Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mega Amelya Sulistyaningrum

NIM : 40011120060032
Dosen : Ika Pratiwi, S.E, M.Ak.
Mata Kuliah : Pajak Penghasilan 1
Prodi : D-3 Administrasi Pajak K. Batang

TUGAS RESUME PPH PASAL 23


Definisi
Pajak penghasilan Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atau penghasilan yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak dalam negeri (orang pribadi atau badan) dan betuk usaha tetap yang
berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah
dipotong oleh PPh Pasal 21.
Menghitung PPh Pasal 23
Perhitungan PPh Pasal 23 sesuai jenis penghasilan dijelaskan pada tabel berikut ini:
Jenis Penghasilan Tari Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 23
f
1.Dividen 15% Jumlah bruto 15% x jumlah bruto
2.Bunga
3.Royalti
4.hadiah, bonus, dan
penghargaan lain, yang
tidak dipotong PPh
Pasal 21
5.Sewa 2% Jumlah bruto 2% x jumlah bruto
6.Imbalan jasa (teknik,
manajemen, konstruksi,
konsultan, jasa lain)
yang tidak dipotong
PPh Pasal 21

Contoh:
KJA Hakim dan Rekan memberikan jasa penyusunan internal audit pada UD Wahana. Nilai
kontrak yang disepakati adalah Rp170.000.000
Jawab: DPP = jumlah bruto jasa
= Rp170.000.000
PPh Pasal 23 = 2% x Rp170.000.000 = Rp3.400.000
Perbedaan pengenaan PPh atas dividen, bunga, sewa, dan hadiah
Jenis Penerima Penghasilan Jenis PPh PPh Terutang
Penghasilan
Dividen 1.WP luar negeri PPh Pasal 26 (final) 20% x jumlah
bruto
2.WP orang pribadi PPh Pasal 17 ayat (2) 10% x jumlah
huruf c bruto
3.Koperasi dengan Bukan objek pajak
syarat tertentu
4.PT, BUMN/BUMD Bukan objek pajak
dengan syarat tertentu
5.Selain penerima no.1 PPh Pasal 23 (tidak 15% x jumlah
sd 4 final) bruto
Bunga 1.WP luar negeri PPh Pasal 26 (final) 20% x jumlah
bruto
2.WP dalam negeri PPh Pasal 4 ayat (2) 15% x jumlah
(final) bruto
3.Bank penerima bunga Bukan objek pajak
dari nasabah
4.WP dalam negeri atas PPh Pasal 4 ayat (2) 20% x jumlah
bunga deposito, final bruto
tabungan, dan simpanan
lain di bank
5.Anggota koperasi Bukan objek pajak
penerima simpanan
(tidak lebih dari
Rp240.000 sebulan)
6.anggota koperasi PPh Pasal 4 ayat (2) 10% x jumlah
penerima bunga bruto
simpanan (lebih dari
Rp240.000 sebulan)
Sewa 1.WP luar negeri PPh Pasal 26 (final) 20% x jumlah
bruto
2.WP dalam negeri PPh Pasal 4 ayat (2) 10% x jumlah
(atas sewa bruto
tanah/bangunan)
3.WP dalam negeri PPh Pasal 23 (tidak 2% x jumlah bruto
(atas sewa selain tanah final)
dan bangunan)
Hadiah 1.WP luar negeri selain PPh Pasal 26 (final) 20% x jumlah
BUT bruto
2.WP dalam negeri PPh Pasal 4 ayat (2) 25% x jumlah
penerima hadiah undian bruto
3.WP orang pribadi PPh Pasal 21 (tidak Tarif Pasal 17 x
dalam negeri penerima final) penghasilan kena
hadiah penghargaan pajak
4.WP badan dalam PPh Pasal 23 (tidak 15% x jumlah
negeri penerima hadiah final) bruto
penghargaan

Contoh:
1. PT Sukses Makmur membagikan dividen tunai sebesar Rp5.000 per lembar kepada
para pemegang saham berikut ini:
No Nama Pemegang Saham Jumlah Saham
.
1 PT Ananda 1.000 lembar
2 BUMN 2.600 lembar
3 PT Setya Jaya 3.000 lembar
4 CV Putera 1.900 lembar
5 Tuan Hakim 1.500 lembar
Total 10.000 lembar

PPh yang dipotong oleh PT Sukses Makmur atas pembayaran dividen, dihitung
sebagai berikut:
No Nama % Kepemilikan Jumlah Dividen Jenis dan Keterangan
Pemegang Jumlah PPh
Saham Terutang
1 PT Ananda 1.000/10.000 = 10% 1.000 x 5.000 = PPh Pasal 23: Penerima adalah
Rp 5.000.000 15% x Rp PT, tetapi jumlah
5.000.000 = penyertaannya
Rp750.000 kurang dari 25%
dari total modal
disetor
2 BUMN 2.600/10.000 = 26% 2.600 x 5000 = Bukan objek Penerima adalah
Rp 13.000.000 pajak BUMN, jumlah
penyertaannya
lebih dari 25%
tptal modal
disetor
3 PT Setya 3.000/10.000 = 30% 3.000 x 5000 = Bukan objek Penerima adalah
Jaya Rp15.000.000 pajak PT, tetapi jumlah
penyertaannya
kurang dari 25%
dari total modal
disetor
4 CV Putera 1.900/10.000 = 19% 1.900 x 5000 = PPh Pasal Penerima adalah
Rp 9.500.000 23 : CV, tidak
15% x mempertimbangk
Rp9.500.000 an jumlah
= Rp penyertaan
1.425.000
5 Tuan Hakim 1.500/10.000 = 15% 1.500 x 5000 = PPh Pasal 17 Penerima adalah
Rp7.500.000 ayat (2c) Wajib Pajak
final: orang pribadi
10% x dalam negeri
Rp7.500.000
= Rp 750.000

2. Wajib Pajak A pada bulan Mei 2019 menerima dan membayarkan bunga sebagai
berikut.
 Menerima bunga atas kepemilikan obligasi yang diperdagangkan di Bursa
Efek Indonesia. Jumlah obligasi 100.000 lembar, nominol Rp20.000 per
lembar, bunga 6% setahun dibayar setiap tanggal 10 Mei.
 Menerima bunga deposito dari Bank Untung untuk bulan Mei. Nominal
deposito Rp120.000.000, bunga 8% setahun.
 Menerima bunga atas simpanan di Koperasi Mandiri. Nilai tabungan
Rp60.000.000, bunga 5% setahun.
 Menerima bunga atas simpanan di Koperasi Mandiri. Nilai tabungan
Rp12.000.000, bunga 10% pertahun, dibayarkan setiap bulan. Wajib pajak A
terdaftar sebagai anggota Koperasi Mandiri sejak awal tahun 2017.
 Menerima bunga atas simpanan di Koperasi Sejahtera. Nilai tabungan
Rp50.000.000, bunga 12% dibayarkan setiap bulan. Wajib pajak Aterdaftar
sebagai anggota Koperasi Sejahtera sejak akhir tahun 2017.
 Menerima bunga atas peminjaman uang oleh CV Permata. Nilai pinjaman
Rp50.000.000, bunga 1%, jangka waktu pinjaman 1 bulan.
No Jenis Penghasilan Dasar Pengenaan Pajak Jenis dan Jumlah PPh
Bunga terutang
1. Bunga obligasi 6% x 100.000 x Rp20.000 x 1/12 PPh Pasal 4 ayat (2) final
= Rp10.000.000 15% x Rp10.000.000
= Rp1.500.000
2. Bunga deposito 8% x Rp120.000.000 x 1/12 PPh Pasal 4 ayat (2) final
= Rp800.000 20% x Rp800.000
= Rp160.000
3. Bunga ke bank 5% x Rp60.000.000 x 1/12 Bukan objek pajak
= Rp250.000
4. Bunga simpanan 10% x Rp12.000.000 x 1/12 Bukan objek pajak
koperasi = Rp100.000
5. Bunga simpanan 12% x Rp50.000.000 x 1/12 PPh Pasal 4 ayat (2) final
koperasi = Rp500.000 10% x Rp500.000
= Rp50.000
6. Bunga pinjaman 1% x Rp50.000.000 PPh Pasal 23
= Rp500.000 15% x Rp500.000
= Rp75.000

3. Partha Hotel di samping melayani jasa sewa kamar inap juga sewa ruangan untuk
kegiatan seminar/workshop/training, rapat, pernikahan, dan lain-lain. Untuk kcperluan
seminar, Partha Hotel juga melayani persewaan perlengkapan seminar, misalnya
meja, kursi, LCD projector, laptop, AC portable. PT Sukses melakukan kegiatan
workshop di Partha Hotel selama dua hari dengan menyewa ruangan beserta
perlengkapannya. Sewa ruangan sebesar Rp20.000.000 per hari, sedangkan sewa per
hari untuk LCD projector, laptop, dan kursi masing-masing senilai Rp3.000.000,
Rp2.000.000, dan 150 kursi @ Rp10.000.
PPh atas sewa tersebut dihitung sebagai berikut.
No. Jenis Sewa Jenis PPh Dasar Pengenaan PPh terutang
Pajak
1. Ruangan PPh Pasal 4 2 x Rp20.000.000 = Rp40.000.00 10% x Rp
ayat (2) final 40.000.000 =
Rp4.000.000
2. LCD PPh Pasal 2 x Rp3.000.000 = Rp 6.000.000 2% x
Projector 23 2 x Rp2.000.000 = Rp 4.000.000 Rp13.000.000
Laptop 2 x 150 x Rp10.000 = Rp 3.000.000 = Rp260.000
Kursi Rp 13.000.000

4. PT Roda Putar membayarkan imbalan jasa kepada beberapa pihak, yaitu membayar
jasa pelaksanaan konstruksi kepada penyedia jasa tidak memiliki kualifikasi usaha
kecil sebesar Rp60.000.000, jasa konsultasi teknik kepada PT Arsita sebesar
Rp110.000.000, dan jasa manajemen dan akuntansi kepada konsultan Tuan Profita
sebesar Rp110.000.000.

PPh atas jasa tersebut dihitung sebagai berikut.


No Jenis Hadiah Dasar Pengenaan Jenis dan Jumlah PPh Terutang
Pajak

1. Pelaksanaan Konstruksi Rp60.000.000 PPh Pasal 4 ayat (2) = Rp2.400.000


final 4% x
Rp60.000.000
2. Jasa Teknik, penerima Rp110.000.000 PPh Pasal 23 (tidak = Rp 2.200.000
Wajib Pajak Badan final) 2% x
Rp110.000.000
3. Jasa manajemen, Wajib 50% x Rp110.000.000 PPh Pasal 21 (tidak
Pajak orang pribadi = Rp55.000.000 final)
5% x Rp50.000.000 = Rp 2.500.000
15% x Rp5.000.000 = Rp 750.000
Rp 3.250.000

Anda mungkin juga menyukai