Anda di halaman 1dari 5

Tipe-Tipe Kepemimpinan beserta Kelebihan dan Kekurangannya

1. Tipe Otoriter (Otokratis, Dominator)


Otokrasi berasal dari kata oto yang berarti sendiri dan kratos berarti pemerintah. Jadi
otokrasi adalah mempunyai pemerintah dan menentukan sendiri.  Otokrasi merupakan
Pemerintahan atau kekuasaan yang dipegang oleh seseorang yang berkuasa secara penuh dan
tidak terbatas masanya. Sedangkan yang memegang kekuasaan disebut otokrat yang biasanya
dijabat oleh pemimpin yang berstatus sebagai raja atau yang menggunakan sistem kerajaan. 
Dalam tipe ini, pemimpin bertindak diktaktor pada bawahannya. Cenderung melakukan
pemaksaan dalam menggerakkan kelompoknya. Disini kewajiban dari bawahan adalah untuk
mengikuti dan menjalankan perintah. Tak boleh ada saran dan bantahan dari bawahan.
Mereka diharuskan patuh dan setia secara mutlak kepada pemimpinnya. Kendali penuh ada
pada pemimpin (bersifat satu arah)
Contoh pemimpin diktaktor Adolf Hitler, Muammar Khadafi, Saddam Husein, Husni
Mubarak dan lain-lain

Kelebihan       :
 Keputusan akan dapat diambil dengan cepat karena mutlak hak pemimpin, tak ada
bantahan dari bawahan
 Pemimpin yang bersifat otoriter pasti bersifat tegas, sehingga apabila terjadi
kesalahan dari bawahan maka pemimpin tak segan untuk menegur
 Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan     :
 Suasana kaku, mencekam dan menakutkan karena sifat keras dari pemimpin
 Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang
dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam
dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan
menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
 Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan
kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan
langsung.
 Menimbulkan permusuhan, keluhan dan rawan terjadi perpindahan karena bawahan
tidak merasa nyaman
 Bawahan akan merasa tertekan karena apabila terjadi perbedaan pendapat, pemimpin
akan menganggapnya sebagai pembangkangan dan kelicikan
 Kreativitas dari bawahan sangatlah minim karena tidak diberikan kesempatan
mengajukan pendapat.
 Mudahnya melahirkan kubu oposisi karena dominasi pemimpin yang berlebihan
 Disiplin yang terjadi seakan-akan karena ketakutan dan hukuman bahkan pemecatan
dari atasan
 Pengawasan dari pemimpin hanya bersifat mengontrol, apakah perintah yang
diberikan sudah dijalankan dengan baik oleh anggotanya.

2. Tipe Laissez-Faire
Dalam tipe ini, pemimpin tidak memberikan instruksi dan perintah, mereka membiarkan
bawahannya untuk berbuat sekehendaknya. Tak ada kontrol dan koreksi. Tentu saja dalam
kepemimpinan inisangatlah mudah terjadi kekacauan dan bentrokan. Pemimpin tak
menjalankan perannya dengan baik.
Karena arti lassez sendiri secara harfiah adalah mengizinkan dan faire adalah bebas. Jadi
pengertian laissez-faire adalah memberikan kepada orang lain dengan prinsip kebebasan,
termasuk bawahan untuk melaksanakan tugasnya dengan bebas sesuai dengan kehendak
bawahan dan tipe ini dapat dilaksanakan di sekolah yang memang benar–benar mempunyai
sumber daya manusia maupun alamnya dengan baik dan mampu merancang semua
kebutuhan sekolah dengan mandiri.
Pemimpin laissez-faire merupakan kebalikan dari kepemimpinan otokratis, dan sering
disebut liberal, karena ia memberikan banyak kebebasan kepada para tenaga pendidikan
untuk mengambil langkah-langkah sendiri alam menghadapi sesuatu. Jika pemimpin otokratis
mendominasi, maka tipe pemimpin laissez-faire ini menyerahkan persoalan sepenuhnya pada
anggota.
Kelebihan       :
 Keputusan ada di tangan bawahan sehingga bawahan bisa bersikap mandiri dan
memiliki inisiatif
 Pemimpin tidak memiliki dominasi besar
 Bawahan tidak akan merasa tertekan dalam menjalankan tugas
Kelemahan     :
 Pemimpin membiarkan bawahan untuk bertindak sesuka hati karena tidak ada kontrol
 Mudah terjadi kekacauan dan bentrokan
 Tujuan organisasi akan sulit tercapai apabila bawahan tidak memiliki inisiatif yang
tepat dan dedikasi tinggi

3. Tipe Demokratis
Gaya Kepemimpinan Demokratis, yaitu gaya seorang pemimpin yang menghargai
karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi. Pemimpin selalu
melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan saat ada masalah. Selain itu pimpinan
juga memberikan gambaran dan bimbingan yang efisien tentang tugas yang akan diberikan
kepada bawahannya. Lebih dari itu seorang pemimpin yang mempunyai gaya kepemimpinan
demokratis akan menggunakan jabatan dan kekuatan pribadinya untuk memaksimalkan
potensi yang ada pada bawahannya sehinga baik karyawan maupun perusahaan dapat
berkembang bersama-sama.
Pada gaya kepemimpinan demokratis ini terdapat koordinasi yang kuat atas pekerjaan
yang diemban masing-masing bawahan sehingga kekuatan utama bukan pada pimpinan
melainkan partisipasi aktif dari semua anggota. Rasa tanggung jawab internal pada masing-
masing bawahan juga menjadi salah satu dasar dalam gaya kepemimpinan ini. Selain
melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin yang menerapkan
gaya kepemimpinan ini juga harus bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan
bidangnya masing-masing. Juga mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif
mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
Tipe kepemimpinan demokratis adalah kebalikan dari pemimpin otoriter. Disini
pemimpin ikut berbaur dan berada ditengah-tengah anggotanya. Hubungan yang tercipta juga
tidaklah kaku seperti majikan dengan bawahan, melainkan seperti saudara sendiri. Pemimpin
selalu memperhatikan kebutuhan kelompoknya dan mempertimbangkan kesanggupan
kelompok dalam mengerjakan tugas. Pemimpin juga mau menerima masukan dan saran dari
bawahannya.
Contoh pemimpin demokratis adalah John F Kennedy, Mahatma Gandhi dan lain-lain
Kelebihan       :
 Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan tidak kaku
 Keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui diskusi sehingga bawahan akan merasa
dihargai dan dibutuhkan peranannya
 Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan pendapat dan
saran
 Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bisa mengeluarkan
kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya
 Bawahan akan merasa bersemangat karena merasa diperhatikan
 Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan bawahan sejalan
Kelemahan     :
 Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama karena diambil secara
musyawarah
 Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karna pendapat setiap orang jelas berbeda
 Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dan apabila ego
masing-masing anggota tinggi.

4. Tipe Pseudo-Demokratis.
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic. Pemimpin yang bertipe
pseudo-demokratis sering memakai “topeng”. Ia berpura-pura memperlihatkan sifat
demokratis di dalam kepemimpinannya, ia memberi hak dan kuasa kepada anggota untuk
menetapkan dan memutuskan sesuatu, tetapi sesungguhnya ia bekerja dengan perhitungan. Ia
mengatur siasat agar kekuasaannya terwujud kelak. Ia ingin memberi kesan bahwa ia
sungguh-sungguh memperhatikan pendapat dan saran itu, tetapi sebenarnya ia licik sekali dan
memanipulasi sedemikian rupa sehingga pendapatnya yang harus disetujui dan diterima.
Misalnya jika ia mempunyai ide - ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan di suatu
lembaga, maka hal tersebut akan dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya,
tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak
agar menerima ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini menganut
demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk
yang halus, samar - samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu
bukan tindakan pimpinan yang demokrati
Kelebihan :
 Selalu mempuyai ide-ide atau pemikiran-pemikiran yang baik dan   selalu melalukan
musyawarah terhadap bawahannya
Kelemahan :
 Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur dan  bawahan selalu di desak agar
menerima keputusan tersebut sebagai keputusan bersama.

5. Tipe Kharismatik
Karisma berasal dari bahasa Yunani yang artinya “anugerah”. Kekuatan yang tidak bisa
dijelaskan secara logika disebut kekuatan karismatik. Karisma dianggap sebagai kombinasi
dari pesona dan daya tarik pribadi yang berkontribusi terhadap kemampuan luar biasa untuk
membuat orang lain mendukung visi dan juga mempromosikannya dengan bersemangat.
Karisma diartikan “keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar
biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum
dari masyarakat terhadap dirinya” atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas
kepribadian individu.
Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki energi dan daya tarik yang luar biasa untuk
dapat mempengaruhi orang lain, maka tidaklah heran apabila memiliki pengikut atau masa
yang jumlahnya besar. Sifat kharismatik yang dimiliki adalah karunia dari tuhan. Pemimpin
kharismatik bisa dilihat dari cara mereka berbicara, berjalan maupun bertindak.
Contoh pemimpin kharismatik adalah Nelson Mandela, John F Kennedy, Martin Luther
King, Soekarno dan lain-lain
Kelebihan       :
 Dapat mengkomunikasikan visi dan misi secara jelas
 Dapat membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja lebih giat
 Bisa mendapatkan pengikut dengan masa yang besar karena sifatnya yang
berkharisma sehingga bisa dipercaya
 Menyadari kelebihannya dengan baik sehingga bisa memanfaatkannya semaksimal
mungkin
Kelemahan     :
 Para pemimpin kharismatik mudah mengambil keputusan yang beresiko
 Pemimpin kharismatik cenderung memiliki khayalan bahwa apa yang dilakukan pasti
benar karena pengikutnya sudah terlanjur percaya
 Ketergantungan yang tinggi sehingga regenerasi untuk pemimpin yang berkompeten
sulit

Anda mungkin juga menyukai