Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN ASUHAN KEPERAWATAN


“CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )”

Oleh :
Aliyatur Rodiah
14201.07.15033

PROGRAM STUDY SARJANA KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY
PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2018

1
CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )
Anatomi Fisiologi Ginjal

1. Anatomi Fisiologi Ginjal

Makroskopis.Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas, di belakang peritonium,


didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis,kuadratus
lumborum, dan iliopsoas mayor). Ginjal pada orang dewasa penjangnya sampai 13 cm,
lebarnya 6 cm dan berat kedua ginjal kurang dari1% berat seluruh tubuh atau sekitar 120-150
gram. Bentuknya seperti bijikacang, jumlahnya ada 2 buah di kiri dan kanan, ginjal kiri lebih
besar dariginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada
ginjalwanita. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yangtebal.
Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbedayaitu korteks dan
medulla. Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid
tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusundari segmen-segmen tubulus dan duktus
pengumpul nefron. Papila atau apeksdari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini
yang terbentuk darikesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul.

Mikroskopis.Tiap tubulus ginjal dan glomerulusnya membentuk satu kesatuan


(nefron). Nefron adalah unit fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdapat sekitar satu juta
nefron. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus
kontortus proksimal, lengkung henle dan tubuluskontortus distal, yang mengosongkan diri ke
duktus pengumpul.

Fisiologi ginjal. Fungsi ginjal yaitu mengeluarkan zat-zat toksik atau racun;mempertahankan
keseimbangan cairan; mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh;
mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh; mengeluarkan
sisa metabolisme hasilakhir sari protein ureum, kreatinin dan amoniak. Tiga tahap
pembentukan urine :

2
1. Filtrasi glomerular.Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma
padaglomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glomerulus secararelatif bersifat
impermiabel terhadap protein plasma yang besar dancukup permeabel terhadap air dan
larutan yang lebih kecil sepertielektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen.
Aliran darah ginjal(RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung
atausekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125ml/menit
dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenaldengan laju filtrasi
glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowmans
disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara
kapiler glomerulusdan kapsula bowmans, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler
glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan olehtekanan hidrostatik
filtrat dalam kapsula bowmans serta tekananosmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus
tidak hanya dipengaruhi olehtekanan-tekanan koloid diatas namun juga oleh
permeabilitas dindingkapiler.
2. Reabsorpsi. Zat-zat yang difiltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : nonelektrolit,
elektrolit, dan air. Setelah filtrasi langkah kedua adalahreabsorpsi selektif zat-zat
tersebut kembali lagi zat-zat yang sudahdifiltrasi.
3. Sekresi.Sekresi tubular melibatkan transpor aktif molekul-molekul darialiran darah
melalui tubulus ke dalam filtrat. Banyak substansi yangdisekresi tidak terjadi secara
alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin).Substansi yang secara alamiah terjadi dalam
tubuh termasuk asam uratdan kalium serta ion-ion hidrogen. Pada tubulus distalis,
transpor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi hidrogen dan ion-
ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium keluar dari
cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ionkalium kedalam cairan tubular
³perjalanannya kembali´ jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau
kalium harusdisekresi dan sebaliknya.

Fungsi lain ginjal :

1. Menjaga keseimbangan cairan tubuh.


2. Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.
3. Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darahmerah.
4. Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.

3
2. DEFINISI
Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara
bertahap (Doenges, 1999; 626)

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal
yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme
dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain
dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)

Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya
berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)

Sesuai dengan topik yang saya tulis didepan cronic kidney disease ( CKD ),pada dasarnya
pengelolaan tidak jauh beda dengan cronoic renal failure ( CRF ), namun pada terminologi akhir CKD
lebih baik dalam rangka untuk membatasi kelainan klien pada kasus secara dini, kerena dengan CKD
dibagi 5 grade, dengan harapan klien datang/merasa masih dalam stage – stage awal yaitu 1 dan 2.
secara konsep CKD, untuk menentukan derajat ( stage ) menggunakan terminology CCT ( clearance
creatinin test ) dengan rumus stage 1 sampai stage 5. sedangkan CRF ( cronic renal failure ) hanya 3
stage. Secara umum ditentukan klien datang dengan derajat 2 dan 3 atau datang dengan terminal stage
bila menggunakan istilah CRF.

Chronic kidney disease (CKD) adalah suatu kerusakan pada struktur atau fungsi ginjal yang
berlangsung ≥ 3 bulan, dengan atau tanpa disertai penurunan glomerular filtration rate (GFR). Selain
itu, CKD dapat pula didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana GFR < 60 mL/menit/1,73 m2 selama
≥ 3 bulan dengan atau tanpa disertai kerusakan ginjal (National Kidney Foundation, 2011).

CKD didefinisikan sebagai kelainan ginjal struktur-saan atau fungsi, hadir untuk 43 bulan,
dengan implikasi bagi kesehatan. Definisi CKD tetap utuh, tetapi kita telah menjelaskan klasifikasi
dan risiko stratifikasi seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Penambahan 'dengan implikasi bagi
kesehatan' ditujukan untuk mencerminkan gagasan bahwa berbagai kelainan ginjal struktur atau fungsi
mungkin ada, tapi tidak semua memiliki implikasi bagi kesehatan individu, dan karena itu perlu untuk
menjadi dalam konteks pembangunan. Kerusakan ginjal mengacu pada berbagai kelainan yang diamati
pada saat penilaian klinis, yang mungkin tidak sensitif dan non-spesifik untuk penyebab penyakit
namun bisa mendahului pengurangan dalam fungsi ginjal (Tabel 2). Fungsi ekskretoris, endokrin dan
metabolisme bersama penurunan penyakit ginjal kronis paling. GFR umumnya diterima sebagai
indeks keseluruhan terbaik dari fungsi ginjal. Kami mengacu pada GFR o60 ml/menit/1.73 m2 sebagai
penurunan GFR (Tabel 2) dan GFR o15 ml/menit/1.73 m2 sebagai gagal ginjal. AKI dapat terjadi
pada pasien dengan CKD dan mempercepat perkembangan gagal ginjal (Kidney International
Supplements (2013) 3, 19–62; doi:10.1038/kisup.2012.64)

3. ETIOLOGI
a. Infeksi misalnya pielonefritis kronik (Infeksi saluran kemih), glomerulonefritis (penyakit
peradangan).
Pielonefritis adalah proses infeksi peradangan yang biasanya mulai di renal pelvis,
saluran ginjal yang menghubungkan ke saluran kencing (ureter) dan parencyma ginjal
atau jaringan ginjal. Glomerulonefritis disebabkan oleh salah satu dari banyak penyakit
yang merusak baik glomerulus maupun tubulus. Pada tahap penyakit berikutnya
keseluruhan kemampuan penyaringan ginjal sangat berkurang.
b. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna,
stenosis arteria renalis
Disebabkan karena terjadinya kerusakan vaskulararisasi di ginjal oleh adanya
peningkatan tekanan darah akut dan kronik.

4
c. Gangguan jaringan ikat misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,
sklerosis sistemik progresif
Disebabkan oleh kompleks imun dalam sirkulasi yang ada dalam membran basalis
glomerulus dan menimbulkan kerusakan (Price, 2006).
Penyakit peradangan kronik dimana sistem imun dalam tubu menyerang jaringan sehat,
sehingga menimbulkan gejala diberbagai organ.
d. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus
ginjal.
Penyakit ginjal polikistik ditandai dengan kista multiple, bilateral, dan berekspansi yang
lambat laun akan mengganggu dalam menghancurkan parenkim ginjal normal akibat
penekanan, semakin lama ginjal tidak
mampu mempertahankan fungsi ginjal sehingga ginjal akan menjadi rusak.
e. Penyakit metabolik misalnya DM (Diabetes Mellitus), gout,
hiperparatiroidisme, amiloidosis.
Penyebab terjadinya ini dimana kondisi genetik yang ditandai dengan adanya kelainan
dalam proses metabolisme dalam tubuhakibat defisiensi hormon dan enzim. Proses
metabolisme ialah proses memecahkan karbohidrat protein, dan lemak dalam makanan
untuk menghasilkan energi.
f. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati timbal. Penyebab
penyakit yang dapat dicagah bersifat refersibel, sehingga penggunaan berbagai prosedur
diagnostik.

g. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis
netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali
kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.

h. Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis


Merupakan penyebab gagal ginjal dimana benda padat yang dibentuk oleh presipitasi
berbagai zat terlarut dalam urin pada saluran kemih.
4. KLASIFIKASI
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :

- Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin serum normal
dan penderita asimptomatik.
- Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah rusak, Blood
Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.
- Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia.
K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat penurunan
LFG :

- Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG yang
masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2
- Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-89
mL/menit/1,73 m2
- Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2
- Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2

5
- Stadium5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal ginjal
terminal.
Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance Creatinin Test ) dapat
digunakan dengan rumus :

Clearance creatinin ( ml/ menit ) = ( 140-umur ) x berat badan ( kg )

72 x creatini serum

Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,85

Klasifikasi gagal ginjal kronis berdasarkan derajat (stage) LFG (Laju Filtration
Glomerulus) dimana nilai normalnya adalah 125 ml/min/1,73m2 dengan rumus
Kockroft – Gault sebagai berikut :

Derajat Penjelasan LFG (ml/mn/1.73m 2)

1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau ↑ ≥ 90

2 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau ringan 60-89

3 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau sedang 30-59

4 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau berat 15-29

5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis

5. PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus)
diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi
dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan
penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾
dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa
direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron
yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya
gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila
kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai
kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368)

Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke
dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin
banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik
setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).

6
6. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik antara lain :
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah
tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik
waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi
mungkin juga sangat parah.
Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat retensi cairan
dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin – aldosteron), gagal jantung
kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi
pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan,
kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
Manifestasi klinik menurut Suyono adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan gagal jantung
akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema.

b. Gannguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.

c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein dalam usus,
perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.

d. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ), burning feet syndrom ( rasa
kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi
otot – otot ekstremitas.

e. Gangguan Integumen
kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat penimbunan urokrom, gatal –
gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.

f. Gangguan endokrim
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan aminore.
Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.

g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa

biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan dehidrasi,
asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.

h. System hematologi

anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga rangsangan


eritopoesis pada sum – sum tulang berkurang, hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit
dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.

7
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu
pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi antara lain :
1.Pemeriksaan lab.darah

a. hematologi
Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit

b. RFT ( renal fungsi test )


ureum dan kreatinin

c. LFT (liver fungsi test )


d. Elektrolit
Klorida, kalium, kalsium

e. koagulasi studi
PTT, PTTK

f. BGA

2. Urine

- urine rutin
- urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
3. pemeriksaan kardiovaskuler

- ECG
- ECO
4. Radidiagnostik

- USG abdominal
- CT scan abdominal
- BNO/IVP, FPA
- Renogram
- RPG ( retio pielografi )

8. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
a) Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut
adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah
femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :

8
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
c) Operasi
- Pengambilan batu
- transplantasi ginjal

9. KOMPLIKASI
1. Anemia
2. Penyakit Vaskular dan Hipertensi
3. Gastrointestinal
4. Hiperkaliemia
5. Disfungsi Seksual
6. Resiko gangguan kardiovaskuler dan pernafasan

Anda mungkin juga menyukai