Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral terhadap
tuberkulum pubikum, tonjolan timbul apabila pasien menangis, mengejan, atau
berdiri dan biasanya menghilang secara spontan bila pasien dalam keadaan
istirahat atau terlentang.
Insiden hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi prematur 5%.
Laki-laki paling sering terkena (85% kasus). Setengah dari kasus-kasus hernia
inguinalis selama kanak-kanak terjadi pada bayi di bawah 6 bulan. Hernia pada
sisi kanan lebih sering daripada sisi kiri ( 2: 1). 25% pasien menderita hernia
bilateral. Sedangkan insiden tertinggi adalah pada masa bayi 9 lebih dari 50%),
selebihnya terdapat pada anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun.
Oleh karena itu perlu kiranya menetahui bagaimana penyakit tersebut
sehingga dapat dipttuskan tindakan secara tepat, apalagi insiden yang terjadi pada
anak-anak, maka sangat diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulis menentukan rumusan masalah sebagai


berikut :
1. Apa yang di maksud dengan hernia inguinalis?
2. Bagaimana Etiologi hernia inguinalis?
3. Bagaimana Patofisiologi hernia inguinalis?
4. Apa Tanda Dan Gejala hernia inguinalis?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini agar mengetahui tentang
pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda & gejala, penatalaksanaan dan Asuhan
Keperawatan dari hernia inguinalis.

1
C. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini agar pembaca mengetahui


tentang pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda & gejala, penatalaksanaan dan
Asuhan Keperawatan dari hernia inguinalis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.Hernia adalah penonjolan
serat atau ruas organ atau jaringan melalui lubang yang abnormal.Hernia adalah
keluarnya bagian dalam dari tempat biasanya. Hernia scrotal adalah burut lipat
pada laki-laki yang turun sampai ke dalam kantung buah zakar.Hernia scrotalis
merupakan hernia inguinalis lateralis yang mencapai scrotum..
Post adalah awalan yang menyatakan setelah atau di belakang.Operasi
merupakan pembedahan, setiap tindakan yang dikerjakan oleh ahli bedah,
khususnya tindakan yang memakai alat-alat.
Dextra merupakan istilah yang menyatakan sesuatu yang berada
disebelah kanan dari dua struktur yang serupa atau yang berada disebelah
kanan tubuh.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa post operasi hernia dextra
adalah hernia inguinalis lateralis dimana penonjolan serat atau ruas organ atau
jaringan yang melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang
bersangkutan mencapai scrotum atau lipat paha bagian kanan dan telah dilakukan
tindakan pembedahan oleh ahli bedah.

B. ETIOLOGI

Hernia scrotalis dapat terjadi karena anomalikongenital atau karena sebab


yang didapat (akuistik), hernia dapat dijumpai pada setiap usia, prosentase lebih
banyak terjadi pada pria, berbagai faktor penyebab berperan pada pembukaan
pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui
oleh kantung dan isi hernia, disamping itu disebabkan pula oleh faktor yang dapat
mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut.

3
Faktor yang dapat dipandang berperan kausal adalah adanya peninggian
tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia, jika
kantung hernia inguinalis lateralis mencapai scrotum disebut hernia scrotalis.
Penyebab lain yang memungkinkan terjadinya hernia adalah:
1. Hernia inguinalis indirect, terjadi pada suatu kantong kongenital sisa
dan prosesus vaginalis.
2. Kerja otot yang terlalu kuat.
3. Jenis Kelamin
4. Mengangkat beban yang berat.
5. Batuk kronik.
6. Mengejan sewaktu miksi dan defekasi.
7. Peregangan otot abdomen karena meningkatkan tekanan intra
abdomen (TIA) seperti: obesitas dan kehamilan.

Indikasi pelaksanaan operasi adalah pada semua jenis hernia, hal ini
dikarenakan penggunaan tindakan konservatif hanya terbatas pada hernia
umbilikalis pada anak sebelum usia dua tahun dan pada hernia ventralis.
Tindakan operasi dilakukan pada hernia yang telah mengalami stadium
lanjut yaitu;
1) Mengisi kantong scrotum
2) Dapat menimbulkan nyeri epigastrik karena turunnya mesentrium.
3) Kanalis inguinalis luas pada hernia tipe ireponibilis.

Pada hernia reponibilis dan ireponibilis dilakukan tindakan bedah


karena ditakutkan terjadinya komplikasi, sedangkan bila telah terjadi
strangulasi tindakan bedah harus dilakukan secepat mungkin sebelum
terjadinya nekrosis usus.

4
C. MANIFESTASI KLINIS
Umumnya penderita menyatakan turun berok, burut atau kelingsir atau
menyatakan adanya benjolan di selakanganya/kemaluan.bnjolan itu bisa mengecil
atau menghilang, dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat
benda berat akan timbul kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan
atau gejala muntah dan mual bila telah ada komplikasi

D. PATHWAY
Pekerjaan berat, Angkat beban,
Bayi baru riwayat jatuh, batuk lama, mengejan,
lahir menghentak(lompat), bersin

Herniainguinaliskongenit
Peningkatan tekanan intra
al
abdomen

HERNIA

Post Operasi
Pre Operasi

Prosedur pembedahan
Peningkatan Peningkatan isi
abdomen memasuki Kurang pemahaman
status kesehatan tentang perawatan pasca
kantong hernia Resiko infeksi
pembedahan
Kurang informasi
Peningkatan tekanan Diskontinuitas jaringan
System limfe Kurang
Ansietas
terbendung pengetahuan Pelepasan
Iskemia Oedema mediator nyeri
jaringan
Pelepasan Persepsi nyeri
mediator nyeri
Nyeri akut
Persepsi nyeri

Nyeri Akut

5
E. PATOFISIOLOGI 

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut, akan menarik perineum
ke daerah scrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan
prosesus

vaginalis peritonei, pada bayi yang baru lahir umumnya prosesus ini telah
mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis
tersebut, namun dalam beberapa hal seringkali kanalis ini tidak menutup karena
testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering
terbuka, bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka dalam
keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.

Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul
hernia inguinalis lateralis congenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah
menutup namun karena merupakan lokus minoris persistence, maka pada keadaan
yang menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat, kanalis tersebut dapat
terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateral akuisita. Keadaan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal adalah kehamilan, batuk
kronis, pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan pada saat defekasi, miksi
misalnya pada hipertropi prostate.

Apabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui anulus


inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior
kemudian hernia masuk ke dalam hernia kanalis inguinalis dan jika cukup
panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus, dan bila berlanjut
tonjolan akan sampai ke scrotum yang disebut juga hernia scrotalis.

Tindakan bedah pada hernia dilakukan dengan anestesi general atau spinal
sehingga akan mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP) yang berpengaruh pada
tingkat kesadran, depresi pada SSP juga mengakibatkan reflek batuk menghilang.
Selain itu pengaruh anestesi juga mengakibatkan produksi sekret trakeobronkial
meningkat sehingga jalan nafas terganggu, serta mengakibatkan peristaltik usus

6
menurun yang berakibat pada mual dan muntah, sehingga beresiko terjadi aspirasi
yang akan menyumbat jalan nafas.

Rasa nyeri timbul hampir pada semua jenis operasi, karena terjadi torehan,
tarikan, manipulasi jaringan dan organ. Dapat juga terjadi karena kompresi /
stimulasi ujung syaraf oleh bahan kimia yang dilepas pada saat operasiatau karena
ischemi jaringan akibat gangguan suplai darah ke salah satu bagian, seperti karena
tekanan, spasmus otot atau hematoma.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sinar X menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus / obstruksi
usus
b. Laparoskopi : Untuk menentukan adanya hernia inguinal lateralis
apakahada sisi yang berlawanan atau untuk mengevaluasi terjadi hernia
berulangatau tidak
c. EKG: terjadi peningkatan nadi akibat adanya nyeri.
d. USG abdomen : untuk menentukan isi hernia
e. Radiografi : terdapat banyangan udara pada thoraks

G. KOMPLIKASI
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.Isi
hernia dapat tertahan dalam kantong, pada hernia ireponibel ini dapatterjadi kalau
isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organekstraperitonial.
Disini tidak timbul gejala klinis kecuali berupa benjolan.Dapat pula terjadi isi
hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadihernia strangulata yang
menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana.Sumbatan dapat terjadi total
atau parsial. Bila cincin hernia sempit, kurangelastis, atau lebih kaku, lebih sering
terjadi jepitan parsial. Jarang terjadiinkarserasi retrograd, yaitu dua segmen usus
terperangkap di dalam kantonghernia dan satu segmen lainnya berada dalam
rongga peritonium, sepertihuruf “W”.Jepitan cincin hernia akan menyebabkan
gangguan perfusi jaringan isihernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena
sehingga terjadi udem organatau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam

7
kantong hernia.Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin
bertambah,sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia
terjadinekrosis dan kantong hernia berisi transudat berupa cairan
serosanguinus.Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi yang
akhirnya dapatmenimbulkan abses local, fistel, atau peritonitis, jika terjadi
hubungan dengan rongga perut (Jong, 2004).Gambaran klinis hernia inguinalis
lateralis inkarserata yang mengandungusus dimulai dengan gambaran obstruksi
usus dengan gangguankeseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa. Bila sudah
terjadi strangulasikarena gangguan vaskularisasi, terjadi keadaan toksik akibat
gangren dangambaran klinis menjadi kompleks dan sangat serius. Penderita
mengeluhnyeri lebih hebat di tempat hernia. Nyeri akan menetap karena
rangsangan peritoneal.Pada pemeriksaan local ditemukan benjolan yang tidak
dapat dimasukkankembali disertai nyeri tekan dan tergantung keadaan isi hernia,
dapat dijumpaitanda peritonitis atau abses local. Hernia strangulata merupakan
keadaangawat darurat. Oleh karena itu, perlu mendapat pertolongan segera

H. PENATALAKSANAAN
1. Pada Hernia Femoralis tindakan operasi kecuali ada kelainan lokal atau
umum. Operasi terdiri atas Herniatomi disusul dengan Hernioplastik
dengan tujuan menjepit Anulus femonialis. Bisa juga dengan pendekatan
krural, Hernioplastik dapat dilakukan dengan menjahitkan Ligamentum
Inguinale ke ligamentum cooper. Tehnik Bassini melalui region
Inguinalis, ligamentum inguinale di jahitkan keligamentum lobunase
Gimbernati.
2. Hernia Inguinalis Responsibilis yaitu Herniatomi berupa ligasi Plofesis
vaginalis, soproksimal mungkin dilakukan secara efektif namun secepat
mungkin kaena resiko terjadinya inkarserata.
3. Hernia Inguinalis inkarserata: Pada keadaan ini pasien dipuasakan,
pasang NGT, infus dan disuntik sedaiba sampai pasien tertidur dalam
posisi trendelenburg dengan tertidur tekanan intra peritoneal. (Arif
Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1,2010)

8
TERAPI
a. Pra Operasi:
1) Beri posisi semi-fowler (Hernia Diafragmatik), terlentang
(Hernia Femoralis)
2) Lakukan perawatan rutin jalur IV. Puasakan.
3) Hindari melakukan tindakan sendiri.
4) Jaga agar kantong atau Visera tetap lembab.
5) Gunakan tindakan kenyamanan.
b. Pasca Operasi:
1) Lakukan perawatan dan observasi secara rutin
2) Berikan tindakan kenyamanan
3) Dukungan keluarga. (Wong, Wong’s nursing care of infant and
children. St. Louis,2010)

I. DIAGNOSA

Pre Operasi:
1. Nyeri akut
2. Ansietas

Post Operasi:

1. Nyeri Akut
2. Kurang pengetahuan
3. Resiko Infeksi

9
J. INTERVENSI

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil

Pre Operasi: NOC: NIC:


1. Nyeri akut Setelah dilakukan Pain Management
Definisi : tindakan keperawatan  Lakukan pengkajian nyeri secara
Sensori yang tidak selama 2x24 jam komprehensif termasuk lokasi,
menyenangkan dan dapat dicapai karakteristik, durasi, frekuensi,
pengalaman emosional dengan indikator: kualitas dan faktor presipitasi
yang muncul secara  Observasi reaksi nonverbal dari
 Pain Level (NOC
aktual atau potensial ketidaknyamanan
Label)
kerusakan jaringan atau  Gunakan teknik komunikasi
Indikator:
menggambarkan terapeutik untuk mengetahui
adanya kerusakan 1. Melaporkan nyeri pengalaman nyeri pasien
(Asosiasi Studi Nyeri 2. Frekuensi nyeri  Kaji kultur yang mempengaruhi
Internasional): 3. Lamanya episode respon nyeri
serangan mendadak nyeri  Evaluasi pengalaman nyeri masa
atau pelan intensitasnya 4. Perubahan lampau
dari ringan sampai pernafasan  Evaluasi bersama pasien dan tim
berat yang dapat 5. Perubahan nadi kesehatan lain tentang
diantisipasi dengan 6. Perubahan ukuran ketidakefektifan kontrol nyeri
akhir yang dapat pupil masa lampau
diprediksi dan dengan  Bantu pasien dan keluarga untuk
durasi kurang dari 6 mencari dan menemukan
bulan dukungan
Batasan  Kontrol lingkungan yang dapat
karakteristik : mempengaruhi nyeri seperti
- Laporan secara suhu ruangan, pencahayaan dan
verbal atau non kebisingan
verbal

10
- Fakta dari observasi  Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Posisi antalgic  Pilih dan lakukan penanganan
untuk menghindari nyeri (farmakologi, non
nyeri farmakologi dan inter personal)
- Gerakan  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
melindungi menentukan intervensi
- Tingkah laku  Ajarkan tentang teknik non
berhati-hati farmakologi
- Muka topeng  Berikan analgetik untuk
- Gangguan tidur mengurangi nyeri
(mata sayu, tampak  Evaluasi keefektifan kontrol
capek, sulit atau nyeri
gerakan kacau,  Tingkatkan istirahat
menyeringai)  Kolaborasikan dengan dokter
- Fokus menyempit jika ada keluhan dan tindakan
(penurunan nyeri tidak berhasil
persepsi waktu,  Monitor penerimaan pasien
kerusakan proses tentang manajemen nyeri
berpikir, penurunan
interaksi dengan
orang dan
lingkungan)
- Respon autonom
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
Faktor yang
berhubungan :
Agen injuri (biologi,

11
kimia, fisik, psikologis)

2. Ansietas NOC: NIC:


Definisi: Setelah dilakukan
Anxiety Reduction
Perasaan gelisah yang tindakan keperawatan
tak jelas dari selama 2x24 jam  Gunakan pendekatan yang
ketidaknyamanan atau dapat dicapai dengan menenangkan
ketakutan yang disertai indikator:  Nyatakan dengan jelas harapan
respon autonom terhadap pelaku pasien
 Anxiety Control
(sumner tidak spesifik  Jelaskan semua prosedur dan
(NOC Label)
atau tidak diketahui apa yang dirasakan selama
Indikator:
oleh individu); prosedur
perasaan keprihatinan 1. Monitor intensitas
 Temani pasien untuk
disebabkan dari cemas
memberikan keamanan dan
antisipasi terhadap 2. Klien dapat
mengurangi takut
bahaya. Sinyal ini menurunkan
 Berikan informasi faktual
merupakan peringatan simulus
mengenai diagnosis, tindakan
adanya ancaman yang lingkungan
prognosis
akan datang dan terhadap
 Dorong keluarga untuk
memungkinkan kecemasan
menemani anak
individu untuk 3. Mencari informasi
 Lakukan back / neck rub
mengambil langkah untuk menurunkan
 Dengarkan dengan penuh
untuk menyetujui kecemasan
perhatian
terhadap tindakan. 4. Klien
 Identifikasi tingkat kecemasan
Batasan karakteristik: menggunakan
 Bantu pasien mengenal situasi
Perilaku strategi coping
yang menimbulkan kecemasan
efektif
- Penurunan  Dorong pasien untuk
5. Klien
produktivitas mengungkapkan perasaan,
menggunakan
- Kewaspadaan dan ketakutan, persepsi
tekhnik relaksasi
menatap  Instruksikan pasien

12
- Kontak mata buruk untuk menurunkan menggunakan teknik relaksasi
- Gelisah cemas  Barikan obat untuk mengurangi
- Pandangan sekilas 6. Klien melaporkan kecemasan
- Insomnia durasi cemasnya
Afektif menurun Coping Enhancement
7. Klien mampu
- Rasa menyesal  Anjurkan klien untuk
mempertahankan
- Kesedihan yang mengembangkan hubungan
hubungan sosial
mendalam sosial
8. Mempertahankan
- Takut  Berikan informasi tentang
konsentrasi
- Gugup proses penyakit
9. Klien melaporkan
- Mudah tersinggung  Instruksikan klien untuk
istirahat dengan
- Nyeri hebat, menggunakan tekhnik relaksasi
adekuat
persisten bertambah jika diperlukan
10. Klien mampu
- Rasa tidak menentu  Berikan informasi yang faktual
merespon control
- Kewaspadaan tentang diagnosis,
cemas
meningkat penatalaksanaan dan prognosis
 Coping (NOC
- Fokus pada diri  Evaluasi kemampuan pasien
Label)
sendiri dalam membuat keputusan
Indikator:
- Perasaan tidak
 Dorong klien menggunakan
mampu 1. Klien mampu
mekanisme pertahanan secara
- Ketakutan mengidentifikasi
tepat
- Distres cara koping yang
 Dorong klien untuk
- Khawatir efektif
mengungkapkan secara verbal
- Cemas 2. Klien mampu
tentang perasaan, persepsi dan
Fisiologi mengidentifikasi
rasa takut
cara koping yang
- Suara gemetar  Bantu klien untuk
tidak efektif
- Gemetar, tangan mengidentifikasi tujuan jangka
3. Klien melaporkan
tremor panjang dan tujuan jangka
cemasnya
- Peningkatan pendek secara tepat
berkurang
respirasi (simpatis)  Kurangi stimulus lingkungan

13
- Keinginan berkemih 4. Klien terhadap misinterpretasi dalam
(parasimpatis) memodifikasi gaya penatalaksanaan
- Peningkatan nadi hidup yang  Bantu klien mengidentifikasi
(simpatis) dibutuhkan suport sistem yang ada
- Dilatasi pupil 5. Klien beradaptasi
(simpatis) terhadap
- Peningkatan reflek perubahan
(simpatis) perkembangan
- Nyeri abdomen 6. Klien
(parasimpatis) menggunakan
- Gangguan tidur strategi koping
(parasimpatis) yang efektif
- Wajah tegang 7. Klien melaporkan
- Jantung berdetak pikiran yang
kuat (simpatis) negatif berkurang
Kognitif 8. Klien melaporkan
kenyamanan
- Merenung
psikologisnya
- Kecenderungan
meningkat
untuk menyalahkan
orang lain
- Sulit berkonsentrasi
- Gejala kewaspadaan
fisiologi
Faktor yang
berhubungan:

- Terpapar racun
- Konflik yang tidak
disadari mengenai
nilai utama atau
tujuan hidup

14
- Kebutuhan yang
tidak terpenuhi
- Transmisi
interpersonal
- Krisis
situasional/maturasi
- Ancaman kematian
- Ancaman terhadap
konsep diri
- Stres
- Substans abuse
- Perubahan dalam
status peran, status
kesehatan, pola
interaksi.

1. Post Operasi: NOC: NIC:


Nyeri akut Setelah dilakukan Pain Management
Definisi : tindakan keperawatan  Lakukan pengkajian nyeri secara
Sensori yang tidak selama 2x24 jam komprehensif termasuk lokasi,
menyenangkan dan dapat dicapai karakteristik, durasi, frekuensi,
pengalaman emosional dengan indikator: kualitas dan faktor presipitasi
yang muncul secara  Observasi reaksi nonverbal dari
 Pain Level (NOC
aktual atau potensial ketidaknyamanan
Label)
kerusakan jaringan atau  Gunakan teknik komunikasi
Indikator:
menggambarkan terapeutik untuk mengetahui
adanya kerusakan 7. Melaporkan nyeri pengalaman nyeri pasien
(Asosiasi Studi Nyeri 8. Frekuensi nyeri  Kaji kultur yang mempengaruhi
Internasional): 9. Lamanya episode respon nyeri
serangan mendadak nyeri  Evaluasi pengalaman nyeri masa
atau pelan intensitasnya 10. Perubahan lampau

15
dari ringan sampai pernafasan  Evaluasi bersama pasien dan tim
berat yang dapat 11. Perubahan nadi kesehatan lain tentang
diantisipasi dengan 12. Perubahan ukuran ketidakefektifan kontrol nyeri
akhir yang dapat pupil masa lampau
diprediksi dan dengan  Bantu pasien dan keluarga untuk
durasi kurang dari 6 mencari dan menemukan
bulan dukungan
Batasan  Kontrol lingkungan yang dapat
karakteristik : mempengaruhi nyeri seperti
- Laporan secara suhu ruangan, pencahayaan dan
verbal atau non kebisingan
verbal  Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Fakta dari observasi  Pilih dan lakukan penanganan
- Posisi antalgic nyeri (farmakologi, non
untuk menghindari farmakologi dan inter personal)
nyeri  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
- Gerakan menentukan intervensi
melindungi  Ajarkan tentang teknik non
- Tingkah laku farmakologi
berhati-hati  Berikan analgetik untuk
- Muka topeng mengurangi nyeri
- Gangguan tidur  Evaluasi keefektifan kontrol
(mata sayu, tampak nyeri
capek, sulit atau  Tingkatkan istirahat
gerakan kacau,  Kolaborasikan dengan dokter
menyeringai) jika ada keluhan dan tindakan
- Fokus menyempit nyeri tidak berhasil
(penurunan  Monitor penerimaan pasien
persepsi waktu, tentang manajemen nyeri
kerusakan proses
berpikir, penurunan

16
interaksi dengan
orang dan
lingkungan)
- Respon autonom
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
Faktor yang
berhubungan :
Agen injuri (biologi,
kimia, fisik, psikologis)

2. Kurang pengetahuan NOC NIC


Definisi : Setelah dilakukan
 Kaji tingkat pengetahuan pasien
Ketiadaan atau tindakan keperawatan
dan keluarga
kurangnya informasi selama 2x24 jam
 Gambarkan tanda dan gejala yang
kognitif yang diberikan dapat dicapai
bisa muncul pada penyakit
dengan topik tertentu dengan indikator
dengan cara yang tepat
Batasan karakteristik:
 Gambarkan proses penyakit
Knowledge discase
 Memverbalisasi dengan cara yang tepat
process
kan adanya  Sediakan informasi bagi keluarga
masalah 1. Pasien dan keluarga tentang kemajuan kondisi pasien
 Ketidakakuratan menyatakan telah dengan cara yang tepat.
mengikuti memahami tentang  Diskusikan pilihan terapi atau
instruksi penyakit yang penanganan
diderita pasien,
bagaimana kondisi

17
sesuai pasien saat ini,
prognosis dan
Faktor yang
program pengobatan
berhubungan
2. Pasien dan keluarga
 Keterbatasan mampu
kognitif melaksanakan
 Interpretasi prosedur
terhadap penatalaksanaan
informasi yang yang telah
salah dijelaskan oleh
 Kurangnya tenaga kesehatan
keinginan untuk secara benar
mrncari 3. Pasien dan keluarga
informasi mampu menjelaskan
 Tidak kembali apa yang
mengetagui telah dijelaskan oleh
sumber-sumber tenaga kesehatan
informasi

3. Risiko infeksi NOC: NIC:


Definisi : Setelah dilakukan Infection Control
Peningkatan resiko tindakan keperawatan  Pertahankan teknik isolasi
masuknya organisme selama 2x24 jam  Batasi pengunjung bila perlu
patogen dapat dicapai dengan  Instruksikan pada pengunjung
Faktor-faktor resiko : indikator: untuk mencuci tangan saat
- Prosedur Infasif berkunjung dan setelah
1. Immune Status
- Ketidakcukupan berkunjung meninggalkan
(NOC Label)
pengetahuan untuk pasien
Indikator:
menghindari  Gunakan sabun antimikrobia
paparan patogen 1. Kulit utuh untuk cuci tangan
- Trauma 2. Berkurangnya
 Cuci tangan setiap sebelum dan

18
- Kerusakan jaringan drainase purulen sesudah tindakan kperawtan
dan peningkatan 3. Drainase serausa  Gunakan baju, sarung tangan
paparan lingkungan pada luka berkurang sebagai alat pelindung
- Ruptur membran 4. Drainase singuinis  Pertahankan lingkungan aseptik
amnion pada luka berkurang selama pemasangan alat
- Agen farmasi 5. Eritema disekitar  Tingktkan intake nutrisi
(imunosupresan) kulit berkurang  Berikan terapi antibiotik bila
- Malnutrisi 6. Edema disekitar perlu
- Peningkatan luka berkurang Infection Protection
paparan lingkungan 7. Suhu kulit  Monitor tanda dan gejala infeksi
patogen meningkat sistemik dan lokal
- Imonusupresi 8. Luka tidak berbau  Monitor hitung granulosit, WBC
- Ketidakadekuatan Keterangan :
 Monitor kerentanan terhadap
imum buatan
2. Knowledge: infeksi
- Tidak adekuat
infection Control  Berikan perawatan kuliat pada
pertahanan
(NOC Label) area epidema
sekunder
Indikator:  Inspeksi kulit dan membran
(penurunan Hb,
mukosa terhadap kemerahan,
Leukopenia, 1. Menerangkan cara
panas, drainase
penekanan respon penyembuhan
 Ispeksi kondisi luka / insisi
inflamasi) 2. Menerangkan faktor
bedah
- Tidak adekuat yang berkontribusi
 Dorong masukkan nutrisi yang
pertahanan tubuh dengan penybaran
cukup
primer (kulit tidak 3. Menjelaskan tanda
 Dorong masukan cairan
utuh, trauma dan gejala
 Dorong istirahat
jaringan, penurunan 4. Menjelaskan
aktivitas yang dapat  Instruksikan pasien untuk
kerja silia, cairan
meningkatkan minum antibiotik sesuai resep
tubuh statis,
perubahan sekresi resistensi terhadap  Ajarkan pasien dan keluarga

pH, perubahan infeksi tanda dan gejala infeksi

peristaltik)  Ajarkan cara menghindari

19
- Penyakit kronik 3. Risk Control infeksi
(NOC Label)  Laporkan kecurigaan infeksi
Indikator:  Laporkan kultur positif

1. Mengetahui risiko
2. Memonitor faktor
risiko lingkungan
3. Memonitor faktor
risiko tingkah laku
4. Mengembangkan
strategi control
risiko secara efektif
5. Memodifikasi gaya
hidup untuk
mengurangi risiko
6. Menggunakan
dukungan personal
untuk mengontrol
risiko
7. Berpartisipasi
dalam scearning
untuk
mengidentifikasi
risiko
8. Memonitor
perubahan status
kesehatan

20
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R DENGAN PRE OPERASI


DAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS SINISTRA
DIRUANG KALPATARU RS BHAKTI ASIH BREBES

Tanggal masuk RS : Minggu 06Maret 2022/00.40 WIB


Tanggal pengkajian : Minggu 06Maret 2022/08.30 WIB
Nama pengkaji : Rike octa syafitriani
Metode Pengkajian : Wawancara dan observasi
Ruang : Kalpataru
Waktu pengkajian : 08.30 WIB
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas pasien
Nama : Tn.R
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : Tegalglagah ,07 April 1956
Umur : 42 Tahun
Status : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang dan kuli bangunan
Suku Bangsa : Indonesia , Jawa
Alamat : Tegalglagah rt 5/3 bulakamba brebes
Identitaspenanggung jawab
Nama : Ny.A
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : Brebes, 20 Juli 1980
Umur : 41 Tahun

21
Pekerjaan : Pedagang
Hubungan dengan pasien : Istri
Alamat : Tegalglagah rt 5/3 bulakamba brebes
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada lipat paha sebelah kiri karena terdapat
benjolan.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien merasakan nyeri dan terdapat benjolan pada lipat paha kiri sudah
ada kurang lebih 1 tahun yang lalu. Kemudian, Pasien datang ke IGD
Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes pada tanggal 06 Maret pukul 00.40 WIB
dengan keluhan nyeri pada lipat paha kiri, terdapat benjolan. Nyeri seperti
ditekan dengan skala 5, nyeri semakin berat jika digunakan untuk
beraktivitas dan berkurang bila tiduran. Nyeri dirasakan terus-menerus.
Pre Op
P : nyeri disebabkan karena hernia, terutama saat mengangkat beban
berat
Q : nyeri seperti ditekan
R : nyeri dibenjolan lipatan paha bagian kiri
S : skala 5
T : Nyeri terasa terus menerus
Post Op
Pasien mengatakan nyeri karena luka operasi dilipat paha kiri, nyeri
seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 6, nyeri semakin berat apabila
tubuh digerakan dan berkurang jika tiduran. Nyeri terasa terus menerus.
P : terdapat luka operasi
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri lipatan paha bagian kiri
S : skala nyeri 6
T : Nyeri terasa terus menerus

22
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan ini operasi yang pertama, sakit kurang lebih 1 tahun
yang lalu sudah merasakan nyeri pada lipat paha kiri, namun pasien tidak
menghiraukannya dan terus beraktivitas sebagai pedagang dan kuli
bangunan. Rasa nyeri semakin terasa jika untuk bekerja sehingga aktivitas
sedikit terganggu, tetapi tetap bekerja. 2 minggu sebelum masuk Rumah
sakit pasien memeriksakan diri ke praktek dokter umum dekat dengan
rumahnya. Namun, obat yang dikonsumsi hanya meredakan nyeri saja, dan
hernia semakin lama makin membesar. Pasien mengatakan belum pernah
dirawat inap. Pasien tidak memliki riwayat alergi terhadap obat-obat
tertentu.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan seperti kencing
manis, jantung/paru-paru, darah tinggi, asma, ataupun yang lainnya.
6. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Hubungan darah

: Pasien

X : Meninggal

23
7. Riwayat Psikososial
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dari penyakitnya dan bisa
beraktivitas seperti biasanya.
8. Pola Fungsional Kesehatan Menurut Gordon
a. Manajemen terhadap kesehatan dan persepsi terhadap kesehatan
Sebelum sakit pasien mengatakan sehat itu penting karena sehat itu
sangat berharga. Selama sakit pasien mengatakan ingin cepat sembuh
dan cepat pulang, karena sakit itu sesuatu yang tidak nyaman.
b. Pola nutrisi
Sebelum sakit : Pasienmengatakanmakan teratur 3x sehari, porsi habis
1 piring dengan menu nasi, lauk pauk, sayur-sayuran,
sesekali ikan dan ayam. Minum 5-7 gelas (1000-1400
cc) sehari air putih.
Selama sakit (pre oprasi) : Pasien mengatakanpasien makan 3x sehari
tampak habis 1 porsi dengan menu yang disediakan
oleh RS berupa nasi dan lauknya, minum hanya 2-4
gelas (400-800 cc) sehari air putih dan tidak ada
pantangan terhadap makanan tertentu.
Saat ini pasien masih puasa karena akan dilakukan
operasi hernia
Selama sakit (post oprasi):
Selama sakit pasien mengatakan tidak mengalami
gangguan makanan, bisa menghabiskan 1 porsi
dengan menu rumah sakit, nasi, lauk-pauk, sayur dan
buah. Minum 4-6 gelas (800-1200cc) sehari air putih.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Pasien BAK 5-6 kali sehari, warna kuning jernih, bau
khas urine. BAB 1 kali sehari, konsistensi lembek,
warna kuning kecoklatan, dan bau khas feses.

24
Selama sakit : Pasien BAK 4-5 kali sehari,warna kuning jernih, bau
khas urine. BAB pasien 1 kali sehari konsistensi
lembek, warna kuning kecoklatan dan bau khas feses.
d. Pola latihan aktifitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat beraktivitas bebas secara
mandiri.
Selama sakit : Pasien mengatakan sebagian besar aktivitasnya
dilakukan secara mandiri hanya beberapa aktivitas
dibantu oleh istrinya seperti toileting dan berpakaian.
Tabel 3.2: Pola Aktivitas pre oprasi

Aktivitas 0 1 2 3 4 Keterangan
Makan / minum √ 0 : mandiri
Toileting √ 1 : dengan alat bantu
Berpakaian √ 2 : dibantu orang lain
Ambulansi √ 3 : dibantu alat dan
ditempat tidur orang lain
Berpindah √ 4: dibantu total
ROM √

Tabel 3.3: Pola Aktivitas post oprsi

Aktivitas 0 1 2 3 4 Keterangan
Makan / minum √ 0 : mandiri
Toileting √ 1 : dengan alat bantu
Berpakaian √ 2 : dibantu orang lain
Ambulansi √ 3 : dibantu alat dan
ditempat tidur orang lain
Berpindah √ 4 : dibantu total
ROM √

25
e. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Pasien tidur malam mulai jam 21.00 WIB bangun jam
04.00 WIB,tidur nyenyak dan jarang terbangun. Tidur
siang hampir tidak pernah, hanya waktu-waktu
tertentu saja.
Selama sakit : Pasientidur malam mulai 22.00WIB bangun jam
05.00 WIB. Tidur siang pukul 14.00-15.00. Tidur
kurang nyenyak, sering terbangun karena nyeri.
f. Persepsi kognitif
DS : Pasien mengatakan sedikit tahu tentang penyakit yang dideritanya
dan tidak tahu bagaimana perawatan dirumah setelah operasi
DO : Pasien tidak mampu menjawab pertanyaan perawatan setelah post
op
g. Pola konsep diri dan persepsi diri
Pasien merasa sedih karena harus dirawat dirumah sakit dan tidak bisa
beraktivitas seperti biasanya.
1) Gambaran diri/citra tubuh
Pasien mengatakan ada benjolan pada lipat paha kiri dan ingin
segera dioperasi. Pasien mengatakan tegang, takut untuk dioperasi,
belum pernah dioperasi sebelumnya. Pasien mengatakan kapan
dioperasinya, dibius atau tidak
2) Ideal diri
Pasien berharap cepat sembuh dan bisa bekerja kembali
3) Harga diri
Pasientetap bersyukur dan menganggap sakit ini sebagai cobaan
4) Peran diri
Pasienmengatakan dirinya sebagai kepala rumah tangga yang harus
menafkahi istri dan kedua anaknya
5) Identitas diri
Pasien berusia 42 tahun yang bertugas sebagai kepala rumah tangga
dan memiliki seorang istri serta 2 orang anak

26
h. Pola peran dan hubungan
Pasien mengatakan dirinya sebagai kepala rumah tangga dan menjadi
tulang punggung keluarga. Hubungan dengan istri dan kedua anaknya
terjalin dengan baik.
i. Pola produksi seksual
Pasien adalah kepala rumah tangga yang menikah pada umur 25 tahun
dan memiliki 2 orang anak.
j. Pola koping toleransi stress
Pasien mengatakan jika mempunyai masalah segera diselesaikan
dengan cara musyawarah.
k. Pola keyakinan dan nilai
Pasien mengatakan beragama Islam, selalu beribadah dan berdoa
kepada Allah SWT agar diberi kesembuhan.
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran : Composmentis, GCS=15, (E=4, V=5, M=6)
c. BB/TB : 70 kg/170 cm
d. Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit, irama teratur
S : 36,5C
RR : 20 x/ menit
e. Kepala
1) Wajah dan Kulit kepala
Bentuk wajah simetris, ekspresi wajah cemas dan menahan rasa
sakit, bentuk kepala mesochepal, kulit kepala bersih, rambut hitam,
ada sedikit ketombe, tidak ada luka dan tidak ada benjolan.
2) Mata
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata
normal, konjungtiva ananemis, kornea normal, sclera anikterik, pupil
isokor, otot-otot mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan baik,

27
pemakaian kaca mata tidak ada, pemakaian lensa kontak tidak ada,
reaksi terhadap cahaya +/+.
3) Hidung
Bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak ada polip, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada radang, septum nasal bersih tidak ada secret.
4) Telinga
Simetris, tidak ada serumen, canalis bersih, fungsi pendengaran
normal tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
5) Mulut
Bentuk simetris, gigi ada karies, gigi berjumlah 32, lidah bersih,
tidak ada radang, tidak berbau, bibir lembab, tidak sianosis, tidak
menggunakan gigi palsu.
6) Leher
Palpasi tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
f. Thoraks dan paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, frekuensi pernafasan 20x/menit,
pergerakan dada simetris, irama teratur.
Palpasi : vokal fremitus teraba kanan dan kiri sama, tidak terdapat
nyeri tekan, tidak ada massa, tidak ada krepitasi.
Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : suara paru vesikuler, tidak ada suara tambahan wheezing
atau ronkhi.
g. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak nampak
Palpasi : teraba denyut jantung, tidak ada nyeri tekan, irama teratur
Perkusi : pekak di area SIC mid klavikula IC 2 – IC 5, tidak ada
pelebaran jantung
Auskultasi : BJ 1 dan BJ 2 regular, tidak ada mur-mur dan gallop

28
h. Abdomen
Pre Op :
Inspeksi : Bentuk abdomen simetris dan datar, tidak ada jejas,
umbilicus bersih.
Auskultrasi : bising usus 8x/ menit
Perkusi : timpani
Palpasi :Tidak ada pembesran hati dan limpa, terdapat nyeri tekan
pada abdomen bawah kiri dekat selangkang.
Post Op :
Inspeksi : Bentuk abdomen simetris dan datar, terdapat luka post
operasi tertutup kassa dengan panjang luka kurang lebih
12 cm, nyeri pada lipat paha kiri, tidak ada tanda-tanda
infeksi seperti kemerahan, kalor, tumor dan fungsio laesa.
P : terdapat luka operasi
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri di daerah lipat paha kiri
S : skala nyeri 6
T : Nyeri terasa terus menerus
Auskultrasi : bising usus 6x/ menit
Perkusi : timpani
Palpasi : Tidak ada pembesaran hati dan limpa, terdapat nyeri tekan
pada abdomen bawah kiri dekat selangkang.
i. Ginjal
Pada saat dipalpasi pada area ginjal pasien mengatakan tidak ada nyeri
tekan
j. Genetalia
Pasien berjenis kelamin laki-laki, pasien sudah mencukur rambut
kemaluan, terdapat benjolan di bagian lipat paha kiri.
k. Muskuloskeletal
Ekstremitas atas : simetris, tidak ada oedema, terpasang infusRL 20
tpm di tangan sebelah kanan

29
Ekstremitas bawah : simetris, gerakan kaki aktif, tidak terdapat luka
atau lesi, tidak ada oedem
l. Integumen
Warna kulit sawo matang, tidak ada tanda-tanda peradangan, turgor
kulit elastis, kelembaban cukup, capillary refill< 3 detik.
10. PemeriksaanPenunjang
a. Laboratorium
Tanggal 06 Maret 2022
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 15,2 g/dl 12,0-18,0
Eritrosit 5,24 10^6/uL 4,0-5,5
Leukosit 7400 /uL 4000-11000
Trombosit 241000 /ul 150000-450000
Hematokrit 44,7 % 40-52
MCV 85,3 fL 79-99
MCH 29,0 Pg 26,5-33,5
MCHC 34,0 g/dl 31,5-35,0
Hitung jenis leukosit
Eosinofil 1,4 % 1-4
Basofil 0,3 % 0-1
Netrofil
60,6 % 50-70
segmen
Limfosit 28,6 % 20-40
Monosit 9.1* % 2-6
Waktu
3 menit 1 s.d 5
perdarahan
Waktu
7 menit 5 s.d 15
pembekuan

Pemeriksaan swab antigen tanggal 6 Maret 2022

30
Antigen Hasil Angka Normal
Antigen SARS COV-2 Negatif Negatif
Sumber : Laboratorium RS Bhakti Asih

Pemeriksaan diagnostik
Tanggal pemeriksaan :07 Maret 2022
Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
Rontgen Thorax COR DBN
Bentuk dan letak jantung normal
KESAN
Jantung tidak tampak membesar

EKG Sinus Rythm

11. ProgramTerapi
Pre Operasi :
Tanggal Terapi Dosis Cara pemberian
06/03/22 RL 20tpm infus
Tovedex 3x1 drip
Omeprazol 2x4mg Iv
Ceftriaxone 2x1gr Iv

Post Operasi :
Tanggal Terapi Dosis Cara pemberian
07/03/22 Asering : futrolit
20 tpm Infus
1:1
Ceftriaxone 1 gram /12 jam Intravena
Ketorolac 30 mg/12jam Intravena

B. Analisa Data
Pre Op :

31
No Tanggal Data Etiologi Problem
1 06/03/2021 DS : Agen Nyeri akut
08.00  Pasien merasakan pencedera
nyeri dan terdapat biologis
benjolan pada lipat
paha kiri sudah ada
kurang lebih 1 tahun
yang lalu.
 pasien mengatakan
nyeri pada lipat paha
kiri, terdapat
benjolan. Nyeri
seperti ditekan
dengan skala 5, nyeri
semakin berat jika
digunakan untuk
beraktivitas dan
berkurang bila
tiduran. Nyeri
dirasakan terus-
menerus.
DO :
 P : nyeri disebabkan
karena hernia
Q : nyeri seperti
ditekan
R : nyeri dibenjolan
lipatan paha bagian
kiri
S : skala 5
T : Nyeri terasa terus

32
menerus
 Keadaan umum:
sedang
 Pasien tampak
menahan rasa sakit
 TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5 C
RR: 20x/menit
2 06/03/2022 DS : Rencana Ansietas
12.00  Pasienmengatakan operasi
tegang,takut untuk
dioperasi, belum
pernah dioperasi
sebelumnya
 Pasien mengatakan
kapan dioperasinya,
dibius atau tidak
DO :
 Keadaan umum:
sedang
 Pasien terlihat
cemas
 TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 110x/menit
S : 36,5 C
RR: 24x/menit

Post Op :
No Tanggal Data Etiologi Problem

33
1 07/03/2022 DS : Agen Nyeri akut
 Pasien mengatakan pencedera
nyeri karena luka fisik
operasi dilipat paha
kiri, nyeri seperti
ditusuk-tusuk
dengan skala nyeri
6, nyeri semakin
berat apabila tubuh
digerakan dan
berkurang jika
tiduran. Nyeri terasa
terus menerus.
DO :
 P : terdapat luka
operasi
Q : nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri lipatan
paha bagian kiri
S : skala nyeri 6
T : Nyeri terasa terus
menerus
 Keadaan umum:
sedang
 Klien tampak
meringis kesakitan
 TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 90x/menit

34
S : 36,5C
RR: 20x/menit
2 07/03/2022 DS : Kurang Defisit
 Pasien mengatakan terpapar pengetahuan
sedikit tahu tentang informasi tentang
penyakit yang perawatan
dideritanya dan tidak post op
tahu bagaimana
perawatan dirumah
setelah operasi
 Pasien mengatakan
pendidikan terakhir
SMP
DO :
 Pasien tidak mampu
menjawab
pertanyaan
perawatan setelah
post op
Pasien tampak bingung
3 07/03/2022 DS : Pasien mengatakan Efek prosedur Risiko infeksi
belum mika miku invasif
DO :
 Terdapat luka post
operasi tertutup
kassa dengan
panjang luka kurang
lebih 10 cm
 Balutan terlihat
bersih, tidak ada
rembesan dan tidak

35
ada tanda-tanda
infeksi seperti kalor,
tumor, rubor dan
fungsio laesa
 Hasil laboratorium :
leukosit 7400/uL
(4000-11000)
 S : 36,5C

C. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah


Pre op :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera biologis
2. Ansietas berhubungan rencana operasi
Post op :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Defisit pengetahuan tentang perawatan post op berhubungan dengan
kurang terpapar informasi
3. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif

D. Intervensi Keperawatan
1. Intervensi keperawatan pre op

36
Hari/ No Tujuan dan kriteria
Intervensi Paraf
tanggal Dx hasil
Senin, I Setelah di lakukan Mandiri : Rike
07-03- (pre tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat nyeri
2022 op) selama 1x24 jam, dan respon motorik
diharapkan nyeri dapat klien
teratasi dengan kriteria 2. Tingkatkan
hasil: pengetahuan
 Skala nyeri 2-3 tentang penyebab
 Klien tampak rileks nyeri dan
 Klien mampu menghubungkan
mendemonstrasikan berapa lama nyeri
teknik relaksasi tarik akan berlangsung
nafas dalam 3. Ajarkan klien untuk
 Tanda-tanda vital melakukan teknik
dalam batas normal relaksasi seperti
TD : 100-120/70-80 tarik nafas dalam
mmHg 4. Ukur tanda-tanda
N : 60-100 x/menit vital
S : 36,5o C-37,5o C 5. Atur posisi klien
RR : 16-20 x/menit senyaman mungkin
Mandiri :
1. Dorong pasien
untuk
Senin, II Setelah dilakukan mengungkapkan
07-03- tindakan keperawatan pikiran dan
2022 selama 1x 24 jam, perasaan
diharapkan cemas dapat 2. Berikan lingkungan
teratasi dengan kriteria terbuka dimana
hasil: pasien merasa aman
 Pasien menunjukkan untuk
rentang yang tepat mendiskusikan
dari perasaan dan perasaannya
berkurangnya rasa 3. Berikan informasi
takut yang akurat
 Pasien tampak rileks 4. Demonstrasikan
cara teknik
 Pasien dapat
relaksasi tarik nafas
mendemonstrasikan
dalam
teknik relaksasi
5. Ukur tanda-tanda

37
seperti tarik nafas vital
dalam
 Tanda-tanda vital
dalam batas normal
TD : 100-120/70-80
mmHg
N : 60-100 x/menit
S : 36,5o C-37,5o C
RR : 16-20 x/menit

2. Intervensi keperawatan post op

Hari/ No
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Paraf
tanggal Dx
Senin, I Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
07-03- keperawatan selama 2x24 1. Kaji tingkat nyeri
2022 jam, diharapkan nyeri dan respon motorik
dapat teratasi dengan klien
kriteria hasil: 2. Ukur tanda-tanda
 Skala nyeri 2-3 vital
 Klien tampak rileks 3. Ajarkan klien untuk
 Tanda-tanda vital melakukan teknik
dalam batas normal relaksasi seperti
TD : 100-120/70-80 tarik nafas dalam
mmHg 4. Atur posisi klien
Rike
N : 60-100 x/menit senyaman mungkin
S : 36,5 C-37,5 C
o o Kolaborasi :
 Klien mampu 1. Berikan obat sesuai
mendemonstrasikan instruksi ketolorac
teknik relaksasi tarik 2x30mg (IV)
nafas dalam

Senin, 2 Setelah dilakukan tindakan Mandiri : Rike


keperawatan selama 1x30 1. Kaji pengetahuan
07-03-
menit,diharapkan

38
2022 pengetahuan pasien pasien tentang
bertambah dengan kriteria penyakitnya
hasil: 2. Berikan
 Pasien dapat pendidikan
menjelaskan kembali
kesehatan tentang
tentang penyakit
hernia perawatan post op
Pasien dapat mengenal hernia
kebutuhan perawatan post Evaluasi pengetahuan
operasi pasien setelah diberikan
penkes

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 2x24
Senin, 3 jam,diharapkan tidak Mandiri :
07-03- terjadi risiko infeksi 1. Kaji tanda-tanda
dengan kriteria hasil : infeksi
2022
 Tidak ada tanda tanda 2. Ukur suhu tubuh
infeksi: bengkak, setiap shift
kemerahan, pus, dan 3. Ajarkan keluarga Rike
rasa panas pada dan pasien hand
daerah luka hygiene
 Suhu dalam batas
4. Lakukan
normal 36,5o C-37,5o
C perawatan luka
setiap 2 hari sekali
Kolaborasi :
1. Berikan antibiotik
sesuai instruksi
ceftriaxone 2x1g
(IV)

E. Implementasi

39
Hari/ No
Jam Implementasi Respon Paraf
Tanggal Dx
Minggu 08.00 1 Mengkaji keluhan DS: pasien Rike
, 06-03- (pre dan nyeri pasien mengatakan nyeri
2022 op) pada lipat paha kiri,
terdapat benjolan.
Nyeri seperti ditekan
dengan skala 5, nyeri
semakin berat jika
digunakan untuk
beraktivitas dan
berkurang bila
tiduran. Nyeri
dirasakan terus-
menerus.
DO:
P : nyeri disebabkan
karena hernia
Q : nyeri seperti
ditekan
R : nyeri dibenjolan
lipatan paha bagian
kiri
S : skala 5
T : Nyeri terasa terus
menerus
Pasien tampak
menahan rasa sakit
08.15 1 Mengukur tanda- DS:-
Rike
(pre tanda vital
DO: TTV :
op)
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5 C
RR: 20x/menit

08.30 1 Mengajarkan
DS: pasien
(pre teknik relaksasi

40
op) tarik nafas dalam mengatakan nyeri Rike
sedikit berkurang
DO:
P : nyeri disebabkan
karena hernia
Q : nyeri seperti
ditekan
R : nyeri dibenjolan
lipatan paha bagian
kiri
S : skala 4
T : Nyeri terasa terus
menerus, klien
kooperatif dan
mampu melakukan
tarik nafas dalam
sebanyak 5 kali
Melaporkan
09.30 kepada dokter
Rike
DPJP rencana
operasi

Meminta
10.00 persetujuan
DS:-
kepada pasien dan
DO: Pasien Rike
keluarga untuk
kooperatif
dilakukan
tindakan operasi

Memberikan
11.00 informasi kepada
DS:-
2 pasien tentang:
DO: Pasien
(pre rencana operasi Rike
kooperatif
op) dan tindakan yang
akan dilakukan

Mengukur tanda-
DO: ku sedang,

41
12.00 tanda vital pasien terlihat
cemas Rike
DS:-
DO: TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 95x/menit
S : 36,5 C
RR: 24x/menit

1, 2 DS: pasien
(Pre mengatakan sedikit
12.10 op) Memberikan lega karena sudah
informasi yang diberitahukan situasi
dibutuhkan pasien saat operasi Rike
mengenai rencana DO: pasien sedikit
operasi, sekaligus lebih rileks
memotivasi agar
tetap tenang

2 DS: pasien
(pre Menganjurkan mengatakan lebih
op) pasien untuk nyaman
12.20 melakukan teknik DO: pasien sedikit
tarik nafas dalam lebih rileks
Riski
1, 2
(Pre DS: pasien
op) Mengkaji ulang mengatakan nyeri
12.30 rasa nyeri dan berkurang jika posisi
cemas pasien tiduran dan
melakukan tarik
nafas dalam, skala Riski
nyeri 4, nyeri
dirasakan hilang
timbul kurang lebih
1 jam. Pasien
mengatakan cemas
berkurang
1, 2 DO:

42
(pre P : nyeri disebabkan
op) karena hernia
Q : nyeri seperti
13.30 ditekan
R : nyeri dibenjolan
lipatan paha bagian
kiri
S : skala 4
T : Nyeri dirasakan
hilang timbul kurang
lebih 1 jam, pasien
terlihat lebih rileks
TTV:
TD : 120/80 mmHg
N : 85x/menit
S : 36 C
RR: 22x/menit

Melakukan
14.00 operan dinas

Mengganti cairan DS:-


15.00 infus RL Sri
DO: aliran infus
lancar, tidak ada indah
udara dalam
selang, tidak
ada plebitis,
tidak ada Sri
bengkak indah

Mengatur posisi DS: pasien


15.30 dengan nyaman mengatakan
(supine) lebih nyaman
dengan posisi
tiduran
Windi
DO: pasien
kooperatif

43
1 Mengkaji keadaan DS: pasien
16.00 (pre umum dan skala mengatakan cemas
op) nyeri berkurang. Pasien
mengatakan nyeri
berkurang jika posisi
tiduran dan
melakukan teknik
tarik nafas dalam,
skala nyeri 4, nyeri
hilang timbul kurang
lebih 1 jam
DO: Windi
P : nyeri disebabkan
karena hernia
Q : nyeri seperti
ditekan
R : nyeri dibenjolan
lipatan paha bagian
kiri
S : skala 4
T : Nyeri dirasakan
hilang timbul kurang
lebih 1 jam, pasien
tampak sedikit rileks
1,2
(pre Mengukur tanda- DS: -
16.10 op) tanda vital DO: TD: 120/80
mmHg, N:
85x/menit, S: 36 C,
RR: 20x/menit

Memberikan Windi
DO : -
terapi sesuai advis DS : Inj.tovedex
16.30 Inj. Omeprazole
Inj. ceftriaxone

Melengkapi status

44
pasien
17.00
Melakukan
operan dinas
21.00 Windi

Mengganti cairan
infus Ring as DS:-
23.10 DO: tetesan infus 20
tpm, aliran infus
lancar, tidak ada
udara dalam
selang, tidak
ada plebitis, Windi
tidak ada
bengkak
Mengkaji skala
nyeri pasien dan DS: Pasien
23.30 memonitor TTV mengatakan
nyeri karena
hernia, nyeri
seperti ditusuk-
tusuk dengan
skala nyeri 6,
nyeri semakin
berat apabila
tubuh digerakan
dan berkurang
jika tiduran.
Nyeri terasa Windi
terus menerus.
DO :
P : nyeri disebabkan
karena hernia
Q : nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri lipatan
paha bagian kiri
S : skala nyeri 6
T : Nyeri terasa terus

45
menerus, keadaan
umum: sedang, klien
tampak meringis
kesakitan, TD:
120/80 mmHg, N:
90x/menit, S: 36,5C
RR: 20x/menit
Memberikan obat
24.00 sesuai instruksi DS:-
Senin Inj tovedex DO: obat masuk
07.03.2 melalui IVFD, tidak
2 tumpah, tidak ada
plebitis, tidak ada
bengkak

Mengukur tanda-
04.35 tanda vital Susi
DS:-

DO: TD: 120/70


mmHg, N:
82x/menit, S: 36 C,
04.45 Mengkaji tingkat RR: 20x/menit
nyeri pasien DS: Pasien
mengatakan nyeri
Susi
dilipat paha kiri,
nyeri seperti ditusuk-
tusuk dengan skala
nyeri 5, nyeri
semakin berat
apabila tubuh
digerakkan dan Susi
berkurang jika
tiduran dan
disuntikkan obat anti
nyeri. Nyeri
dirasakan hilang
timbul selama
kurang lebih 1 jam.

DO: keadaan umum:

46
baik, klien tampak
meringis kesakitan
P: nyeri disebabkan
karena hernia
Q: nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R: nyeri lipatan paha
bagian kiri
S: skala nyeri 5
T: Nyeri dirasakan
hilang timbul selama
kurang lebih 1 jam
Menganjurkan
05.00 pasien melakukan DS: pasien
teknik tarik nafas mengatakan lebih
dalam lega, nyeri sedikit
berkurang dengan
skala 4

DO: pasien
melakukan tarik
nafas dalam
sebanyak 3 kali

Windi
Melaporkan ke
06.00 1,2 dokter anestesi
(Pre dan
op) mengkonfirmasi
ke DPJA rencana
operasi

Melakukan
07.00 operan dinas

Susi
Mengantarkan
07.30 pasien ke ruang
operasi

47
Melakukan
07.37 operan dengan DS: pasien
perawat IBS mengatakan
Susi
masih pusing
DO: pasien masih
dalam pengaruh
anestesi
Rike
Mengambil
09.25 pasien dari ruang DS:-
2 operasi dan DO: pasien
(post melakukan operan kooperatif
op) dengan perawat
IBS Rike

Memindahkan
09.30 pasien dari ruang
1, 3 OK ke bangsal
(post
op)
Mengkaji skala
Rike
nyeri pasien dan
memonitor TTV DS: Pasien
10.05 1 mengatakan
(post nyeri karena
op) luka operasi
dilipat paha kiri,
nyeri seperti Rike
ditusuk-tusuk
dengan skala
nyeri 6, nyeri
semakin berat
apabila tubuh
digerakan dan
berkurang jika
tiduran. Nyeri Rike
terasa terus
menerus.
DO :
P : terdapat luka
operasi

48
Q : nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri lipatan
paha bagian kiri
S : skala nyeri 6
T : Nyeri terasa terus
menerus, keadaan
umum: sedang, klien
Riski
tampak meringis
kesakitan, TD:
120/80 mmHg, N:
90x/menit, S: 36,5C
RR: 20x/menit
Menganjurkan
pasien untuk DS:Pasien
melakukan teknik mengatakan
11.20 tarik nafas dalam lebih nyaman
DO: pasien terlihat
sedikit lebih rileks

Memberikan obat
2 sesuai instruksi DS:-
(post ceftriaxone 1g
12.00 op) (IV), ketolorac 30 DO: TD: 120/70
mg (IV) dan mmHg, N:
Mengukur tanda- 82x/menit, S: 36 C, Rike
tanda vital RR: 20x/menit

Mengkaji tingkat
nyeri pasien DS: Pasien
12.10 mengatakan nyeri
karena luka operasi
dilipat paha kiri,
nyeri seperti ditusuk-
tusuk dengan skala
nyeri 5, nyeri Rike
1, 2 semakin berat
(post apabila tubuh
op) digerakkan dan
berkurang jika

49
tiduran dan
disuntikkan obat anti
nyeri. Nyeri Rike
dirasakan hilang
timbul selama
kurang lebih 1 jam.

Menganjurkan
pasien melakukan DS: pasien
13.30 teknik tarik nafas mengatakan lebih
dalam lega, nyeri sedikit
berkurang dengan
skala 4

DO: pasien
melakukan tarik
1, 2 nafas dalam
(post sebanyak 3 kali
op)
Melakukan
operan dinas
Rike
14.00

Mengganti laken
dan DS: pasien dan
15.00 mengintruksikan keluarga mengatakan
pasien dan akan selalu menjaga
keluarga untuk kebersihan
selalu menjaga
DO: pasien dan
kebersihan
keluarga kooperatif,
tempat tidur pasien Riski
terlihat bersih

Menanyakan
keluhan dan
DS: Pasien
mengkaji
mengatakan nyeri
pengetahuan
pada luka operasi
15.15 pasien perawatan Sri
dan tidak tahu
post op dirumah indah
perawatan dirumah
DO: pasien tampak
menahan rasa sakit,

50
terlihat bingung saat
ditanya perawatan
1 dirumah
(post Mempertahankan Sri
op) posisi nyamannya DS: pasien indah
pasien mengatakan lebih
15.20 nyaman dengan
posisi terlentang
DO: pasien terlihat
lebih nyaman dengan
posisi supine
Mengkaji tanda-
tanda infeksi DS:-
DO: terdapat luka
15.25 post operasi yang
tertutup kassa
dengan panjang Nur
kurang lebih 12 cm. fasikha
tidak ada rembesan
didaerah luka, tidak
ada tanda-tanda
infeksi seperti kalor,
rubor, tumor dan
fungsio laesa Nur
Mengganti cairan fasikha
infus DS:-
DO: tetesan infus 20
15.35 tpm, aliran infus
lancar, tidak ada
udara dalam selang,
tidak ada plebitis,
tidak ada bengkak
Mengukur tanda-
1 tanda vital DS:-
(post DO: TD: 110/70
16.00 op) mmHg, N:
80x/menit, S: 36,6
C, RR: 20x/menit
Memberikan obat
sesuai instruksi DS:- Sri

51
ceftriaxone 1g DO: obat masuk indah
16.10 (IV), ketolorac 30 melalui IVFD, tidak
mg (IV) tumpah, tidak ada
plebitis, tidak ada
bengkak
Mengajari pasien Sri
untuk latihan DS: pasien indah
miring kanan, mengatakan nyeri
19.30 miring kiri jika badannya
dimiringkan dan
harus dibantu orang
lain

DO: ambulasi Sri


dibantu sebagian indah
Melakukan
21.00 operan dinas
3
(post
op) Sri
Mengkaji tingkat indah
22.20 nyeri pasien DS: pasien
mengatakan nyeri
berkurang sehabis
disuntikkan obat,
nyeri karena luka
operasi dilipat paha
kiri, nyeri seperti Nur
ditusuk-tusuk fasikha
dengan skala nyeri 4,
2, 3 nyeri semakin berat
(post apabila tubuh
op) digerakan dan
berkurang jika
tiduran. Nyeri hilang
Susi
timbul kurang lebih
20 menit

DO: ku baik, pasien


terlihat sedikit lebih
tenang

52
P: terdapat luka
operasi
Q: nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R: nyeri lipatan paha
bagian kiri
S: skala nyeri 4
T: Nyeri hilang
timbul kurang lebih
20 menit

Menginstruksikan
23.30 kepada pasien DS: pasien
jika nyeri lakukan mengatakan nyeri
teknik relaksasi sedikit berkurang
tarik nafas dalam dan akan melakukan
cara itu bila terasa
nyeri
DO: pasien
kooperatif, pasien
melakukan teknik
tarik nafas dalam
secara mandiri
sebanyak 2 kali
Susi
Mengganti cairan
24.00 DS:-
infus Ring as
DO: tetesan infus 20
tpm, aliran infus
lancar, tidak ada
udara dalam selang,
tidak ada plebitis,
tidak ada bengkak
Mengukur tanda-
05.00 tanda vital DS:-
DO: TD: 110/70
mmHg, N:
80x/menit, S: 36,6
Windi
Melakukan C, RR: 20x/menit
07.00 operan dinas

53
Memberikan
08.00 pendidikan DS: pasien
kesehatan tentang mengatakan senang
perawatan post op dan bisa memahami
hernia dirumah materi yang
windi
diberikan
DO: pasien dan
keluarga terlihat
antusias ketika Susi
dijelaskan, pasien
mampu menjawab
ketika ditanya
Menganjurkan
08.30 pasien untuk DS: pasien
selalu menjaga mengatakan selalu Rike
kebersihan, menjaga kebersihan,
mobilisasi secara sudah bisa duduk,
bertahap dan berdiri harus
mengkonsumsi dipegangin dan
makanan yang mengahabiskan
berprotein tinggi makan 1 porsi
DO: pasien mampu
melakukan
mobilisasi secara
mandiri maupun
dibantu,
mengahabiskan 1 Rike
porsi menu makanan
Mendampingi
10.00 dokter visite
Melengkapi status
dan membereskan DS:-
10.15 berkas yang akan DO: dokumentasi
diberikan kepada dan berkas sudah
pasien lengkap

Menginformasika
n kepada pasien DS: pasien

54
sudah mengatakan senang
diperbolehkan sudah diperbolehkan
pulang pulang Rike
DO: pasien tampak Rike
gembira
11.00 Melepas infus
pasien DS:-
DO: tidak ada
bengkak didaerah
bekas infus, darah
sudah tidak keluar Rike
lagi
11.10
Memberikan surat
kontrol kepada
keluarga pasien
dan
memberitahukan
untuk mengganti
perban pasien Rike
setiap 2 hari
sekali

Mengantarkan
11.20 pasien pulang
dengan
menggunakan
kursi roda Rike

Rike

55
E. Evaluasi

Paraf
Hari/ No
Jam SOAP
tanggal Dx
Serah Terima

1 Minggu 21.00 1 S: Pasien mengatakan nyeri Susi Riski


, 06-03- (pre berkurang jika posisi tiduran dan
2022 op) melakukan teknik tarik nafas
dalam, skala nyeri 4, nyeri hilang
timbul kurang lebih 1 jam
O:
P : nyeri disebabkan karena
hernia
Q : nyeri seperti ditekan
R : nyeri dibenjolan lipatan paha
bagian kiri
S : skala 4
T : Nyeri dirasakan hilang timbul
kurang lebih 1 jam, pasien
tampak sedikit rileks, TD: 120/80
mmHg, N: 85x/menit, S: 36 C,
RR: 20x/menit
A: Masalah nyeri akut teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi:
6. Kaji tingkat nyeri dan
respon motorik klien
7. Tingkatkan pengetahuan
tentang penyebab nyeri
dan menghubungkan
berapa lama nyeri akan
berlangsung
8. Monitor tanda-tanda vital

56
9. Ajarkan klien untuk
melakukan teknik
relaksasi seperti tarik
nafas dalam
10. Atur posisi klien
senyaman mungkin
21.00 2 S: Pasien mengatakan cemas
(pre berkurang
op) O: Pasien terlihat lebih rileks,
pasien kooperatif dan mampu
melakukan tarik nafas dalam
sebanyak 5 kali. TD: 120/80
mmHg, N: 85x/menit, S: 36
C, RR: 20x/menit
A: Masalah ansietas sudah
teratasi
P: Hentikan intervensi

Senin, 08.00 1 S: Pasien mengatakan nyeri Riski Nur


07-03- (post karena luka operasi dilipat paha fasikha
kiri, nyeri seperti ditusuk-tusuk
2022 op)
dengan skala nyeri 5, nyeri
semakin berat apabila tubuh
digerakkan dan berkurang jika
tiduran dan disuntikkan obat anti
nyeri. Nyeri dirasakan hilang
timbul selama kurang lebih 1
jam.
O: keadaan umum: baik, klien
tampak meringis kesakitan
P: terdapat luka operasi

Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk

R: nyeri lipatan paha bagian kiri


S: skala nyeri 5
T: Nyeri dirasakan hilang timbul
selama kurang lebih 1 jam
TTV: TD: 120/70 mmHg, N:
82x/menit, S: 36 C, RR:
20x/menit

57
A: Masalah nyeri akut belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
5. Kaji tingkat nyeri dan
respon motorik klien
6. Ukur tanda-tanda vital
7. Ajarkan klien untuk
melakukan teknik
relaksasi seperti tarik
nafas dalam
8. Atur posisi klien
senyaman mungkin
9. Berikan obat sesuai
instruksi ketolorac
2x30mg (IV)
Selasa, 08.00 2 S: Pasien mengatakan nyeri pada Nur Susi
08-03- (Post luka operasi dan tidak tahu fasikha
perawatan dirumah setelah
2022 op)
operasi
O: pasien tampak menahan rasa
sakit, terlihat bingung saat ditanya
perawatan post op hernia dirumah
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi:
3. Kaji pengetahuan pasien
tentang penyakitnya
4. Berikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan
post op hernia
5. Evaluasi pengetahuan pasien
setelah diberikan penkes

S:-
08.00 3 O: Terdapat luka post operasi
(Post yang tertutup kassa dengan
op) panjang kurang lebih 12 cm.
tidak ada rembesan didaerah
luka, tidak ada tanda-tanda
infeksi seperti kalor, rubor,
tumor dan fungsio laesa. S: 36

58
C

A: Masalah risiko infeksi belum


teratasi

P: Lanjutkan Intervensi:
1. Kaji tanda-tanda infeksi
2. Ukur suhu tubuh setiap
shift
3. Ajarkan keluarga dan
pasien hand hygiene
4. Lakukan perawatan luka
setiap 2 hari sekali
5. Berikan antibiotik sesuai
instruksi ceftriaxone 2x1g
(IV)

Paraf
Hari/ No
Jam SOAP
tanggal Dx
Serah Terima

Rabu, 21.00 I S: pasien mengatakan nyeri Rike Nur


09-03- WIB (post berkurang sehabis disuntikkan fasikha
obat, nyeri karena luka operasi
2022 op)
dilipat paha kiri, nyeri seperti
ditusuk-tusuk dengan skala nyeri
4, nyeri hilang timbul kurang
lebih 20 menit
O: ku baik, pasien terlihat sedikit
lebih tenang
P: terdapat luka operasi
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri lipatan paha bagian kiri
S: skala nyeri 4
T: Nyeri hilang timbul kurang
lebih 20 menit

59
TTV: TD: 110/70 mmHg, N:
80x/menit, S: 36,6 C, RR:
20x/menit

A: Masalah nyeri akut teratasi


sebagian

P: lanjutkan intervensi dengan


memberikan discharge planning

1. Anjurkan pasien untuk


melakukan teknik
relaksasi seperti tarik
nafas dalam jika nyeri
timbul

2. Atur posisi senyaman


mungkin

3. Minum obat sesuai


instruksi yang diberikan

S: pasien mengatakan senang dan


21.00 2 bisa memahami materi yang Nur
diberikan fasikh Susi
O: pasien dan keluarga terlihat a
antusias ketika dijelaskan, pasien
mampu menjawab ketika ditanya
A: Masalah defisit pengetahuan
sudah teratasi
P: lanjutkan intervensi dengan
memberikan discharge planning
1. Kontrol sesuai jadwal
2. Hindari aktivitas yang
berat
3. Konsumsi makanan ang
bergizi

21.00 3 S: -
O: balutan terlihat bersih dengan
panjang kurang lebih 12 cm. tidak

60
ada rembesan didaerah luka, tidak
ada tanda-tanda infeksi seperti
kalor, rubor, tumor dan fungsio
laesa, S: 36,6 C.
A: Masalah risiko infeksi sudah
teratasi
P: lanjutkan intervensi dengan
memberikan discharge planning
1. Anjurkan pasien dan
keluarga untuk selalu
menjaga kebersihan
2. Lakukan perawatan luka
setiap 2 hari sekali
3. Minum obat sesuai
instruksi yang diberikan

F. DISCHARGE PLANNING
1. Tanggal Kontrol : Senin, 14 Maret 2022
2. Tempat Kontrol : Poli Bedah RS Bhakti Asih Brebes
3. Obat untuk dirumah :
a. Cefadroxil 500 mg/12 jam (PO)
b. Meloxicam 15 mg/12 jam (PO)
4. Intervensi yang dilakukan dirumah :
a. Kontrol sesuai jadwal
b. Minum obat secara teratur
c. Ganti perban 2 hari sekali
d. Makan makanan yang bergizi (tinggi protein dan berserat)
e. Tidak ada pantangan untuk makan
f. Hindari aktivitas yang berat terlebih dahulu

61
DAFTAR PUSTAKA

Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, 2010


Wong, Wong’s nursing care of infant and children. St. Louis,2010
Oswari E. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,2011
NANDA, alih bahasa Made Sumarwati dan Nike Budhi Subekti. 2012
NANDA International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta: EGC
Buku Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosis NANDA, Intervensi NIC,
Kriteria Hasil NOC 2013. Jakarta: EGC

62
LAMPIRAN

63

Anda mungkin juga menyukai