Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PRE, INTRA DAN POST OPERASI

DENGAN HERNIA INGUINALIS LATERALIS


Dosen Pengampu : Tunggul Sri Agus Setyaningsih, S.Kep. Ners., M.Kep

Disusun Oleh :
Anggita Valencia Valda (19.106) Ruwaidhatul Ikhramah (19.137)
Dhika Ayu Fortuna (19.112) Shelly Rizky (19.138)
Ezra Mahendra (19.117) Siti Mulyani (19.142)
Fitria Taufik ( 19.119) Tiara Putri Aviananda (19.146)
Karnadi ( 19.120) Vicent Nina Lorenza (19.150)
Marcell Busthomy Firdaus (19.122) Vini Ramdiani (19.151)
Neng Yusi Nursalehah (19.126)

AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA


CIMAHI
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui defek atau bagian
terlemah dari dinding rongga yang bersangkutan.

B. KLASIFIKASI
Berdasarkan terjadinya dibagi menjadi :
1. Hernia congenital / bawaan
2. Hernia akuisita
Berdasarkan sifatnya hernia terbagi menjadi :
1. Hernia reponible yaitu bila isi hernia dapat dimasukkan kembali. Usus keluar bila
berdiri atau mengedan dan masuk lagi bila berbaring atau didorong masuk. Tidak
terdapat keluhan atau gejala obstruktif.
2. Hernia ireponible yaitu bia isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan kedalam
rongga, hal ini disebabkan perlengketan isi usus pada peritoneum kantong hernia.
Tidak ada keluhan nyeri atau tanda sumbatan usus.
Berdasarkan isinya hernia dibagi menjadi :
1. Hernia adipose, yaitu hernia yang isinya jaringan lemak.
2. Standing hernia, yaitu hernia hernia yang isinya kembali sebagian dari dinding
kantong hernia.
3. Hernia litter, hernia inkaserata / strangulasi yang sebagian dinding ususnya terjepit
dalam cincin hernia.

C. TANDA DAN GEJALA


1. Hernia reponible tanda dan gejalanya :
 Pasien merasa tidak enak di tempt penonjolan
 Ada penonjolan di salah satu lokasi abdomen misalnya inguinal, femoralis
dan lain-lain. Benjolan timbul saat mengejan BAB, mengangkat beban
berat ataupun saat aktivitas berat dan hilang pada waktu istirahat baring.
 Kadang-kadang perut kembung
 Apabila terjadi perlengketan pada kantung hernia dan isi hernia maka tidak
dapat dimasukkan lagi (ireponible).
2. Hernia inkarserata, tanda dan gejalanya :
 Adanya gambaran obstruksi usus dimana pasien mengalami obstipasi,
muntah, tidak flatus, perut kembung dan dehidrasi
 Terjadi gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa.
 Bila lelah terjadi strangulasi.
 Pasien mengalami nyeri hebat di daerah hernia, dimana nyeri menetap
karena rangsangan peritoneum. Pada pemeriksaan local ditemukan
benjolan yang tidak dapat dimasukkan lagi disertai nyeri tekan dan
tergantung keadaan isi hernia.
 Dapat dijumpai tanda peritonitis atau terjadi abses local, keadaan ini
merupakan keadaan gawat darurat dan memerlukan pertolongan segera.

D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi Hernia berkembang ketika intra abdominal
mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat
sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang kuat atau
bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang
berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan
suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau
tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak
atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan
abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil
pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ
selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung
dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan
mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya
menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau
mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan
dapat menyebabkan ganggren (Oswari, E. 2000).
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena
sebab yangdidapat. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya
umur karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra
abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya. Dalam keadaan
relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut
kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis
inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila otot dinding perut berkontraksi
kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup
sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis.
Pada orang dewasa kanalis tersebut sudah tertutup, tetapi karena
kelemahan daerah tersebut maka akan sering menimbulkan hernia yang
disebabkan keadaan peningkatan tekanan intra abdomen (Nettina, 2001).
Menurut Mansjoer, A (2000) kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada
fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal
tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum ke daerah
skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus
vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini telah
mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui
kanalis tersebut.
Namun beberapa hal, seringkali kanalis tidak menutup. Karena testis
kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering
terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga
terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup
pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami
obliterasi), akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Pada orang tua
kanalis tersebut telah menutup. Namun karena merupakan lokus
minoris resistensie, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan
intraabdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul
hernia inguinalis lateralis akuisita. Keadaan yang dapat menyebabkan
peningkatan tekanan intraabdominal adalah kehamilan, batuk kronis,
pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan pada saat defekasi dan
mengejan pada saat miksi misalnya hipertrofi prostat.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hernia adalah :
 Lab darah : hematology rutin, BUN, kreatinin dan elektrolit darah.
 Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium, flouroskopi.

F. MANAJEMEN TERAPI
Terapi Konservatif
Pada harnia reponibel dilakukan tekanan secara terus-menerus pada benjolan seperti
dengan bantal pasir, pasien tidur pada posisi supineantitrendernburg atau memakai
korset.
Terapi Pembedahan
Dapat dilakukan herniotomi dan herniografi (menjahit kantong hernia).
Tindakan pembedahan lebih efektif pada hernia reponibel karena dikawatirkan terjadi
komplikasi.Kondisi usus harus diperhatikan pada hernia inkarserata atau
strangulata,bila terjadi nekrisis harus direseksi.Metode pembedahan anatara lain :
a. Perbaikan bassini
Kantung indirect dibuka, diperiksa dan diligasi. Bagian dasar inguinalis
diperkuat dengan menjahit fascia transversalis pada ligamentum inguinalis di
belakang funikulus.
b. Ligasi tinggi kantong hernia
Merupakan tindakan pada hernia inguinalis pada bayi dan anak.
c. Perbaikan shoudice
Fascia transversal dibagi secara longitudinal dan kedua lembaran diimbrikasi
pada ligamentum inguinal. Perbaikan diperkuat denganmenjahit mesculus
obligus internus dan conjoined tendon pada opneurosisi obligustrenus,untuk
hernia direk dan indirek.

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan

Hari/tanggal
Waktu
Metode : wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan study dokumen
Sumber data : klien, tenaga kesehatan lainn, status kesehatan pasien
Tempat : ruang OK RSUD wates
1. Identitas
a. Klien
Nama : Bapak. M
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : laki – laki
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tayuban, panjatan, kulon progo
Status Perkawinan : Kawin
No. CM : 360230
Tanggal masuk RS : 13 Juni 2010
Diagnosa Medis : Hernia Inguinal Latelaris
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. H
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Tayuban, panjatan, kulon progo
Hubungan dengan klien : Istri

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan klien


1.) Keluhan utama
Klien mengatakan perut terasa sebah dan selangkangan terasa kemeng pada
bagian benjolannya. Klien mengatakan agak pusing, tidak merasa mual dan
tidak muntah.

2.) Riwayat kesehatan sekarang


Klien datang ke poliklinik bedah pada hari senin 11 januari 2010 dan
direncanakan operasi pada hari rabu 13 januari 2010. Untuk mempersiapkan
operasi klien dirawat di Rumah Sakit ruang penyakit bedah bangsal Anggrek
RSUD Wates tanggal 12 januari 2010. Saat diruangan persiapan operasi,
pasien menyatakan sedikit takut dan klien nampak tegang. Klien juga
mengajukan beberapa pertanyaan tentang bagaimana proses operasi yang akan
dijalaninya. Saat dilaksanakan operasi, klien diblus dengan blus spinal yang
merupakan anastesi local sehingga klien dalam keadaan sadar yang
mengakibatkan terjadi penurunan kekuatan ekstremitas bawah. Saat selesai
dilakukan operasi, klien keluar dalam keadaan sadar dan tidak nampak takut.
Namun ada sedikit rasa tidak nyaman pada bagian luka bekas operasi.

3.) Riwayat kesehatan dahulu


Klien tidak mempunyai riwayat penyakit DM, klien tidak menderita hipertensi
dan asma.

b. Riwayat kesehatan keluarga

1. Riwayat kesehatan keluarga


Anggota keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit serupa dan tidak
ada yang menderita penyakit hipertensi, asma dll.

3. Pola kebiasaan
a. Aspek fisik biologis
1). Pola nutrisi
a) Sebelum sakit
Pasien makan 3 kali sehari, dengan nasi, sayur dan lauk. Pasien minum
air putih 5-6 gelas setiap hari.
b) Selama sakit
Klien makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur dan lauk, klien minum 4-
5 kali setiap hari. Selama dirawat di bangsal bedah sejak tanggal 12
januari 2010 klien belum makan atau minum, klien puasa untuk
menghadapi operasi yang akan dilakukan.

2). Pola eliminasi

a) Sebelum sakit
Klien BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan, dengan konsistensi lunak,
warna kuning kecoklatan dan berbau khas feses. Klien BAK 6-10 kali
sekitar 1200 cc setiap hari, warna kuning jernih, dan tidak ada keluhan.
b) Selama sakit
Klien BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan, dengan konsistensi lunak,
warna kuning kecoklatan dan berbau khas feses. Klien BAK 6-10 kali
sekitar 1200 cc setiap hari, warna kuning jernih, dan tidak ada keluhan.
Selama di rawat di rumah sakit klien belum BAB.

3) . Pola aktivitas, istirahat dan tidur

a) Sebelum sakit
Klien setiap hari bekerja sebagai wiraswasta untuk memenuhi
kebetuhan keluarga. Klien mengatakan biasa tidur selama 7-8 jam.
Klien mengatakan tidak pernah tidur siang dan biasa memulai tidurnya
mulai pukul 22.00 WIB – 05.00 WIB. Klien mengatakan biasa
beristirahat di sela-sela pekerjaannya.
b) Selama sakit
Klien mengatakan tidak dapat bekerja sebagai wiraswasta semenjak
sakit karena harus dirawat di Rumah Sakit dan akan dilakukan operasi.
Pola aktivitas klien terganggu dan klien harus beristirahat di tempat
tidur selama dirawat dan BAK di tempat tidur karena telah terpasang
kateter. Klien mengatakan biasa tidur selama 4-5 jam saat dirawat
karena tidak familiar dengan keadaan sekitarnya.
3). Pola kebersihan diri
a) Sebelum dirawat
Pasien mandi dan mengosok gigi 2x setiap hari,pasien keramas 2 hari
sekali.
b) Selama dirawat
Pasien mandi dan menggosok gigi 2x setiap hari, selama dirawat
(sehari) pasien belum pernah keramas.

b. Aspek Mental-Intelektual, Sosial dan Spiritual


1) Konsep diri
a) Gambaran diri
Pasien memandang dirinya sebagai orang yang sakit dan selalu
didampingi keluarganya
2) Identitas diri
Pasien menyadari dirinya sebagai laki – laki dan bertingkah laku layaknya
laki – laki.
b) Harga diri

Klien tidak malu dengan keadaannya saat ini karena klien menerima
keadaannya saat ini karena sudah merupakan kehendak Tuhan.

c) Peran diri

Selama dirawat di rumah sakit klien tidak dapat menjalankan perannya


sebagai pekerja wiraswasta dan kepala keluarga bagi anak dan istri.

d) Ideal diri

Klien ingin cepat pulang dan klien ingin segera sembuh sehingga bisa
bekerja kembali seperti biasa.

3) Intelektual

Klien dan keluarga mengatakan tidak mengerti tentang penyebab penyakit


yang diderita dan bagaimana proses penyembuhannya dan cara perawatan di
rumah.

4) Hubungan interpersonal
Hubungan klien dengan keluarga baik, harmonis, dimana istri dan saudara-
saudaranya secara bergantian menunggui klien dan membantu klien dalam
memenuhi kebutuhannya. Saat berinteraksi dengan perawat, klien kontak
mata terus dan sangat memperhatikan apa yang dijelaskan.

5) Support System

Klien mendapat dukungan dari keluarganya

6) Spiritual

Klien beragama islam. Klien taat dalam menjalankan agamanya dan klien
selalu berdoa kepada Tuhan agar segera diberi kesembuhan

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

1) Kesadaran : Compos mentis

2) Status gizi : baik

TB : 153 cm

BB : 46 kg

IMT : 19,65

3) Tanda-tanda vital :

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 80x/ menit

Respirasi : 20x/ menit

Suhu : 36,7°C

b. Pemeriksaan Cepalo Caudal

1) Kepala

a) Bentuk

Bentuk kepala bulat, tidak ada luka atau cedera kepala,kulit kepala kotor
dan berminyak.

b) Mata
Kedua mata terlihat sayu, konjungtiva pucat.

c) Telinga

Ketajaman pendengaran baik, bentuk normal: simetris kiri dan


kanan.tidak ada kelainan.

d) Mulut dan gigi

Bentuk bibir normal tidak ada perdarahan dan peradangan pada


mulut.gigi masih lengkap, tidak ada karang gigi dan karies,tidak ada benda
asing atau gigi palsu. Fungsi pengecapan baik, bentuk dan ukuran tonsil
normal serta tidak ada peradangan pada faring.

2) Leher

Kelenjar getah bening, dan tekanan vena jugularis tak ada kelainan (tidak
mengalami pembesaran ) tidak ada kaku kuduk

3) Dada

Simetris, pengembangan dada optimal, frekuensi pernafasan 20 x/menit.


ekspansi paru pada inspirasi dan ekspirasi maksimal.

4) Abdomen

Tidak ada massa, abdomen simetris, tidak ada jaringan parut, dilatasi vena
ataupun kemerahan. tidak ada nyeri tekan.

5) Ekstremitas

a) Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan.Tidak ada luka


pada tangan kanan dan kiri, kekuatan cukup, dimana dapat
membolak- balikan tangan.

b) Bawah : anggota gerak lengkap. Bagian selangkangan terdapat


benjolan sehingga saat digerakkan terasa sakit dan kemeng.

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Hasil pemeriksaan laboratorium

GDS : 62 (70 – 125 mg/dL)

Ureun : 31 (20 – 40 mg%)


Creat : 1,23 (0,6 – 1,1 mg%)

6. Terapi

Injeksi cefotaxim 1 gr/12 jam

Ciprofloksasin 2 x 500 mg

Injeksi ketorolak 30 gr/8 jam

Asam mefenamat 3 x 500 gr

ANALISA DATA

Pre operasi
NO. Data Masalah Penyebab
1. Do : Nyeri Akut Benjolan di igunial
a. Klien tampak
melindungi bagian
inguinal
b. Klien Nampak sulit
mengangkat kaki kirinya
c. Klien tampak meringis
menahan sakit dan
pusing
Ds :
a. Klien mengatakan perut
terasa begah
b. Selangkangan terasa
kemeng pada bagian
benjolannya
c. Klien mengatakan agak
pusing
Klien mengatakan takut untuk
miring ke kiri
2. Do : Cemas Prosedur Pembedahan
a. Klien Nampak tegang
b. Klien Nampak cemas
Ds :
a. Klien mengatakan
sedikit takut akan
dilakukan operasi
Klien menanyakan kapan
dilakukan operasi dan
bagaimana prosesnya
3. Do : Kurang pengetahuan Kurang terpapar
Klien nampak tegang dan takut informasi
Ds :
Klien menanyakan kapan
dilakukan oprasi dan bagaimana
prosedurnnya

Intra operasi
No Data Masalah Penyebab
.
1. Do : Resiko jatuh Anastesi narkotik
a. Klien di bius dengan
anastesi spinal
b. Klien mengalami
penurunan kekuatan
ekstremitas bagian
bawah
c. Mobilitas terbatas
Ds : -
2. Do : Resiko pendarahan Proses pembedahan
a. Klien menjalani
pembedahan pada
inguinalis lateralis
b. Klien dalam keadaan
tidak sadar karena
pengaruh anastesi
Ds : -

Pasca operasi
No Data Masalah Penyebab
.
1. Do : Nyeri akut Agen injuri fisik
Klien tampak meringis menahan
sakit pada bekas oprasi
Ds :
Klien mengatakan sedikit nyeri
pada bekas oprasi
2. Do : Resiko infeksi Prosedur invasive
a. Klien terpasang infus RL
b. Terdapat luka insis bedah
Do : -
DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan benjolan di inguinal ditandai dengan
Do :
a. Klien nampak melindungin bagian inguinal
b. Klien nampak kesulitan mengangkat kaki kirinya
c. Klien nampak meringis menahan sakit dan pusing
Ds :
a. Klien mengatakan perut terasa begah
b. Selangkangan terasa kemeng pada bagian benjolannya
c. Klien mengatakan agak pusing
d. Klien mengatakan takut untuk miring ke kiri
2. Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan ditandai dengan
Do :
a. Klien nampak tegang
b. Klien nampak cemas
Ds :
a. Klien mengatakan sedikit takut akan dilakukan oprasi
b. Klien menanyakan kapan dilakukan oprasi dan bagaimana oprasinya
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
Do :
Klien Nampak tegang dan takut
Ds :
Klien menanyakan kapan dilakukan operasi dan bagaimana prosedurnya
4. Resiko jatuh berhubungan dengan anastesi narkotik ditandai dengan
Do :
a. klien di bius dengan anastesi spinal
b. klien mengalami penurunan kekuatan ekstremitas bagian bawah
c. mobilitas terbatas
Ds : -
5. Resiko perdarahan berhubungan dengan proses pembedahan ditandai dengan
Do :
a. Klien menjalani pembedahan pada inguinalis lateralis
b. Klien dalam keadaan tidak sadar karena pengaruh anastesi
6. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik ditandai dengan
Do :
Klien tampak menyeringai menahan sakit
Ds :
Klien mengatakan sedikit nyeri pada bekas operasi
7. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive ditandai dengan
Do :
a. Klien terpasang infuse RL
b. Terdapat luka insisi bedah
Ds : -

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Pre operasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
.
1. Nyeri akut Setelah a. Kaji tingkat a) membantu
berhubungan dilakukan nyeri, durasi, menentukan
dengan tindakan lokasi dan pilihan
benjolan di keperawatan intensitas intervensi dan
inguinal selama 5 menit b. Observasi memberikan
ditandai klien dapat ketidaknyaman dasar untuk
dengan mengontrol an non verbal perbandingan
Do : nyeri dengan c. Gunakan dan evaluasi
a. Klien criteria hasil : strategi terhadap terapi
Nampak a. Klien komunikasi b) perilaku non
melindungi mengatakan terapetik verbal
bagian nyeri d. Gunakan menunjukkan
inguinal berkurang teknik distraksi ketidaknyaman
b. klien b. Klien e. ciptakan an klien
Nampak mengatakan suasana terhadap nyeri
kesulitan perut sudah lingkungan c) komunikasi
mengangkat tidak sebah yang tenang terapetik dapat
kaki kirinya Wajah klien f. kolaborasi menenangkan
c. Klien tenang tidak dengan dokter klien
Nampak nampak untuk d) memfokuskan
menyeringai menahan sakit pemberian perhatian klien
menahan sakit analgetik membantu
dan pusing menurunkan
Ds : tegangan otot
a. Klien e) lingkungan
mengatakan tenang dapat
perut terasa mengurangi
sebah factor-faktor
b. stress selama
selangkanga nyeri
n terasa f) analgetik dapat
kemeng mengurangi
pada bagian rasa nyeri yang
benjolannya dirasakan klien
c. Klien
mengatakan
agak pusing
d. Klien
mengatakan
takut untuk
miring ke
kiri

2. Cemas Setelah a. Jelaskan a) kecemasan


berhubungan dilakukan prosedur, klien akan
dengan tindakan termasuk berkurang
prosedur keperawatan sensasi seperti dengan
pembedahan selama 5 menit keadaan informasi yang
ditandai kecemasan klien selama diberikan
dengan berkurang prosedur. perawat
Do : dengan _actor_a b. Temani klien b) dengan
a. Klien a. klien untuk ditemani
Nampak Nampak meningkatkan perawat
tegang tenang keamanan dan kecemasan
b. Klien b. klien menurunkan klien akan
Nampak mengata kecemasan sedikit
cemas kan rasa c. Dengarkan berkurang
Ds : takutnya keluhan klien c) membantu
a. Klien berkuran d. Identifikasi menentukan
mengatakan g perubahan jenis intervensi
sedikit takut c. klien level yang akan
akan menyata kecemasan dilakukan
dilakukan kan siap e. Dorong klien d) mengetahui
operasi untuk untuk perkembangan
b. Klien dilakuka mengungkapka keadaan klien
menanyakan n operasi n secara verbal e) membuat
kapan tentang perasaan
dilakukan perasaan, terbuka dan
operasi dan persepsi dan bekerja sama
bagaimana ketakutan dalam
prosesnya f. Pertahankan memberikan
kontak mata informasi yang
g. Turunkan akan membantu
stimulus identifikasi
pembuat masalah
cemas f) kontak mata
h. Tunjukkan menumbuhkan
penerimaan hubungan
i. Jaga salinh percaya
ketenangan antara perawat
klien
g) menurunkan
stimulus cemas
dapat mencegah
cemas yang
berkelanjutan
h) sikap
penerimaan
perawat dapat
meningkatkan
kepercayaan
diri klien
i) suasana yang
tenang dapat
mengurangi
stimulus
pembuat cemas
3. Kurang Setelah a. Identifikasi a) Pengetahuan
pengetahuan dilakukan factor internal dasar yang
berhubungan tindakan dan eksternal memadai dapat
dengan kurang perawatan yang dapat meningkatkan
terpapar selama 5 menit meningkatkan kerjasama
informasi pengetahuan motivasi orang pasien
ditandai klien bertambah tua dan mengenai
dengan dengan _actor_a keluarga.Jelask program
Do : a. Klien tenang an pengertian, pengobatan dan
Klien Nampak Klien Nampak tanda gejala, mendapatkan
tegang dan siap menjalani komplikasi, penyembuhan
takut operasi rencana yang optimal
Ds : tindakan yang b) Pengetahuan
Klien akan mengenai lokasi
menanyakan dilakukan. operasi dapat
kapan b. Jelaskan mningkatkan
dilakukan mengenai tindakan
operasi dan jadwal, dan kooperatif klien
bagaimana lokasi operasi c) Durasi tindakan
prosedurnya c. Jelaskan durasi operasi dapat
tindakan menenangkan
operasi klien
d. Identifikasi d) Tingkat
kecemasan kecemasan
klien klien untuk
e. Gambarkan mengetahui
tindakan kesiapan klien
preoperasi operasi
rutin (anestesi, e) Gambaran
diet, test tidakan
laboratorium, preoperatife
IV terapi, dapat
ruang tunggu meningkatkan
keluarga). kesipan klien
dalam
melaksanakan
operasi

Evaluasi pre operasi


Diagnosa Implementasi Evaluasi
Nyeri akut berhubungan 13 Januari 2010 13 Januari 2010
dengan benjolan di inguinal
Pukul 08.45 Pukul 08.45
ditandai dengan
Do : Mengkaji tingkat nyeri S : klien mengatakan nyeri
a. Klien Nampak melindungi diatas selangkangan
bagian inguinal bagian kiri
b. klien Nampak kesulitan O : klien terlihat
mengangkat kaki kirinya menyeringai menahan
c. Klien Nampak sakit
menyeringai menahan A : nyeri akut
sakit dan pusing P : hentikan intervensi
Ds :
a. Klien mengatakan perut 13 Januari 2010 13 Januari 2010
terasa sebah
Pukul 08.50 Pukul 08.55
b. selangkangan terasa
kemeng pada bagian Mengajarkan klien untuk S : klien mengatakan nyeri
benjolannya nafas dalam berkurang
c. Klien mengatakan agak O : wajah klien tenang
pusing A : tujuan tercapai sebagian
d. Klien mengatakan takut P : lanjutkan intervensi
untuk miring ke kiri Ajarkan nafas dalam
Cemas berhubungan dengan 13 Januari 2010 13 Januari 2010
prosedur pembedahan
Pukul 08.55 Pukul 08.55
ditandai dengan
Do : a. menjelaskan prosedur S : klien mengatkan takut
a. Klien Nampak tegang operasi dan cemas
b. Klien Nampak cemas b. menemani klien untuk O : wajah klien tegang, klien
Ds : menurunkan kecemasan tampak membaca doa
a. Klien mengatakan sedikit c. mendengarkan keluhan A : cemas teratasi
takut akan dilakukan klien P : hentikan intervensi
operasi mendorong klien untuk
b. Klien menanyakan kapan mengungkapkan rasa
dilakukan operasi dan takutnya
bagaimana prosesnya
Kurang pengetahuan 13 Januari 2010 13 Januari 2010
berhubungan dengan kurang
Pukul 08.55 Pukul 08.55
terpapar informasi ditandai
dengan a. menjelaskan jadwal dan S : klien menanyakan
Do : lokasi operasi prosedur operasi
Klien Nampak tegang dan b. menjelaskan durasi O : klien terligat tegang
takut operasi A : masalah teratasi
Ds : menggambarkan jalannya P : hentikan intervensi
Klien menanyakan kapan operasi rutin (anastesi, diit,
dilakukan operasi dan dll)
bagaimana prosedurnya

Intra operasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
.
1. Resiko jatuh Setelah a. Berikan a) Ketidak
berhubungan dilakukan petunjuk seimbangan
dengan anastesi tindakan sederhana proses
narkotik ditandai keperawatan dan singkat pemikiran
dengan selama ± 45 pada pasien akan membuat
Do : menit resiko tentang posisi pasien merasa
a. klien di bius jatuh dapat saat operasi kesulitan
dengan anastesi diminimalisir b. Siapkan dalam
spinal peralatan dan
dengan kriteria memahami
b. klien bantalan
klien tidak jatuh petunjuk yang
mengalami untuk posisi
penurunan yang panjang
kekuatan dibutuhkan b) Bantalan
ekstremitas sesuai diperlukan
bagian bawah prosedur untuk
c. mobilitas operasi dan melindungi
terbatas kebutuhan bagian-bagian
Ds : - spesifik klien tubuh yang
c. Letakkan menonjol
eletroda untuk
penetral mencegah
(bantalan terjadinya
elektrokauter) penekanan
yang meliputi saraf
seluruh massa c) Mencegah
otot-otot yang terjadinya
paling besar perlukaan
dan yakinkan akibat alat
bahwa elektronik
bantalan d) Kereta atau
berada pada meja yang
posisi yang
tidak stabil
baik
dapat terpisah,
d. Stabilkan
menyebabkan
baik kereta
pasien terjatuh
pasien
maupun meja
operasi pada
waktu
memindahka
n pasien ke
dan dari meja
operasi
2. Resiko Setelah a. Lindungi a) Cegah
perdarahan dilakukan sekitar kulit kerusakan
berhubungan tindakan dan anatomi integritas kulit
dengan proses perawatan yang sesuai b) Kemungkinan
pembedahan selama ± 45 seperti terjadinya
ditandai dengan menit resiko penggunaan kekurangann
Do : perdarahan kassa untuk cairan, yang
a. Klien dapat dicegah menghentika mempengaruhi
menjalani n perdarahan
dengan kriteria keselamatan
pembedahan b. Pantau
pemakai obat
pada pemasukan
inguinalis anestesi,fungsi
dan
lateralis organ dan
pengeluaran
b. Klien dalam kondisi pasien
cairan selama
keadaan tidak c) Kegagalan
prosedur
sadar karena fungsi alat
operasi dapat terjadi
pengaruh dilakukan
anastesi selama
c. Pastikan prosedur
Ds : -
keamanan operasi
elektrikal dan
alat-alat yang
digunakan
selama
prosedur
operasi.
Misalnya
kabel coter
pada keadaan
utuh.

Pasca operasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
.
1. Nyeri akut Setelah dilakukan a. Kaji tingkat a) membantu
berhubunga tindakan nyeri, durasi, menentukan
n dengan keperawatan lokasi dan pilihan
agen injuri selama 10 menit intensitas intervensi dan
fisik nyeri klien b. Observasi memberikan
ditandai berkurang dengan ketidaknyamana dasar untuk
dengan kriteria n non verbal perbandingan
Do : c. Gunakan dan evaluasi
 klien
Klien strategi terhadap terapi
nampak
tampak tenang komunikasi b) perilaku non
menyeringa  klien terapetik verbal
i menahan mengataka d. Gunakan teknik menunjukkan
sakit n nyeri distraksi ketidaknyamana
Ds : berkurang e. ciptakan n klien terhadap
Klien suasana nyeri
mengatakan lingkungan c) komunikasi
sedikit nyeri yang tenang terapetik dapat
pada bekas f. kolaborasi menenangkan
operasi dengan dokter klien
untuk d) memfokuskan
pemberian perhatian klien
analgetik membantu
menurunkan
tegangan otot
e) lingkungan
tenang dapat
mengurangi
factor-faktor
stress selama
nyeri
f) analgetik dapat
mengurangi
rasa nyeri yang
dirasakan klien
2. Resiko Setelah dilakukan a. Bersihkan a) lingkungan
infeksi tindakan lingkungan yang bersih
berhubunga keperawatan sekitar klien akan terhindar
n dengan selama 5 menit b. Cuci tangan dari kuman-
prosedur infeksi dapat sebelum dan kuman
invasive dikontrol dengan sesudah penyebab
ditandai kriteria melakukan infeksi
dengan  Tidak ada perawatan b) mencuci tangan
Do : tanda- pasien lain sebelum dan
a. Klien tanda c. Jelaskan pada sesudah
terpasang ineksi klien tentang tindakan dapat
infuse  Vital sign tanda-tanda meminimalkan
RL dalam infeksi. kotoran-kotoran
b. Terdapat batas penyebab
luka normal infeksi
insisi c) penjelasan
bedah tentang tanda-
Ds : - tanda infeksi
akan menambah
pengetahuan
klien

Evaluasi pasca operasi


Diagnosa Implementasi Evaluasi
Nyeri akut berhubungan 13 Januari 2010 13 Januari 2010
dengan agen injuri fisik
Pukul 10.00 Pukul 10.00
ditandai dengan
Do : mengkaji intensitas, S : klien mengatakan tangan
Klien tampak menyeringai
gambaran, dan lokasi atau kirinya terasa nyeri
menahan sakit
Ds : penyebaran nyeri, tau O : klien beberapa kali
Klien mengatakan sedikit
adanya perubahan melihat tangannya yang
nyeri pada bekas operasi
dioperasi
A : intervensi tercapai
sebagian
P : lanjutkan intervensi
perawatan luka setiap
hari

13 Januari 2010
13 Januari 2010
Pukul 10.05
Pukul 10.05
S : klien mengatakan nyeri
Mengajarkan teknik
berkurang
distraksi; nafas dalam untuk
O : wajah klien tenang
mengurangi nyeri A : tujuan tercapai sebagian
P : lanjutkan intervensi
Ajrkan teknik nafas dalam
Resiko infeksi berhubungan 13 Januari 2010 13 Januari 2010
dengan prosedur invasive
Pukul 10.10 Pukul 10.10
ditandai dengan
Do : Menjelaskan pada klien S:-
a. Klien terpasang infuse RL tentang tanda-tanda infeksi. O : klien terpasang infus,
b. Terdapat luka insisi bedah terdapat luka bekas
Ds : - jahitan di inguinal
lateralis sinistra
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Anjurkan klien untuk
menjaga kebersihan daerah
luka
Daftar Pustaka

Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku Kedikteran EGC,
Tahun 2002, Hal ; 52 – 64 & 240 – 249.
Carpenito, L. J.2001.Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa
Keperawatan, dan Masalah Keperawatan. Jakarta: EGC.
Nanda, 2001-2002, Diagnosis Keperawatan NANDA: Defnisi dan klasifikasi

www.google.com

Anda mungkin juga menyukai