Dosen pembimbing :
Dya Sustrami, S.Kep., Ns., M.Kes
Disusun oleh :
1. Berianata Ayu Pamungkas
(1410026)
2. Ida fatmawati
(1410050)
1. Definisi
Citra tubuh adalah komponen dari konsep diri yang dipengaruhi oleh
pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Citra tubuh adalah kumpulan dari
sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya, termasuk persepsi
masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang bentuk, ukuran, fungsi, penampilan
dan potensi. Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap perubahan
bentuk, struktur dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar
maupun tidak sadar, meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta persepsi
dan perasaan tentang ukuran tubuh dan bentuk tubuh (Sunaryo, 2004). Sejak lahir
individu mengeksplorasikan bagian tubuhnya, menerima reaksi tubuhnya dan
menerima stimulus orang lain. Pandangan realistis terhadap diri, menerima dan
menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman, terhindar dari rasa cemas dan
menigkatkan harga diri.
Persepsi dan pengalaman individu terhadap tubuhnya dapat mengubah citra
tubuh secara dinamis. Persepsi orang lain dilingkungan pasien terhadap tubuh pasien
turut mempengaruhi penerimaan pasien pada dirinya (Keliat, 1998). Citra tubuh
adalah bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya, baik secara sadar maupun
tidak sadar yang meliputi ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh berikut
bagian - bagiannya.
2. Penyebab
Beberapa penyebab gangguan citra tubuh adalah tindakan invasif (pemasangan
infuse, cateter, mag slang, oksigen), operasi, perubahan fungsi (lumpuh, sesak nafas,
buta dan tuli).
Faktor predisposisi gangguan citra tubuh menurut Suliswati, (2005) adalah:
a. Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
b. Perubahan ukuran, bentuk, dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan dan
perkembangan atau penyakit)
c. Proses patologik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun fungsi
tubuh.
d. Pengobatan seperti radiasi, kemoterapi, transplantasi.
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang dapat diobservasi pada gangguan citra tubuh adalah:
a. Hilangnya bagian tubuh
b. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi
c. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu
d. Menolak melihat bagian tubuh
e. Menolak menyentuh bagian tubuh
f. Aktivitas sosial menurun
Riyadi dan Purwanto, (2010) mengemukakan ciri-ciri gangguan citra
tubuh adalah:
a. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang telah berubah
2
b.
c.
d.
e.
f.
Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau akan terjadi
Menolak penjelasan perubahan tubuh
Persepsi negatif terhadap tubuh
Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
Mengungkapkan keputusasaan dan ketakutan
: Assalamualaikum
Selamat pagi bapak/ibu(senyum).
3
Pasien
: Waalaikumsalam
Selamat pagi
Perawat
Pasien
: . . . . . .
Perawat
Pasien
: . . . . . .
Perawat
Pasien
: Alhamdulillah baik
Perawat
Pasien
: Saya merasa malu dengan diriku sendiri, karena saya bingung bagaimana
cara merawat dan membesarkan anak-anakku sedang suami/istri ku pun
meninggal dan dengan dangan aku yang cacat seperti ini.
Perawat
Pasien
Perawat
Pasien
: . . . . . (Diam)
Perawat
Pasien
: (Mengangguk). Ya
Kerja
Perawat
Pasien
: Saya sedih, malu, terkadang saya merasa tidak berguna dengan keadaan
yang saya alami ini, terlebih lagi tangan saya tidak dapat saya gunakan seperti
biasanya.
Perawat
: Kemudian, apa yang bapak/ibu lakukan ketika perasaan bersalah dan putus
asa bapak/ibu muncul?
Pasien
: Saya hanya bisa menangis dan ikhlas menerima semua ini. Tapi, saya tidak
dapat membohongi diri saya sendiri dan berteriak ketika melihatnya dan
mengingat kejadian itu. (Bencana yang telah menhilangkan tangannya ).
Perawat
Pasien
Perawat
Pasien
Perawat
Pasien
: (Mengangguk). Ya
Perawat
Pasien
: Dulu saya kan guru, paling sebelum berangkat mengajar saya siapkan ankaanak sarapan dan bersih-berih rumah juga..
Perawat
Pasien
: Ya pak/bu
5
Perawat
: Begini bapak/ibu, seperti yang saya katakan tadi, saya akan ajarkan
bapak/ibu agar dapat beraktivitas meskipun dengan menggunakan satu tangan.
Tapi sebelumnya kita coba berlatih untuk menggerakkan dan melakukan
aktivitas yang ringan-ringan.
Pasien
: Ya pak/bu
Perawat
Pasien
Perawat
Pasien
Perawat
: Baiklah pak/bu terima kasih. Bagus sekali dan terus dilatih bapak/ibu yah.
(tulis atau masukkan ke dalam tugas harian terapi dengan rapi pada buku
Rencana tindakan pasien).
Terminasi
Perawat
Pasien
Perawat
: Kalau begitu sekarang bapak/ibu coba beritahu saya kembali, kegiatan apa
saja yang sudah kita lakukan hari ini?
Pasien
: Tadi pak/ibu bilang kalau saya masih bisa menggunakan tangan kanan
untuk beraktivitas dan melatihnya untuk melakuakan kegiatan seperti
menyapu
Perawat
Pasien
Perawat
: Baiklah bapak/ibu. Apa yang kita lakukan hari ini bapak/ibu dapat
melatihnya sendiri dan mulai mencoba-coba melakukannnya sendiri di
rumah.
Pasien
Perawat
: Bpak/ibu saya akan kembali lagi besok kesini dan melatih bapak/ibu
beberapa cara untuk mengkoordinasikan anggota-anggota tubuh bapak/ibu
yang lain dan melatihnya dengan-kegiatan yang lain.
Bagaiamana apa bapak/ibu bersedia?
Pasien
: Ya.
Perawat
Pasien
Perawat
: Ya bapak/ibu Terima kasih dan saya akan kembali lagi besok pada jam 10
pagi ke rumah bapak/ibu. Baiklah kalau begitu saya permisi dulu bapak/ibu
dan terima kasih untuk waktunya bapak/ibu ya??
Jangan lupa latihannnya bapak/ibu ya(senyum dan pegang pundak
pasien).
Pasien
Perawat
: waalaikumsalam
Sp II
Tindakan
1.
2.
3.
4.
Tujuan
Identifikasi kemampuan pasien, melatih koordinasi fungsi tubuh, anggota tubuh dan
merencanakan kegiatan kedepan untuk pasien.
Orientasi
Perawat
: Assalamualaikum
Selamat pagi bapak/ibu (senyum)
Pasien
: Waalaikumsalam
Perawat
: Belum pak/ibu, karena saya masih sering teringat dengan hal itu
Perawat
: Baiklah bapak/ibu. Tapi, apa sebelumnya cara yang kemarin kita latih sudah
bapak/ibu lakukan ?
Pasien
: Sudah saya coba, tapi tetap saja saya merasa tidak berguna sama sekali.
Karena yang bisa saya lakukan hanya kegiatan-kegiatan ringan saja. Saya
sangat sedih dan kecewa dengan diri sendiri ketika melihat anak saya yang
masih membutuhkan saya dalam melakukan aktivitas.
Perawat
: Baiklah bapak/ibu, sesuai kesepaktan kita kemarin kita akan berbincangbincang dan mengajarkan bapak/ibu bagaimana cara untuk melakukan
pekerjaan yang lainnya dan mengkoordinasikan bagian tubuh bapak/ibu yang
lain.
Apa bapak/ibu bersedia?
Pasien
: Ya pak/ibu
Perawat
Pasien
: Ya . (Mengangguk).
Kerja
Perawat
Pasien
Perawat
Pasien
Perawat
Perawat
Pasien
: Ya..pak/bu?!?!
Perawat
: Nah, sekarang kira-kira kegiatan atau pekerjaan apa yang ingin bapak/ibu
lakukan kedepannya?
Pasien
: Untuk sekarang ini, saya ingin merawat anak-anak saya, melakukan tugas
sebagaimana kepala/ibu rumah tangga.
Perawat
Pasien
Perawat
Pasien
: Amiiin pak/bu.
Terminasi
Perawat
Pasien
: Alhamdulillah saya sudah paham dan senang, bahkan saya tidak sabar ingin
mencoba dan melakukan kegiatan itu
Perawat
Pasien
: Hari ini kita berlatih tentang cara mengkoordinasikan tangan saya yang
masih berfungsi dengan anggota tubuh lain, yaitu dengan membawa dan
meletakkan barang banyak di atas kepala dan tangan saya serta menjaganya
tidak terjatuh. Dan pak/bu mengajarkan saya untuk berusaha melakukan
kegiatan sehari-hari dengan normal seperti biasanya
Perawat
Pasien
Perawat
Pasien
: Waalaikumsalam.
SP III
Tindakan
Tujuan
7. Intervensi Keperawatan
No.
10
Mengidentifikasi gangguan citra tubuhnya: penyebab, tanda dan gejala serta akibatnya.
Mengidentifikasi potensi (aspek positif) tubuh dan yang terganggu
Mengetahui cara untuk meningkatkan citra tubuh
Melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh pada bagian tubuh yang tidak
terganggu
5) Melakukan cara-cara meningkatkan citra tubuh bagian tubuh yang terganggu
6) Melakukan sosialisasi dengan orang lain tanpa terganggu
Tindakan Keperawatan
1)Mendiskusikan citra tubuh (gangguan dan potensi) dan menerima keadaan tubuh saat ini
2)Mendiskusikan tanda dan gejala gangguan citra tubuh dan akibatnya pada pasien
3)Latih cara mempertahankan citra tubuh yag potensial
4)Latihan memulihkan citra tubuh yang terganggu
Strategi Pelaksanaan (SP)
SP 1 Pasien : Assesment dan menerima citra tubuh dan latihan meningkatkan citra tubuh
1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama
panggilan yang disukai
b) Menjelaskan tujuan interaksi : melatih penerimaaan citra tubuh dan meningkatkan citra
tubuh agar proses penyembuhan lebih cepat.
2) Membuat kontrak (informed consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian gangguan
citra tubuh
3) Bantu pasien mengenal gangguan citra tubuhnya:
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
b) Bantu pasien mengenal penyebab gangguan citra tubuh
c) Bantu pasien menyadari gangguan citra tubuhnya
4) Diskusikan persepsi pasien tentang: citra tubuhnya yang terganggu dan bagian tubuh yang
masih potensial dan harapan
5) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu: melihat, menyentuh,
melatih.
6) Bantu menggunakan bagian tubuh yang masih sehat dan potensial
SP 2 Pasien: Evaluasi citra tubuh dan latihan peningkatan citra tubuh dan sosialisasi
1)
a)
b)
2)
3)
11
Daftar Pustaka
Azizah, M.L. 2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta. Graha
Ilmu.
12
Fitria Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Fitria Nita. Dkk. 2013. Laporan Pendahuluan Tentang Masalah Psikososial. Jakarta:
Salemba Medika.
Herdman, T.H. 2012. International Diagnosis Keperawatan. Buku Kedokteran.
Jakarta:
EGC.
13