Anda di halaman 1dari 11

KRISIS DEMOKRASI ELEKTORAL di

INDONESIA

GEDE KAMAJAYA
BENTUK DEMOKRASI
Demokrasi Langsung (Direct
Democracy):
Demokrasi yang secara
langsung melibatkan rakyat
dalam pengambilan
keputusan suatu negara. Pada
demokrasi langsung, rakyat
berpartisipasi dalam
pemilihan umum dan
menyampaikan kehendaknya
secara langsung.
Demokrasi Tidak Langsung (Indirect Democracy)
Demokrasi yang melibatkan seluruh rakyat dalam pengambilan suatu
keputusan negara secara tidak langsung, artinya rakyat mengirimkan
wakil yang telah dipercaya untuk menyampaikan kehendak mereka.
Jadi disini wakil rakyat yang terlibat secara langsung menjadi
perantara seluruh rakyat.
Demokrasi Pancasila
Bersumberkan pada nilai-nilai sosial
budaya bangsa serta berazaskan
musyawarah mufakat dengan
memprioritaskan kepentingan seluruh
msyarakat atau warga negara.
Demokrasi pancasila fokus pada
kepentingan dan aspirasi serta hati
nurani rakyat.

Demokrasi Parlementer: sistem pemerintahan yg parlemennya


memiliki kewenangan penuh (mengangkat perdana menteri/
menjatuhkan)
Pemilu di akui scr global sbg arena untuk
membentuk demokrasi, mengganti
pemerintahan secara berkala dan damai

Demokrasi elektoral: sebuah sistem konstitusional yg


menyelenggarakan pemilu multipartai yg kompetitif & teratur dgn
hak pilih universal untuk memilih anggota legislatif dan eksekutif
Pemilu di Indonesia adalah ajang pesta
demokrasi, perwujudan kedaulatan rakyat,
sarana mewujudkan demokrasi, momen
suksesi kepemimpinan (1955 pemilu
pertama di Indonesia)

Berbeda dgn di Eropa & Amerika :pemilu sekedar peristiwa


pergantian kekuasaan scr berkala dan tdk berpengaruh
trhdp sistem yg sdah terbangun mapan
PEMILU UNTUK MEMBENTUK 3 LEMBAGA NEGARA

Legislatif: sebuah lembaga kenegaraan


di Indonesia yang memiliki tugas untuk
membuat Undang-undang (DPR)

Eksekutif: yang termasuk dalam jajaran


eksekutif adalah presiden, wakil
presiden, serta jajaran kabinet dalam
pemerintahan yg bertugas menjalankan
undang-undang

Yudikatif: lembaga yang memiliki tugas mengawal serta memantau


jalannya undang-undang & penegakan hukum di Indonesia (MA,
Mahkamah konstitusi)
KRISIS DEMOKRASI

reformasi menampilkan pemilihan


umum yg lbh demokratis (demam
demokrasi & seolah-oleh
demokrasi hanya berarti pemilu

Kepemimpinan, proses politik, & gerakan sosial di era transisi


demokrasi gagal melembagakan ikon demokrasi baik dlm
pergaulan keseharian/politik formal.
1. Kesenjangan wacana antara kekuatan
masyarakat sipil dgn pemegang
kekuasaan
(kriris kepemimpinan/negarawan dgn
pemikiran jangka panjang/idealisme VS
birokrat, militer & politikus
karbitas/pragmatis)

 Penguasa berorintasi jangka pendek, pada akumulasi


kekuasaan/kekayaan serta tidak mendukung tumbuh
kembangnya pemikiran kritis dlm arena masy sipil
 Gerakan pemikiran hanya terjadi di ranah masy sipil/tdk amsuk
keranah pimpinan. Tidak membuka cakrawala baru yg
memberi keyakinan & membuka ruang dialog
2. Jebakan demokrasi formal
prosedural:
Pimpinan(DPR/DPRD perasa tdk perlu
melakukan konsultasi publik/membuka
partisipasi masy dlm pembuatan
keputusan sebab partisipasi trsbt tdk di
atur diatur dlm peraturan

Kondisi ini mengakibatkan praktek


demokrasi kurang makna &
menjauhkan politik formal dgn politik
sehari-hari masy

3. Jebakan demokrasi elektoral: demokrasi elektoral bisa saja


berlangsung demokratis, tetapiseringkali hanya berhenti pd
pembentukan demokrasi formal, setelah itu demokrasi sehari-hari
terutama pembuatan keputusan tidk lagi berlangsung
demokratis/jauh dr partisipasi rakyat
4. Jebakan formalisme memahami
kedaulatan rakyat
Kedaulatan rakyat berbicara tentang
harga diri, kemampuan, martabat,
eksistensi, ekmandirian rakyat ketika
berhubungan dgn penguasa
Di Indonesia “atas nama rakyat” menjadi
barang dagangan politik

Sarat politik uang yg jauh dr kata


martabat dan kemandirian rakyat dlm
berdemokrasi/berpolitik

Pemilih hanya sbg penonton yg sebatas mempengaruhi hasil pemilu


bukan menentukan perubahan politik

Anda mungkin juga menyukai