Di susun oleh:
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji sykur kehadirat Tuhan yang maha Esa karena berkat rahmat serta hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN GANGGUAN CITRA TUBUH DAN KEHILANGAN”. Makalah ini kami
susun dengan maksud memberikan pengetahuan mengenai teori gangguan citra tubuh dan kehilangan.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing kami yaitu :
1. Siswoto,AMK.,S.Pd.Msi dosen mata kuliah keperawatan jiwa
Yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini dengan sabar. Kami
berharap makalh ini dapat memberikan pengaruh yang baik untuk pembaca.Kami
menyadarai bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan dan perbaikan
makalah.
Contents
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi pasien
Pasien tampak diam dan melamun, menangis dan mengurung diri dikamar, terlihat
sering mengingkari kehilangan, selain itu Pasien juga sudah mau berinteraksi dengan
orang lain dan pasien gelisah sehingga susah tidur.
b. Diagnosa Keperawatan
Kehilangan
c. TUK :
TUK 4 : Pasien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang dialami.
1) Berdiskusi dengan pasien dengan pasien dengan tentang cara mengatasi
berduka yang dialami:
a. Cara verbal dengan mengungkapkan perasaan
b. Cara fisik yang dilakukan dengan memberi kesempatan aktivitas fisik
c. Cara sosial dengan sharing melalui self help group
d. Cara spiritual, seperti berdoa, beserah diri
TUK 5 : Pasien dapat mengatasi rasa kehilangan dan berdukanya dengan koping yang
adaptif
1) Bantu pasien dalam memecahkan masalahnya sebagai usaha untuk
menentukan metode-metode koping yang lebih adaptif terhadap
pengalaman kehilangan.
2) Berikan umpan balik positif untuk mengidentifilkasi strategi dan membuat
keputusan.
d. Tindakan Keperawatan
1) Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan persaannya.
Dengarkan dengan penuh perhatian, beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.
2) Memberikan kesempatan pada pasien unruk mengungkapkan perasaannya dan
mmberikan umpan balik positif untuk meningkatkan percaya dirinya.
2. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
“ Assalamualaikum/Selamat pagi mbak.”
2) Evaluasi
“ Bagaimana perasaan mbak hari ini ?”
“Bagus sekali, mbak masih ingat dengan saya?”
“Iya mbak sangat bagus sekali, iya saya perawat kemarin yang bertemu mbak
diruangan ini”
3) Kontrak
“Nah seperti janji saya, saya akan mengajak mbak mencoba berbincang-bincang
tentang masalah mbak, sekitar 10 menit”
”bagaimana kalau kita ketemu di ruangan ini saja mbak?”
b. Fase Kerja
“Bagaimana perasaan mbak hari ini?” “Apa yang membuat mbak sedih, sehingga
mbak seperti ini?” (pasien mulai menceritakan masalah yang menyebabkan
kondisi nya sedih)
“Oh begitu mbak” “Menurut saya mbak, mbak jangan terlalu memikirkan masalah
itu lagi , mbak bisa mencoba menghilangkan beban pikiran dengan cara
menyalurkan hobi yang dimiliki”
“Ngomong-ngomong hobi nya mbak apa?” “Nah, hobinya mbak memasak”
“Nah, jika mbak mulai memikirkan atau teringat masalah nya , mbak bisa
mengalihkan dengan cara memasak”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah mengungkapkan perasaannya ?”
“Mbak tampak bagus sekali saat mengalihkan pikiran mbak dengan cara
memasak”
2) Evaluasi Subjektif
“Pertahankan terus apa yang sudah mbak lakukan tadi, jangan lupa mbak slalu
sabar dan melakukan aktivitas yang mbak sukai jika pikiran mbak mulai
resah.”
3) Kontrak
a) Topik
“Baiklah mbak karena waktu telah selesai, bagaimana kalau kita sambung
besok lagi dengan membicarakan tentang keluarga dan hoby dan
sebagainya” dan bagaimana mencoba dengan perawat lain ?”
b) Waktu
“Mari kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari ? bagaimana
kalau dua kali. Baik nanti ibu coba sendiri. Besok kita latihan lagi ya, mau
jam berapa ? jam 11 ?” baiklah kalau begitu”.
c) Tempat
“Mbak maunya besok kita bertemu dimana” apakah kita diruangan atau
ditaman mbak ?” baiklah kalu ditaman” sampai jumpa besok mbak”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)III
PADA PASIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien
Pasien sudah mulai berinteraksi dengan orang disekitarnya (bisa mengajak salaman lalu
menanyakan nama), tatapan mata kosong, sering terdiam ditengah pembicaraan, perasaan
gelisah sedikit berkurang.
b. Diagnosa Keperawatan
Kehilangan
c. TUK
TUK 6 : Meningkatkan kehilangan pengetahuan dan kesiapan keluarga dalam merawat
pasien dengan rasa kehilangan dan berduka.
1) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2) Diskusikan tentang kehilangan dan berduka dan dampaknya.
3) Melatih keluarga untuk mempraktikkan cara merawat pasien dengan
kehilangan dan berduka
4) Diskusikan dengan keluarga tentang sumber-sumber bantuan yang dapat
dimanfaatkan pasien serta perilaku pasien yang perlu dirujuk dan bagaimana
cara merujuk pasien
d. Tindakan Keperawatan
1) Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengungkapkan perasaannya selama
merawat pasien,dengarkan dengan penuh perhatian, beri respon, tetapi tidak bersikap
menghakimi.
2. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
”Assalamualaikum/Selamat pagi Mbak”
2) Evaluasi
“Bagaimana perasaan mbak hari ini, setelah mengungkapkan perasaan kepada perawat
yang kemarin?”
“Bagus sekali mbak, jika beban pikiran mbak sudah mulai berkurang”
3) Kontrak
“Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang dengan mbak dan keluarga?”
“Mari kita temui kelurga mbak di taman”
b. Fase Kerja
(Bersama-sama pasien menemui keluarga)
“Selamat pagi, apakah benar ibu/bapak keluarga dari pasien X”
“Baiklah ibu, saya perawat A yang merawat anak ibu” “Bagaimana kalau kita berbincang-
bincang mengenai masalah putri ibu” “kira-kira 10 menit ibu”
“Begini ibu, masalah putri ibu ini kan berhubungan dengan keluarga . jadi keluarga sangat
berperan penting demi kesembuhan pasien, terutama perhatian ibu dan bapak”.
“Setidaknya ibu dan bapak bisa lebih sering meluangkan waktunya untuk menjenguk putri
ibu agar pasien tidak merasa diasingkan dan merasa tidak dibutuhkan oleh kelurga”
“Terima kasih atas waktunya, semoga apa yang telah kita bahas tadi bisa ibu terapkan demi
membantu kesembuhan pasien”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah bertemu dengan keluarga?”
2) Evaluasi Objektif
“Pertahankan kondisi mbak yang saat ini, agar kedepannya mbak lebih percaya diri”.
3) Kontrak
a) Topik
“Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan
orang lain kita tambahkan lagi di jadwal harian, mbak bisa bertemu dengan keluarga
, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya mbak bisa berkenalan
dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana mbak, setuju kan?”
b) Waktu
“Bagaimana jika kita bertemu sebanyak tiga kali pada jam 9 pagi, jam 2 siang, dan
jam 7 malam mbak? Baiklah kalau begitu.”
c) Tempat
“Besok kita akan berjumpa ditempat yang sama ya mbak , sampai besok”.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medikka.
Iyus Yosep, Titin Sutini. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Nurhalimah. (2016). Keperawatan Jiwa. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
Prabowo, E. (2014). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Sutejo. (2017). Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
PUSTAKA BARU PRESS.
Yusuf, Rizky Fitrysari. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.