Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN CITRA TUBUH

Nama : Made Septa Anggara


Kelas : K-2
Npm : 195140051

Pertemuan ke 1 Hari, tanggal :


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien

Data Subjektif :
- Klien mengatakan sedih terhadap keadaan dirinya sendiri.
- Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain, karena keadaan
tubuhnya yang cacat.

Data Objektif :
- Klien tampak sedih
- Klien tampak sering menangis

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan citra tubuh

3. Tujuan Tindakan Keperawatan


Tujuan umum :
 Klien tidak mengalami harga diri rendah/ klien mampu meningkatkan
kepercayaan diri
Tujuan khusus :

 Meningkatkan harga diri klien


 Membantu klien menerima kondisinya yang sekarang
 Klien dapat menggunakan protese sesuai kebutuhannya
4. Tindakan Keperawatan
: Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya : dulu dan saat ini,
perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini
: Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain
: Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu
: Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
: Gunakan protese, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin,
gunakan pakaian yang baru
: Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap
: Bantu pasien menyentuh bagian tersebut

B. Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi
a Salam Terapeutik
“ assalamualaikaum bapak/ibu selamat pagi...saya Made Septa Anggara mahasiswa
keperawatan umitra indonesia, sebelumnya dengan bapak/ibu siapa ya?”.

b Evaluasi/validasi
“ Bagaimana keadaan Bapak/Ibu hari ini ?. Tampaknya Bapak/Ibu terlihat sedih
dan murung. Apakah benar demikian?”
c Kontrak :
 Topik
” Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap mengenai kondisi Bapak/Ibu tentang
bagian tubuh yang mengalami perubahan/kelemahan?”
 Waktu
” Berapa lama Bapak/Ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya ?
Bagaimana kalau 20 menit ?”
 Tempat
” Dimana kita bisa berbincang-bincang ? Bagaimana kalau di ruang tamu ?”
 Tujuan
” Agar ibu dapat menerima kondisi perubahan/kelemahan dari organ tubuh
Bapak/Ibu”
2. Fase Kerja
” Mari Bapak/Ibu kita membicarakan tentang kondisi organ tubuh Bapak/Ibu dulu dan
saat ini. Bagaimana perasaan Ibu dan harapan ibu terhaap perubahan/kelemahan organ
tubuh yang dirasakan saat ini?”
“Seperti yang kita lihat memang teraapat perubahan/kelemahan organ tubuh. Tapi
masih ada bagian tubuh lain yang masih berfungsi dengan baik.
Seperti : .............................mata, hidung, telinga,.......... Kalau begitu bagian tubuh
yang masih berfungsi dengan baik kita upayakan untuk berfungsi secara maksimal
sedangkan yang mengalami kelemahan coba kita aktifkan. “
“Kalaupun Ibu mengalami kehilangan anggota tubuh, fungsi tersebut masih bisa
digantikan dengan protese. Seperti : ......................................(misalnya : wig,gigi
palsu)”
“Baik Ibu, untuk bisa tetap merasa berharga, Ibu harus berani untuk melihat/meraba
bagian tubuh yang mengalami perubahan/kelemahanan memahani bahwa anggita
tubuh tersebut masih bisa berfungsi.

3. Fase Terminasi
a Evaluasi
: Subyektif
“ Bagaimana perasaan ibu setelah kita berdiskusi tadi ?”
: Obyektif
”Coba Bapak sebutkan anggota tubuh mana ynag masih berfungsi dengan
baik?” b Rencana Tindak Lanjut (RTL)
”Baiklah Bapak/Ibu, selanjutnya kita akan berlatih menggunakan anggota masih
baik dan melatih anggota tubuh yang mengalami kelemahan. Kapan itu akan
dilakukan? Mari kita masukkan dalam jadwal. .
c Kontrak yang akan datang
: Topik
” Besok kita akan bertemu lagi untuk membahas aktifitas sehari-hari sesuai
kemampuan organ tubuh yang ada.”.
: Waktu
” Kalau begitu jam berapa kita akan bertemu untuk membahasnya?”.
: Tempat
”Bapak/Ibu mau dimana?”

Sp 2 Pasien: Mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan, mengidentifikasi dan melakukan


cara meningkatkan citra tubuh, melatih interaksi secara bertahap

Pertemuan ke 1 Hari, tanggal :


A Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien

Data Subjektif :
- Klien mengatakan sedih terhadap keadaan dirinya sendiri.
- Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain, karena keadaan
tubuhnya yang cacat.

Data Objektif :
- Klien tampak sedih
- Klien tampak sering menangis

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan citra tubuh

3. Tujuan Tindakan Keperawatan


Tujuan umum :
 Klien tidak mengalami harga diri rendah/ klien mampu meningkatkan
kepercayaan diri
Tujuan khusus :

 Meningkatkan harga diri klien


 Membantu klien menerima kondisinya yang sekarang
 Klien dapat menggunakan protese sesuai kebutuhannya

4. Tindakan Keperawatan
: Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya : dulu dan saat ini,
perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini
: Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain
: Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu
: Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
: Gunakan protese, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin,
gunakan pakaian yang baru
: Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap
: Bantu pasien menyentuh bagian tersebut

Sp II

Tindakan

1. Meminta pasien untuk terbuka tentang perasaannya.

2. Melatih koordinasi fungsi anggota tubuh.

3. Merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan kedepan.

4. Mengevaluasi perasaan pasien.

Latihan 1.2

Identifikasi kemampuan pasien, melatih koordinasi fungsi tubuh, anggota tubuh dan

merencanakan kegiatan kedepan untuk pasien.

Orientasi

Perawat : ”Assalamualaikum…”
“Selamat pagi bapak/ibu…” (senyum)

Pasien : “Wa’alaikumsalam…”

Perawat : “Belum pak/ibu, karena saya masih sering teringat dengan hal itu…”

Perawat : “Baiklah bapak/ibu. Tapi, apa sebelumnya cara yang kemarin kita latih sudah

bapak/ibu lakukan …?”

Pasien : “Sudah saya coba…, tapi tetap saja saya merasa tidak berguna sama sekali.

Karena yang bisa saya lakukan hanya kegiatan-kegiatan ringan saja. Saya sangat

sedih dan kecewa dengan diri sendiri ketika melihat anak saya yang masih

membutuhkan saya dalam melakukan aktivitas.”

Perawat : “Baiklah bapak/ibu, sesuai kesepaktan kita kemarin kita akan


berbincang-

bincang dan mengajarkan bapak/ibu bagaimana cara untuk melakukan pekerjaan

yang lainnya dan mengkoordinasikan bagian tubuh bapak/ibu yang lain.”

“Apa bapak/ibu bersedia…?”

Pasien : “Ya pak/ibu…”

Perawat : “Bagaimana kalau disini saja bapak/ibu ya….. dan waktunya 20 menit bapak/ibu

ya…??”

Pasien : “Ya ….” (Mengangguk).

Pasien : “Ya pak/bu…, siapa sih tidak ingin melakukan kegiatan. Kegiatan normal

seperti orang lain, saya ingin meneruskan usaha saya untuk berjualan di took

pak/bu…?”

Perawat : “Alhamdulillah… rencana yang bagus sekali bapak/ibu (senyum). Jika

keinginannya seperti itu saya do’akan agar selalu lancer kegiatannya.. amiiin..”

Pasien : “Amiiin pak/bu.”

Terminasi

Perawat : “Bagaimana perasaanya bapak/ibu setelah mengobrol hari ini dan mencoba
untuk melatih tangan bapak/ibu untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti

biasanya?”

Pasien : “Alhamdulillah saya sudah paham dan senang, bahkan saya tidak sabar ingin

mencoba dan melakukan kegiatan itu”

Perawat : “Bagus sekali . baiklah bapak/ibu… tapi apa bapak/ibu bisa menjelaskan sedikit

yang kita diskusikan tadi?”

Pasien : “Hari ini kita berlatih tentang cara mengkoordinasikan tangan saya yang masih

berfungsi dengan anggota tubuh lain, yaitu dengan membawa dan meletakkan

barang banyak di atas kepala dan tangan saya serta menjaganya tidak terjatuh.

Dan pak/bu mengajarkan saya untuk berusaha melakukan kegiatan sehari-hari

dengan normal seperti biasanya…”

Perawat : “ Bagus sekali bapak/ibu (senyum), ternyata bapak/ibu sudah memahami dengan

baik apa yang saya sampaikan. Mungkin pertemuan hari ini saya akhiri dan terima

kasih untuk waktunya dan saya do’akan agar bapak/ibu selalu sehat untuk

melakukan aktivitas sehari-hari bapak/ibu ya”

“Jangan lupa tetap berlatih yah”

Pasien : “Amiiinn, terima kasih pak/bu yah…”(senyum)

Perawat : “ Kalau begitu saya pamit pak/bu yah…”

“Assalamualaikum…”

Pasien : “Wa’alaikumsalam….”

Anda mungkin juga menyukai