Anda di halaman 1dari 4

Unsur hal (164-172) Mega Amelya

Unsur Sistem Pengendalian Intern


Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang
cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional
kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok
perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan pokoknya adalah
memproduksi dan menjual produk, untuk melaksanakan kegiatan pokok tersebut di bentuk
departemen produksi, pemasaran , keuangan dan juga umum.
Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip
berikut ini:
a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan menyimpan dari fungsi akuntansi.
Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu
kegiatan (misalnya pembelian). Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki
wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi Akuntansi adalah fungsi yang
memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.
b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua
tahap suatu transaksi.
Untuk melaksanakan transaksi pembelian dalam perusahaan terdapat fungsi-fungsi yang
dibentuk, yaitu:
a) Fungsi Gudang (fungsi penyimpanan): mengajukan permintaan, pembelian dan
menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
b) Fungsi Pembelian (fungsi operasi): melaksanakan pemesanan barang kepada
pemasok.
c) Fungsi Penerimaan (fungsi operasi): menerima atau menolak barang yang diterima
dari pemasok.
d) Fungsi Akuntansi (fungsi pencatatan): mencatat utang yang timbul dari transaksi
pembelian dalam kartu utang dan mencatat persediaan barang yang diterima dari
transaksi pembelian dalam kartu persediaan.
Dengan demikian dalam pelaksanaan suatu transaksi terdapat internal check diantara unit
organisasi pelaksana. Dengan pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi operasi-operasi dan
fungsi penyimpanan, catatan akuntansi yang diselenggarakan dapat mencerminkan
transaksi sesungguhnya yang dilaksanakan oleh unit organisasi yang memegang fungsi
operasi dan fungsi penyimpanan.
Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan Perlindungan yang Cukup
terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan dan Biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi
hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui
terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus di buat sistem yang
mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
Dalam melaksanakan transaksi pembelian misalnya. Sistem wewenang diatur sebagai
berikut:
a) Kepala fungsi Gudang
b) Kepala fungsi pembelian
c) Kepala fungsi penerimaan
d) Kepaka fungsi akuntansi
Cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.
a) Penggunaan formulir bernomer tercetak yang pemakaiannya harus
dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
b) Pemeriksaan mendadak (surprised audit)
c) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau
satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang tua atau unit organisasi lain.
d) Perputaran jabatan (job rotation)
e) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan.
f) Secara periodic diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya.
g) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur
sistem pengendalian intern yang lain.
Untuk menjamin praktik yang sehat dalam melaksanakan transaksi pembelian misalnya,
sistem pembelian disusun dengan dasar sebagai berikut:
 Transaksi pembelian harus dilaksanakan beberapa fungsi, dengan bekerja secara
independent: fungsi Gudang, pembelian, penerimaan, dan akuntansi.
 Formulir-formulir surat pembelian:
-Kepala fungsi Gudang : untuk surat permintaan pembelian
-Kepala fungsi pembelian : untuk surat order pembelian
-Kepala fungsi penerimaan : untuk laporan penerimaan barang
-Kepala fungsi akuntansi : untuk bukti kas keluar
 Secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku pembantu persediaan yang
diselenggarakan oleh fungsi akuntansi dengan persediaan barang secara fisik di
Gudang.
Diantara 4 unsur pokok pengendalian intern tersebut diatas, unsur mutu karyawan
merupakan unsur sistem pengendalian intern yang paling peting.
Namun, karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya tidak cukup menjadi satu-
satunya unsur sistem pengendalian intern untuk menjamin tercapainya tujuan sistem
pengendalian intern.
Untuk dapat mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, sebagai
berikut cara yang ditempuh:
 Manajemen harus mengadakan analisis jabatan yang ada dalam perusahaan
dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan yang akan
menduduki jabatan tersebut.
 Pengembangan Pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan,
sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
Untuk mengisi jabatan masing-masing kepala fungsi pembelian, fungsi penerimaan dan
fungsi akuntansi, manajemen puncak membuat uraian jabatan (Job descriptions) dan telah
menetapkan persyaratan jabatan (Job requirements).
Pengendalian intern akuntansi tersebut menjamin:
o Barang dan jasa yang dibeli adalah yang diperlukan oleh perusahaan, yang dibuktikan
dengan adanya surat permintaan pembelian dari fungsi Gudang atau dari pemakai.
o Barang yang di terima adalah barang yang dipesan, yang dibuktikan dengan adanya
surat order pembelian yang diotoritasi oleh kepala fungsi pembelian.
o Utang yang di catat adalah kewajiban perusahaan atas barang atau jasa yang dibeli
dan diterima oleh perusahaan, yang dibuktikan dengan bukti kas keluar yang dilampiri
oleh laporan penerimaan barang yang ditandatangani oleh kepala fungsi penerimaan,
faktur dari pemasok, dan surat order pembelian.

Anda mungkin juga menyukai