercaya untuk membuat keputusan
atau mengerjakan tugas penting.
 Pekerjaan cenderung sangat terstruktur dan sangat kaku.
 Kreativitas dan pemikiran out-of-the-box cenderung tidak didukung.
 Peraturan dijabarkan dan dikomunikasikan dengan jelas.
b. Kelebihan Gaya Kepemimpinan Otoriter

Pemimpin otoriter bekerja paling efektif dalam masa penuh tekanan.


Berikut adalah beberapa kelebihan dari gaya kepemimpinan otoriter,
dikutip dari Verywellmind:
 Efektif ketika keputusan harus dibuat dengan efisien dan cepat,
tanpa waktu untuk berkonsultasi dengan orang lain.
 Mencegah bisnis atau proyek menjadi stagnan karena organisasi
yang buruk atau kurangnya kepemimpinan.
 Membuat individu, kelompok, atau tim tidak kelewatan tenggat
waktu proyek penting.
 Pemimpin dapat lebih mudah mengelola krisis ketika kendali ada
sepenuhnya di tangan mereka.
 Arahan dan visi yang jelas.
 Pemimpin otoriter bekerja paling efektif dalam situasi penuh
tekanan. Hal ini membuat setiap anggota tim menghormati
kepemimpinannya.
c. Kekurangan Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya kepemimpinan otoriter berpusat pada satu sosok


tertinggi, alias “pemimpin adalah penguasa”. Kepemimpinan
seperti ini sering menunjukkan kurangnya kepercayaan pada
nasihat, saran, ide dan kemampuan decision-making orang lain.
Alhasil, jika pemimpin selalu menentukan bagaimana sebuah tugas
harus dikerjakan, karyawan mungkin tidak memiliki
rasa ownership dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Di
sisi lain, gaya kepemimpinan otoriter dapat membuka peluang bagi
pemimpin untuk menyalahgunakan jabatannya. Tindakan yang
seenaknya, misalnya segala bentuk hukuman, larangan, peraturan
dapat dengan mudah diubah secara sepihak. Pemimpin juga
menilai kesuksesan kepemimpinannya dari rasa takut dan
kepatuhan bawahan yang bersifat kaku. Secara garis besar, gaya
kepemimpinan otoriter berisiko tinggi membuat perusahaan
bergantung hanya pada satu orang. Ketika pemimpin tersebut
keluar dari perusahaan, orang-orang di bawahnya dapat berhenti
berfungsi sama sekali karena tidak mendapatkan arahan apa pun.
d. Tips Menerapkan Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter tidak memandang kebebasan individual.


Akan tetapi, kepemimpinan otoriter masih dapat berhasil di
berbagai industri modern jika cara menerapkannya tepat.
Berikut adalah beberapa tipsnya:
 Hormati bawahan sebagai rekan kerja
 Komunikasikan secara detail
 Bersikap adil
 Izinkan berpendapat
e. Contoh Pemimpin Otoriter

Beberapa pemimpin/ mantan pemimpin di beberapa negara


memimpin dengan otoriter. Diantaranya adalah sebagai berikut.
 Benito Mussolini,
 Adolf Hitler,
 Kim Jong-un,
 Richard Nixon,
 rezim Soeharto
f. Cara Menghadapi Kepemimpinan Otoriter

1. Jangan terlalu diambil hati


Apapun yang dikatakan atasan, ambil saja bagian yang
positifnya. Kalau ia marah, dengarkan tapi jangan dibawa serius.
Anggap saja si bos sedang banyak masalah.
2. Bersikap ramah
Tak ada salahnya menebar senyum atau menyapa atasan. Boleh
juga sesekali mengajak berbincang hal-hal ringan di kala santai.
3. Tunjukkan prestasi kerja
Fokus saja pada tanggung jawab pekerjaan. Tak perlu banyak
memusingkan perilaku bossy si bos. Siapa tahu, jika Anda
membuat prestasi, si bos akan mengapresiasi dan
mendengarkan bawahannya.
4. Berani mengambil sikap
Jangan takut berpendapat meski atasan terkenal otoriter. Kemukakan
ide anda dan hargai pendapat yang berbeda. Jika memang tugas yang
disuruh si bos tidak masuk akal, jangan takut untuk menolak. Tapi, tetap
harus dengan cara yang sopan.
5. Beri ucapan
Memberi ucapan selamat ulang tahun atau selamat atas penghargaan
menunjukkan bahwa Anda adalah bawahan yang respek terhadap
atasan. Sikap ini tentu berpotensi menyenangkan hatinya.
6. Bersikap profesional
Dalam dunia kerja, sikap profesional harus dikedepankan. Tak peduli
apakah atasan Anda otoriter atau tidak.
7. Komunikasi
Pilih strategi komunikasi yang tepat kepada atasan. Kenali dulu
karakternya, lalu cari cara menghadapinya. Atasan yang otoriter
biasanya suka disanjung. Sesekali boleh menyanjung, tapi jangan jadi
penjilat. Tunjukkan bahwa Anda bawahan yang profesional dan punya
pendirian.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai