Anda di halaman 1dari 47

TIK

B AH A N
PER U M U N
T E M I
SIS AN S I A
AD A L
P
o s e ne s c en e
Imm un

Adalah suatu kondisi menurunnya fungsi


sistem imun yang diikuti dengan proses
penuaan. Konsekuensi dari hal ini adalah
meliputi peningkatan kerentanan
terhadap infeksi, keganasan, penyakit
autoimun, penurunan respon vaksinasi
serta gangguan proses penyembuhan luka
pada pasien geriatri. 2
i n vo lu ti o n
T h y mi c
• Adalah berkurangnya volume jaringan timus
• Jaringan timus yang terletak di atas jantung di belakang
tulang dada merupakan organ tempat sel limfosit T menjadi
matang.
• Proses thymic involution menyebabkan penurunan jumlah
limfosit t pada usia lanjut sehingga tubuh kurang mampu
mengontrol penyakit dibanding saat usia muda.

(Prahasanti, 2019)
3
m Th y mus
sel T dala
Jenis

• Sel T naive adalah sel T yang tidak bergerak/diam dan


tidak pernah terpapar dengan antigen asing.

• Sel T memori adalah sel aktif yang terpapar dengan


antigen.

4
i ru an ul a ng
P e n
Sel-sel dapat mengalami pembelahan yang terbatas
setelah itu tidak ada lagi proliferasi sel, yang dikenal
sebagai penuaan replikatif atau pembelahan sel yang
berulang, hal ini terjadi pada sel yang lebih tua yang
akan mengalami lebih banyak pembelahan dari pada sel
muda.

5
l l Si g na l i ng
C e
Keefektifan mediasi (perantara) system kekebalan akan terjadi
ketika sel T berikatan dengan antigen, sehingga keberadaan
antigen harus dikomunikasikan atau diisyaratkan ke bagian dalam
sel. Salah satu sel yang berperan dalam proses pensinyalan ini
adalah CD28 yang terletak di permukaan sel T.

6
t o im m unit y
A u
Meskipun Pada usia lanjut terjadi penurunan kekebalan tubuh
terhadap antigen asing, ada peningkatan dalam autominitas, yaitu
terjadi peningkatan persentase dari sel T dan sel B yang
menghasilkan antibody.

7
Implikasi Klinis Dari Imunosenesens

1. Vaksinasi
Penurunan sistem kekebalan tubuh pada lansia
menyebabkan rentannya terhadap infeksi. Salah satu
metode untuk memperkuat pertahanan tubuh adalah
dengan memberikan vaksin yang digunakan melawan
influenza dan pneumonia.

8
CONT..

2. Infeksi dan Penyakit


Imunosenesens dikaitkan dengan meningkatnya jumlah
penyakit menular seperti bronkitis dan influenza. Jenis ini
juga melibatkan meningkatnya kasus tumor dan kanker serta
imunosenesens juga dapat menyebabkan penyakit
autoimunitas dan reaksi inflamasi, seperti diabetes, artritis,
osteoporosis, penyakit kardiovaskular, dan demensia.
9
Penyakit yang muncul terkait penurunan
sistem imun pada lansia

• Sindrom Guillain Baree : Adalah suatu gangguan autoimun


yang menyerang sistem saraf perifer terutama myelin
yaitu pelapis dari akson saraf tepi yang kemudian
menimbulkan kerusakan. Sindrom ini paling banyak
ditimbulkan oleh adanya infeksi (pernafasan dan
gastrointestinal) 1 hingga 4 minggu sebelum terjadinya
serangan penurunan neurologis. Infeksi virus menyebabkan
reaksi autoimun yang menyerang saraf perifer.

10
Penatalaksanaan
1. Terapi suportif
a. Program rehabilitasi
b. Penatalaksanaan gangguan pernafasan
c. Terapi penunjang lain (penanganan nyeri,
TENS, kompres hangat, dan stres psikologis

2. Terapi spesifik
a. Plasma exchange
b. Steroid
c. Intravenous imunoglobulin
11
Asuhan
keperawatan
Peng k a jia n
1. Anamnesa
• keluhan utama
• Riwayat penyakit sekarang 3. Pemeriksaan diagnostik
• Riwayat penyakit dahulu • Lumbal pungsi
• Pengkajian • Konduksi saraf
psikososiospiritual
• Pengujian
elektrofisiologis
2. Pemeriksaan fisik
• breathing
• Blood 4. Pengkajian
• Brain penatalaksanaan medis
• Bladder
• Bowel
• Bone
DIAGNOSA

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan


dengan keletihan otot pernafasan
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan neuromuskular,
penurunan kekuatan otot
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman
pada status terkini
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot
pernafasan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, diharapkan pola nafas kembali efektif
Kriteria hasil : sesak nafas berkurang, frekuensi nafas 16-20 x/menit, tidak menggunakan ontot bantu
pernafasan, dan gerakan dada normal

Intervensi Rasional
Kaji fungsi paru, adanya bunyi nafas Menjadi bahan parameter monitoring
tambahan, perubahan irama dan serangan gagal nafas dan menjadi data
kedalaman, penggunaan otot-otot aksesori dasar intervensi selanjutnya
Evaluasi keluhan sesak nafas baik verbal Tanda dan gejala meliputi adanya kesulitan
maupun nonverbal bernafas saat bicara, pernafasan dangkal
dan ireguler, menggunakan otot-otot
aksesoris, takikardi, dan perubahan pola
nafas
Lakukan pemeriksaan kapasitas vital Penurunan kapasitas vital karena
pernafasan kelemahan otot saat menelan, sehingga
sulit saat batuk dan menelan, dan adanya
indikasi memburuknya fungsi pernafasan
Kolaborasi pemberian humidifikasi oksigen Membantu pemenuhan oksigen yang
3 liter/menit sangat diperlukan tubuh dengan kondisi
laju metabolisme sedang meningkat
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular,
penurunan kekuatan otot

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, diharapkan mobilitas klien meningkat
Kriteria hasil : peningkatan kemampuan dan tidak terjadi trombosis vena profunda dan emboli paru
serta tidak terjadi dekubitus
Intervensi Rasional
Kaji tingakat kemampuan klien dalam merupakan data dasar untuk tindakan
melakukan mobilitas fisik intervensi selanjutnya

Hindari faktor yang memungkinkan Individu paralisis memungkinkan mengalami


terjadinya trauma saat mobilisasi kompresi neuropati
Monitor komplikasi hambatan mobilitas fisik Deteksi dini trombosis vena profunda dan
dekubitus sehingga penemuan yang cepat
mudah penanganannya
Kolaborasi dengan tim fisioterapi Mencegah deformitas kontraktur dengan
menggunakan perubahan posisi dan latihan
rentang gerak
Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam, diharapkan ansietas dapat berkurang
atau hilang
Kriteria hasil : dapat mengidentifikasi penyebab atau faktor yang mempengaruhinya dan menyatakan
ansietasnya berkurang
Intervensi Rasional
Kaji tanda verbal dan nonverbal ansietas Reaksi verbal/nonverbal menunjukkan perasaan
marah dan gelisah
Hindari konfrontasi Konfrontasi dapat meningkatkan marah,
menurunkan kerja sama, dan memperlambat
pemulihan
Orientasikan kepada prosedur rutin dan Orientasi dapat menurunkan ansietas
aktifitas yang diharapkan
Beri kesempatan klien mengungkapkan Orientasi dapat menurunkan ansietas
ansietasnya
SLE
tem ic Lu pus
(Sys to s us)
Eryth em a

Adalah penyakit Inflamasi autoimun pada jaringan


yang dapat mencakup ruam kulit, nyeri sendi, dan
keletihan. Penyakit ini lebih sering pada perempuan
daripada laki-laki dengan faktor 10:1. Androgen
mengurangi gejala SLE dan Estrogen memperburuk
keadaan tersebut. Gejala memburuk selama fase
luteal siklus menstruasi, namun tidak dipengaruhi pada
derajat yang besar oleh kehamilan.
la ksa na an
Pe nat a
1. Penatalaksanaan Medis
• Obat Kortikosteroid
• AINS
• Obat imunosupresan
• Siklofospamid
2. Penatalaksanaan Keperawatan
• Mengenakan pakaian yang menutupi seluruh bagian
kulit.
• Memakai topi yang lebar dan kacamata hitam.
• Mengoleskan krim tabir surya ketika keluar rumah agar
kulit tidak terbakar.
• Ingatkan pasien tentang pentingnya skrinning rutin
secara berkala.
ASUHAN
KEPERAWATAN
g k ajian
Pen
1. Anamnesa 2. Pemeriksaan Fisik
• Keluhan utama • B1 (Breath)
• Riwayat penyakit dahulu • B2 (Blood)
• Riwayat penyakit sekarang • B3 (Brain)
• Riwayat pengobatan • B4 (Bladder)
• Riwayat keluarga • B5 (Bowel)
3. Pemeriksaan Penunjang
• Hemoglobin, leukosit, Hitung jenis sel, Laju endap
darah (LED)
• Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis
• Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau
protein
• Biopsi Ginjal
Diagn osa

1. Nyeri kronis b/d ketidakmampuan Fisik –


Psikososial kronis (metastase kanker, Injuri
neurologis, arthritis)
2. Peningkatan suhu tubuh b/d Inflamasi
3. Kerusakan integritas kulit b/d deficit
imunologi
i d a km a m puan
i k r o n is b/d ket (metastase
Nyer s o s ia l kronis t h ritis)
- ps i k o is , a r
fisik
i nj u ri n eurolog
kanker,
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan
(NOC) (NIC)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kepuasan pasien terhadap
keperawatan selama 24 jam nyeri manajemen nyeri
berkurang, kriteria hasil : 2. Tingkat istirahat dan tidur yang
1. Tidak ada gangguan tidur adekuat
2. Tidak ada gangguan hubungan 3. Kelola antianalgesik
interpersonal 4. Jelaskan pada pasien penyebab
nyeri
3. Tidak ada ekspresi menahan
nyeri 5. Lakukan teknik nonfarmakologis
(relaksasi masase punggung)
t an s u hu
Peningka Inflamasi
b uh b/ d
tu
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan
(NOC) (NOC)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu sesering mungkin
keperawatan selama 24 jam pasien 2. Monitor TD, nadi dan RR
menunjukan kriteria hasil : 3. Monitor WBC, Hb, dan Hct
1. Suhu tubuh dalam batas normal 4. Berikan cairan intravena
2. Nadi dan RR dalam rentang 5. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
normal
6. Monitor hidrasi seperti turgor kulit,
3. Tidak ada perubahan warna kulit kelembabab mukosa
dan tidak ada pusing, pasien 7. Berikan antipiretik sesuai advis
merasa nyaman dokter
a s k ulit b/ d
n in t egrit
Kerus a ka
it im un o logi
defic
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan
(NOC) (NIC)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam 1. Anjurkan pasien menggunakan
kerusakan integritas kulit berkurang
dengan kriteria hasil :
pakaian longgar
1. Integritas kulit baik bisa 2. Monitor kulit akan adanya
dipertahankan kemerahan
2. Tidak ada luka atau lesi pada kulit 3. Mobilisasi (ubah posisi) pasien
3. Perfusi jaringan baik tiap 2 jam sekali
4. Menunjukkan pemahaman dalam 4. Oleskan lotion atau minyak
proses perbaikan kulit dan pada daerah yang tertekan
mencegah terjadinya cedera
5. Memandikan pasien dengan
berulang
sabun dan air hangat
5. Mampu melindungi kulit
6. Lakukan teknik perawatan luka
dengan steril
U M A T I K )
RE Art h r it i s
um at o i d
(Re

Adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses


inflamasi pada sendi. Reumatik dapat terjadi pada semua
jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun
resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur. Umumnya
ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi,
penurunan mobilitas, dan keletihan.
la ksa na an
Pe nat a
1. Medikamentosa
2. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang
berlebihan pada sendi yang sakit.
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5. Dukungan psikososial
CON T..
6. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta
program latihan yang tepat
7. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi
timbulnya keluhan
8. Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air
hangat saat nyeri
9. Konsumsi makanan yang mengandung protein dan Vitamin
10. Diet rendah purin
ASUHAN
KEPERAWATAN
k ajian
Peng
1.      Biodata
2.      Riwayat Kesehatan
3.      Pemeriksaan fisik
4.      Aktivitas/istirahat
5.      Kardiovaskuler
6.      Integritas ego
7.      Makanan/ cairan
8.      Hygiene
9.      Neurosensori
10.  Nyeri/ kenyamanan
11.  Keamanan
12.  Interaksi social
13.  Riwayat Psiko Sosial
Diagn osa
1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi
jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal.
Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan
dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,
peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal;
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan
oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan


(NOC) (NIC)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan a. Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas
keperawatan selama 24 jam nyeri (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang
berkurang, kriteria hasil : mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit
a.  Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol, non verbal
b.  Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat b. Berikan matras/ kasur keras, bantal
dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai
kemampuan. kebutuhan
c.   Mengikuti program farmakologis yang c. Tempatkan/ pantau penggunaan bantal,
diresepkan, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat,
d.  Menggabungkan keterampilan relaksasi brace.
dan aktivitas hiburan ke dalam program d. Dorong pasien untuk sering mengubah
kontrol nyeri. posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat
tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan
bawah, hindari gerakan yang menyentak.
e. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat
atau mandi pancuran pada waktu bangun
dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap
hangat untuk mengompres sendi-sendi
yang sakit beberapa kali sehari. Pantau
Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal
Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan


(NOC) (NIC)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan a. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat


keperawatan selama 24 jam nyeri berkurang, inflamasi/ rasa sakit pada sendi.
kriteria hasil : b. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk
a. Mempertahankan fungsi posisi dengan jika diperlukan jadwal aktivitas untuk
tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur. memberikan periode istirahat yang terus
b. Mempertahankan ataupun meningkatkan menerus dan tidur malam hari yang tidak
kekuatan dan fungsi dari dan/ atau terganggu.
konpensasi bagian tubuh. c. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif,
c. Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang demikiqan juga latihan resistif dan isometris
memungkinkan melakukan aktivitas jika memungkinkan.
d. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah
personel cukup. Demonstrasikan/ bantu
tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan
mobilitas,
e. Posisikan dengan bantal, kantung pasir,
gulungan trokanter, bebat, brace
Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan


(NOC) (NIC)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan a. Dorong pengungkapan mengenai masalah


keperawatan selama 24 jam nyeri berkurang, tentang proses penyakit, harapan masa depan
kriteria hasil : b. Diskusikan arti dari kehilangan/ perubahan
a. Mengungkapkan peningkatan rasa percaya pada pasien/orang terdekat. Memastikan
diri dalam kemampuan untuk menghadapi bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam
penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk
kemungkinan keterbatasan. aspek-aspek seksual.
b. Menyusun rencana realistis untuk masa c. Diskusikan persepsi pasienmengenai
depan. bagaimana orang terdekat menerima
keterbatasan.
d. Akui dan terima perasaan berduka,
bermusuhan, ketergantungan
e. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan
menyangkal atau terlalu memperhatikan
perubahan.
d. Susun batasan pada perilaku mal adaptif.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku
positif yang dapat membantu koping.
Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan
muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu
bergerak, depresi.
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan
(NOC) (NIC)

a.  Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada a. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4)
tingkat yang konsisten dengan kemampuan sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit
individual. dan potensial perubahan yang sekarang
b.  Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya diantisipasi
hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan b. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap
diri. nyeri dan program latihan
c. Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ c. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam
komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri. Identifikasi /rencana untuk
perawatan diri. modifikasi lingkungan
d. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi
okupasi.
e.  Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di
rumah sebelum pemulangan dengan evaluasi
setelahnya.
m Lan sia
Si nd ro
Lemah
Pengetian
Status dinamik dari ekuilibrium yang tidak stabil yang
mempengaruhi individu lansia dalam mengalami penyimpangan
pada satu atau lebih domain kesehatan (fisik, fungsi,
psikologis, atau sosial) dan menimbulkan peningkatan
kerentanan untuk mengalami efek penyimpangan kesehatan,
terutama disabilitas.
Batasan
k t eri s t i k
Kara
• Intoleransi aktivitas • Ketidakseimbangan nutrisi
• Defisit perawatan diri : : kurang dari kebutuhan
mandi tubuh
• Penurunan curah jantung • Hambatan memori
• Defisit perawatan diri : • Hambatan mobilitas fisik
berpakaian • Hambatan berjalan
• Keletihan • Isolasi social
• Defisit perawatan diri : • Defisit perawatan diri :
makan eliminasi
• Keputusasaan
kt o r y ang
Fa an
u b u ng
Berh
• Intoleransi aktivitas • Gangguan keseimbangan
• Ansietas • Hambatan mobilitas
• Penurunan energi • Kurang dukungan social
• Penurunan kekuatan otot • Malnutrisi
• Kelelahan • Kelemahan otot
• Takut jatuh • Obesitas
• Imobolitas • Kesedihan
n t e rv e ns i
I
Diagnosa NOC NIC
Sindrom lansia Setelah dilakukan Bantuan perawatan diri :
lemah intervensi keperawatan • Pertimbangkan usia pasien ketika
selama 3x24 jam, klien meningkatkan perawatan diri
dapat : • Monitor perawatan diri secara mandiri
• Perawatan diri : • Monitor kebutuhan pasien terkait dengan
kebersihan alat-alat kebersihan diri
mempertahankan • Berikan lingkungan yang terapeutik
kebersihan tubuh • Berikan peralatan kebersihan pribadi (mis :
• Perawatan diri : deodorant, sikat gigi)
aktifitas sehari-hari • Berikan bantuan sampai pasien mampu
(ADL) melakukan perawatan diri mandiri
melakukan pekerjaan • Dorong pasien untuk melakukan aktivitas
rumah tangga tanpa atau normal sehari-hari sampai batas kemampuan
dengan bantuan yang • Ciptakan rutinitas aktivitas perawatan dirI
minimal
• Perawatan diri :
berpakaian
memakai pakaian secara
t er v en s i
In

Diagnosa NOC NIC


Bantuan perawatan diri : IADL
• Tentukan kebutuhan individu terkait
dengan bantuan dalam hal IADL (mis :
membersihkan rumah)
• Tentukan peningkatan kebutuhan di
rumah untuk mengatasi disabilitas
• Berikan teknik peningkatan kognitif
• Memfasilitasi alat-alat untuk membantu
dalam aktifitas sehari-hari
• Instruksikan individu untuk menggunakan
alat monitor yang tepat
er ve n s i
Int

Diagnosa NOC NIC


Bantuan perawatan diri : berpakaian
• Pertimbangkan usia pasien saat
mempromosikan aktivitas perawatan diri
• Sediakan pakaian pasien di area yang
dapat dijangkau
• Sediakan pakaian pribadi dengan tepat
• Memberikan bantuan dalam berpakaian
sesuai kebutuhan
• Jaga privasi saat pasien berpakaian
• Beri pasien riasan jika diminta
• Puji usaha untuk berpakaian sendiri
s i nd r o m
Risiko
a l e m a h
lansi
Definisi
Kerentanan terhadap status dinamik dari ekuilibrium yang tidak
stabil yang memengaruhi individu lansia dalam mengalami
penyimpangan pada satu atau lebih domain kesehatan (fisik,
fungsi, psikologis, atau sosial) dan menimbulkan peningkatan
untuk mengalami efek penyimpangan kesehatan, terutama
disabilitas.
ris ik o
Faktor
• Aktivitas fisik sehari-hari rata-rata kurang dari yang
di anjurkan menurut usia dan jenis kelamin.
• Anoreksia
• Ansietas
• Defisit sensori
• Depresi
• Gangguan fungsi kognitif
• Gangguan keseimbangan
• Gangguan proses pembekuan darah
• Gangguan respons inflamasi
• Imobilitas
• Isolasi sosial
• Jenis kelamin wanita
• Kelelahan
• Malnutrisi
• Usia >70 tahun
• Obesitas
• Penurunan kekuatan otot
Than
k You!

Anda mungkin juga menyukai