Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA HERNIA
DEFINISI
 Kelainan pada dinding abdomen yang
memungkinkan isi abdomen menonjol dari rongga
abdomen.
(Lemone, 2015)
 Prostrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan.
(Wim de Jong, 2004)
INSIDEN/PREVALENSI
• Angka kejadian inguinalis 10 x lebih banyak
daripada hernia femoralis, keduanya mempunyai
presentase sekitar 75-80%
• Kejadian hernia insisional 10%
• Hernia umbilikalis 3%
• Hernia lainnnya sekitar 3 %

(Sjamsuhidajat, Karnadihardja & Prasetyono,


2010)
Insidensi Hernia Inguinalis :
 15% populasi dewasa
 1-2% pada anak
 Pada rentang usia 25-40 tahun mencapai 5-8%
 Pada rentang usia 75 tahun mencapai 45%
 Terjadi 25 kali lebih banyak terjadi pada pria
dibanding wanita (13,5% pada pria dan 1-2% pada
wanita)

(Sjamsuhidajat, Karnadihardja & Prasetyono, 2010)


Jenis Hernia Berdasarkan Letak
HERNIA HIATAL
HERNIA EPIGASTRIK

HERNIA UMBILIKAL

HERNIA INGUINALIS
HERNIA INSISIONAL
HERNIA FEMORAL

HERNIA NUKLEUS PULPOSI


 Berdasarkan terjadinya;
1. Hernia bawaan/kongenital
2. Hernia dapatan/akuisita
 Menurut sifat;

1. Hernia reponibel/reducible
2. Hernia iriponibel
3. Hernia strangulata/inkarserata
ETIOLOGI
1. Kongenital
2. Obesitas
3. Ibu hamil

4. Mengejan
5. Pengangkatan beban berat

(Nurarif & Kusuma, 2016)


PATOFISIOLOGI

Faktor pencetus : aktivitas berat, bayi prematur,


kelemahan dinding abdominal, intraabdominal HERNIA
tinggi, adanya tekanan

Hernia umbilikalis
Hernia para umbilikal Hernia inguinalis
kongenital

Masuknya omentum Kantung hernia


Kantung hernia melewati memasuki celah
organ instestinal ke
dinding abdomen inguinal
kantung umbilikalis

Gangg. Suplai darah ke Dinding psoterior kanalis


Prostusi hilang timbul
intestinal inguinal yg lemah

Nekrosis intestinal Ketidaknyamanan


Benjolan pd region
abdominal
inguinal

Interv. Bedah
Di atas ligamentum
relatif/konservatif
inguinal mengecil bl
berbaring

PEMBEDAHAN
Lanjutan..
PEMBEDAHAN

Insisi bedah Asupan gizi kurang Mual

Resti perdarahan Nafsu makan menurun


Resti infeksi Asupan gizi kurang

Terputusnya jaringan Intake makanan


Peristaltik usus menurun inadekuat
syarat

Nyeri
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Kantung hernia
Hernia insisional memasuki celah
dindingg insisi

Heatus hernia Kantung hernia


memasuki rongga thorak
Manifestasi
 Berupa benjolan keluar masuk/keras dan yang
sering tampak benjolan di lipat paha
 adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya
terjepit disertai perasaan mual
 terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila
telah ada komplikasi
 bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan
sakit akan bertambah hebat serta kulit diatasnya
menjadi merah dan panas
 Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding
kandung kencing sehingga menimbulkan gejala sakit
kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah)
disamping benjolan di bawah sela paha
 Hernia diafragmatik menimbulkan perasaan sakit di
daerah perut disertai sesak nafas
 Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia
akan bertambah besar

(Nuranif dan Kusuma, 2016)


Komplikasi

Komplikasi Rasionalnya


Obstruksi usus dan nekrosis Pengurungan (ketidakmampuan isi
abdomen kembali ke rongga abdomen)

Infeksi, peritonitis Gangren (kematian dinding usus)

Ruptur intestinal Pengurangan hernia secara paksa


Pemeriksaan penunjang
• Sinar x abdomen
• Hitung darah lengkap dan serum elektrolit
• Endoskopi
• CT Scan
• USG
Penatalaksanaan
1. Konservatif
terdiri atas :
a. Reposisi (suatu
usaha untuk
mengembalikan isi
hernia ke dalam
cavum peritonii atau
abdomen)
b. Suntikan (dilakukan
penyuntikan cairan
sklerotik berupa alkohol
di daerah sekitar hernia)

c. Sabuk hernia (diberikan


pada pasien yang hernia
masih kecil dan
menolak dilakukan
operasi)
2. Operatif
Dilakukan dalam 3
tahap :
a. Herniotomy
b. Hernioraphy
c. Hernioplasty
Operasi hernia pada anak dilakukan tanpa
hernioplasty, dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Anak berumur kurang dari 1 tahun.
Menggunakan teknik Michele Benc
b. Anak berumur lebih dari 1 tahun.
Menggunakan teknik POTT
Peran Perawat
 Pre operatif
- mempersiapkan pasien untuk pembedahan
- pemberian enema
- puasa
 Operatif
 Post operatif

- kaji TTV
- lakukan perawatan luka
- menghindari batuk, mengedan, dan nafas dalam
- skrotum dikompres es
- tinggikan skrotum menggunakan bantal untuk meredakan
nyeri
ASUHAN
KEPERAWATA
N
Kasus
Tn.S, usia 47 tahun, pasien mengatakan terdapat benjolan pada
lipat paha kiri kurang lebih 3 tahun lalu. Tn.S juga mengatakan
nyeri karena luka post operasi hernia, nyeri seperti tertusuk-
tusuk jarum pada lipat paha kiri, skala nyeri 7. Keadaan umum
pasien lemah, meringis kesakitan, pemeriksaan tanda-tanda
vital didapatkan hasil tekanan darah 115/80 mmHg, nadi teraba
88 kali per menit, pernapasan dengan kedalaman 20 kali
permenit, suhu 36.5ºC. Pemeriksaan abdomen, inspeksi
hasilnya bentuk abdomen simetris dan datar, tidak ada jejas,
umbilikus bersih, auskultasi hasilnya peristaltik usus 15 kali per
menit, perkusi hasilnya bunyi tympani, palpasi hasilnya tidak
ada pembesaran hati dan limpa. Genetalianya terpasang selang
kateter (DC).
Pengkajian
• Identitas pasien
• Keluhan utama
• Riwayat penyakit (dahulu, sekarang, dan keluarga)
• Pemeriksaan fisik
• Status keadaan umum pasien lemah, meringis kesakitan, kesadaran
composmentis dengan respon mata 4, respon verbal 5, dan respon
motorik 6 sehingga GCS 15, pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan hasil tekanan darah 115/80 mmHg, nadi teraba 88 kali
per menit, pernapasan dengan kedalaman 20 kali permenit, suhu
36.5ºC.
• Pasien merasakan nyeri karena luka post operasi hernia, nyeri
seperti tertusuk-tusuk jarum, nyeri pada lipat paha kiri, skala nyeri
7, nyerinya dirasakan terus menerus.
Data Objektif
Data Subjektif • keadaan umum pasien
• Nyeri karena luka post lemah
operasi hernia • Meringis kesakitan
• Nyeri seperti tertusuk- • Kesadaran composmentis
tusuk jarum dengan respon mata 4
• Nyeri pada lipat paha kiri • Respon verbal 5 dan
• Nyerinya dirasakan terus respon
menerus motorik 6 sehingga GCS 15
• Terdapat benjolan pada • TD 115/80 mmHg
lipat paha • HR 88 kali/menit
• RR 20 kali/menit
• T 36.5ºC.
 Pemeriksaan abdomen
Inspeksi hasilnya
- bentuk abdomen simetris dan datar
- tidak ada jejas
- umbilikus bersih
Auskultasi hasilnya
- peristaltik usus 15 kali per menit
Perkusi hasilnya
- bunyi tympani,
Palpasi hasilnya
- tidak ada pembesaran hati dan limpa
 Genetalia
- terpasang selang kateter (DC)
- dlipat paha kiri ada luka post operasi hernia hari petama tertutup kasa
- anusnya tidak ada hemoroid.
 Pemeriksaan ekstermitas atas
- kekuatan otot 5
- tangan kiri terpasang infuse Ringer Laktat 20 tetes per menit
- capillary refile kurang dari 2 detik
- tidak ada perubahan bentuk tulang
- akral hangat.
 Pemeriksaan ekstermitas bawah
- akral hangat
- capillary refilekurang dari 2 detik
- kekuatan otot kaki kiri 4
- kekuatan otot kaki kanan 5
- kaki kanan bebas untuk digerakan
- kaki kiri sakit untuk digerakkan
- nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum
- skala nyeri 7.
Diagnosa keperawatan
 Nyeri akut b.d diskontuinitas jaringan akibat
tindakan operasi
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d mual muntah
 Gangguan rasa nyaman
 Resiko perdarahan
 Resiko infeksi
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Nyeri akut Setelah menjalani -Kaji keluhan -Pendekatan
berhubungan perawatan nyeri dengan komprehensif
dengan diharapkan : pendekatan untuk menentukan
diskontuinitas -Skala nyeri PQRST rencana intervensi
jaringan akibat berkurang
tindakan operasi -TTV normal -Lakukan - posisi ini
DS : manajemen nyeri: mengurangi
-Pasien atur posisi semi tegangan pada
mengatakan nyeri fowler abdomen, yang
karena luka post membantu
operasi hernia. mengurangi nyeri.
- Nyeri seperti
tertusuk-tusuk
jarum.
- Nyeri pada lipat
paha kiri.
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional
-Nyerinya dirasakan
terus menerus

DO :
-Meringis kesakitan
- pasien terlihat lemah
- kesadaran
composmentis dengan
respon mata 4
- respon verbal 5
- respon motorik 6
sehingga GCS 15
- TD : 115/80 mmHg
- Nadi : 88x/menit
- RR : 20x/menit
- Suhu : 36,5 C
Diagnosa Kriteria hasil Intervensi Rasional

Ketidakseimbangan Setelah menjalani Intervensi nonbedah • Membantu merangsang


nutrisi kurang dari perawatan • Sajikan makanan nafsu makan
kebutuhan tubuh diharapkan : dengan cara yang • Kandungan serat yang
berhubungan dengan • Nutrisinya adekuat menarik tinggi dapat membuat
intake makanan yang • Turgor kulitnya • Fasilitasi pasien memjadikan massa fases
kurang adekuat. baik untuk memperoleh diet yang optimal.
• Hb normal biasa dengan • Berguna untuk
kandungan serat tinggi mengukur keefektifan
• Pantau intake dan nutrisi dan dukungan
output, anjurkan untuk cairan
timbang berat badan Yang ada dalam tubuh
secara periodik • Ahli gizi harus terlibat
(seminggu sekali) dalam menentukan jenis
• Kaloborasi dengan makanan yang akan
ahli gizi jenis nutrisi diberikan sesuai dengan
yang akan digunakan kebutuhan induvidu
pasien
Tanggal Waktu Catatan Perkembangan Paraf

23/3/2019 08.00 WIB S : pasien mengatakan nyeri karena operasi , Ns. X


nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, nyeri pada
lipatan paha, dan nyeri secara terus-menerus.
O:
•GCS 15 (mata=4, verbal=5, motorik=6)
•TD = 115/80 mmHg
•Nadi = 88x/menit
•RR = 20x/menit
•T = 36,5 ⁰C
A : nyeri akut
P:
•Mengkaji keluhan nyeri dengan pendekatan
PQRST
•Melakukan manajemen nyeri: atur posisi yang
membuat pasien nyaman
Tanggal Waktu CatatanPerkembangan Paraf
23/3/2019 08.30 WIB I: Ns. X
• Kaji keluhan nyeri dengan pendekatan :
-P: nyeri karena luka post operasi hernia
-Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum
-R: nyeri pada lipat paha kiri
-S: 7
-T: nyerinya dirasakan terus menerus.
•Atur posisi semi fowler

23/3/2019 16.00 WIB E:


• Nyeri pada pasien sudah berkurang
• Nyeri pada pasien hanya dirasakan sesekali
• Pasien nyaman dengan posisi semi fowler

R: Tujuan tercapai sebagian. Intervensi yang


dilanjutkan :
• Tetap kaji keluhan nyeri pasien dengan pendekatan
PQRST
• Atur posisi yang dapat membuat pasien merasa
nyaman

Anda mungkin juga menyukai