Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN JIWA II

GANGGUAN CITRA TUBUH

Dosen pembimbing :
Dya Sustrami, S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun oleh :
1. Berianata Ayu Pamungkas

(1410026)

2. Ida fatmawati

(1410050)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH


SURABAYA

1. Definisi
Citra tubuh adalah komponen dari konsep diri yang dipengaruhi oleh
pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Citra tubuh adalah kumpulan dari
sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya, termasuk persepsi
masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang bentuk, ukuran, fungsi, penampilan
dan potensi. Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap perubahan
bentuk, struktur dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar
maupun tidak sadar, meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta persepsi
dan perasaan tentang ukuran tubuh dan bentuk tubuh (Sunaryo, 2004). Sejak lahir
individu mengeksplorasikan bagian tubuhnya, menerima reaksi tubuhnya dan
menerima stimulus orang lain. Pandangan realistis terhadap diri, menerima dan
menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman, terhindar dari rasa cemas dan
menigkatkan harga diri.
Persepsi dan pengalaman individu terhadap tubuhnya dapat mengubah citra
tubuh secara dinamis. Persepsi orang lain dilingkungan pasien terhadap tubuh pasien
turut mempengaruhi penerimaan pasien pada dirinya (Keliat, 1998). Citra tubuh
adalah bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya, baik secara sadar maupun
tidak sadar yang meliputi ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh berikut
bagian - bagiannya.
2. Penyebab
Beberapa penyebab gangguan citra tubuh adalah tindakan invasif (pemasangan
infuse, cateter, mag slang, oksigen), operasi, perubahan fungsi (lumpuh, sesak nafas,
buta dan tuli).
Faktor predisposisi gangguan citra tubuh menurut Suliswati, (2005) adalah:
a. Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
b. Perubahan ukuran, bentuk, dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan dan
perkembangan atau penyakit)
c. Proses patologik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun fungsi
tubuh.
d. Pengobatan seperti radiasi, kemoterapi, transplantasi.
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang dapat diobservasi pada gangguan citra tubuh adalah:
a. Hilangnya bagian tubuh
b. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi
c. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu
d. Menolak melihat bagian tubuh
e. Menolak menyentuh bagian tubuh
f. Aktivitas sosial menurun
Riyadi dan Purwanto, (2010) mengemukakan ciri-ciri gangguan citra
tubuh adalah:
a. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang telah berubah
2

b.
c.
d.
e.
f.

Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau akan terjadi
Menolak penjelasan perubahan tubuh
Persepsi negatif terhadap tubuh
Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
Mengungkapkan keputusasaan dan ketakutan

4. Negative dan Positive Gangguan Citra Tubuh


Citra tubuh yang negatif merupakan suatu persepsi yang salah mengenai
bentuk individu, perasan yang bertentangan dengan kondisi tubuh individu
sebenarnya. Individu merasa bahwa hanya orang lain yang menarik dan bentuk tubuh
dan ukuran tubuh individu adalah sebuah tanda kegagalan pribadi. Individu
merasakan malu, self-conscious, dan khawatir akan badannya. Individu merasakan
canggung dan gelisah terhadap badannya.
Sedangkan citra Tubuh yang positif merupakan suatu persepsi yang benar
tentang bentuk individu, individu melihat tubuhnya sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya. Individu menghargai badan/tubuhnya yang alami dan individu
memahami bahwa penampilan fisik seseorang hanya berperan kecil dalam
menunjukkan karakter mereka dan nilai dari seseorang. Individu merasakan bangga
dan menerimanya bentuk badannya yang unik dan tidak membuang waktu untuk
mengkhawatirkan makanan, berat badan, dan kalori. Individu merasakan yakin dan
nyaman dengan kondisi badannya.
5. Kasus
6. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Sp 1
Tindakan
1. Mengidentifikasi perasaan pasien tentang bagian tubuh yang hilang, rusak, mengalami
gangguan.
2. Diskusikan dengan pasien aspek positif bagian tubuh.
3. Melatih fungsi bagian tubuh yang masih baik.
4. Mengevaluasi perasaan pasien.
Tujuan
Bina hubungan saling percaya, identifikasi perasaan pasien, aspek positif, melatih
fungsi bagian tubuh yang masih baik.
Orientasi
Perawat

: Assalamualaikum
Selamat pagi bapak/ibu(senyum).
3

Pasien

: Waalaikumsalam
Selamat pagi

Perawat

: Perkenalkan nama saya, saya paling senang dipanggil, saya perawat


yang akan merawat bapak/ibu.
Nama bapak/ibu siapa?...

Pasien

: . . . . . .

Perawat

: Senangnya dipanggil siapa bapak/ibu?

Pasien

: . . . . . .

Perawat

: Bagaimana kabar bapak/ibu hari ini?

Pasien

: Alhamdulillah baik

Perawat

: Baiklah bapak/ibu, apa keluhan yang bapak/ibu rasakan hari ini?

Pasien

: Saya merasa malu dengan diriku sendiri, karena saya bingung bagaimana
cara merawat dan membesarkan anak-anakku sedang suami/istri ku pun
meninggal dan dengan dangan aku yang cacat seperti ini.

Perawat

: Baiklah bapak/ibu, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang


bapak/ibu rasakan selama ini?
Bapak/ibu maunya dimana?

Pasien

: Disini saja pak/bu?!

Perawat

: Berapa lama bapak/ibu..??

Pasien

: . . . . . (Diam)

Perawat

: Baiklah bapak/ibu. Bagaimana kalau 20 menit saja yah?

Pasien

: (Mengangguk). Ya

Kerja
Perawat

: Baiklah bapak/ibu., (pegang tangan atau pundak pasien). Bagaimana


perasaan bapak/ibu, setelah ibu mengalami bencana ini dan kehilangan tangan
kiri bapak/ibu?
4

Pasien

: Saya sedih, malu, terkadang saya merasa tidak berguna dengan keadaan
yang saya alami ini, terlebih lagi tangan saya tidak dapat saya gunakan seperti
biasanya.

Perawat

: Kemudian, apa yang bapak/ibu lakukan ketika perasaan bersalah dan putus
asa bapak/ibu muncul?

Pasien

: Saya hanya bisa menangis dan ikhlas menerima semua ini. Tapi, saya tidak
dapat membohongi diri saya sendiri dan berteriak ketika melihatnya dan
mengingat kejadian itu. (Bencana yang telah menhilangkan tangannya ).

Perawat

: Maaf bapak/ibu sebelumnyasekarang bapak/ibu hanya memiliki satu


tangan yang berfungsi dan dapat bapak/ibu gunakan dengan baik.
Apa yang dapat bapak/ibu lakukan atau yang ingin bapak/ibu lakukan hanya
dengan satu tangan bapak/ibu miliki sekarang?

Pasien

: Jujur pak/bu, saya ingin sekali melakukan aktivitas seperti biasanya


meskipun sekarang saya hanya memiliki satu tangan saja.

Perawat

:Baiklah begini bapak/ibu , bapak/ibu hanya memiliki satu tangan yang


berfungsi dan satunya lagi sebelah kiri sudah tidak berfungsi lagi.
Tapi, tangan sebelah kanan bapak/ibu kan masih bisa digunakan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari dan kaki bapak/ibu juga dapat difungsikan
dengan baik.

Pasien

: Ya pak/bu. Terkadang saya mencoba untuk melatih tangan saya dan


melakukan kegiatan dengan tangan kanan saya, tapi tetap saja saya merasa
bahwa saya memang tidak berguna lagi di dunia ini.

Perawat

: Saya mengerti bapak/ibu. Tapi setidaknya bapak/ibu sudah berusaha


untuk melatihnya sendiri. Sekarang saya ajarkan ibu bagaimana agar bisa tetap
beraktivitas meskipun dengan menggunakan tangan bapak/ibu yang masih
dapat digunakan dengan baik yaitu sebelah kanan.

Pasien

: (Mengangguk). Ya

Perawat

: Bapak/ibu dulu sebelum mengalami bencana ini dan kehilangan tangan


bapak/ibu. Apa saja kegiatan atau aktivitas yang bapak/ibu sering lakukan di
rumah?

Pasien

: Dulu saya kan guru, paling sebelum berangkat mengajar saya siapkan ankaanak sarapan dan bersih-berih rumah juga..

Perawat

: Apa sekarang bapak/ibu masih ingin melakukan kegiatan-kegiatan tersebut


bapak/ibu.?

Pasien

: Ya pak/bu
5

Perawat

: Begini bapak/ibu, seperti yang saya katakan tadi, saya akan ajarkan
bapak/ibu agar dapat beraktivitas meskipun dengan menggunakan satu tangan.
Tapi sebelumnya kita coba berlatih untuk menggerakkan dan melakukan
aktivitas yang ringan-ringan.

Pasien

: Ya pak/bu

Perawat

: Baiklah bapak/ibu, coba sekarang bapak/ibu mencoba untuk mengangkat


tangan sebelah kanan pelan-pelan dan mencoba menggenggam dengan sekuatkuatnya. (Sebelumnya sediakan benda yang dapat digunakan seperti sapu dll).
(contohkan kepada pasien).
sekarang bapak/ibu bisa mencobanya sendiri ya

Pasien

: (Berlatih sendiri dan diawasi)

Perawat

: Baiklah bapak/ibu, itu sudah bagus sekali..


Sekarang kita akan mencoba dengan menggunakan sapu langsung bapak/ibu
ya Nah ini tangan bapak/ibu pegang sapunya dan ayunkan perlahan, anggap
saja ibu sedang menyapu beneran (sambil mencontohkan). Nah, sekarang
giliran bapak/ibu mencobanya ya,,? Tapi sambil beriri bapak/ibu ya?!

Pasien

: Ya..(mencoba sendiri yang diajarkan perawat)?!?!

Perawat

: Baiklah pak/bu terima kasih. Bagus sekali dan terus dilatih bapak/ibu yah.
(tulis atau masukkan ke dalam tugas harian terapi dengan rapi pada buku
Rencana tindakan pasien).

Terminasi
Perawat

: Bapak/ibu Bagaimana perasaan bapk/ibu setelah kita berbincang-bincang


dan melakukan latihan hari ini?

Pasien

: Alhamdulillah saya merasa lebih baik dan lega rasanya pak/bu

Perawat

: Kalau begitu sekarang bapak/ibu coba beritahu saya kembali, kegiatan apa
saja yang sudah kita lakukan hari ini?

Pasien

: Tadi pak/ibu bilang kalau saya masih bisa menggunakan tangan kanan
untuk beraktivitas dan melatihnya untuk melakuakan kegiatan seperti
menyapu

Perawat

: Baik sekali bapak/ibu, ternyata bapak/ibu masih mengingatnya ya?


(senyum)

Pasien

: Ya.(mengangguk dan senyum)


6

Perawat

: Baiklah bapak/ibu. Apa yang kita lakukan hari ini bapak/ibu dapat
melatihnya sendiri dan mulai mencoba-coba melakukannnya sendiri di
rumah.

Pasien

: Ya pak/bu akan saya coba

Perawat

: Bpak/ibu saya akan kembali lagi besok kesini dan melatih bapak/ibu
beberapa cara untuk mengkoordinasikan anggota-anggota tubuh bapak/ibu
yang lain dan melatihnya dengan-kegiatan yang lain.
Bagaiamana apa bapak/ibu bersedia?

Pasien

: Ya.

Perawat

: Bapak/ibu maunya jam berapa?

Pasien

: Jam 10 pagi saja pak/ibu.

Perawat

: Ya bapak/ibu Terima kasih dan saya akan kembali lagi besok pada jam 10
pagi ke rumah bapak/ibu. Baiklah kalau begitu saya permisi dulu bapak/ibu
dan terima kasih untuk waktunya bapak/ibu ya??
Jangan lupa latihannnya bapak/ibu ya(senyum dan pegang pundak
pasien).

Pasien

: Kalau begitu saya pamit


Assalamualaikum

Perawat

: waalaikumsalam

Sp II
Tindakan
1.
2.
3.
4.

Meminta pasien untuk terbuka tentang perasaannya.


Melatih koordinasi fungsi anggota tubuh.
Merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan kedepan.
Mengevaluasi perasaan pasien.

Tujuan
Identifikasi kemampuan pasien, melatih koordinasi fungsi tubuh, anggota tubuh dan
merencanakan kegiatan kedepan untuk pasien.

Orientasi
Perawat

: Assalamualaikum
Selamat pagi bapak/ibu (senyum)

Pasien

: Waalaikumsalam

Perawat

: Belum pak/ibu, karena saya masih sering teringat dengan hal itu

Perawat

: Baiklah bapak/ibu. Tapi, apa sebelumnya cara yang kemarin kita latih sudah
bapak/ibu lakukan ?

Pasien

: Sudah saya coba, tapi tetap saja saya merasa tidak berguna sama sekali.
Karena yang bisa saya lakukan hanya kegiatan-kegiatan ringan saja. Saya
sangat sedih dan kecewa dengan diri sendiri ketika melihat anak saya yang
masih membutuhkan saya dalam melakukan aktivitas.

Perawat

: Baiklah bapak/ibu, sesuai kesepaktan kita kemarin kita akan berbincangbincang dan mengajarkan bapak/ibu bagaimana cara untuk melakukan
pekerjaan yang lainnya dan mengkoordinasikan bagian tubuh bapak/ibu yang
lain.
Apa bapak/ibu bersedia?

Pasien

: Ya pak/ibu

Perawat

: Bagaimana kalau disini saja bapak/ibu ya.. dan waktunya 20 menit


bapak/ibu ya??

Pasien

: Ya . (Mengangguk).

Kerja
Perawat

: Bagaiamana persaan bapak/ibu sekarang, apakah sudah membaik?

Pasien

: Alhamdulillah sudah agak membaik, tapi ada yang masih membebani di


pikiran saya?

Perawat

: Kira-kira Apa itu bapak/ibu?

Pasien

: Saya masih merasa kurang leluasa dalam melakukan aktivitas sehari-hari


dengan satu tangan. Apa lagi ketika saya mengangkat barang-barang yang
begitu banyak.

Perawat

: Seperti itu ya bapak/ibu. Begini bapak/ibu misalnya ketika bapak/ibu ingin


mengangkat barang-barang yang begitu banyak bapak/ibu dapat meminta
8

bantuan dengan orang di sekitar untuk menaikkannya ke atas kepala bapak/ibu


dan bisa menggunakan tangan kanan ibu yang masih berfungsi untuk menjaga
agar barang yang di atas kepala bpak/ibu tidak terjatuh. Nanti ketika bapak/ibu
ingin menurunkannya dapat diletakkan di tempat yang sedikit lebih tinggi atau
bapak/ibu sedikit menjongkok atau meminta bantuan untuk menurunkan
barang yang bapak/ibu bawa.
Bagaiamana apa ibu paham dengan penjelasan saya atau bagaimana kalau
kita mencoba untuk mempraktekkannya?
Pasien

: Ya.pak/bu?!?! ( Pasien dan perawat berlatih bersama)

Perawat

: Bagus sekali bapak/ibu, sekarang bapak/ibu sudah dapat melakukannnya.


Cara ini bisa bapak/ibu gunakan ketika bapak/ibu akan membawaq barang
yang banyak dan sebagainya.

Pasien

: Ya..pak/bu?!?!

Perawat

: Nah, sekarang kira-kira kegiatan atau pekerjaan apa yang ingin bapak/ibu
lakukan kedepannya?

Pasien

: Untuk sekarang ini, saya ingin merawat anak-anak saya, melakukan tugas
sebagaimana kepala/ibu rumah tangga.

Perawat

: Wah, lumayan banyak kegiatan-kegiatan bapak/ibu bisa dilakukan setiap


harinya, mulai dari sekarang bapak/ibu dapat melakukan semua kegiatan
yang bapak/ibu sebutkan tadi. Tapi jika bapak/ibu merasa lelah atau tidak
mampu untuk melakukannya bapak/ibu dapat meminta bantuan keluarga atau
tetangga. Mungkiun ada kegiatan lain yang ingin bapak/ibu lakukan
kedepannya selain kegiatan-kegiatan yang bapak/ibu sebutkan tadi?

Pasien

: Ya pak/bu, siapa sih tidak ingin melakukan kegiatan. Kegiatan normal


seperti orang lain, saya ingin meneruskan usaha saya untuk berjualan di took
pak/bu?

Perawat

: Alhamdulillah rencana yang bagus sekali bapak/ibu (senyum). Jika


keinginannya seperti itu saya doakan agar selalu lancer kegiatannya..
amiiin..

Pasien

: Amiiin pak/bu.

Terminasi

Perawat

: Bagaimana perasaanya bapak/ibu setelah mengobrol hari ini dan mencoba


untuk melatih tangan bapak/ibu untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti
biasanya?

Pasien

: Alhamdulillah saya sudah paham dan senang, bahkan saya tidak sabar ingin
mencoba dan melakukan kegiatan itu

Perawat

: Bagus sekali . baiklah bapak/ibu tapi apa bapak/ibu bisa menjelaskan


sedikit yang kita diskusikan tadi?

Pasien

: Hari ini kita berlatih tentang cara mengkoordinasikan tangan saya yang
masih berfungsi dengan anggota tubuh lain, yaitu dengan membawa dan
meletakkan barang banyak di atas kepala dan tangan saya serta menjaganya
tidak terjatuh. Dan pak/bu mengajarkan saya untuk berusaha melakukan
kegiatan sehari-hari dengan normal seperti biasanya

Perawat

: Bagus sekali bapak/ibu (senyum), ternyata bapak/ibu sudah memahami


dengan baik apa yang saya sampaikan. Mungkin pertemuan hari ini saya akhiri
dan terima kasih untuk waktunya dan saya doakan agar bapak/ibu selalu sehat
untuk melakukan aktivitas sehari-hari bapak/ibu ya
Jangan lupa tetap berlatih yah

Pasien

: Amiiinn, terima kasih pak/bu yah(senyum)

Perawat

: Kalau begitu saya pamit pak/bu yah


Assalamualaikum

Pasien

: Waalaikumsalam.

SP III
Tindakan
Tujuan

7. Intervensi Keperawatan
No.

Tujuan Umum dan Intervensi Keperawatan


A. Asuhan keperawatan pada klien

10

Tujuan Umum: Klien mampu:


1)
2)
3)
4)

Mengidentifikasi gangguan citra tubuhnya: penyebab, tanda dan gejala serta akibatnya.
Mengidentifikasi potensi (aspek positif) tubuh dan yang terganggu
Mengetahui cara untuk meningkatkan citra tubuh
Melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh pada bagian tubuh yang tidak
terganggu
5) Melakukan cara-cara meningkatkan citra tubuh bagian tubuh yang terganggu
6) Melakukan sosialisasi dengan orang lain tanpa terganggu

Tindakan Keperawatan
1)Mendiskusikan citra tubuh (gangguan dan potensi) dan menerima keadaan tubuh saat ini
2)Mendiskusikan tanda dan gejala gangguan citra tubuh dan akibatnya pada pasien
3)Latih cara mempertahankan citra tubuh yag potensial
4)Latihan memulihkan citra tubuh yang terganggu
Strategi Pelaksanaan (SP)
SP 1 Pasien : Assesment dan menerima citra tubuh dan latihan meningkatkan citra tubuh
1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama
panggilan yang disukai
b) Menjelaskan tujuan interaksi : melatih penerimaaan citra tubuh dan meningkatkan citra
tubuh agar proses penyembuhan lebih cepat.
2) Membuat kontrak (informed consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian gangguan
citra tubuh
3) Bantu pasien mengenal gangguan citra tubuhnya:
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
b) Bantu pasien mengenal penyebab gangguan citra tubuh
c) Bantu pasien menyadari gangguan citra tubuhnya
4) Diskusikan persepsi pasien tentang: citra tubuhnya yang terganggu dan bagian tubuh yang
masih potensial dan harapan
5) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu: melihat, menyentuh,
melatih.
6) Bantu menggunakan bagian tubuh yang masih sehat dan potensial
SP 2 Pasien: Evaluasi citra tubuh dan latihan peningkatan citra tubuh dan sosialisasi
1)
a)
b)
2)
3)

Pertahankan rasa percaya pasien


Mengucapkan salam dan memberi motivasi
Asessmen ulang citra tubuh dan hasil latihan peningkatan citra tubuh
Membuat kontrak ulang: latihan peningkatan citra tubuh dan sosialisasi
Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas yang mengarah pada pembentukan tubuh ideal:
bagian tubuh yang terganggu dan bagian tubuh yang sehat
4) Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara:
a) Gunakan protese, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin, gunakan pakaian
yang baru (sesuaikan dengan kebutuhan pasien)
b) Motivasi pasien untuk melihat menyentuh, merawat bagian tubuh yang hilang dan
diganti secara bertahap.
5) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara:
a) Susun jadwal kegiatan sehari-hari
b) Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas dalam keluarga dan
sosial
c) Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti/mempunyai peran
penting baginya

11

d) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi


B. Asuhan keperawatan pada keluarga
Tujuan umum: Keluarga mampu
1) Mengenal masalah gangguan citra tubuh pada anggota keluarga
2) Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan citra tubuh
3) Melakukan follow up anggota keluarga yang mengalami gangguan citra tubuh
Tindakan Keperawatan:
1) Mendiskusikan kondisi pasien gangguan citra tubuh, penyebab, proses terjadi, tanda dan
gejala, serta akibat
2) Melatih keluarga merawat gangguan citra tubuh pasien:
a) Berikan pujian terhadap bagian tubuh yang sehat
b) Bicarakan harapan dan perasaan tentang tubuhnya
c) Bicarakan bagian tubuh yang masih bisa digunakan
d) Mengajarkan cara untuk meningkatkan penampilan tubuh: alat bantu, kosmetik dan
pakaian yang baru
e) Tidak mengabaikan penderita
f) Libatkan klien dalam tondakan rumah tangga, sosial, masyarakat sesuai dengan
kemampuan.
g) Memberi pujian setiap keberhasilan dalam melakukan kegiatan
h) Menyediakan alat bantu bagi penderita untuk melakukan kegiatan.
3) Melatih keluarga melakukan follow up

Daftar Pustaka
Azizah, M.L. 2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta. Graha
Ilmu.
12

Fitria Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Fitria Nita. Dkk. 2013. Laporan Pendahuluan Tentang Masalah Psikososial. Jakarta:
Salemba Medika.
Herdman, T.H. 2012. International Diagnosis Keperawatan. Buku Kedokteran.
Jakarta:
EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai