Anda di halaman 1dari 18

STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

GANGGUAN CITRA TUBUH DAN KEHILANGAN

Di susun oleh:

1. Siti Nur Aisyah (14.401.20.058)

2. Syafira Aulia Rahma (14.401.20.061)


3. Villah Haikal Vahresy (14.401.20.065)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


KRIKILAN-GLENMORE
BANYUWANGI

2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji sykur kehadirat Tuhan yang maha Esa karena berkat rahmat serta hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN GANGGUAN CITRA TUBUH DAN KEHILANGAN”. Makalah ini kami
susun dengan maksud memberikan pengetahuan mengenai teori gangguan citra tubuh dan kehilangan.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing kami yaitu :
1. Siswoto,AMK.,S.Pd.Msi dosen mata kuliah keperawatan jiwa

2. Hendrik P.S.,S.Kep.,Ns.,MM dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa

3. Sumarman,S.Kep.,Ns, M.Kes dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa

Yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini dengan sabar. Kami
berharap makalh ini dapat memberikan pengaruh yang baik untuk pembaca.Kami
menyadarai bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan dan perbaikan
makalah.

Krikilan, 15 Februari 2022


DAFTAR ISI

Contents

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
A. Strategi pelaksanaan asuhan keperawatan pada citra tubuh ........................................ 1
Pertemuan 1 ......................................................................................................................... 1
Pertemuan 2 ......................................................................................................................... 4
B. Strategi pelaksanaan asuhan keperawatan pada kehilangan ......................................... 6
Pertemuan 1 .................................................................................................................................... 6
Pertemuan 2 .................................................................................................................................... 9
Pertemuan 3 .................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 15
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN CITRA
TUBUH

SP 1 : Bina hubungan saling percaya dan identifikasi masalah


Pertemuan ke 1
1. Proses Keperawatan
A. Kondisi Pasien :
a. Data Subjektif :
1) Pasien mengatakan malu dan tidak menerima keadaan tangan kanan nya setelah
terdapat luka bakar yang cukup lama
2) Pasien mengatakan takut jika ia tidak mendapat pekerjaan lagi akibat luka bakar
yang ada di tangan kanannya
3) Pasien mengatakan dirinya tidak berguna dan tidak mampu melakukan kegiatan
apapun
b. Data Objektif :
1) Pasien menarik diri
2) Pasien tidak mau berbicara dengan orang lain karena malu dengan kondisinya saat
ini
B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Citra Tubuh
C. Tujuan Tindakan Keperawatan
1. Tujuan Umum
Kepercayaan diri klien Kembali normal
2. Tujuan khusus
a) Klien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya
b) Klien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya
c) Klien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
d) Klien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu
D. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman
dan nyaman saat berinteraksi.
b. Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya : dulu dan saat ini, perasaan
tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini
c. Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain
d. Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu
e. Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
1) Gunakan protese, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin, gunakan
pakaian yang baru
2) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap
3) Bantu pasien menyentuh bagian tersebut
2. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
A. Orientasi
1) Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi ibu! Perkenalkan nama saya Aisyah. Biasa
dipanggil suster Aisyah, Saya adalah mahasiswa Keperawatan dari Akademi
Kesehatan Rustida. Hari ini saya dinas dari jam 07.00 pagi – 14.00 siang. Saya yang
akan merawat ibu di RS ini Nama ibu siapa, ibu senangnya dipanggil apa ?”
2) Evaluasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah semalam tidurnya nyenyak?”Bagaimana
pengembangan ibu?
3) Kontrak
 Topik
Bagaimana kalau kita berbincang – bincang tentang perasaan terhadap bagian
tubuh ibu yang mengalami gangguan dan latihan cara meningkatkan citra tubuh?"
 Waktu
"Berapa lama 1bu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 20 menit?"
 Tempat
"Di mana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana jika di ruangan
ini saja kita berbincang-bincang"
 Tujuan
"bu tujuan kita hari ini yaitu agar ibu dapat mengetahui cara meningkatkan citra
tubuh ibu"
B. Fase Kerja
"Bagaimana perasaan ibu terhadap tangan kanan ibu yang mengalami luka?" "baik
bagus Ibu. "Apa harapan ibu terhadap tubuh ibu? Bagus sekali harapannya ibu. Mulai
sekarang ibu dapat mencoba melihat tangan kanan ibu dan nanti secara bertahap mulai
menyentuh tangan kanan ibu yang sakit. "Tidak apa-apa Ibu secara perlahan saja
menyentuhnya, Ibu tidak perlu takut kan ada suster disini" "Bagus sekali Ibu sudah
melihat dan menyentuh bagian tubuh Ibu yang mengalami perubahan. Ibu memang
hebat" "baik, sekarang bagaimana kalo kita membicarakan fungsi bagian tubuh
lainnya?" "kita mulai dari mata ya Ibu, wah mata Ihu masih awas ya, bagus sekali" "
bagaimana kalau hidung Ibu, coba bu ini bau apa? Wah penciuman bu masih tajam
bagus Ibu." "bagaimana kalau kedua tangan Ibu, coba dikepalkan, wah kedua tangan
Ibu masih kuat, hagus Ibu" "ternyata anggota tubuh Ibu masih sangat berfungsi dengan
haik yang mana hal itu perlu di syukuri ya Ibu."
C. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subjektif
"Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bineang tentang perubahan tubuh
Ibu dan latihan meningkatkan citra tubuh?"
2) Objektif
"Coba Ibu Sebutkan beberapa bagian tubuh yang masih berfungsi. "Bagus sekali,
Ibu sudah menjelaskan dengan benar"
b. Rencana tindakan lanjut
"Dalam satu hari berapa kali Ibu akan melatih cara meningkatkan citra tubuh? Jam
berupa Ibu akan melakukan latihan tersebut?"
"Mari, kita masukkan dalam jadwal harian Ibu. Jadi, lakukan latihan ini sesuai jadwał
ya bu."
c. Kontrak yang akan dating
 Topik
"Waktu berbincang kita sudah 20 menit Ibu, bagaimana kalau kita atur jadwal
untuk pertemuan berikutnya?" "Kita akan berbincang mengenai kegiatan untuk
menggunakan anggota tubuh yang masih berfungsi dengon baik."
 Waktu
"Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua pada jam yang sama seperti hari
ini. Kita lakukan kira-kira 1S menit saja"
 Tempat
"Di mana Ibu akan latihan dengan saya besok? Ya sudah, bagaimana kalau besok
kita melakukannya disini saja"" Baiklah Ibu, saya akan melanjutkan pekerjaan
saya, Ibu dapat beristirahat kembali. Terima kasih ibu"
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN CITRA
TUBUH

SP 2 : Melatih pasien melakukan kegiatan lain agar meningkatkan citra tubuh


Pertemuan ke 2
1. Proses Keperawatan
A. Kondisi Pasien :
a. Data Subjektif :
1) Pasien sudah menerima keadaan tangan kanannya yang terdapat luka bakar
2) Pasien mengatakan bersyukur masih banyak anggota tubuh yang masih berfungsi
dengan baik
b. Data Objektif :
1) Pasien sudah mulai membuka diri
2) Pasien sudah mau berbicara dan berinteraksi dengan perawat
B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Citra Tubuh
C. Tujuan Tindakan Keperawatan
1. Tujuan Umum
Klien mampu melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah dibuat
2. Tujuan khusus
a) Klien mampu meningkatkan fungsi tangan kanan yang terdapat luka bakar
b) Klien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya
c) Klien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
d) Klien dapat berinteraksi secara bertahap
D. Tindakan Keperawatan
a. Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas yang mengarah pada pembentukan tubuh
yang ideal
b. Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
1) Susun jadwal kegiatan sehari-hari
2) Dorong melakukan aktivitas sehari-hari dan terlibat dalam aktivitas keluarga serta
sosial
3) Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti / mempunyai peran
penting baginya
4) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien dalam melakukan interaksi
2. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
A. Orientasi
1) Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi ibu! Apakah ibu masih mengingat saya”. “Saya
perawat yang kemarin berbincang dengan ibu.”(senyum)
2) Evaluasi
“Bagaimana ibu perasaannya saat ini? Apakah ibu sudah mencoba kegiatan sesuai
jadwal? Bagaimana perasaan ibu setelah mencoba?
3) Kontrak
 Topik
“Oke ibu, sesuai kesepakatan kita kemarin kita akan berbincang mengenai
kegiatan untuk menggunakan anggota tubuh yang masih berfungsi dengan baik.”
“Apa ibu bersedia?"
 Waktu
"Sesuai dengan kesepakatan kita yang kemarin ya bu, waktunya 20 menit.”
 Tempat
"Kemarin kita sudah sepakat untuk melakukannya diruangan ini lagi ya bu.”
 Tujuan
Agar ibu dapat melakukan aktivitas sehari-hari
B. Fase Kerja
"Bagaiamana perasaan Ibu sekarang, apakah sudah membaik?"" Kira-kira Apa itu bu?"
"Seperti itu ya bu." " Baiklah ibu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, untuk
mengurangi rasa malu karena dilihat oleh orang lain, ibu dapat menutupi bagian tubuh
yang berubah, misalnya pakai haju lengan panjang, Ibu juga tidak perlu malu karena
seluruh tubuh Ibu masih berfungsi sangat baik" "Iya Ibu seperti itu." "Selain itu, ibu
dapat bersosialisasi dengan keluarga dan teman-teman lain melalui berbagai aktivitas,
mengunjungi teman atau saudara yang dekat yaa bu." "bagus sekali ibu" "Ibu juga dapat
melatih tangan ibu agar otot-otot tangan kanan ibu dapat difungsikan kembali, ibu juga
dapat terus melatih tangan kiri ibu agar bisa lebih aktif melakukan kegiatan sesuatu,
misalnya menulis, menyapu dan lain-lain. Nah cara mana yang mau ibu coba?. Wahh
bagus sekali, ibu sangat bersemangat untuk mencobanya.
C. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subjektif
"Bagaimana perasaannya Ibu setelah mengobrol hari ini dan mencoba untuk
melakukan aktivitas ringan?”.”baik bagus sekali ibu”
2) Objektif
"Coba Ibu jelaskan kembali aktivitas ringan yang sudah kita lakukan.”
“Bagus sekali, ibu sudah menjelaskan dengan benar”.”Selanjutnya apakah ibu
ingat kegiatan yang di lakukan selama di RS”
b. Rencana tindakan lanjut
Ibu nanti kegiatan yang sudah kita lakukan di rumah sakit bisa dilakukan dirumah
yaa seperti menulis, menyapu dan selalu mengingat bagian tubuh ibu yang masih
berfngsi dengan baik Ini jadwal kegiatan hariannya, ibu bisa bawa pulang.
"Mungkin sampai sini pertemuan kita hari ini hari ini, terimakasih untuk waktunya"
"Jangan lupa tetap berlatih ya bu, semangat terus, "Kalau begitu saya pamit Bu.
Assalamualaikum."
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK) I
PADA PASIEN KEHILANGAN
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi pasien
Pasien tampak diam dan melamun, menangis dan mengurung diri dikamar, terlihat
sering mengingkari kehilangan, selain itu pasien juga tidak mau berinteraksi dengan
orang lain dan merasa gelisah sehingga susah tidur.
b. Diagnosa Keperawatan
Kehilangan
c. TUK
TUK 1 : Pasien dapat membina hubungan saling percaya
1) Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap pasien dan nama panggilan
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa adanya
7) Beri perhatian pada pemenuhan kebutuhan dasar pasien
TUK 2 : Menjelaskan makna kehilangan
1) Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan
2) Diskusikan kehilangan secara terbuka dan gali makna pribadi dari kehilangan
TUK 3 : Pasien bisa mengungkapkan perasaan yang berkaitan dengan kehilangan dan
perubahan
1) Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa marah. Jangan menjadi defensif
jika permulaan ekspresi kemarahan dipindahkan kepada perawat atau
terapis.
2) Bantu pasien untuk mengekspresikan perasaan marah, sehingga pasien dapat
mengungkapkan secara langsung objek atau orang / pribadi yang dimaksud
3) Bantu pasien untuk mengeluarkan kemarahan yang terpendam dengan
berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas motorik kasar (misalnya: jogging,
bola volly, dll).
d. Tindakan keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya dengan cara menyapa pasien dengan ramah,
memperkenalkan diri dengan sopan, menanyakan nama lengkap serta tujuan
pertemuan.
2) Memberi kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya secara jujur
dan terbuka.
3) Memberi kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaannya yang
terpendam secara verbal
2. Strategi Pelaksanaan tindakan keperawatan
a. Fase orientasi
1) Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi mbak. Saya Ayu wulandari, mbak bisa memanggil
saya suster Ayu. Saya Mahasiswa Akademi Kesehatan Rustida yang dinas pagi hari
ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 dan yang akan merawat mbak. Nama mbak siapa?
Mbak senangnya dipanggil apa?”
3) Evaluasi
“Bagaimana keadaan mbak hari ini? Apa ada yang dirasakan ? “
“Apa ada perasaan yang tidak nyaman hari ini?
“Tadi mbak berkenalan dengan siapa?” “namanya siapa mbak?”
“Bagaimana kesan mbak setelah berkenalan?” “Hal apa yang paling berkesan setelah
berkenalan?”
2) Kontrak
“Baiklah mbak, bagaimana jika kita berbincang – bincang sebentar tentang keadaan
mbak ? agar mbak bisa lebih tenang, lebih rileks, dan mau berbagi cerita tentang
masalah yang dihadapi itu mungkin bisa berkurang dan hilang dari pikiran mbak.
Mau dimana kita bercakap-cakap ? bagaimana kalau di taman depan ? Mau berapa
lama mbak ? bagaimana kalau 15 menit”
b. Fase Kerja
“Assalamualaikum, selamat pagi mbak” “Perkenalkan mbak ,nama saya perawat A”
“Nama lengkap mbak siapa?” “Mbak senang dipanggil siapa?”
“Begini mbak, bagaimana jika kita berbincang – bincang sebentar tentang keadaan
mbak ? agar mbak bisa lebih tenang, lebih rileks, dan mau berbagi cerita tentang
masalah yang dihadapi itu mungkin bisa berkurang dan hilang dari pikiran mbak. Mau
dimana kita bercakap-cakap ? bagaimana kalau di taman depan ? Mau berapa lama
mbak ? bagaimana kalau 15 menit”
c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah kita berkenalan dan berbincang-bincang?”
2) Evaluasi objektif
“Selanjutnya mbak bisa lebih berani untuk berkenalan dan lebih terbuka terhadap
perasaan yang dialami”
3) Kontrak
a. Topik
“Bagaimana kalau besok saya akan mengajak mbak berkenalan dengan teman
saya perawat D”
“Bagaimana mbak mau kan?”
b. Waktu
“Kira-kira besok kita jam berapa bertemu mbak?”
“Apakah besok pagi jam 9?” Baiklah kalau begitu mbak”
c. Tempat
“Mbak maunya kita bertemu dimana besok?”
“Diruangan mbak apa di taman atau di tempat lain?”
“Di taman depan ruangan mungkin lebih baik mbak?” “Baiklah kalau begitu
kita bertemu di taman saja”
“sampai ketemu besok mbak”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK) II
PADA PASIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi pasien
Pasien tampak diam dan melamun, menangis dan mengurung diri dikamar, terlihat
sering mengingkari kehilangan, selain itu Pasien juga sudah mau berinteraksi dengan
orang lain dan pasien gelisah sehingga susah tidur.
b. Diagnosa Keperawatan
Kehilangan
c. TUK :
TUK 4 : Pasien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang dialami.
1) Berdiskusi dengan pasien dengan pasien dengan tentang cara mengatasi
berduka yang dialami:
a. Cara verbal dengan mengungkapkan perasaan
b. Cara fisik yang dilakukan dengan memberi kesempatan aktivitas fisik
c. Cara sosial dengan sharing melalui self help group
d. Cara spiritual, seperti berdoa, beserah diri
TUK 5 : Pasien dapat mengatasi rasa kehilangan dan berdukanya dengan koping yang
adaptif
1) Bantu pasien dalam memecahkan masalahnya sebagai usaha untuk
menentukan metode-metode koping yang lebih adaptif terhadap
pengalaman kehilangan.
2) Berikan umpan balik positif untuk mengidentifilkasi strategi dan membuat
keputusan.
d. Tindakan Keperawatan
1) Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan persaannya.
Dengarkan dengan penuh perhatian, beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.
2) Memberikan kesempatan pada pasien unruk mengungkapkan perasaannya dan
mmberikan umpan balik positif untuk meningkatkan percaya dirinya.
2. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
“ Assalamualaikum/Selamat pagi mbak.”
2) Evaluasi
“ Bagaimana perasaan mbak hari ini ?”
“Bagus sekali, mbak masih ingat dengan saya?”
“Iya mbak sangat bagus sekali, iya saya perawat kemarin yang bertemu mbak
diruangan ini”
3) Kontrak
“Nah seperti janji saya, saya akan mengajak mbak mencoba berbincang-bincang
tentang masalah mbak, sekitar 10 menit”
”bagaimana kalau kita ketemu di ruangan ini saja mbak?”
b. Fase Kerja
“Bagaimana perasaan mbak hari ini?” “Apa yang membuat mbak sedih, sehingga
mbak seperti ini?” (pasien mulai menceritakan masalah yang menyebabkan
kondisi nya sedih)
“Oh begitu mbak” “Menurut saya mbak, mbak jangan terlalu memikirkan masalah
itu lagi , mbak bisa mencoba menghilangkan beban pikiran dengan cara
menyalurkan hobi yang dimiliki”
“Ngomong-ngomong hobi nya mbak apa?” “Nah, hobinya mbak memasak”
“Nah, jika mbak mulai memikirkan atau teringat masalah nya , mbak bisa
mengalihkan dengan cara memasak”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah mengungkapkan perasaannya ?”
“Mbak tampak bagus sekali saat mengalihkan pikiran mbak dengan cara
memasak”
2) Evaluasi Subjektif
“Pertahankan terus apa yang sudah mbak lakukan tadi, jangan lupa mbak slalu
sabar dan melakukan aktivitas yang mbak sukai jika pikiran mbak mulai
resah.”
3) Kontrak
a) Topik
“Baiklah mbak karena waktu telah selesai, bagaimana kalau kita sambung
besok lagi dengan membicarakan tentang keluarga dan hoby dan
sebagainya” dan bagaimana mencoba dengan perawat lain ?”
b) Waktu
“Mari kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari ? bagaimana
kalau dua kali. Baik nanti ibu coba sendiri. Besok kita latihan lagi ya, mau
jam berapa ? jam 11 ?” baiklah kalau begitu”.
c) Tempat
“Mbak maunya besok kita bertemu dimana” apakah kita diruangan atau
ditaman mbak ?” baiklah kalu ditaman” sampai jumpa besok mbak”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)III
PADA PASIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien
Pasien sudah mulai berinteraksi dengan orang disekitarnya (bisa mengajak salaman lalu
menanyakan nama), tatapan mata kosong, sering terdiam ditengah pembicaraan, perasaan
gelisah sedikit berkurang.
b. Diagnosa Keperawatan
Kehilangan
c. TUK
TUK 6 : Meningkatkan kehilangan pengetahuan dan kesiapan keluarga dalam merawat
pasien dengan rasa kehilangan dan berduka.
1) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2) Diskusikan tentang kehilangan dan berduka dan dampaknya.
3) Melatih keluarga untuk mempraktikkan cara merawat pasien dengan
kehilangan dan berduka
4) Diskusikan dengan keluarga tentang sumber-sumber bantuan yang dapat
dimanfaatkan pasien serta perilaku pasien yang perlu dirujuk dan bagaimana
cara merujuk pasien
d. Tindakan Keperawatan
1) Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengungkapkan perasaannya selama
merawat pasien,dengarkan dengan penuh perhatian, beri respon, tetapi tidak bersikap
menghakimi.
2. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
”Assalamualaikum/Selamat pagi Mbak”
2) Evaluasi
“Bagaimana perasaan mbak hari ini, setelah mengungkapkan perasaan kepada perawat
yang kemarin?”
“Bagus sekali mbak, jika beban pikiran mbak sudah mulai berkurang”
3) Kontrak
“Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang dengan mbak dan keluarga?”
“Mari kita temui kelurga mbak di taman”
b. Fase Kerja
(Bersama-sama pasien menemui keluarga)
“Selamat pagi, apakah benar ibu/bapak keluarga dari pasien X”
“Baiklah ibu, saya perawat A yang merawat anak ibu” “Bagaimana kalau kita berbincang-
bincang mengenai masalah putri ibu” “kira-kira 10 menit ibu”
“Begini ibu, masalah putri ibu ini kan berhubungan dengan keluarga . jadi keluarga sangat
berperan penting demi kesembuhan pasien, terutama perhatian ibu dan bapak”.
“Setidaknya ibu dan bapak bisa lebih sering meluangkan waktunya untuk menjenguk putri
ibu agar pasien tidak merasa diasingkan dan merasa tidak dibutuhkan oleh kelurga”
“Terima kasih atas waktunya, semoga apa yang telah kita bahas tadi bisa ibu terapkan demi
membantu kesembuhan pasien”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah bertemu dengan keluarga?”
2) Evaluasi Objektif
“Pertahankan kondisi mbak yang saat ini, agar kedepannya mbak lebih percaya diri”.
3) Kontrak
a) Topik
“Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan
orang lain kita tambahkan lagi di jadwal harian, mbak bisa bertemu dengan keluarga
, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya mbak bisa berkenalan
dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana mbak, setuju kan?”
b) Waktu
“Bagaimana jika kita bertemu sebanyak tiga kali pada jam 9 pagi, jam 2 siang, dan
jam 7 malam mbak? Baiklah kalau begitu.”
c) Tempat
“Besok kita akan berjumpa ditempat yang sama ya mbak , sampai besok”.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medikka.
Iyus Yosep, Titin Sutini. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Nurhalimah. (2016). Keperawatan Jiwa. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
Prabowo, E. (2014). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Sutejo. (2017). Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
PUSTAKA BARU PRESS.
Yusuf, Rizky Fitrysari. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai