Anda di halaman 1dari 29

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
1. Hernia Abdominalis adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal
melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeurotik dinding perut,
baik secara congenital atau didapat, yang memberi jalan keluar pada setiap
alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut (Mansjoer,
Suprohaita, Wardhani & Setiowulan, 2000)
2. Jenis – jenis Hernia Abdominalis
a. Berdasarkan penyebab
1) Hernia congenital atau bawaan
2) Hernia yang didapat
b. Berdasarkan letaknya
1) Hernia Diafragma
2) Hernia Inguinal
3) Hernia Umbilikal
4) Hernia Femoral
5) Hernia Hiatal
6) Hernia Paraumbilikal
7) Hernia Epigastrika
c. Berdasarkan sifatnya
1) Hernia Reponibel
2) Hernia Ireponibel
3. Hernia Inguinalis Lateralis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis
internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior menyusuri
kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis
eksternus (Mansjoer, dkk., 2000)

1
B. WOC

Kehamilan

Mempengaruhi janin
 Pada orang tua
Desensus testis 
 Kanalis menutup
Peritonium tertarik ke skrotum 
 Batuk kronis, pekerjaan
Peritonium menonjol mengangkat benda berat,
 mengejan saat defekasi dan saat
Bayi baru lahir miksi
 
Obliterasi Tekanan intra abdominal
Tidak diobliterasi meningkat
 
Rongga perut tidak dapat 
Peritonium yang Kanal terbuka kembali
melalui kanalis menonjol terbuka 
terus-menerus Hernia inguinalis lateralis
akuisita
Hernia inguinalis
lateralis kongenital

Manifestasi klinis (pre op)

Benjolan di Ps tampak bertanya- Perut Mual Ps gelisah


selangkangan / tanya tentang kembung Muntah Ekspresi
kemaluan penyakitnya Obstipasi Nafsu makan wajah
Nyeri Ps tampak bingung menurun tegang
Ps tampak Stress psikologis,
meringis gelisah
Tekanan intra Konstipasi
abdominal
meningkat
Resiko tinggi Ansietas
Gangguan rasa Kurang perubahan
nyaman nyeri pengetahuan nutrisi kurang
dari kebutuhan
Gangguan pola tidur
Penekanan cincin
hernia
Isi hernia mengalami perlengketan 
 Usus yang masuk
Isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali banyak
 
Hernia inguinalis Gangguan isi usus
Ireponibilis dan vaskuler
 
Tindakan pembedahan elektif Proses strangulasi

Manifestasi klinis (post op)

Terdapat luka Nyeri Ps bertanya-tanya tentang


operasi Ps gelisah keadaan saat ini dan
Ps tampak meringis perawatan luka yang benar

Kerusakan Resiko tinggi Gangguan rasa Kurang


integritas kulit infeksi nyaman (nyeri) pengetahuan

2
C. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Sinar X
2. Fluoroskopi
3. Radiografi
4. Endoskopi

D. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi penghambat H2 (ranitidin)
b. Terapi protektif (sukralat)
c. Terapi metoklopramid untuk mencegah refluk
d. Terapi omeprazol untuk menekan sekresi asam lambung
e. Pembedahan (herniotomi & herniorafi)
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Mengajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi
b. Memberi informasi yang berhubungan dengan penyakit, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan
c. Memberi dukungan pada pasien, keluarga atau orang terdekat

E. ASKEP Teori pada Pasien Hernia


1. Pengkajian Keperawatan
a. Data Objektif
1) Pre Operasi
a) Terdapat benjolan di selangkangan/ kemaluan
b) Tekanan intra abdominal meningkat
c) Pasien tampak bertanya – tanya tentang penyakitnya
d) Pasien tampak bingung
e) Pasien tampak meringis
f) Perut kembung
g) Muntah
h) Gelisah

3
i) Ekspresi wajah tegang
2) Post Operasi
a) Terdapat luka operasi
b) Gelisah
c) Meringis
d) Bertanya –tanya tentang keadaanya dan perawatan luka yang
benar
b. Data Subjektif
1) Pre Operasi
a) Nyeri
b) Susah buang air besar
c) Mual
d) Nafsu makan menurun
e) Stres psikologis
2) Post Operasi
a) Nyeri

2. Diagnosa Keperawatan
a. Pre Operasi
1) Nyeri (Akut)
Dapat dihubungkan dengan :
a) Tekanan intra abdominal yang meningkat
b) Kompresi saraf
Kemungkinan dibuktikan oleh :
a) Terdapat benjolan di selangkangan /kemaluan
b) Pasien tampak meringis
c) Pasien mengatakan nyeri
Kriteria evaluasi :
a) Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol
b) Pasien tampak rileks

4
2) Gangguan Pola Tidur
Dapat dihubungkan dengan :
a) Faktor internal (stres psikologis)
Kemungkinan dibuktikan oleh :
a) Pernyataan gangguan tidur
b) Perubahan perilaku (gelisah)
Kriteria evaluasi :
a) Melaporkan tidur atau istirahat yang adekuat
b) Pasien tampak segar
3) Konstipasi
Dapat dihubungkan dengan :
a) Proses Strangulasi
Kemungkinan dibuktikan oleh :
a) Pasien mengatakan tidak / sulit BAB (obstipasi)
Kriteria evaluasi
a) Mendapatkan kembali pola fungsi usus yang normal
4) Kurang Pengetahuan
Dapat dihubungkan dengan :
a) Kurang mendapat informasi tentang penyakit, prognosis dan
proses pengobatan
b) Tidak mengenal sumber informasi
Kemungkinan dibuktikan oleh :
a) Pasien tampak bertanya-tanya
b) Pasien tampak bingung
c) Pasien mengatakan stress terhadap penyakitnya
Kriteria evaluasi :
a) Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit, prognosis dan
proses pengobatan

5
5) Resiko Tinggi Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
Faktor resiko meliputi :
a) Pasien mengatakan mual
b) Muntah
c) Nafsu makan menurun
Kriteria evaluasi :
a) Merencanakan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi atau
membatasi gangguan GI
b) Tidak terjadi nutrisi kurang dari kebutuhan
6) Ansietas
Dapat dihubungkan dengan :
a) Faktor psikologis
b) Ancaman konsep diri (dirasakan atau aktual)
Kemungkinan dibuktikan oleh :
a) Ekspresi wajah tegang
b) Pasien gelisah
Kriteria evaluasi :
a) Menunjukaan rileks
b) Melaporkan penurunan ansietas sampai tingkat dapat ditangani
b. Post Operasi
1) Nyeri (akut)
Dapat dihubungkan dengan :
a) Insisi bedah
b) Distensi abdomen
Kemungkinan dibuktikan oleh :
a) Keluhan nyeri
b) Gelisah
c) Pasien tampak meringis
Kriteria evaluasi :
a) Pasien tampak rileks
b) Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol

6
2) Kerusakan Integritas Kulit
Dapat dihubungkan dengan :
a) Faktor eksternal (insisi bedah)
Kemungkinan dibuktikan oleh :
a) Terdapat luka operasi
Kriteria evaluasi :
a) Mencapai pemulihan luka tepat waktu tanpa komplikasi
3) Resiko Tinggi Infeksi
Faktor resiko meliputi :
a) Luka operasi dengan kemungkinan kontaminasi
b) Kemungkinan ketidak adekuatan pertahanan primer
Kriteria evaluasi :
a) Mencapai pemulihan luka tepat waktu, bebas dari drainase
purulen atau eritema dan demam
4) Kurang Pengetahuan
Dapat dihubungkan dengan :
a) Tidak mengenal sumber informasi
b) Kurang pemajanan atau mengingat
c) Kesalahan interpretasi informasi
Kemungkinan dibuktikan oleh :
a) Pernyataan meminta informasi
Kriteria evaluasi :
a) Mengungkapkan pemahaman tentang informasi yang diberikan

3. Perencanaan Keperawatan
a. Pre Operasi
1) Nyeri (Akut)
a) Kaji adanya keluhan nyeri, catat lokasi, lamanya serangan,
faktor pencetus dan meminta pasien untuk menetapkan pada
skala 1-10

7
Rasional : Membantu menentukan pilihan intervensi dan
memberikan dasar untuk perbandingan serta
evaluasi terhadap terapi
b) Pertahankan tirah baring selama fase akut, letakkan pasien pada
posisi semifowler
Rasional : Tirah baring dalam posisi yang nyaman
memungkinkan pasien untuk menurunkan spasme
otot dan menurunkan penekanan pada bagian
tubuh tertentu
c) Instruksikan pasien untuk melakukan teknik distraksi dan
relaksasi
Rasional : Memfokuskan perhatian pasien, membantu
menurunkan tegangan otot dan meningkatkan
proses penyembuhan
d) Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik
Rasional : Menurunkan nyeri
2) Gangguan Pola Tidur
a) Batasi masukan makanan atau minuman yang mengandung
kafein
Rasional : Kafein dapat memperlambat pasien untuk tidur
dan mempengaruhi tidur tahap REM
b) Dukung kebiasaan / ritual sebelum tidur
Rasional : Meningkatkan relaksasi atau kesiapan untuk tidur
c) Ciptakan lingkungan yang nyaman sebelum tidur
Rasional : Lingkungan yang nyaman dapat mempercepat
proses tidur
d) Berikan minum susu hangat sebelum tidur
Rasional : Susu hangat membuat tubuh menjadi nyaman dan
rileks sehingga mempercepat tidur

8
e) Kolaborasi dalam pemberian analgetik, sedatif saat tidur sesuai
indikasi
Rasional : Analgetik dapat menurunkan nyeri yang
mengganggu proses tidur dan sedative sesuai
indikasi dapat meningkatkan istirahat atau tidur
3) Konstipasi
a) Selidiki keluhan nyeri abdomen
Rasional : Mungkin berhubungan dengan distensi gas atau
terjadinya komplikasi misalnya ileus
b) Observasi gerakan usus, perhatikan warna, konsistensi dan
jumlah
Rasional : Indikator kembalinya fungsi GI dan
mengidentifikasi ketetapan intervensi
c) Kolaborasi dalam pemberian pelunak feses, suposituria,
gliserin sesuai indikasi
Rasional : Mungkin perlu untuk merangsang peristaltic
secara perlahan atau evakuasi feses
4) Kurang Pengetahuan
a) Berikan informasi tentang penyakit, prognosis, dan proses
pengobatan
Rasional : Pasien mengerti akan penyakitnya dan dapat
kooperatif dalam perawatan serta pengobatannya
b) Memberi dukungan pada pasien, keluarga, dan orang terdekat
Rasional : Meningkatkan motivasi pasien dalam mengikuti
pengobatan
c) Bicara tentang kemungkinan gangguan tidur, anoreksia dan
kehilangan minat pada aktivitas umum
Rasional : Depresi di rumah dapat terjadi, berakhir selama 3
bulan setelah pembedahan, memerlukan kesabaran
serta dukungan dan evaluasi terus-menerus

9
5) Resiko Tinggi Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
a) Lakukan pengkajian nutrisi secara seksama
Rasional : Mengidentifikasi kekurangan atau kebutuhan
untuk membantu memilih intervensi
b) Auskultasi bising usus
Rasional : Kembalinya fungsi usus menunjukkan kesiapan
untuk memulai makan lagi
c) Mulai dengan makanan cair perlahan-lahan
Rasional : Menurunkan insiden kram abdomen atau mual
d) Berikan makan porsi kecil tapi sering dan sajikan dalam
keadaan hangat
Rasional : Dapat meningkatkan dan menambah nafsu makan
e) Kolaborasi dalam pemberian anti emetic
Rasional : Anti emetic dapat mengurangi mual dan muntah
sehingga dapat menambah nafsu makan
6) Ansietas
a) Catat petunjuk perilaku, misal : gelisah
Rasional : Indikator derajat ansietas (pasien dapat merasa
tidak terkontrol)
7) Dorong menyatakan perasaan, berikan umpan balik
Rasional : Membuat hubungan terapiutik dan membantu
pasien atau orang terdekat dalam mengidentifikasi
masalah pasien
8) Berikan lingkungan tenang dan istirahat
Rasional : Memindahkan pasien dari stress luar,
meningkatkan relaksasi, membantu menurunkan
ansietas

10
b. Post Operasi
1) Nyeri (Akut)
a) Selidiki keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala) dan
faktor pemberat
Rasional : Nyeri insisi bermakna pada fase pasca operasi
awal, diperberat oleh gerakan, batuk, distensi
abdomen dan mual
b) Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri segera setelah mulai
Rasional : Intervensi dini pada control nyeri, memudahkan
pemulihan otot atau jaringan dengan menurunkan
tegangan otot dan memperbaiki sirkulasi
c) Anjurkan menggunakan teknik distraksi dan relaksasi untuk
mengontrol nyeri
Rasional : Distarksi dan relaksasi dapat mengalihkan
perhatian pasien dari nyeri dan menurunkan rasa
nyeri pasien
d) Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai indikasi
Rasional : Membantu menurunkan rasa nyeri pasien
2) Kerusakan Integritas Kulit
a) Periksa lika dengan sering terhadap bengkak, insisi berlebihan,
inflamasi dan drainase
Rasional : Mungkin indikatif dari pembentukan hematoma
atau terjadinya infeksi yang menunjang pemulihan
luka dan meningkatkan resiko pemisahan luka
b) Bebat insisi selama batuk dan latihan nafas
Rasional : Meminimalkan stress atau tegangan pada tepi luka
yang sembuh
c) Gunakan plaster kertas atau bebat yang mudah dilepas
Rasional : Penggantian balutan sering dapat mengakibatkan
kerusakan kulit karena perlekatan yang kuat

11
3) Resiko Tinggi Infeksi
a) Pantau TTV ( nadi, suhu, RR, TD)
Rasional : Peningkatan suhu 4-7 hari setelah pembedahan
sering menandakan abses luka atau kebocoran
cairan dari sisi anastomosis
b) Observasi penyatuan luka, karakter drainase, adanya inflamasi
Rasional : Perkembangan infeksi dapat menghambat
pemulihan
c) Pertahankan perawatan luka aseptic
Rasional : Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama
penggantian balutan
d) Kolaborasi dalam pemberian antibiotic
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi
4) Kurang Pengetahuan
a) Tinjau ulang prosedur dan harapan pasca operasi
Rasional : Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien
dapat membuat pilihan berdasar informasi
b) Diskusikan pentingnya masukan cairan adekuat, kebutuhan diet
Rasional : Meningkatkan penyembuhan dan normalisasi
fungsi usus
c) Demonstrasikan perawatan luka atau mengganti balutan yang
tepat
Rasional : Meningkatkan penyembuhan, menurunkan resiko
infeksi, memberikan kesempatan untuk
mengobservasi pemulihan luka
4. Pelaksanaan Keperawatan
Sesuai dengan rencana keperawatan

5. Evaluasi Keperawatan
Sesuai dengan kriteria evaluasi pada masing-masing diagnose

12
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W.I., Setiowulan, W. (2000). Kapita Selekta


Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

13
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 januari 2013 , pada pukul
10.00 WITA di Ruang Cempaka RSUD Karangasem, berdasarkan atas
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi (rekam medis).
A. Pengumpulan Data
1. Identitas Pasien Penanggung (anak)
Nama : Tn. P Tn. A
Umur : 72 tahun 34 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah Menikah
Suku bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : Tidak Sekolah SMA
Pekerjaan : Petani Wiraswasta
Alamat : Buana Giri Buana Giri
No. Tlp : - -
No. Register : 037666
Tgl MRS : 18 Januari 2013

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama Masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan teraba benjolan yang nyeri di daerah
selangkangan.
b. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Pasien mengatakan nyeri di daerah luka bekas operasi.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan bekerja sebagai petani dan sering mengangkat
benda – benda berat seperti kayu dan lain-lain. Pasien mengatakan
benjolan pertama muncul sejak lama, kira-kira 5 bulan lalu (Bulan

14
Agustus 2012). Namun dibiarkan begitu saja hingga pasien
mengeluh sakit pada buah pelir bagian kanannya. Skrotum semakin
membesar dan keluarga akhirnya memutuskan mengajak pasien ke
RSU Karangasem untuk berobat. Pasien sampai di RSU
Karangasem tanggal 18 Januari 2013 pukul 06.37 WITA tepatnya
di IGD. Dibawa ke Ruang Cempaka pukul 07.00 WITA.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital:
TD : 140/90 mmHg
N : 88 kali/ menit
S : 36 oC
RR : 28 kali/ menit
Terapi yang diberikan:
IVFD RL 28 tpm
Ketorolak 3 x 1 amp
Ranitidin 2 x 1 amp
Pasien dianjurkan puasa

Pasien dibawa ke ruang operasi pukul 11.00 WITA.


Terapi yang diberikan:
Anastesi
IVFD RL 28 tpm
Ceftriaxone 2 x 1 gr
Ranitidine 2 x 1 amp
Farmadol 3 x 500 mg

d. Riwayat Penyakit Sebelumnya


Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit
ini ataupun penyakit lainnya. Dan ini merupakan pertama kalinya
pasien dirawat di RS.

15
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya, tidak ada yang menderita
penyakit yang sama dengannya ataupun penyakit menular lainnya.

3. Pola Kebiasaan Pasien


a. Bernafas
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan sebelum pengkajian
pasien tidak mengalami gangguan
pernapasan, baik saat menarik maupun
mengeluarkan nafas. Tidak ada keluhan
sesak.
Saat pengkajian : pasien mengatakan tidak ada sesak.
b. Makan dan minum
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan makan dan minumnya
tidak mengalami gangguan. Makan biasa 3
kali sehari. Jenis makanan yaitu nasi,
bubur, lauknya berupa daging atau ikan,
sayur, buah, telur. Pasien mengatakan biasa
minum air putih 6 gelas air putih / hari (±
1500 ml/ hari)
Saat pengkajian : pasien mengatakan tidak ada mual, nafsu
makanya stabil. Pasien terlihat
menghabiskan porsi makan yang diberikan
sesuai dietnya. Pasien tidak ada riwayat
alergi makanan. Pasien makan 3 kali sehari,
makanannya yaitu bubur, daging ayam
rebus, telur rebus, sayur, tempe rebus.
Pasien mengatakan minum 6 gelas air putih
/ hari (± 1500 ml/ hari)
c. Eliminasi
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan tidak mengalami

16
gangguan dalam buang air besar. Pasien
biasa buang air besar 1 kali sehari saat pagi
hari dengan konsistensi lembek, warna
kuning kecoklatan. Pasien buang air kecil 3
kali sehari, waktunya tidak tentu, warna
kuning bening. Dalam 1 kali buang air
kecil ± 400 ml.
Saat pengkajian : pasien mengatakan sudah buang air besar 1
kali dengan konsistensi lembek, warna
kuning dan jumlah yang sedikit, pasien
juga mengatakan buang air besar dapat
dilakukan setelah memasukkan obat ke
dalam pantat. Pasien buang air kecil
tersendat-sendat. Pasien terpasang selang
kateter. Jumlah urin 200 ml/ hari.
d. Gerak dan aktivitas
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan gerak dan aktivitasnya
tidak terganggu. Pasien biasa melakukan
aktivitasnya sebagai pedagang.
Saat pengkajian : pasien mengatakan gerak dan aktivitasnya
terganggu karena nyeri. Pasien terlihat
berbaring di tempat tidur.
e. Istirahat dan tidur
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan tidak mengalami
gangguan dalam istirahat dan tidur. Tidur
pasien adekuat, pasien tidur biasanya dari
jam 10 sampai jam 5 pagi.
Saat pengkajian : pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri
dan pasien juga sering mengalami gelisah
dan terbangun di malam hari. Pasien hanya
bisa tidur 3 sampai 4 jam / hari.

17
f. Kebersihan diri
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan biasa mandi 2 kali
sehari dan keramas 2 hari sekali, pasien
mandi dengan air dan sabun serta keramas
dengan shampoo, pasien biasa berpakaian
rapi.
Saat pengkajian : pasien mengatakan hanya di lap dengan
handuk basah 1 kali sehari oleh
keluarganya dan tiap hari mengganti
bajunya.

g. Pengaturan suhu tubuh


Sebelum pangkajian : pasien mengatakan tidak mengalami
masalah dengan keadaan suhu tubuhnya.
Saat pengkajian : pasien mengatakan gerah, pasien tidak
memakai baju.
h. Rasa nyaman
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan tidak ada gangguan rasa
nyaman, pasien nyaman dengan dirinya.
Saat pengkajian : pasien mengatakan tidak nyaman karena
merasa nyeri di daerah luka bekas
operasinya dan pasien tampak meringis.
Skala nyeri pasien 8 dari 10 skala nyeri
yang diberikan oleh perawat.
i. Rasa aman
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan merasa aman.
Saat pengkajian : pasien mengatakan cemas dan tampak
tegang karena penyakit, prognosis, dan
proses pengobatannya.
j. Data sosial

18
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan hubungan pasien
dengan keluarganya baik, peran dalam keluarga adalah sebagai
bapak dan keluarganya harmonis.
Saat pengkajian : Hubungan pasien dan keluarganya
harmonis, pasien ditemani keluarganya. Hubungan pasien dengan
pasien lain tidak akrab. Hubungan pasien dengan perawat kurang
akrab.
k. Prestasi dan produktivitas
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan bisa bekerja dengan
baik untuk menopang hidupnya.
Saat pengkajian : pasien mengatakan mengalami gangguan
saat bekerja, tidak dapat bekerja karena
dirawat di RS.
l. Rekreasi
Sebelum pengkajian : pasien biasa berkumpul dengan keluarga
dan temannya. Mengobrol dan menonton
TV adalah kegiatan yang dilakukan disaat
waktu senggang.
Saat pengkajian : pasien hanya tidur di tempat tidur dan
mengobrol dengan keluarganya.
m. Belajar
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan tidak mengerti tentang
penyakitnya.
Saat pengkajian : pasien tidak mengerti tentang perawatan
luka operasinya dan mengatakan tidak
mengerti tentang keadaanya saat ini
(setelah operasi).
n. Ibadah
Sebelum pengkajian : pasien beragama Hindu dan pasien biasa
sembahyang setiap hari dan hari raya
tertentu di Pura atau di rumahnya.

19
Saat pengkajian : pasien hanya dapat berdoa di tempat tidur.

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
1) Kesadaran : CM
2) Bangun tubuh : Sedang
3) Postur tubuh : Tegak
4) Cara berjalan : Kurang terkoordinir
5) Gerak motorik : Normal
6) Keadaan kulit :
- Warna kulit : Normal
- Turgor : Elastis
- Kebersihan : Cukup
- Luka : Terdapat luka di perut kanan bawah yaitu
di area inguinalis (selangkangan)
7) Gejala cardinal :
- Suhu : 37°C
- Nadi : 88 x/menit
- RR : 20 x/menit
- TD : 130/80 mmHg
8) Ukuran lain :
- BB sebelum MRS : 50 Kg
- BB saat pengkajian : 46 Kg
- Tinggi badan : 150 cm
b. Kepala
Kebersihan cukup, rambut agak botak, tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan, persebaran rambut tidak merata.
c. Mata
Bentuk simetris, nyeri tekan tidak ada, sclera putih, konjungtiva
merah muda, pergerakan mata terkoordinir, reflek pupil baik, pupil
isokor.

20
d. Hidung
Bentuk simetris, nyeri tekan tidak ada, secret tidak ada dan
penciuman baik.
e. Telinga
Bentuk simetris, nyeri tekan tidak ada, ada sedikit serumen,
pendengaran cukup baik, pasien mampu menjawab pertanyaan –
pertanyaan yang diajukan perawat.
f. Mulut
Bentuk simetris, mukosa bibir lembab, gigi ada karies, gigi ada
yang tanggal, tidak ada pembesaran tonsil.
g. Leher
Nyeri tekan tidak ada, distensi vena jugularis/ kelenjar tiroid, dan
kelenjar limfe tidak ada. Tidak ada benjolan.
h. Thorak
Bentuk dada simetris, gerak dada bebas, suara paru normal,
payudara simetris, tidak ada nyeri atau benjolan.
i. Abdomen
Bentuk simetris, terdapat distensi / perut kembung, terdapat nyeri
tekan pada perut kanan bawah di area inguinal pada selangkangan.
Terdapat luka bekas operasi di daerah inguinal / selangkangan,
panjang 10 cm yang ditutup oleh gaas dan hipapik. Peristaltic usus
9 x/menit.
j. Genitalia
Tidak dikaji
k. Anus
Tidak diobservasi.
l. Ekstremitas
Atas : tidak ada odema, tidak terjadi sianosis, pada tangan kiri
terpasang infuse RL 20 tpm
Bawah : tidak ada odema, tidak terjadi sianosis pada ujung kuku
Kekuatan otot : 333 333

21
222 222

5. Pemeriksaan Penunjang
Parameter Hasil Unit Normal Range
WBC 12,4 1013/ul 4-11
RBC 4,46 1016/ul 3,5-5,5
HGB 13,6 gr/dl 11,5-16
HCT 38,9 % 35-54
MCV 87,2 fL 86-100
MCH 29,1 g 27-31
MCHC 33,4 g/dl 32-36
RDW 14,3 fL 35-47
PLT 282 1013/ul 150-450
MPH 3,2 fL 6-10
NE 9,8lt 1013/ul 80,8%(1,7-7,7/46,0-85,0)
LY 103/ul 16,9%(0,4-4,4/1,0-49,0)
MO 103/ul 2,2%(0.0-0,8/0,0-9,0)
EO 103/ul 0,1%(0,0-0,6/0,0-6,0)
BA 103/ul 0,1%(0,0-0,2/0,0-2,0)
LED 1 < 15 mm/jam
LED 2 < 20 mm/jam

B. Analisa Data
ANALISA DATA
PASIEN BA DENGAN POST OP HERNIOTOMI INGUINALIS
LATERALIS
DI RUANG C RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 12 JUNI 2008

No Data Subjektif Data Objektif Kesimpulan


1 -Pasien mengatakan tidak -Pasien tampak Gangguan
nyaman karena merasa meringis rasa nyaman
nyeri di daerah luka bekas -Terdapat nyeri tekan nyeri
operasinya pada perut kanan

22
bawah di area
inguinal pada
selangkangan
-skala nyeri 5 dari 10
skala nyeri yang
diberikan
-Nadi = 88 x/menit
-TD = 130/80 mmHg
2 -Pasien mengatakan tidak -Pasien tampak Kurang
mengerti tentang perawatan bertanya – tanya pengetahuan
luka operasinya dan tentang keadaanya
mengatakan tidak mengerti setelah operasi dan
tentang keadannya saat ini tentang perawatan
(setelah operasi) luka yang tepat
3 -Pasien mengatakan plester -Terdapat luka bekas Kerusakan
pada luka bekas operasinya operasi di integritas
belum ada yang membuka selangkangan dengan kulit
panjang 10 cm
4 -Terdapat luka bekas Resiko
operasi di infeksi
selangkangan dengan
panjang 10 cm
-Terdapat infuse RL
pada tangan kiri

C. Rumusan Masalah Keperawatan


1. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
2. Kurang Pengetahuan
3. Kerusakan Integritas Kulit
4. Resiko Infeksi

D. Analisa Masalah
1. P : Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
E : Pembedahan
S : Pasien mengatakan tidak nyaman karena merasa nyeri di daerah
luka bekas operasinya, Pasien tampak meringis, terdapat nyeri
tekan pada perut kanan bawah di area inguinal pada

23
selangkangan, skala nyeri 5 dari 10 skala nyeri yang diberikan,
nadi = 88 x/menit, TD = 130/80 mmHg
Proses terjadinya :
Pembedahan menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan.
Sehingga akan merangsang keluarnya zat – zat kimia dan bioaktif
lainya sperti histamine dan bradikinin dimana pada akhirnya
akan merangsang reseptor nyeri, sehingga dapat menimbulkan
nyeri.
Akibat bila tidak ditangani :
Gangguan pola tidur, gangguan mobilisasi dan menghambat
proses penyembuhan
2. P : Kurang Pengetahuan
E : Kurang mengenal sumber –sumber informasi
S : Pasien mengatakan tidak mengerti tentang perawatan luka
operasinya dan mengatakan tidak mengerti tentang keadannya
saat ini (setelah operasi), pasien tampak bertanya – tanya tentang
keadaanya setelah operasi dan tentang perawatan luka yang tepat
Proses terjadinya :
Sumber informasi yang kurang menyebabkan pemahaman pasien
tentang suatu penyakit akan berkurang.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Pasien tidak kooperatif dalam pengobatan dan perawatan
sehingga menghambat proses penyembuhan.
3. P : Kerusakan Integritas Kulit
E : Insisi bedah
S : Pasien mengatakan plester pada luka bekas operasinya belum ada
yang membuka, terdapat luka bekas operasi di selangkangan
dengan panjang 10 cm.
Proses terjadinya :
Insisi bedah menyebabkan terputusnya kontinuitas jaringan yang
menimbulkan luka bekas operasi di selangkangan dengan

24
panjang 10 cm yang pada akhirnya diangkat diagnose kerusakan
integritas kulit.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Memperparah kondisi umum pasien dan menghambat proses
penyembuhan.
4. P : Resiko Infeksi
Factor resiko :
Terdapat luka bekas operasi di selangkangan dengan panjang 10
cm, terdapat infuse pada tangan RL kiri
Proses terjadinya :
Karena terdapat luka operasi dan infuse di tangan kiri, apabila
perawatannya tidak dilakukan dengan benar dan tidak steril akan
beresiko terjadinya infeksi.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Dapat terjadi infeksi dan memperparah penyakit pasien.

E. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembedahan
ditandai dengan Pasien mengatakan tidak nyaman karena merasa nyeri
di daerah luka bekas operasinya, Pasien tampak meringis, terdapat
nyeri tekan pada perut kanan bawah di area inguinal pada
selangkangan, skala nyeri 5 dari 10 skala nyeri yang diberikan, nadi =
88 x/menit, TD = 130/80 mmHg.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mengenal sumber –
sumber informasi ditandai dengan pasien mengatakan tidak mengerti
tentang perawatan luka operasinya dan mengatakan tidak mengerti
tentang keadannya saat ini (setelah operasi), pasien tampak bertanya –
tanya tentang keadaanya setelah operasi dan tentang perawatan luka
yang tepat.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah ditandai
dengan pasien mengatakan plester pada luka bekas operasinya belum

25
ada yang membuka, terdapat luka bekas operasi di selangkangan
dengan panjang 10 cm.
4. Resiko infeksi dengan factor resiko terdapat luka bekas operasi di
selangkangan dengan panjang 10 cm dan terdapat infuse RL pada
tangan kiri

II. Perencanaan
A. Prioritas Masalah
Prioritas masalah yang digunakan berdasarkan Hirarki kebutuhan dasar A.
Maslow dan keluhan pasien yaitu :
1. Dx 1
2. Dx 3
3. Dx 4
4. Dx 2

26
B. Rencana Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
PASIEN BA DENGAN POST OP HERNIOTOMI INGUINALIS LATERALIS
DI RUANG C RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 12 JUNI – 14 JUNI 200

Hari/
No Tanggal/ Dx Rencana Tujuan Rencana Tindakan Rasional
jam
1 2 3 4 5 6
1 Kamis Dx 1 Setelah diberikan -Selidiki keluhan nyeri, -Nyeri insisi bermakna pada
12 Juni ASKEP selama perhatikan lokasi, intensitas fase pasca operasi awal,
2008 3x24 jam (skala) dan factor pemberat diperberat oleh gerakan,
diharapkan nyeri batuk, distensi abdomen dan
pasien terkontrol/ mual
hilang dengan
criteria hasil : -Anjurkan pasien untuk -Intervensi dini pada control
-Pasien tidak melaporkan nyeri segera nyeri memudahkan
mengeluh nyeri setelah mulai pemulihan otot / jaringan
lagi dengan menurunkan
-Tidak terdapat tegangan otot dan
nyeri tekan memperbaiki sirkulasi darah
-Skala nyeri 1-3
dari 10 skala nyeri -Anjurkan menggunakan -Distarksi dan relaksasi
yang diberikan teknik distraksi dan relaksasi dapat mengalihkan
perawat untuk mengontrol nyeri perhatian pasien dari nyeri
-Pasien tidak dan menurunkan rasa nyeri
meringis pasien
-TTV :
Nadi = 60-100 -Kolaborasi dalam -Membantu menurunkan
x/menit pemberian analgetik sesuai rasa nyeri pasien
TD = 120/70 indikasi
mmHg

2 Kamis Dx 3 Setelah diberikan -Periksa lika dengan sering -Mungkin indikatif dari
12 Juni ASKEP selama terhadap bengkak, insisi pembentukan hematoma
2008 3x24 jam, berlebihan, inflamasi dan atau terjadinya infeksi yang
diharapkan tidak drainase menunjang pemulihan luka
terjadi kerusakan dan meningkatkan resiko
integritas kulit, pemisahan luka
dengan criteria
hasil : -Bebat insisi selama batuk -Meminimalkan stress atau
-Tercapai dan latihan nafas tegangan pada tepi luka
pemulihan tepat yang sembuh
waktu tanpa
komplikasi -Gunakan plaster kertas atau -Penggantian balutan sering
-Kulit tampak bebat yang mudah dilepas dapat mengakibatkan
sehat dan tidak kerusakan kulit karena
ada drainase perlekatan yang kuat
-Penyembuhan
luka sama seperti
semula (sebelum
dilakukan operasi)

27
1 2 3 4 5 6
3 Kamis Dx 4 Setelah diberikan -Pantau TTV ( nadi, suhu, -Peningkatan suhu 4-7 hari
12 Juni ASKEP selama RR, TD) setelah pembedahan sering
2008 3x24 jam, menandakan abses luka atau
diharapkan infeksi kebocoran cairan dari sisi
tidak terjadi, anastomosis.
dengan criteria
hasil : -Observasi penyatuan luka, -Perkembangan infeksi
-Tidak ada tanda karakter drainase, adanya dapat menghambat
– tanda infeksi inflamasi pemulihan.
-Bebas dari
drainase purulen -Pertahankan perawatan luka -Melindungi pasien dari
-Pemulihan luka aseptic kontaminasi silang selama
tepat waktu penggantian balutan
-TTV
Nadi = -Kolaborasi dalam -Mencegah terjadinya
60-100x/menit pemberian antibiotic infeksi
Suhu = 36,9 -
37,4°C
TD = 120/70
mmhg
RR = 16-20
x/menit

4 Kamis Dx 2 Setelah diberikan -Tinjau ulang prosedur dan -Memberikan dasar


12 Juni ASKEP selama harapan pasca operasi pengetahuan dimana pasien
2008 1x30 menit, dapat membuat pilihan
diharapkan berdasar informasi
pengetahuan
pasien meningkat -Diskusikan pentingnya -Meningkatkan
dengan criteria masukan cairan adekuat, penyembuhan dan
hasil : kebutuhan diet normalisasi fungsi usus
-Pasien mengerti
tentang penyakit, -Demonstrasikan perawatan -Meningkatkan
pengobatan, luka atau mengganti balutan penyembuhan, menurunkan
keadaanya saat ini yang tepat resiko infeksi, memberikan
(setelah operasi) kesempatan untuk
dan perawatan mengobservasi pemulihan
yang tepat dalam luka
merawat luka
bekas operasi
-Pasien tidak
bertanya –tanya
lagi
-Pasien bias
menjelaskan cara
merawat luka
yang benar
-Pasien
melakukan
perawatan luka
yang benar

28
III.Pelaksanaan
Disesuaikan dengan rencana tindakan pada perencanaan keperawatan

IV. Evaluasi
Disesuaikan dengan criteria hasil pada rencana tujuan masing –masing
diagnosa.

29

Anda mungkin juga menyukai