Anda di halaman 1dari 18

PERSEPSI DAN PENGAMBILAN

KEPUTUSAN
Khairul Ikhwan, S.Pt., M.Si
Dian Marlina V, S.E., M.M.
1 • Definisi Persepsi

2 • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Chapter 3 • Teori Atribusi

• Jalan Pintas Dalam Menilai Orang Secara


Section 4 Umum

5 • Hubungan Antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan

6 • Macam-macam Keputusan Organisasi

2
1 • Tahap-tahap Pengambilan Keputusan

2 • Gaya Pengambilan Keputusan

Chapter 3 • Model Pengambilan Keputusan

Section 4 • Pengambilan Keputusan Individu

5 • Pengambilan Keputusan Kelompok

3
1. Definisi Persepsi

• Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang melakukan pemilihan, penerimaan,


pengorganisasian, dan penginterpretasian atas informasi yang diterimanya dari lingkungan.

• Menurut Robbins S.P. (2003:88) persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu-individu
untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada
lingkungan.

4
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
FAKTOR INTERNAL

Fisiologis Perhatian Minat


Informasi masuk melalui alat indera, Individu memerlukan sejmlah energi Persepsi terhadap suatu objek bervariasi
selanjutnya informasi yang diperoleh ini yang dikeluarkan untuk memperhatikan tergantung pada seberapa banyak
akan mempengaruhi dan melengkapi atau memfokuskan pada bentuk fisik energi atau perceptual vigilance yng
usaha untuk memberikan arti terhadap dan fasilitas mental yang ada pada digerakkan untuk mempersepsi.
lingkungan sekitarnya. suatu objek.

Kebutuhan Pengalaman dan Suasana hati


Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana Ingatan
Pengalaman dapat dikatakan Keadaan emosi mempengaruhi perilaku
kuatnya seseorang individu mencari tergantung pada ingatan dalam arti seseorang, keadaan ini menunjukkan
objek-objek atau pesan yang dapat sejauh mana seseorang dapat bagaimana perasaan seseorang pada
memberikan jawaban sesuai dengan mengingat kejadian-kejadian lampau waktu yang dpat mempengaruhi
dirinya. untuk mengetahui suatu rangsang bagaimana seseorang dalam menerima,
dalam pengertian luas. bereaksi, dan mengingat.

5
• Ukuran dan penempatan dari
Faktor Eksternal
objek atau stimulus 1
• 5 Point
• Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya
hubungan suatu objek, maka semakin mudah untuk
dipahami.
2 • Warna dari objek-objek
• Objek-objek yang mempunyi cahaya lebih banyak akan
lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan
dengan yang sedikit.
• Keunikan dan kekontrasan
stimulus 3
• Stimulus luar yang penampilannya dengan latar
belakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar
sangkaan individu yang lain akan banyak menarik
perhatian. • Intensitas dan kekuatan dari
4 stimulus
• Stimulus dari luar akan memberikan makna lebih bila
lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang
hanya sekali dilihat.

• Motion atau gerakan 5


• Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap
objek yang memberikan gerakan dalam jangkauan
pandangan dibandingkan objek yang diam.
6
• Atribusi Internal
• Jika perilaku seseorang yang diamati disebabkan oleh factor-
faktor internal, misal sikap, sifat-sifat tertentu, ataupun aspek-
aspek internal yang lain. Contoh, jika anak memperoleh nilai
raport yang jelek, maka sebabnya dapat saja karena anak itu
malas, terlalu banyak main, atau bodoh.

• Atribusi eksternal
• Jika perilaku sosial yang diamati disebabkan oleh keadaan atau lingkungan di luar
diri orang yang bersangkutan. Contoh, jika anak memperoleh nilai raport yang
jelek, maka sebabnya dapat saja karena ada masalah dengan lingkungannya,
orang tuanya bercerai, hubungan yang jelek dengan orang tua, ditekan oleh
teman-teman, ataupun gurunya yang tidak menarik.

3. Teori Atribusi
• Teori atribusi mencoba menjelaskan cara-cara kita
menilai orang dengan berbeda, bergantung pada
pengertian yang kita atribusikan pada sebuah perilaku.

7
Penentu Teori Atribusi

• Merupakan derajat kesamaan reaksi orang lain terhadap stimulus atau peristiwa
• Konsensus tertentu dengan orang yang sedang kita observasi. Apakah suatu perilaku cenderung
dilakukan oleh semua orang pada situasi yang sama. Makin banyak yang
melakukannya, makin tinggi konsensus, dan sebaliknya.

• Adalah derajat kesamaan reaksi seseorang terhadap stimulus atau peristiwa yang
• Konsistensi sama pada waktu yang berbeda. Apakah pelaku yang bersangkutan cenderung
melakukan perilaku yang sama di masa lalu dalam situasi yang sama. Kalau “ya”,
konsistensinya tinggi, kalau “tidak”, konsistensinya rendah.

• Distingsi atau • Merupakan derajat perbedaan reaksi seseorang terhadap berbagai stimulus atau
Kekhususan peristiwa yang berbeda-beda. Apakah pelaku yang bersangkutan cenderung melakukan
perilaku yang sama di masa lalu dalam situasi yang berbeda-beda. Bila seseorang
memberikan reaksi yang sama terhadap stimulus yang berbeda-beda, maka dapat
dikatakan orang yang bersangkutan memiliki distingsi yang rendah.

8
4. Jalan Pintas Dalam Menilai Orang Secara Umum
4 Point

Kecenderungan untuk secara selektif


Persepsi Selektif (Selective Perpection) menginterpretasikan apa yang seseorang liat dalam
basis minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap
seseorang.
Kecenderungan untuk menggambarkan impresi umum mengenai
seseorang indivdu berdasarkan karakteristik tunggal. Efek halo
dikonfirmasi dalam sebuah studi klasik dimana objek diberikan
Efek Halo (Hallo Effect) sebuah daftar-daftar sifat cerdas, terampil, giat, rajin, berkemauan
kuat, serta hangat. Subjek diminta untuk mengevaluasi orang yang
memiliki sifat-sifat tersebut.

Evaluasi atas karakteristik seseorang dipengaruhi oleh


perbandingan dengan orang lain yang baru muncul
Efek Kontras (Contras Effect) yang berperingat lebih tinggi atau lebih rendah dalam
karakteristik yang sama.

Adalah menilai sesuatu secara menyeluruh atau general atau


secara mayoritasnya. Contohnya : Orang-orang yang
berpenampilan rock dan punk pasti berkepribadian buruk. Padahal
Stereotip (Stereotype) hal ini belum tentu benar karena sangat banyak pula orang-orang
yang berpenampilan rapih dan berdasi tetapi berperilaku buruk.

9
5. Hubungan Antara Persepsi
dan Pengabilan Keputusan
• Perpection / Make Decision

• Pengambilan keputusan individual, baik ditingkat bawah maupun atas, merupakan


suatu bagian penting dari perilaku organisasi. Tetapi, bagaimana individu dalam
organisasi mengambil keputusan dan kualitas dari pilihan mereka sebagian besar
dipengaruhi oleh persepsi mereka.
• Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah. Adanya
penyimpangan antara keadaan ini dengan suatu keadaan yang diinginkan, yang
menuntut pertimbangan arah tindakan alternatif. Misalnya, seorang manager suatu
divisi lain penurun sebesar itu dianggap memuaskan oleh managernya.
• Setiap keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap informasi. Karena itu, data
yang diterima perlu disaring, diproses, dan ditafsirkan. Misalnya, data mana yang lebih
relevan dengan pengambilan keputusan. Persepsi dari pengambil keputusan akan ikut
menentukan haltersebut, yang akan mempunyai hubungan yang besar pada hasil
akhirnya.

10
6. Macam-macam Keputusan Organisasi
Menurut Herbert A. Simon:

Keputusan Terprogram atau Rutin Keputusan Tidak Terprogram atau Tidak Rutin
Bersifat berulang dan rutin sehingga suatu prosedur Bersifat baru, tidak terstruktur, tidak rutin, dan
pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga jarang konsekuen. Tidak ada metode pasti untuk
keputusan tersebut tidak perlu diperlukan sebagai menangani masalah ini , karena belum pernah ada
sesuatu yang baru tiap kali terjadi. Memiliki struktur sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya
teratur, karena setiap kinerja diukur dengan jelas, tak terlihat atau rumit, atau karena begitu
rutin, dan berulang. Contohnya, keputusan pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang
terprogram adalah, aturan umum penetapan harga khusus.
pada industry rumah makan dimana makanan akan
diberi harga hingga 3 kali lipat dari direct cost.

11
7. Tahap-tahap Pengambilan Keputusan
Menurut Herbert A. Simon:

Aktifitas Intelegensi Berasal dari pengertian militer


"intelligence," Simon mendeskripsikan
tahap awal ini sebagai penelusuran
kondisi lingkungan yang memerlukan
pengambilan keputusan.
Aktifitas Desain Selama tahap kedua, mungkin terjadi
tindakan penemuan, pengembangan, dan
analisis masalah.

Aktifitas Memilih Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan


pilihan sebenarnya-memilih tindakan
tertentu dari yang tersedia.

12
8. Gaya Pengambilan Keputusan

1. Gaya Direktif 2. Gaya Analitik


• Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai • Pembuat keputusan gaya analitik
toleransi rendah pada ambiguitas, dan berorientasi mempunyai toleransi yang tinggi untuk
pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ambiguitas dan tugas yang kuat serta
ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis
sistematis dalam memecahkan masalah. situasi; pada kenyataannya, mereka
cenderung terlalu menganalisis sesuatu.

3. Gaya Konseptual 4. Gaya Perilaku


• Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai Pembuat keputusan gaya konseptual
dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang mempunyai toleransi tinggi untuk
yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat ambiguitas, orang yang kuat dan peduli
keputusan cenderung bekerja dengan baik pada lingkungan sosial.
dengan orang lain dan menyukai situasi
keterbukaan dalam pertukaran pendapat.
13
9. Model Pengambilan Keputusan
Simple timeline

01 03 05
Rasional Birokrasi Administrasi
Model perilaku manusia berdasarkan Hasil dari rutinitas dan proses Menekankan bahwa
keyakinan bahwa orang-orang, bisnis yang terasah oleh pembuatan keputusan harus
organisasi, dan bangsa menjalankan penggunaan aktif selama menghadapi kenyataan tidak
kalkulasi pemaksimalan nilai, yang bertahun-tahun. memadainya informasi
secara mendasar konsisten. mengenai sifat masalah dan
menyelesaikan yang
mungkin.

Organisasional Klasik
Model-model pengambilan Berpandangan bahwa
keputusan yang manager bertindak dalam
memperhitungkan kepastian. Merupakan model
02 karakteristik politik dan
04 yang sangat rasional untuk
structural dari organisasi. pembuatan keputusan
manajerial.
14
Kelebihan Kekurangan
Keputusannya cepat ditentukan atau Bagaimana kepandaian dan
diambil, karena tidak usah menunggu kemampuan pimpinan tetapi pasti
persetujuan dari rekan lainnya. memiliki keterbatasan.
Keputusan yang terlalu cepat diambil
Tidak akan terjadi pertentangan
dan tidak meminta pendapat orang lain
pendapat.
seringkali kurang tepat.
Jika pemimpin sudah ahli maka Jika terjadi kesalahan pengambilan
kemungkinan keputusan yang diambil keputusan merupakan beban berat bagi
sudah tepat. pimpinan seorang diri.

10. Pengambilan Keputusan Individu


Pengambilan keputusan individu adalah pengambilan keputusan dilakukan
oleh perorangan dan biasanya diambil oleh pimpinan/manajer perorangan
sesuai dengan wewenangnya.
11. Pengambilan Keputusan Kelompok
Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok:

Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok


Delphi
Digunakan untuk mengambil keputusan
meramal masa depan yang diperhitungkan
akan dihadapi organisasi. Teknik ini sangat
sesuai untuk kelompok pengambil keputusan
yang tidak berada di satu tempat.

Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok Nominal


Setiap orang menulis gagasannya di selembar
kertas. Setelah itu dilakukan saling tukar
pikiran yang terstruktur. Setiap orang
mengajukan satu gagasan. Seseorang yang
ditunjuk sebagai notulen mencatat seluruh
gagasan itu di kertas di depan seluruh
anggota kelompok.
Kelebihan Keputusan Kelompok

Lebih termotivasi untuk


Lebih dapat menerima melaksanakan keputusan
Banyak alternative yang resiko
muncul

Mudah Terlaksana
Lebih mudah diterima
Informasi yang Lengkap

17
Kekurangan Keputusan Kelompok

Tekanan Untuk
Memakan Waktu Menyesuaikan

01 03

02 04
Dominasi Minoritas Tanggungjawab Tersamar

18

Anda mungkin juga menyukai