OLEH :
Kelompok 2
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
PETA KONSEP.............................................................................................................. iii
PEMBAHASAN ............................................................................................................ 1
1. Fungsi Perencanaan Dan Anggaran Laba................................................................... 1
2. Perilaku Penyusunan Anggaran.................................................................................. 2
3. Konsekuensi Penyampaian Proses Penganggaran...................................................... 4
4. Relevansi Konsep Ilmu Keprilakuan..................................................................... 5
KESIMPULAN............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 10
ii
PEMBAHASAN
Kekuatan ini meliputi perubahan dalam teknologi, tindakan kompetitor dan ekonomi.,
demograpi selera konsumen, sikap sosial, dan faktor politik. Faktor-faktor ini umumnya tidak
dapat dikendalikan oleh suatu perusahaan, dan arah dan besarnya perubahan seringkali sulit
untuk diprediksikan. Secara fundamental tiga pendekatan dapat di pilih dalam menata sasaran
laba. Perencanaan laba perusahaan terdiri dari anggaran operasi terperinci dan anggaran
laporan keuangan. Secara fundamental tiga pendekatan dapat dipiloh dalam menata sasaran
laba:
Harapan publik dan tanggung jawab sosial harus disadari merupakan konsekuensi dari
sasaran laba selain tujuan perusahaan. Perusahaan dituntut untuk melakukan evaluasi
Tindakan pada konteks sosial yang mempengaruhi ekonomi. Anggaran sebaiknya menjadi
cetak biru keuangan mengenai bagaimana perusahaan diharapkan untuk beroperasi. Beberapa
fungsi anggaran:
a. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan. Sebagai hasil
negoisasi antar anggota organisasi yang dominan, anggaran memcerminkan
konsensus organisasional mengenai tujuan operasi untuk masa depan.
1
b. Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak, yang mencerminkan
prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi.
c. Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang menghubungkan
beragam departemen atau divisi organisasi antara yang satu dengan yang lainnya.
d. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran
berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil operasi actual dapat dibandingkan.
e. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen
untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan
perusahaan.
f. Anggaran mencoba untuk memengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun
karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang
efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.
Untuk menyusun anggaran atau rencana laba, terdapat langkah-langkah tertentu yang perlu
diambil yaitu:
a. Manajemen puncak harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek
perusahaan dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya.
b. Tujuan harus ditetapkan dan sumberdaya dialokasikan
c. Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehesif harus disusun, kemudian
disetujui oleh manajemen puncak. Setelah disetujui, anggaran harus dikomunikasikan
kepada dan karyawan yang kinerjanya dikendalikan.
d. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menetukan bidang masalah
dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja actual dengan tujuan
yang telah dianggarkan secara periodic.
1. Tahap penetapan tujuan
Aktivitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan organisasi yang luas ke
dalam tujan aktivitas yang khusus. Untuk menyusun rencana yang realistis dan menciptakan
anggaran yang praktis, interaksi yang ektensif diperlukan antara manajer lini dan anatara
manajer staf organisasi. Ketika memformulasikan tujuan organisasi dan menerjemahkannya
ke dalam target operasi, diperlukan kehati-hatian untuk menetapkan hierarki tujuan dan target
yang realistis dan, jika memungkinkan, harmonis dengan target dan kebutuhan pribadi dari
manajer dan karyawan.
2
Jika sesuai dengan struktur organisasi atau gaya kepemimpinan, maka manajer tingkat
bawah dan karyawan sebaiknya diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses
penetapan tujuan sehingga mereka akan lebih mungkin menerima tujuan yang telah
diformulasikan. Tujuan realistis yang ditetapkan melalui partisipasi yang berarti akan
memengaruhi tingkat aspirasi manajer dan karyawan secara menguntungkan.
Penjelasan tersebut menuntukkan bahwa konsep utama perilaku yang berpengaruh
terhadap tahapan penetapan tujuan adalah proses perencanaan yang meliputi partisipasi,
kesesuaian tujuan, dan komitmen.
2. Tahap implementasi
Pada tahap implenentasi, rencana formal tersebut digunakan untuk
mengkomunikasikan tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotifasi orang secara
positif dalam organisasi. Hal ini dicapai dengan menyediakan target kinerja perinci bagi
mereka yang bertanggungjawab untuk mengambil tindakan. Agar rencana tersebut berhasil,
maka rencana tersebut harus dikomunikasikan secara efektif. Kesalahpahaman sebaiknya
dideteksi dan diselesaikan dengan segera. Setelah itu baru rencana formal kemungkinan akan
menerima kerjasama penuh dari berbagai kelompok yang ingin dimotivasi. Konsep ilmu
keperilakuakn utama yang memengaruhi tahap implementasi adalah komunikasi, kerja sama,
dan koordinasi.
3
dari seluruh proses perencanaan dan pengendalian. Beberapa konsekuensi keperilakuan yang
mungkin muncul meliputi tekanan, motivasi, aspirasi, dan kegelisahan.
Anggaran merupakan sumber tekanan yang dapat menimbulkan rasa tidak percaya,
rasa permusuhan dan mengarah pada kinerja yang menurun. Alasan dari rasa tidak percaya
ini didasarkan pada keyakinan penyelia bahwa :
2. Resistensi
Alasan dari resistensi anggaran adalah bahwa anggaran menandai dan membawa
perubahan sehingga merupakan ancaman terhadap status quo. Alasan lain yang menyebabkan
terjadinya resistensi adalah bahwa proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang
besar. Alasan ini dapat diatasi dengan mendidik manajer dan penyelia untuk megenali
manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan anggaran.
3. Konflik Internal
Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi antara orang-orang
pada berbagai tingkatan organisasi atau sebagai akibat dari laporan kinerja yang
membandingkan satu departemen dengan departemen lainnya. Gejala umum dari konfik
4
adalah ketidakmampuan untuk mencapai kerjasama antarpribadi dan antarkelompok selama
proses penyusunan anggaran.
5
2. Ukuran dan Struktur Organisasi
Ukuran dan struktur pada organisasi mempengaruhi prilaku manusia dan pola
interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, dann pengendalian serta evaluasi
terhadap proses perencanaan.
3. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan perencanaan
organisas. Teori X dari McGregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter dan
dikendalikan secara ketat, dimana kebutuhan efisiensi dan pengendalian mengharuskan
pendekatan manajerial tersebut untuk berurusan dengan bawahannya. Berbeda dengan Teori
Y yang dikemukakan oleh McCregor dan gaya kepemimpinan Likert mendorong tingkat
keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan pengembilan keputusan.
2. Keselarasan Tujuan
Masalah utama dalam penetapan tujuan adalah mencapai suatu tingkat keselarasan
tujuan atau kompatibilitas yang mungkin diantara tujuan-tujuan organisasi, subunit-subunit,
dan anggota-anggota yang turut berpartisipasi.
3. Partisipasi
Adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak
di mana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang
membuatnya.
6
4. Manfaat Partisipasi
Salah satu manfaat dari partisipasi yang berhasil adalah bahwa partisipan menjadi
terlibat secara emosi dan bukan dalam pekerjaan mereka. Pada dasarnya partisipasi dapat
meningkatkan moral dan mendorong insiatif yang lebih besar pada semua tingkatan
manajemen.
6. Tahap implementasi
Setelah tujuan organisasi ditetapkan, maka direktur perencanaan
mengkonsolidasikaannya ke dalam anggaran formal yang komprehensif. Cetak biru untuk
tindakan ditingkat perusahaan ini kemudian disetujui oleh dewan direksi, komisaris, anggaran
tersebut kemudian diimplementasikan melalui komunikasi kepada karyawan kunci dalam
organisasi.
7. Pengkomunikasian Anggaran
Kontroler atau direktur perencanaan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan
anggaran. Hal ini dicapai dengan cara mengkomunikasikan sasaran operasional yang
disetujui kepada orang-orang tingkat organisasi yang lebih rendah.
7
bidang permasalahan dalam organisasi tersebut dan menyarankan tindakan yang sesuai untuk
memperbaiki kinerja yang dibawah standar.
8
KESIMPULAN
Perencanaan laba perusahaan terdiri dari suatu anggaran operasi rinci dan anggaran
laporan keuangan. Dimana anggaran sebaiknya menjadi cetak biru keuangan mengenai
bagaimana perusahaan diharapkan untuk beroperasi. Untuk menyusun anggaran atau rencana
laba, diperlukanlah beberapa langkah dan juga tahapan, seperti tahap pemetaan tujuan, tahap
implementasi, tahap pengendalian dan evaluasi kinerja. Adapun beberapa konsekuensi
keperilakuan yang mungkin muncul meliputi tekanan, motivasi, aspirasi, dan kegelisahan.
Pada dasarnya lingkungan perencanaan mengacu pada struktur, proses, pola-pola interaksi
dalam penetapan kerja, ukuran dan struktur pada organisasi mempengaruhi prilaku manusia
dan pola interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, dann pengendalian serta
evaluasi terhadap proses perencanaan. Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi
lingkungan perencanaan organisas, dan faktor lingkungan eksternal juga mempengaruhi
lingkungan perencanaan yang meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan pasokan,
struktur industri yang melayani organisasi, hakikat persaingan, dll.
9
DAFTAR PUSTAKA
10