Anda di halaman 1dari 27

STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN

DENGAN GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH


Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

DISUSUN OLEH :

Clarissa Aurel Ardian (P17250194046)

DOSEN PENGAMPU :

Agung Eko Hartanto S.Kep.Ns,M.Kep.

PRODI D-III KEPERAWATAN PONOROGO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH

I. SP-I PASIEN HARGA DIRI RENDAH: Pertemuan Ke-1


A. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien
1. Data Subjektif
1) Klien mengatakan tidak percaya diri sebagai seoarang ibu karena
tidak mampu menjalankan dengan baik peran sebagai ibu rumah
tangga.
1. Data Objektif
1) Klien tampak tenang dan kooperatif
2) Klien tampak kurang percaya diri
b. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
c. Tujuan tindakan keperawatan
1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3. Pasien dapat memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
4. Pasien dapat melakukan kegiatan yang dipilih sesuai dengan kemampuan
d. Tindakan Keperawatan
SP I pada pasien :
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat
digunakan
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien
4. Melatih pasien dengan kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan, misal
merapikan tempat tidur
5. Membimbing pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualikum wr. wb. Selamat pagi bu, perkenalkan saya Clarissa
Aurel Ardian mahasiswi dari Poltekkes Kemenkes Malang prodi D-III
Keperawatan Ponorogo yang akan bertugas pada pagi hari ini. Saya
disini akan membantu menyelesaikan masalah yang Ibu hadapi. Kalau
boleh tau nama Ibu siapa ya?”
b. Evaluasi validasi
“Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Tampaknya Ibu segar sekali?”
c. Kontrak
1) Topik
“Ibu, bagaimana kalau kita berbincang mengenai kamampuan dan
kegiatan yang pernah Ibu lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan
mana yang masih dapat Ibu lakukan di rumah sakit.”
2) Waktu
“Bagaimana apakah Ibu bersedia? Untuk waktunya bagaimana mau 10
menit atau 15 menit?”
3) Tempat
“Baik kalau Ibu bersedia, lalu dimana tempat kita akan berbincang-
bincang bu? bagaimana  kalau di kamar ini saja bu?”
2. Fase Kerja
“Baik bu, sekarang coba Ibu cerita apa kegiatan Ibu sehari hari dirumah
mulai dari bangun tidur?”
“Oh iya bu, selain mandi dan makan kemudian apalagi, Bu?”
“Wah bagus sekali bu, ada 5 kemampuan dan kegiatan yang Ibu miliki. Nah, 
dari ke 5 kegiatan ini yaitu sikat gigi, keramas, membersihkan tempat tidur,
mandi, dan makan apa yang masih bisa Ibu kerjakan saat di rumah sakit?”
“Bagus sekali, Ibu ada 2 kegiatan yang masih bisa di kerjakan saat dirumah
sakit yaitu membersihkan tempat tidur dan makan, sekarang bagaimana
kalau kita merapihkan tempat tidur, bagaimana bu apa Ibu bersedia?”
“Baik, kalau begitu kita menuju ke tempat tidur Ibu ya?”
“Ibu sebelum kita merapikan tempat tidur, kita pindahkan dulu ya bantalnya.
Bagus Ibu, sekarang kita angkat seprainya, sekarang kita pasang lagi
seprainya dengan yang baru, nah sekarang kita mulai lipat dari yang atasnya
ya? Iya bagus, sekarang yang sebelah ujung kakinya tarik dan masukan yang
pinggirnya kedalam.”
“Pemasangan seprainya sudah selesai sekarang kita ambil bantalnya dan
letakan diatas, iya bagus bu, Ibu sudah bisa merapihkan tempat tidurnya
dengan baik, coba Ibu perhatikan apakah ada perbedaan dengan saat sebelum
dirapikan bu? Sekarang menjadi lebih rapi kan bu?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang dan latihan
merapihkan tempat tidurnya?”
2) Evaluasi Objektif
“Ternyata Ibu banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan
dirumah sakit ini, salah satunya merapihkan tempat tidur yang sudah
Ibu praktekan dengan baik sekali.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Nah, kemampuan ini dapat dilakukan juga dirumah setelah pulang
nanti. Sekarang mari kita masukan ke jadwal harian. Ibu mau berapa
sekali sehari merapihkan tempat tidur?
“Bagus 2x, yaitu pagi jam 7 lalu sehabis istirahat jam 4 sore ya bu. Jika
Ibu melakukannya tanpa diingatkan perawat beri tanda M, tapi kalau Ibu
merapikan tempat tidur dibantu perawat ibu beri tanda B, lalu kalau Ibu
tidak melakukannya ibu beri tanda T”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Besok pagi kita latihan lagi kegiatan yang mampu dilakukan
dirumah sakit selain merapihkan tempat tidur ya bu, yaitu mencuci
piring. Bersedia, Bu?”
2) Waktu
“Jam berapa kita akan latihan mencuci piring besok bu? Bagaimana
kalau jam 8 pagi?”
3) Tempat
“Dimana kita akan latihan cuci piring bu? Bagaimana kalau di dapur
saja?”
II. SP-II PASIEN HARGA DIRI RENDAH: Pertemuan Ke-2
A. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien :
1) Data Subjektif
Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
2) Data Obyektif
Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.
b. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
c. Tujuan tindakan keperawatan
Pasien dapat melakukan kegiatan kedua yang dipilih sesuai kemampuan, yaitu
cuci piring.
d. Tindakan Keperawatan
SP II pada pasien :
1) Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2) Melatih kegiatan kedua yang dipilih sesuai kemampuan, yaitu cuci piring
3) Membimbing pasien memasukkan kedalam jadwal harian
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Assalamualaikum wr. wb. Apakah Ibu masih ingat dengan saya?”
“Alhamdulilah kalau begitu, sesuai janji kemarin, saya datang lagi untuk
melatih kemampuan Ibu mencuci piring.”
b. Evaluasi validasi
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?”
”Bagaimana dengan kegiatan merapikan tempat tidurnya? Boleh saya lihat
kamar tidurnya? Tempat tidurnya rapi sekali. Hebat bu.”
“Sekarang mari kita lihat jadwalnya, wah ternyata Ibu telah melakukan
kegiatan merapikan tempat tidur sesuai jadwal, lalu apa manfaat yang Ibu
rasakan dengan melakukan kegiatan merapikan tempat tidur secara
terjadwal?”
c. Kontrak
1) Topik
“Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang kedua.
Hari ini kita latihan cuci piring ya, Bu?”
2) Waktu
“Berapa lama waktunya bu? Bagaimana kalau 15 menit?”
3) Tempat
“Kita lakukan ditempat cuci piring ya bu”
2. Fase Kerja
“Baik, sebelum mencuci piring, kita persiapkan dulu perlengkapan untuk
mencuci piring. Menurut Ibu apa saja yang kita perlu kita siapkan untuk
mencuci piring?”
“Ya bagus, jadi sebelum mencuci piring kita perlu menyiapkan alatnya yaitu
sabun cuci piring dan spoons untuk mencuci piring. Selain itu juga tersedia air
bersih untuk membilas piring yang telah kita sabuni.”
“Nah sekarang bagaimana langkah-langkah atau cara mencuci yang biasa Ibu
lakukan?”
“Benar sekali, yang pertama kita bersihkan piring dari sisa-sisa makanan dan
kita kumpulkan ditempat sampah. Kemudian kita basahi piring dengan air, lalu
sabuni seluruh permukaan piring, dan kemudian dibilas hingga bersih.
Kemudian kita letakkan pada rak piring yang tersedia. Jika ada piring dan
gelas, maka yang pertama kali kita cuci adalah gelasnya, setelah itu baru
piringnya. Sekarang bisa kita mulai bu?”
“Bagus sekali, Ibu telah mencuci piring dengan cara yang baik. nanti Ibu kalau
dirumah juga begitu ya, Bu”
“Menurut Ibu bagaimana perbedaan setelah piring dicuci dibandingkan
sebelum piring dicuci?”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan mencuci piring?”
2) Evaluasi Obyektif
“Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah mencuci piring yang
baik bu? Bagus bu”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ya bu, mau berapa kali
Ibu mencuci piring?”
“Bagus 2 kali, setelah selesai sarapan, dan setelah makan malam ya bu.”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan Ibu
yang ketiga, yaitu menyapu lantai”
2) Waktu
“Ibu mau jam berapa?” Bagaimana kalau jam 10 pagi, Bu?.”
3) Tempat
“Tempatnya bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi
disini jam 10 ya bu. Wassalamualaikum wr.wb. Ibu.”
III. SP-III PASIEN HARGA DIRI RENDAH: Pertemuan Ke-3
A. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
1) Data Subjektif
Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
2) Data Obyektif
Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.
b. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
c. Tujuan tindakan keperawatan
Pasien dapat melakukan kegiatan ketiga yang dipilih sesuai kemampuan,
yaitu menyapu lantai.
d. Tindakan Keperawatan
SP III pada pasien :
1) Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2) Melatih kegiatan ketiga yang dipilih sesuai kemampuan, yaitu menyapu
lantai
3) Membimbing pasien memasukkan kedalam jadwal harian
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Assalamualikum wr. wb. Selamat pagi bu”
“Sesuai janji saya kemarin, saya datang kembali untuk melatih
kemampuan ibu menyapu lantai.”
b. Evaluasi validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini bu”
“Syukur kalau begitu bu. Bagaimana dengan kegiatan merapikan tempat
tidurnya bu. Boleh saya lihat? Wah tempat tidurnya sangat rapi, hebat bu.”
“Lalu bagaimana dengan kegiatan mencuci piringnya bu? Apakah ada
kesulitan?”
“Bagus sekali bu, ibu sudah melakukannya dengan benar.”
“Sekarang boleh saya lihat jadwal kegiatannya bu, wah ternyata ibu telah
melakukannya sesuai jadwal. Lalu apakah ibu merasakan manfaat dengan
melakukan kegiatan merapikan tempat tidur dan mencuci piring bu?”
c. Kontrak
1) Topik
“Sekarang kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang ketiga. Hari ini
kita latihan menyapu lantai ya, Bu?”
2) Waktu
“Berapa lama waktunya bu? Bagaimana kalau 10 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita akan melakukannya bu? Bagaimana jika di kamar ini
saja?”
2. Fase Kerja
“Baik, sebelum menyapu, kita persiapkan dulu perlengkapan untuk menyapu.
Menurut Ibu apa saja yang perlu kita siapkan untuk menyapu?”
“Ya bagus, jadi sebelum menyapu kita perlu menyiapkan alatnya yaitu sapu
dan cikrak sampah. Selain itu juga tersedia tempat sampah untuk membuang
sampahnya.”
“Nah, sekarang bagaimana lanngkah-langkah menyapu yang biasa ibu
lakukan?”
“Benar sekali, yang pertama kita sapu dari ujung yang sulit dicapai lalu
kumpulkan sampahnya dan masukkan ke dalam cikrak lalu buang ketempat
sampah. Sekarang bisa kita mulai bu?”
“Bagus sekali, ibu telah menyapu dengan cara yang benar. Nanti ibu lakukan
dirumah seperti itu juga ya.”
“Menurut ibu bagaimana perbedaan lantai setelah disapu dibandingkan
sebelum disapu?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan menyapu?”
2) Evaluasi obyektif
“Nah, coba ibu sebutkan lagi langkah menyapu yang benar bu? Oh
iya bagus bu.”
b. Rencana tindak lanjut
“Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ya bu, mau berapa
kali Ibu menyapu?”
“Bagus 2 kali, saat pagi setelah sarapan, dan sore hari ya bu.”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan Ibu
yang keempat, yaitu mengepel lantai”
2) Waktu
“Ibu mau jam berapa? Bagimana kalau jam 9 pagi, bu?”
3) Tempat
“Tempatnya bagaimana kalau dikamar ini saja bu?”
“Baik kalau begitu saya permisi dulu ya bu.”
IV. SP-IV PASIEN HARGA DIRI RENDAH: Pertemuan Ke-4
A. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
1) Data Subjektif
Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
2) Data Obyektif
Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.
b. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
c. Tujuan tindakan keperawatan
Pasien dapat melakukan kegiatan keempat yang dipilih sesuai kemampuan,
yaitu mengepel lantai.
e. Tindakan Keperawatan
SP IV pada pasien :
1) Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2) Melatih kegiatan keempat yang dipilih sesuai kemampuan, yaitu
mengepel lantai
3) Membimbing pasien memasukkan kedalam jadwal harian
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Assalamualikum wr. wb. Selamat pagi bu”
“Sesuai janji saya kemarin, saya datang lagi untuk melatih kemampuan
ibu mengepel lantai.”
b. Evaluasi validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini bu”
“Bagus kalau begitu bu. Bagaimana dengan kegiatan merapikan tempat
tidurnya bu. Boleh saya lihat? Wah tempat tidurnya sangat rapi, hebat bu.”
“Lalu bagaimana dengan kegiatan mencuci piringnya bu? Apakah ada
kesulitan?”
“Bagus sekali bu, ibu sudah melakukannya dengan benar.”
“Untuk kegiatan menyapu lantai bagaimana bu? Apakah ibu bisa
melakukannya kembali? Baik bu bagus kalau begitu.”
“Sekarang boleh saya lihat jadwal kegiatannya bu, wah ternyata ibu telah
melakukannya sesuai jadwal. Lalu apakah ibu merasakan manfaat dengan
melakukan kegiatan merapikan tempat tidur, mencuci piring dan menyapu
lantai bu?”
c. Kontrak
1) Topik
“Sekarang kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang keempat. Hari ini
kita latihan mengepel lantai ya, Bu?”
2) Waktu
“Berapa lama waktunya bu? Bagaimana kalau 15 menit?”
3) Tempat
“Baik kita lakukan di kamar ini saja ya bu?”
2. Fase Kerja
“Baik, sebelum mengepel, kita persiapkan dulu perlengkapan untuk
mengepel. Menurut Ibu apa saja yang perlu kita siapkan untuk mengepel?”
“Ya bagus, jadi sebelum mengepel kita perlu menyiapkan alatnya yaitu alat
pel dan cairan pewangi lantai yang sudah dimasukkan ke dalam wadah
semprot, namun bisa juga menggunakan ember yang diisi air yang sudah
dicampur dengan pewangi lantai.”
“Nah, sekarang bagaimana lanngkah-langkah mengepel yang biasa ibu
lakukan?”
“Benar sekali, yang pertama pastikan lantai sudah disapu, lalu tekan alat pel
pada lantai dan gosokkan maju mundur ke seluruh ruangan sampai lantai
terlihat bersih. Sekarang bisa kita mulai bu?”
“Bagus sekali, ibu telah mengepel dengan cara yang benar. Nanti ibu
lakukan dirumah seperti itu juga ya.”
“Menurut ibu bagaimana perbedaan lantai setelah dipel dibandingkan
sebelum dipel?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan mengepel?”
2) Evaluasi obyektif
“Nah, coba ibu sebutkan lagi langkah mengepel yang benar bu? Oh
iya bagus bu.”
b. Rencana tindak lanjut
“Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ya bu, mau berapa
kali Ibu mengepel?”
“Bagus 2 kali, saat pagi setelah menyapu, dan sore hari ya bu.”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Baik, besok saya akan kembali lagi untuk mengevaluasi kegiatan
yang sudah bisa ibu lakukan secara mandiri ya bu.”
2) Waktu
“Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 9 pagi, bu?”
3) Tempat
“Tempatnya bagaimana kalau dikamar ini saja bu?”
“Baik kalau begitu saya permisi dulu ya bu.”
V. SP-V PASIEN HARGA DIRI RENDAH: Pertemuan Ke-5
A. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
1) Data Subjektif
Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
2) Data Obyektif
Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.
b. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
c. Tujuan tindakan keperawatan
Pasien dapat melakukan secara mandiri empat kegiatan yang sudah dilatih
saat sudah pulang kerumah.
f. Tindakan Keperawatan
SP V pada pasien :
1) Mengevaluasi empat kegiatan latihan dan memberikan pujian
2) Menilai kemampuan pasien yang sudah bisa dilakukan secara mandiri
3) Menilai harga diri pasien sudah meningkat atau belum
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Assalamualikum wr. wb. Selamat pagi bu”
“Sesuai janji saya kemarin, saya datang lagi untuk mengevaluasi kegiatan
yang sudah bisa ibu lakukan secara mandiri.”
b. Evaluasi validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini bu”
“Bagus kalau begitu bu. Bagaimana dengan kegiatan merapikan tempat
tidurnya bu. Boleh saya lihat? Wah tempat tidurnya sangat rapi, hebat bu.”
“Lalu bagaimana dengan kegiatan mencuci piringnya bu? Apakah ada
kesulitan?”
“Bagus sekali bu, ibu sudah melakukannya dengan benar.”
“Untuk kegiatan menyapu lantai bagaimana bu? Apakah ibu bisa
melakukannya kembali?
“Baik bu bagus kalau begitu.”
“Lalu untuk kegiatan mengepel lantai bagaimana bu? Apakah ada
kesulitan bu.”
“Sekarang boleh saya lihat jadwal kegiatannya bu, wah ternyata ibu telah
melakukannya sesuai jadwal. Lalu apakah ibu merasakan manfaat dengan
melakukan kegiatan merapikan tempat tidur, mencuci piring, menyapu
lantai, dan mengepel lantai bu?”
c. Kontrak
1) Topik
“Sekarang kita akan lanjutkan untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah
bisa ibu lakukan secara mandiri ya bu.”
2) Waktu
“Berapa lama waktunya bu? Bagaimana kalau 10 menit?”
3) Tempat
“Baik kita lakukan di kamar ini saja ya bu?”
2. Fase Kerja
“Baik bu, bagaimana untuk kegiatan yang pertama merapikan tempat tidur
yang sudah kita latih, apakah ada kesulitan bu? Apakah ibu sudah bisa
melakukannya secara mandiri?”
“Bagus kalau begitu bu, lalu untuk kegiatan kedua mencuci pirng, apakah ibu
sudah bisa melakukannya secara mandiri?”
“Iya ibu sudah melakukannya dengan benar bu, lalu untuk kegiatan ketiga
menyapu lantai apakah sudah bisa melakukannya secara mandiri bu?”
“Wah bagus sekali bu, lalu untuk kegiatan yang terakhir mengepel lantai
bagaimana bu apakah sudah bisa melakukannya secara mandiri?”
“Bagus sekali kalau begitu bu, jadi ibu sudah bisa melakukan semua kegiatan
secara mandiri ya bu.”
“Bagaimana dengan perasaan negatif yang Ibu rasakan?”
“Bagus sekali bu. Berarti perasaan tidak berguna yang Ibu rasakan sudah
sangat berkurang.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita melakukan latihan empat
kegiatan tersebut bu?”
2) Evaluasi obyektif
“Nah, coba ibu sebutkan lagi secara singkat langkah-langkah dari
mulai merapikan tempat tidur, mencuci piring, menyapu lantai dan
mengepel lantai.”
“Oh iya bagus bu.”
b. Rencana tindak lanjut
“Nanti kalau ibu sudah pulang kerumah jangan lupa untuk
mempraktekkan kegiatan-kegiatan yang sudah kita latih ya bu.”
“Lakukan kegiatan-kegiatan tersebut secara rutin ya bu.”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Baik, latihan kegiatannya sudah selesai ya bu, saya berharap ibu
bisa melakukannya secara mandiri dirumah dengan benar dan rutin
dilakukan.”
2) Waktu
-
3) Tempat
-

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA


GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH
I. SP-1 KELUARGA PASIEN HARGA DIRI RENDAH: Pertemuan Ke-1
A. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
1. Data Subjektif
Klien mengatakan tidak PD sebagai seoarang Ibu karena tidak mampu
menjalankan peran sebagai Ibu rumah tangga.
2. Data Objektif
1) Klien tampak tenang dan kooperatif
2) Klien tampak kurang percaya diri
b. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
c. Tujuan tindakan keperawatan
1. Keluarga dapat mengungkapkan masalah yang dirasakan dalam merawat
pasien
2. Keluarga dapat menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Keluarga dapat menjelaskan dan mempraktekkan cara-cara merawat
pasien harga diri rendah
4. Keluarga dapat memberikan tanggung jawab pada kegiatan yang dipilih
pasien
5. Keluarga mampu membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
d. Tindakan keperawatan
SP-1 pada keluarga :
1. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
3. Jelaskan cara merawat pasien harga diri rendah terutama memberikan
pujian semua hal yang positif pada pasien
4. Jelaaskan agar keluarga dapat memberikan tanggung jawab pada kegiatan
yang dipilih pasien, cara membimbing dan memberi pujian
5. Bantu keluarga untuk menganjurkan pasien melakukan kegiatan sesuai
jadwal dan berikan pujian.
B. Strategi komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum selamat pagi mbak. Perkenalkan nama saya Clarissa
Aurel Ardian mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes Malang Pordi D-III
Keperawatan Ponorogo. Saya yang akan bertugas merawat Ibu (pasien).
Kalau boleh tau nama Mbak siapa ya?”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana keadaan Ibu, Mbak? Apakah Ibu masih sering merasa rendah
diri?”
c. Kontrak
1) Topik
“Tujuan saya kesini yaitu untuk berbincang dengan mbak mengenai
masalah yang dihadapi mbak dalam merawat Ibu dan untuk
membantu mbak dalam pelaksanaan merawat ibu. Apakah mbak
bersedia?”
2) Waktu
“Berapa lama kita waktunya mbak? Bagaimana kalau 30 menit?”
3) Tempat
“Dimana tempatnya Mbak? Kalau kita berbincang disini di ruang
perawat lalu setelahnya kita menemui ibu, bagaimana mbak?”
2. Fase Kerja
“Apa yang Mbak ketahui tentang masalah Ibu?”
“Ya benar sekali Mbak, Ibu itu memang  terlihat tidak percaya diri dan sering
menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya ibu sering mengatakan dirinya adalah
orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, Ibunya Mbak memiliki masalah
harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran yang selalu negatif
terhadap diri sendiri. Bila keadaan Ibu ini terus menerus seperti itu, Ibu bisa
mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya jadi malu bertemu dengan
orang lain dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini Mbak mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali Mbak sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah yang dialami ibu mbak dapat menjadi
masalah serius, maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk Ibu”
”Mbak, apa saja kemampuan yang dimiliki Ibu? Ya benar, ibu juga
mengatakan hal yang sama”
”Ibu mbak telah berlatih 4 kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur, mencuci
piring, menyapu dan mengepel lantai. Serta telah dIbuat jadwal untuk
melakukannya. Untuk itu, Mbak dapat mengingatkan Ibu untuk melakukan
kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya
Mbak , dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat.
Ajak pula memberi tanda centang pada jadwal yang kegiatannya sudah
dilakukan”.
”Selain itu, bila Ibu sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, Mbak tetap  perlu
memantau perkembangan Ibu. Jika masalah harga dirinya kembali muncul
dan tidak tertangani lagi, Mbak dapat membawa Ibu ke rumah sakit”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian
kepada Ibu?”
”Temui Ibu dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian
seperti, Bagus sekali Ibu, kamu sudah semakin terampil merapikan tempat
tidur”
”Coba Mbak praktekkan sekarang. Bagus mbak”
“Selanjutnya kita akan ke ruangan ibuk untuk melatih ibuk melakukan
kegiatan merapikan tempat tidur dengan bantuan dari mbak, mari mbak.”

”Selamat pagi Ibu. Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”


”Hari ini saya datang bersama keluarga Ibu, yaitu anak Ibu. Seperti yang sudah
saya katakan sebelumnya, keluarga Ibu juga ingin merawat Ibu agar Ibu cepat
pulih.”
“Nah ibu, sekarang anak ibu akan membantu ibu melakukan kegiatan
merapikan tempat tidur yang sudah kita latih kemarin.”
“Baik mbak, sebelum kita merapikan tempat tidur, saya akan menjalaskan
langkah-langkahnya, yaitu kita pindahkan dulu bantalnya. Lalu kita angkat
seprainya, lalu pasang lagi seprainya dengan yang baru, lalu mulai lipat dari
yang atasnya ya, selanjutnya yang sebelah ujung kakinya tarik dan masukan
yang pinggirnya kedalam.”
“Silahkan mbak bisa dimulai.”
“Baik sudah selesai ya mbak dan ibu.”
”Baiklah, sekarang saya dan anak Ibu permisi dulu”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah kita berbincang mengenai cara
merawat Ibu dan membantu ibu melakukan kegiatan merapikan
tempat tidur?”
2) Evaluasi Obyektif
“Dapatkah Mbak jelaskan kembali masalah yang dihadapi dan
bagaimana cara merawatnya?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Nah setiap kali Mbak kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga
demikian. Setelah ini coba Mbak ingatkan jadwal yang telah dibuat
untuk Ibu ya Mbak”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan
merawat ibu dengan melakukan kegiatan mencuci piring mbak,
apakah mbak bersedia?”
2) Waktu
“Jam berapa Mbak datang? Baik jam 10 pagi ya mbak.”
“Kita latihan selama berapa menit mbak? Bagaimana kalau 15 menit?”
3) Tempat
“Baiklah nanti kita akan melakukannya di dapur ya mbak.”
“Baiklah, sampai bertemu dua hari lagi Mbak. Saya permisi dulu.”
II. SP-2 KELUARGA PASIEN HARGA DIRI RENDAH: Pertemuan Ke-2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Data Obyektif
Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
3. Tujuan
1) Keluarga mampu mempraktikan cara merawat klien harga diri rendah.
2) Keluarga mampu melakukan cara merawat langsung klien harga diri
rendah
4. Tindakan Keperawatan
SP II Keluarga
1) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan harga diri
rendah
2) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien harga
diri rendah
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum wr.wb. mbak, masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi Validasi
”Bagaimana perasaan Mbak setelah latihan merawat ibu dengan kegiatan
merapikan tempat tidur?”
c. Kontrak
1) Topik
“Sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi
untuk latihan merawat ibu dengan melakukan kegiatan mencuci piring
ya mbak.”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan latihan, Mbak? Bagaimana kalau 15 menit?”
3) Tempat
“Baiklah sekarang kita temui Ibu.”
2. Fase Kerja
”Selamat pagi Ibu. Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama keluarga Ibu, yaitu anak Ibu. Seperti yang sudah
saya katakan sebelumnya, keluarga Ibu juga ingin merawat Ibu agar Ibu cepat
pulih.”

“Nah ibu, sekarang anak ibu akan membantu ibu melakukan kegiatan
mencucui piring yang sudah kita latih kemarin.”
“Baik mbak, sebelum kita mencuci piring, saya akan menjalaskan langkah-
langkahnya, yang pertama kita bersihkan piring dari sisa-sisa makanan dan
kita kumpulkan ditempat sampah. Kemudian kita basahi piring dengan air, lalu
sabuni seluruh permukaan piring, dan kemudian dibilas hingga bersih.
Kemudian kita letakkan pada rak piring yang tersedia. Jika ada piring dan
gelas, maka yang pertama kali kita cuci adalah gelasnya, setelah itu baru
piringnya.

“Silahkan mbak bisa dimulai”

“Bagus mbak dan ibu sudah selesai ya.”

”Baiklah, sekarang saya dan anak Ibu permisi dulu”

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Baiklah mbak, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan mbak
setelah kita latihan merawat ibu dengan kegiatan mencuci piring?”
2) Evaluasi Obyektif
“Coba mbak jelaskan bagaimana cara merawatnya.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Setelah ini Mbak dapat melakukan cara yang sudah kita latihan ini kepada
Ibu, baik disini maupun jika sudah di rumah ya, Mbak. Setelah ini coba
Mbak ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk Ibu ya Mbak”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan
merawat ibu dengan melakukan kegiatan menyapu lantai apakah mbak
bersedia?”
2) Waktu
“Untuk waktunya bagaimana kalau jam 10 selama 15 menit mbak?”
3) Tempat
“Lalu untuk tempatnya kita lakukan di ruangan ibuk saja ya mbak.”
III. SP-3 KELUARGA PASIEN HARGA DIRI RENDAH: Pertemuan Ke-3
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Data Obyektif
Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
3. Tujuan
1) Keluarga mampu membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat secara mandiri.
2) Keluarga mematuhi jadwal yang telah dIbuat untuk kesembuhan klien.
3) Keluarga mengerti/memahami follow up yang telah diarahkan pada klien.
4. Tindakan Keperawatan
SP III Keluarga
1) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan harga diri
rendah
2) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien harga
diri rendah
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, Mbak. Masih ingatkah dengan saya kan, Mbak?”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan mbak setelah kita melakukan latihan merawat ibu
dengan kegiatan mencuci piring?”
c. Kontrak
1) Topik
“Sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi
untuk latihan merawat ibu dengan melakukan kegiatan menyapu lantai
ya mbak.”

2) Waktu
“Untuk waktunya bagaimana kalau 15 menit?”
3) Tempat
“Baiklah kalau begitu mari ke ruangan ibu mbak”
2. Fase Kerja
”Selamat pagi Ibu. Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama keluarga Ibu, yaitu anak Ibu. Seperti yang sudah
saya katakan sebelumnya, keluarga Ibu juga ingin merawat Ibu agar Ibu cepat
pulih.”
“Nah ibu, sekarang anak ibu akan membantu ibu melakukan kegiatan
menyapu lantai yang sudah kita latih kemarin.”
“Baik mbak, sebelum kita menyapu lantai, saya akan menjalaskan langkah-
langkahnya, yang pertama kita sapu dari ujung yang sulit dicapai lalu
kumpulkan sampahnya dan masukkan ke dalam cikrak lalu buang ketempat
sampah.”
“Silahkan mbak bisa dimulai”
“Bagus mbak dan ibu sudah selesai ya.”
”Baiklah, sekarang saya dan anak Ibu permisi dulu”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Baiklah mbak, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan mbak
setelah kita latihan merawat ibu dengan kegiatan menyapu lantai?”
2) Evaluasi Obyektif
“Coba Mbak sebutkan bagaimana cara merawatnya.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Setelah ini Mbak dapat melakukan cara yang sudah kita latihan ini kepada
Ibu, baik disini maupun jika sudah di rumah ya, Mbak. Setelah ini coba
Mbak ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk Ibu ya Mbak”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan
merawat ibu dengan melakukan kegiatan mengepel lantai apakah
mbak bersedia?”

2) Waktu
“untuk waktunya bagaimana kalau jam 10 pagi mbak.”
3) Tempat
“Tempatnya nanti di ruangan ibuk saja ya mbak.”
IV. SP-4 KELUARGA PASIEN HARGA DIRI RENDAH: Pertemuan Ke-4
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Data Obyektif
Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
3. Tujuan
1) Keluarga mampu membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat secara mandiri.
2) Keluarga mematuhi jadwal yang telah dIbuat untuk kesembuhan klien.
3) Keluarga mengerti/memahami follow up yang telah diarahkan pada klien.
4. Tindakan Keperawatan
SP III Keluarga
1) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan harga diri
rendah
2) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien harga
diri rendah
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, Mbak. Masih ingatkah dengan saya kan, Mbak?”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan mbak setelah kita melakukan latihan merawat ibu
dengan kegiatan menyapu lantai?”
c. Kontrak
1) Topik
“Sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi
untuk latihan merawat ibu dengan melakukan kegiatan mengepel lantai
ya mbak.”
2) Waktu
“Untuk waktunya bagaimana kalau 15 menit?”
3) Tempat
“Baiklah kalau begitu mari ke ruangan ibu mbak”
2. Fase Kerja
”Selamat pagi Ibu. Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama keluarga Ibu, yaitu anak Ibu. Seperti yang sudah
saya katakan sebelumnya, keluarga Ibu juga ingin merawat Ibu agar Ibu cepat
pulih.”
“Nah ibu, sekarang anak ibu akan membantu ibu melakukan kegiatan
mengepel lantai yang sudah kita latih kemarin.”
“Baik mbak, sebelum kita mengepel lantai, saya akan menjalaskan langkah-
langkahnya, yang pertama pastikan lantai sudah disapu, lalu tekan alat pel
pada lantai dan gosokkan maju mundur ke seluruh ruangan sampai lantai
terlihat bersih.”
“Silahkan mbak bisa dimulai”
“Bagus mbak dan ibu sudah selesai ya.”
”Baiklah, sekarang saya dan anak Ibu permisi dulu”
3. Fase Terminasi
d. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Baiklah mbak, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan mbak
setelah kita latihan merawat ibu dengan kegiatan mengepel lantai?”
2) Evaluasi Obyektif
“Coba Mbak sebutkan bagaimana cara merawatnya.”
e. Rencana Tindak Lanjut
“Setelah ini Mbak dapat melakukan cara yang sudah kita latihan ini kepada
Ibu, baik disini maupun jika sudah di rumah ya, Mbak. Setelah ini coba
Mbak ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk Ibu ya Mbak”
f. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan
merawat ibu dengan melakukan kegiatan mengepel lantai apakah
mbak bersedia?”
2) Waktu
“untuk waktunya bagaimana kalau jam 10 pagi mbak.”
3) Tempat
“Tempatnya nanti di ruangan ibuk saja ya mbak.”
V. SP-5 KELUARGA PASIEN HARGA DIRI RENDAH: Pertemuan Ke-5
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Data Obyektif
Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
3. Tujuan
1) Keluarga mampu membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat secara mandiri.
2) Keluarga mematuhi jadwal yang telah dIbuat untuk kesembuhan klien.
3) Keluarga mengerti/memahami follow up yang telah diarahkan pada klien.
4. Tindakan Keperawatan
SP V Keluarga
1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
2) Menjelaskan follow up klien setelah pulang
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, Mbak. Masih ingatkah dengan saya kan, Mbak?”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana mbak, selama mbak membesuk apakah sudah terus berlatih
cara merawat Ibu?”
c. Kontrak
1) Topik
“Karena besok Ibu sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang
ketemu, nah sekarang bagaimana kalau kita bicarakan jadwal di
rumah?”
2) Waktu
“Berapa lama mbak mau kita berbicara? Bagaimana kalau 15 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau birbincang-
bincangnya disini saja?”
2. Fase Kerja
”Mbak ini jadwal kegiatan Ibu selama di rumah sakit. Coba diperhatikan,
apakah semua dapat dilaksanakan di rumah?”
”Mbak, jadwal yang telah dIbuat selama Ibu dirawat dirumah sakit tolong
dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh Ibu selama di rumah. Misalnya kalau Ibu terus menerus menyalahkan diri
sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, jika hal ini terjadi segera
hubungi rumah sakit atau bawa Ibu langsung kerumah sakit”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana Mbak apakah sudah paham? Ada yang ingin ditanyakan?
2) Evaluasi Obyektif
“Coba Mbak sebutkan apa saja yang perlu diperhatikan” (jadwal
kegiatan, tanda atau gejala, follow up ke rumah sakit).
b. Rencana Tindak Lanjut
“Jangan lupa ya, Mbak materi yang telah saya ajarkan 3 hari ini, baik cara
merawat Ibu maupun mengatur jadwal Ibu dirumah nanti diterapkan, ya.”
“Baiklah, silakan menyelesaikan administrasi ya, Mbak”
“Saya akan persiapkan pakaian dan obat.”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Karena Ibu sudah boleh pulang, nanti silahkan mbak datang lagi untuk
memeriksakan atau mengontrolkan keadaan Ibu ya, Mbak. Bagaimana
perkembangan kondisi Ibu”
2) Waktu
“Satu bulan kemudian ya, Mbak.”
3) Tempat
“Tempatnya nanti silahkan datang ke rumah sakit lagi ya, Mbak.”

Anda mungkin juga menyukai