Anda di halaman 1dari 39

Perubahan Normal dan Masalah Pada

Sistem Muskuloskeletal dan


Integumen
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Sistem Skeletal
Penuaan sistem skeletal :
• Loss bone
Seiring bertambahnya usia tubuh, ia kehilangan kemampuan untu
k menjaga keseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentuka
n. Untuk memastikan bahwa tidak ada kehilangan tulang secara b
ersih, jumlah tulang yang diserap oleh BMU (Basic Multicelular Uni
t) harus melebihi jumlah yang terbentuk. Peningkatan kecepatan k
eropos tulang disebabkan oleh :
BMU yang semakin negatif
Tingkat remodeling tulang yang semakin tinggi
Pengurangan kandungan mineral tulang
Tipe Tulang

Tulang Trabekula :
Seiring bertambahnya usia , trabekular menjadi lebih
tipis dan lebih lemah. Akibat perubahan ini, tulang
menjadi lemah secara permanen di tempat penguraian
atau kehilangan trabekula. Selanjutnya, beberapa
trabekula dapat menjadi terputus dari yang lain,
mengakibatkan penurunan kekuatan tulang.
Tulang Kortisol :
Kehilangan tulang kortisol tidak terdeteksi sampai usia
sekitar 40 tahun, dimana pada saat itu tingkat kerugian
mulai meningkat. Namun, hilangnya tulang kortisol
masih terjadi pada separuh tingkat kehilangan tulang
trabekula.
• Kekuatan Tulang
Hilangnya kekuatan ini telah dikaitkan dengan setidaknya dua p
roses yang berbeda. Yang pertama adalah peningkatan porosit
as tulang itu terjadi karena remodeling tulang terus-menerus . Y
ang kedua adalah peningkatan mineralisasi tulang
Masalah pada siste
m muskuloskeletal
• Osteoporosis
Suatu kondisi penurunan
masa tulang secara kesel
uruhan, tidak mampu berj
alan/bergerak dan penya
kit yang terjadi dalam pro
porsi epidemik
• Fraktur

 Fraktur vertebra
Fraktur tulang belakang yang menyebabkan def
ormitas.

 Fraktur panggul
Pada lansia fraktur panggul disebabkan karna j
atuh.

Fraktur pinggul
Perubahan letak pada bagian leher tulang femu
r dapaat menyebabkan gangguan supali darah
ke kaput femur.
MANAJAMEN PENATALA
KSANAAN PENYAKIT
1. OSTEOPOROSIS
• Pendidikan kesehatan
• Pengurangan faktor resiko
• Asupan kalsium dan nutrisi yang adekuat
• Aktivitas fisik
• Terapi sulih hormon
• Ambulasi
2. OSTEOTRITIS
Gangguan yang
terjadi secara
lambat, tidak
simetris, dan non
inflamasi yang
terjadi pada sendi
yang dapat
digerakkan
khususnya sendi
yang menahan
berat badan.
Penatalaksanaan
• Nyeri
• Kekakuan
Manifestasi • Hilangnya gerakan
klinis
• Penurunan fungsi
• Deformitas sendi

• Memberikan alat bantu


Penatalaksanaa kepada klien
n • Fisioterapi
• Penatalaksanaan nyeri
• Operasi pengganti sendi
3. ARTRITIS REUMATOID
Penyakit inflamasi
artikular. Sistemik
secara khas
berkembang
perlahan dan
ditandai dengan
adanya radang yang
sering kambuh pada
sendi diartrodial dan
struktur yang
berhubungan.
• Manifestasi klinis
• AR klasik
• Radang sinositis
• Sinovitis, terutama mempengaruhi bagian proksimal s
endi, bahu dan panggul

• Penatalaksanaan
• Penkes kepada pasien tentang penyakit dan penatala
ksanaan
• Obat anti inflamasi non steroid
• DMARD (Desease Modifying Antirheumatoid Drugs)
• Rehabilitasi
• Aktivitas dan istirahat seimbang
• Pembedahan
Faktor – Faktor yang Me
nyebabkan Resiko Jatuh
Pada Lanjut Usia
 Faktor Intriksik (dari dalam tubuh lansia )
• Gangguan jantung atau sirkulasi darah
• Gangguan sistem susunan saraf
• Gangguan sistem anggota gerak
• Gangguan penglihatan dan pendengaran
• Gangguan psikologis
• Gangguan gaya berjalan
Faktor – Faktor yang Me
nyebabkan Resiko Jatuh
Pada Lanjut Usia
 Faktor Ekstrinsik ( penyebab dari lingkungan sekitarnya )
• Cahaya ruangan yang kurang terang
• Lingkungan yang asing bagi lanjut usia
• Lantai yang licin
• Obat-obatan yang diminum (diuretik. Antidepresan, sedatif, antipsi
kotik, alkoho, dan obat hipoglikemik.
Daftar pertanyaan yang dapat diajukan saat men
gkaji lansia dengan resiko jatuh
ASUHAN KEPERAWATAN PAD
A SISTEM MUSKULOSKELETA
L
1. PENGKAJIAN
1. Identitas
2. Keluhan utama : yang umum dikeluhkan oleh pasien lansia
adalah nyeri pada persendian yang terkena, adanya keterbat
asan gerak
3. Riwayat penyakit sekarang : keluhan yang timbul sampai kl
ien dibawa ke pelayanan kesehatan, pengobatan sebelumny
a, dan perubahan setelah pengobatan sebelumnya.
4. Riwayat penyakit dahulu : seperti penyakit muskuloskeletal
sebelumnya, riwayat pekerjaan yang berhubungan dengan a
danya riwayat penyakit muskuloskeletal, penggunaan obat-
obatan, riwayat merokok dan alkohol.
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Pemeriksaan fisik :
a) Keadaan umum : biasanya pasien lemah
b) Kesadaran : biasanya pasien composmentis dan a
patis.
c) TTV : suhu meningkat, nadi meningkat, tekanan
darah meningkat/dalam batas normal, pernafasan
biasanya normal/meningkat.
d) Pola fungsi kesehatan
 Meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola tidu
r dan istirahat, pola aktivitas dan istirahat, pol
a sensori dan kognitif, pola mekanisme atau p
enanggulangan stress dan koping, dan pola tat
a nilai & kepercayaan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut/kronis b.d agen injuri (biologis, fisik, kimia, dan psikolog
i)
2. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri dan ketidaknyamanan
3. Resiko jatuh b.d adanya peradangan pada persendian
SISTEM INTEGUMEN
TABEL KRONOLOGIS PENUAAN INTRINSIK SISTEM INTEGUM
EN

KULIT Struktur Fungsi Konsekuensi


EPIDERMI • Berkerut, Epidermis berfungsi sebagai pelindung • Berkerut dan
S bergelambir, terhadap bakteri, iritasi kimia, alergi, bergelambir
penurunan dll disebabkan penurunan
kemampuan untuk Dibagi menjadi 5 lapisan: kemampuan untuk
mempertahankan • Stratum Corneum (Lap. Tanduk). mempertahankan
hidrasi, lebih sedikit Lapisan kulit paling luar, tersusun hidrasi, lebih sedikit
perlindungan atas sel kulit mati yang mudah perlindungan melawan
melawan perubahan mengelupas. Lapisan paling tebal perubahan suhu
suhu pada telapak kaki dan paling tipis • Kehilangan pigmen
• Kulit lebih pucat, kulit pada pelupuk mata, pipi, dan dahi menyebabkan kulit
memudar, dan kuku • Stratum Lucidum. Lapisan ini tampak lebih pucat
lebih tebal berwarna terang dan hanya tampak • Penipisan epidermis,
• Senile lentigines pada lapisan kulit yang tebal yang meningkatkan
(bintik hati) dan • Stratum Granulosum (Seperti butir). risiko memar pada
keratosis (penebalan Lapisan ini mengandung sel- sel kulit (petekie) dan
kulit) bergranula yang menghambat robekan kulit
• Kulit kering, rapuh: pengeluaran air berlebihan • Produksi minyak dan
intoleransi terhadap • Stratum spinosum, Merupakan keringat berkurang
panas lapisan paling tebal di epidermis menyebabkan kulit
• Kehilangan elastisitas • Stratum Germinativum (Lapisan sel menjadi kering
dan kulit menjadi basal). Lapisan ini selalu tumbuh • Kekasaran
kasar dan membelah, terdapat banyak sel menyebabkan kulit
melanosit yang menentukan warna tidak bercaya
KULIT Struktur Fungsi Konsekuensi
DERMI • Vaskularitas Dermis memiliki ketebalan 3- 5 mm, • Penurunan vaskularitas dermis
S menurun, merupakan anyaman serabut kolagen menyebabkan kulit pucat dan sulit
berisi lebih dan elastin yang bertanggung jawab termoregulasi. Lansia beresiko
sedikit untuk sifat- sifat penting dari kulit. hipertermia/ hipotermia
fibroblas, Mengandung banyak pmbuluh darah, • Volume dermal menurun, menjadi tipis
makrofag, dan pembuluh limfe, gelembung rambut, dan jumlah nya menurun
sel batang kelenjar lemak, kelenjar keringat, otot menyebabkan penutupan dan
• Serabut elastis dan serabut saraf penyembuhan luka menjadi lambat,
dan jaringan • Kelenjar keringat, Berfungsi penurunan termoregulasi, penurunan
kolagen mengeluarkan keringat melalui pori- respon inflamasi, dan penurunan
dihancurkan pori kulit absorpsi kulit terhadap zat- zat topikal
oleh enzim- • Kelenjar minyak, Befungsi • Serabut elastis dan jaringan kolagen
enzim menghasilkan minyak (sebum) untuk dihancurkan oleh enzim- enzim
• Kulit sedikit melumasi kulit dan membuat kulit menyebabkan perubahan dalam
melentur tidak kering penglihatan karena ada kantung mata
ketika • Pembuluh darah kapiler, Berfungsi dan pengeriputan di sekitar mata
mengalami mengedarkan zat- zat makanan yang • Kelenjar apokrin berkurang pada
tekanan diperlukan untuk pertumbuhan aksila dan kemaluan sehingga
rambut dan sel- sel kulit mengurangi bau badan
• Kantong rambut, Berfungsi sebagai • Korpus meissner dan paccini menurun
kantong berisi rambut dan batang menyebabkan penurunan sensasi
rambut dan otot rambut sentuhan dan tekan
• Ujung- ujung saraf penerima
rangsang : Tekanan (Pacini), dingin
(Krause), panas (Ruffini), tekanan
(Meissener), nyeri, pedih, dll
KULIT Struktur Fungsi Konsekuensi

SUBKUTIS • Kulit menjadi kendur Lapisan bawah kulit • Penipisan lapisan


• Lapisan lemak yang mengandung subkutis
berkurang pada wajah, lemak yang berfungsi menyebabkan
tangan, kaki dan betis
sebagai cadangan kelemahan kulit, kulit
• Pembuluh darah jadi
lebih terlihat makanan, menahan menjadi kendur
• Deposit lemak panas tubuh, • Pembuluh darah
meningkat di perut melindungi tubuh yang terlihat lebih
bagian dalam terhadap jelas menyebabkan
benturan dari luar cenderung
mengalami trauma

Bagian tambahan • Rambut memutih, lebih • Rambut sebagai • Jumlah folikel rambut
pada kulit sedikit perlindungan ke- aksesoris kepala dan menurun sehingga
(Rambut, korpus rusakan akibat sinar pelindung bagi rambut terus
matahari
meissner, kelenjar kepala bila ada menipis
• Botak: rambut tipis dan
keringat, dan sedikit benturan • Pertumbuhan kuku
sebasea) • Proses reproduksi • Kuku sebagai berkurang, kuku
rambut dan sel kulit aksesoris dan menjadi lunak,
baru lebih lambat pelindung juga rapuh, kurang
• Kulit lebih pucat, kulit berkilau, dan cepat
memudar, dan kuku rusak
lebih tebal
Perubahan Normal Sistem Integumen Akibat Penuaan
Perubahan normal terkait usia Implikasi klinis

Waktu perbaikan sel epidermal Kulit mudah rusak dan lecet


lebih lambat

Penurunan area kontak antara Penyembuhan luka lebih lambat


epidermis dan dermis
Pernipisan lapisan dermal Penutupan dan penyembuhan luka
buruk
Penurunan vaskularitas Termoregulasi berkurang
penurunan absorpsi agens topikal
Penurunan jumlah korpus meissner Penurunan sensasi sentuhan dan
dan korpus pacini tekanan
Penurunan jumlah dan kemampuan Penurunan termoregulasi
fungsional kelenjar keringat
Masalah pada Sistem Integumen
• Herpes zoster
Reaktivitas virus Varicella Zoster (cacar air) yang
menyebabkan herpes zoster. Biasanya pernah ter
kena saat masih kecil dan kambuh karena penuru
nan system imun akibat stress, kelelahan, usia me
ningkat, dan terapi radiasi. Gejala prodomal yang t
imbul seperti geli, gatal, bengkak dan nyeri di sepa
njang dermatom diikuti timbulnya vesical eritema d
alam 3-5 hari dan demam serta sakit kepala. Vesik
el dapat mongering dan sembuh dalam 3 minggu.
Prognosis penyakit biasanya hilang dalam 2-3 min
ggu, tetapi 10% mengalami nyeri sampai setahun.
Manajemennya:

Kolaborasi:
• Acyclovir 800 mg, PO 5x sehari selama 5-7 hari.
• Acyclovir IV jika kasus berat.
• Kortikosteroid (topical/sistemik).
• Analgetik seperti NSAID dan atau antidepresan.
• Kanker kulit
Ada tiga jenis utama kanker kulit :
Sel basal, Sel skuamosa dan melanoma maligna. Faktor resiko uta
ma untuk semua jenis kulit dalah paparan sinar matahari.

Manajemennya :
Perawatan terbaik untuk kanker kulit pada lansia adalah pencegaha
n. Semua lansia harus memakai tabir surya dan pakaian pelindung
serta pemeriksaan fisik tahunan yang mencakup inspeksi kulit untuk
lesi. Lansia juga harus diajarkan untuk melaporkan area yang menc
urigakan kulit mereka pada ahli medis.
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENG
AN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN
PENGKAJIAN
1. Identitas
2. Keluhan utama : mengeluh gatal pada kulit dan adanya kelainan kulit sepe
rti vesikel, kemerahan yang kadang disertai nyeri.
3. Riwayat penyakit sekarang : uraian mengenai penyakit yang diderita oleh
pasien dari mulai timbulnya keluhan sampai di bawa ke pelayanan keseha
tan, pengobatan sebelumnya, dan perubahan setelah pengobatan sebelumn
ya.
4. Riwayat penyakit dahulu : riwayat penyakit integumen sebelumnya, riway
at pekerjaan yang berhubungan dengan adanya riwayat penyakit integume
n, penggunaan obat-obatan, kosmetik, dsb.

(Aspiani, R.Y. 2014)


Lanjutan...

5. Riwayat penyakit keluarga : apakah dalam keluarga ada yang menderita pen
yakit yang sama karena faktor genetik.
6. Pemeriksaan fisik :
a) Keadaan umum : biasanya lemah
b) Kesadaran : composmentis
c) TTV : suhu meningkat, nadi meningkat/normal, TD meningkat, pernafas
an meningkat/normal.
d) Pola fungsi kesehatan
 Meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola tidur dan istirahat, pola akti
vitas dan istirahat, pola sensori dan kognitif, pola mekanisme atau pen
anggulangan stress dan koping, dan pola tata nilai & kepercayaan.
(Aspiani, R.Y. 2014)
Diagnosa
• Kerusakan integritas kulit b/d imobilitas fisik, usia yang ekstrim,
perubahan kelembaban kulit, defisit imunologi ditandai dengan
adanya kerusakan pada permukaan kulit, kulit kemerahan.
• Nyeri aku b/d agen injuri ( biologi, kimia, fisik, psikologis ditanda
i dengan klien melaporkan nyeri secara verbal, ekspresi wajah k
lien meringis.
N Diagnosa Perencanaan
o Tujuan & kriteria Intervensi
1. Kerusakan Setelah dilakukan Pressure ulcer
integritas kulit tindakan prevention
b/d imobilitas keperawatan • Inspeksi kulit diatas
fisik, usia yang selama 24 jam penonjolan tulang
ekstrim, diharapkan: dan titik penekanan
perubahan • Suhu, elastisitas, yang lain saat
kelembaban hidrasi, reposisi atau minimal
kulit, defisit pigmentasi dan setiap hari
imunologi warna jaringan • Pertahankan tempat
ditandai dengan dalam rentang tidur yang bersih,
adanya yang diharapkan kering dan bebas
kerusakan pada • Klien terbebas kerutan
permukaan dari lesi jaringan • Ganti posisi setiap 1
kulit, kulit sampai 2 jam secara
kemerahan teratur jika
memungkinkan
Cont...
• Klien menunjukan Pressure Management
kulit utuh • Tampatkan klien pada
• Klien tempat tidur yang
menunjukkan nyaman
rutinitas • Hindari penekanan
perawatan kulit pada bagian tubuh
yang efektif • Tinggikan ekstremitas
• klien menunjukkan yang cedera
intake makanan • Pantau area
yang adekuat kemerahan dan
untuk kerusakan pada kulit
meningkatkan • Pantau kemampuan
integritas kulit. klien untuk berpindah
dan beraktivitas
No Diagnosa Perencanaan
Tujuan dan Intervensi
2. kriteria
Nyeri aku b/d agen Setelah dilakukan Manajemen nyeri:
injuri tindakan • Kaji secara
( biologi, kimia, keperwatan komprehensif tentang
fisik, psikologis) diharapkan klien nyeri, meliputi: lokasi,
karakteristik dan
ditandai dengan dapat: onset, durasi,
klien melaporkan 1. Mengontrol frekuensi, dll.
nyeri secara nyeri • Observasi syarat-
verbal, ekspresi • Klien dapat syarat non verbal dari
wajah klien mengetahui ketidaknyamanan
meringis penyebab nyeri • Gunakan komunikasi
• Klien mampu terapeutik agar klien
menggunakan dapat
teknik non mengekspresikan
farmakologi untuk nyeri
mengurangi nyeri
dan tindakan
Cont...
• klien mampu • Kaji latar
mengenal tanda- belakang budaya
tanda pencetus nyeri klien
untuk mencari • Tentukan dampak
pertolongan dari ekspresi
• Melaporkan bahwa nyeri terhadap
nyeri berkurang kualitas hidup:
dengan menggunakan pola makan, nafsu
manajemen nyeri makan, dll
• Kaji pengalaman
2. Menunjukkan individu terhadap
tingkat nyeri nyeri, keluarga
• Klien melaporkan dengan nyeri
nyeri dan kronis
pengaruhnya pada • Berikan informasi
tubuh tentang nyeri
Cont...
• Klien mampu Pemberian analgetik:
mengenal skala, • Tentukan lokasi nyeri,
intensitas, frekuensi karakteristik,
dan lamanya episode kualitas, dan
nyeri keparahan sebelum
• Klien mengatakan rasa pengobatan
nyaman setelah nyeri • Berikan obat dengan
berkurang prinsip 5 benar
• TTV normal • Cek riwayat alergi
• Ekspresi wajah tenang obat
• Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgetik
pertama kali
• Eveluasi aktifitas
analgetik, tanda dan
THANKS

Anda mungkin juga menyukai