Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah: 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan pokoknya adalah memproduksi dan menjual produk, untuk melaksanakan kegiatan pokok tersebut di bentuk departemen produksi, pemasaran , keuangan dan juga umum. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini: a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan menyimpan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan (misalnya pembelian). Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi Akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan. b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Untuk melaksanakan transaksi pembelian dalam perusahaan terdapat fungsi-fungsi yang dibentuk, yaitu: a) Fungsi Gudang (fungsi penyimpanan): mengajukan permintaan, pembelian dan menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. b) Fungsi Pembelian (fungsi operasi): melaksanakan pemesanan barang kepada pemasok. c) Fungsi Penerimaan (fungsi operasi): menerima atau menolak barang yang diterima dari pemasok. d) Fungsi Akuntansi (fungsi pencatatan): mencatat utang yang timbul dari transaksi pembelian dalam kartu utang dan mencatat persediaan barang yang diterima dari transaksi pembelian dalam kartu persediaan. Dengan demikian dalam pelaksanaan suatu transaksi terdapat internal check diantara unit organisasi pelaksana. Dengan pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi operasi-operasi dan fungsi penyimpanan, catatan akuntansi yang diselenggarakan dapat mencerminkan transaksi sesungguhnya yang dilaksanakan oleh unit organisasi yang memegang fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan Perlindungan yang Cukup terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan dan Biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus di buat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Dalam melaksanakan transaksi pembelian misalnya. Sistem wewenang diatur sebagai berikut: a) Kepala fungsi Gudang b) Kepala fungsi pembelian c) Kepala fungsi penerimaan d) Kepaka fungsi akuntansi Cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. a) Penggunaan formulir bernomer tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. b) Pemeriksaan mendadak (surprised audit) c) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang tua atau unit organisasi lain. d) Perputaran jabatan (job rotation) e) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan. f) Secara periodic diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya. g) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain. Untuk menjamin praktik yang sehat dalam melaksanakan transaksi pembelian misalnya, sistem pembelian disusun dengan dasar sebagai berikut: Transaksi pembelian harus dilaksanakan beberapa fungsi, dengan bekerja secara independent: fungsi Gudang, pembelian, penerimaan, dan akuntansi. Formulir-formulir surat pembelian: -Kepala fungsi Gudang : untuk surat permintaan pembelian -Kepala fungsi pembelian : untuk surat order pembelian -Kepala fungsi penerimaan : untuk laporan penerimaan barang -Kepala fungsi akuntansi : untuk bukti kas keluar Secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku pembantu persediaan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi dengan persediaan barang secara fisik di Gudang. Diantara 4 unsur pokok pengendalian intern tersebut diatas, unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern yang paling peting. Namun, karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya tidak cukup menjadi satu- satunya unsur sistem pengendalian intern untuk menjamin tercapainya tujuan sistem pengendalian intern. Untuk dapat mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, sebagai berikut cara yang ditempuh: Manajemen harus mengadakan analisis jabatan yang ada dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan yang akan menduduki jabatan tersebut. Pengembangan Pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya. Untuk mengisi jabatan masing-masing kepala fungsi pembelian, fungsi penerimaan dan fungsi akuntansi, manajemen puncak membuat uraian jabatan (Job descriptions) dan telah menetapkan persyaratan jabatan (Job requirements). Pengendalian intern akuntansi tersebut menjamin: o Barang dan jasa yang dibeli adalah yang diperlukan oleh perusahaan, yang dibuktikan dengan adanya surat permintaan pembelian dari fungsi Gudang atau dari pemakai. o Barang yang di terima adalah barang yang dipesan, yang dibuktikan dengan adanya surat order pembelian yang diotoritasi oleh kepala fungsi pembelian. o Utang yang di catat adalah kewajiban perusahaan atas barang atau jasa yang dibeli dan diterima oleh perusahaan, yang dibuktikan dengan bukti kas keluar yang dilampiri oleh laporan penerimaan barang yang ditandatangani oleh kepala fungsi penerimaan, faktur dari pemasok, dan surat order pembelian.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya