Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PRE,INTRA DAN POST

OPERASI PADA Tn .”A”


DENGAN APENDISITIS
DI RUANG OK (OPERATING KAMARE) RSUD CIAWI

Disusun oleh :
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian

Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks yang berbentuk cacing dan
berlokasi dekat katup ileosekal, peradangan mungkin disebabkan oleh obstruksi oleh
fekalit (Barbara C. Long, 1996)
Apendisitis adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah
kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat
(Smeltxer, 2001).
Apendisitis merupakan inflamasi apendiks vermiformis, karena struktur yang
terpuntir, apendiks merupakan tempat ideal bagi bakteri untuk berkumpul dan
multiplikasi (Chang, 2010).
Apendisitis merupakan inflamasi di apendiks yang dapat terjadi tanpa penyebab
yang jelas, setelah obstruksi apendiks oleh feses, akibat terpuntirnya apendiks atau
pembuluh darahnya (Corwin, 2009).

B. Etiologi

Penyebab dari apendisitis adalah adanya obstruksi pada lumen apendikial oleh
apendikolit, hiperplasia folikel limfoid submukosa, fekalit, atau parasit (Katz, 2009)
Studi epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat
dan pengaruh dari konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan
menaikan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional
apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman floura kolon biasa.

C. Tanda dan Gejala

Apendisitis muncul dengan gejala khas yang didasari oleh radang mendadak
umbai cacing dan disertai rangsangan peritonium lokal. Gejala apendisitis adalah
nyeri viseral di daerah epigastrium di sekitar umbilikus dengan keluhan mual dan
muntah. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah. Nyeri kemudian
dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga disebut nyeri somatik.
Komplikasi apendisitis adalah perforasi, peritonitis, abses apendiks (unimus.ac.id).

D. Patofisiologi

Kondisi obstruksi akan meningkatakan tekanan intraluminal dan peningkatan


perkembangan bakteri. Hal lainnya, akan terjadi peningkatan kongesti dan penurunan
perfusi pada dinding apendiks yang berlanjut pada nekrosis dan inflamasi apendiks
(Atassi, 2002).
Pasien akan mengalami nyeri pada area periumbilikal. Dengan berlanjutnya
proses inflamasi, maka pembentukan eksudat akan terjadi pada permukaan serosa
apendiks. Ketika eksudat ini berhubungan dengan parietal peritonium, maka
intervensi nyeri yang khas akan rterjadi (Santa Crose, 2009).
Dengan berlanjutnya proses obstruksi, bakteri berproliferasi dan meningkatkan
tekanan intraluminal dan membentuk infiltrat pada mukosa dinding apendiks yang
disebut apendisitis mukosa, dengan manifestasi ketidaknyamanan abdomen. Adanya
penurunan perfusi pada dinding akan mengakibatkan iskemia dan nekrosis disertai
peningkatan tekanan intraluminal yang disebut apendisitis nekrosis, juga akan
meningkatkan risiko perfusi dari apendiks. Proses fagositosis terhadapa respon
perlawanan pada bakteri memberikan manifestasi pembentukan nanah atau push
yang terakumulasi pada lumen apendiks yang disebut apendisitis supuratif.
Manifestasi yang khas adalah nyeri hebat dan tiba-tiba datang pada abdomen kanan
bawah (Tzanakis, 2005).
E. Phatway

Material apendikolit Parasit Kebiasaan diet rendah serat Konstipasi

Obstruksi pada lumen apendikeal Fekalit

Peningkatan konsentrasi dan penurunan perfusi pada


dinding apendiks

Iskemia dan nekrosis dinding


disertai peningkatan tekanan Peningkatan tekanan intraluminal dan peningkatan
intraluminal perkembangan bakteri

Apendisitis nekrosis
Perforasi masa Apendisitis Akut
Apendisitis supuratif
periapendikular
peritonitis

Apendisitis Kronis Gangguan GI Respon


sistemik
Intervensi Bedah
Respon lokal saat Mual, muntah,
kembung, Peningkatan
Pra bedah Pasca bedah terjadi inflamasi suhu tubuh
anoreksia pada
bayi dan anak
Pengeluaran
Respon Port de entree Hipertermi
HSBP
psikologis pasca bedah
misiterpretasi Asupan nutriri
kan perawatan tidak adekuat
dan Risiko Infeksi Nyeri
penatalaksana
an pengobatan Ketidakseimbangan nutrisi
Kerusakan jaringan
kurang dari kebutuhan
pascabedah

Pemenuhan
Informasi
BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Hari / tanggal : Senin, 17 Februari 2020


Waktu : 09.00 WIB
Metode : wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumen
Sumber data : Klien, tenaga kesehatan lain, status kesehatan pasien
Tempat : Ruang OK RSUD Ciawi
1. Identitas
a. Klien
Nama : Bapak “A”
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : laki - laki
Agama : islam
Suku / bangsa : Sunda/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Cibedug, Ciawi
Status perkawinan : Kawin
No. CM. : 711325
Tanggal masuk RS : 16 Februari 2020
Diagnosa medis : Apendisitis
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. “H”
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Hubungan dg Klien : istri
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Klien
1) Keluhan utama
Klien mengatakan perut terasa nyeri pada perut sebelah kanan sejak 2
hari yang lalu, pasien mengatakan ini pertama kalinya melakukan
operasi. Pasien masuk ke IGD dan di rawat pada tanggal 16 februari
2020.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke poliklinik bedah pada hari Minggu, 16 Februari 2020
dan direncanakan operasi pada hari Senin, 17 Februari 2020. Saat di
ruang persiapan operasi, klien menyatakan sedikit takut dan klien
nampak tegang. Klien juga mengajukan beberapa pertanyaan tentang
bagaimana proses operasi yang akan dijalaninya.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit dan alergi.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit serupa.
3. Pola Kebiasaan
a. Aspek Fisik-Biologis
1) Pola nutrisi
Klien makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur dan lauk. Klien minum 3 –
5 kali setiap hari. klien puasa untuk menghadapi operasi yang akan
dilakukan sejak pukul 03.00 wib.
2) Pola eliminasi
Klien BAB 1 kali setiap 2 sehari, tidak ada keluhan, dengan konsistensi
lunak, warna kuning kecoklatan dan berbau khas feces. Klien BAK 7-8
kali sekitar 1300 cc setiap hari, warna kuning jernih, dan tidak ada
keluhan. Selama di rawat di rumah sakit klien belum BAB.
3) Pola aktivitas, istirahat dan tidur
Klien setiap hari bekerja sebagai wiraswasta untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Klien mengatakan biasa tidur selama 6 – 8 jam. Klien
mengatakan tidak pernah tidur siang dan biasa memulai tidurnya mulai
pukul 21.00 WIB – 05.00 WIB. Klien mengatakan biasa beristirahat di
sela – sela pekerjaannya.
4) Pola kebersihan diri
Pasien mandi dan menggosok gigi 2x setiap hari, Pasien keramas 1kali/
2 hari.
b. Aspek Mental-Intelektual, Sosial dan Spiritual
1) Konsep diri
a) Gambaran diri
Pasien memandang dirinya sebagai orang yang sakit dan takut
penyakitnya bertambah parah.
2) Identitas diri
Pasien menyadari dirinya sebagai laki – laki dan bertingkah laku
layaknya laki – laki.
b) Harga diri
Klien menerima keadaannya saat ini karena sudah merupakan
kehendak Tuhan.
c) Peran diri
Selama dirawat di rumah sakit klien tidak dapat menjalankan
perannya sebagai kepala keluarga bagi anak dan istri.
d) Ideal diri
Klien ingin cepat pulang dan klien ingin segera sembuh sehingga
bisa bekerja kembali seperti biasa.
3) Intelektual
Klien dan keluarga mengatakan tidak mengerti tentang penyebab
penyakit yang diderita dan bagaimana proses penyembuhannya dan cara
perawatan di rumah.
4) Hubungan interpersonal
Hubungan klien dengan keluarga baik, harmonis, dimana istri dan
saudara- saudaranya secara bergantian menunggui klien.
5) Support System
Klien mendapat dukungan dari keluarganya
6) Spiritual
Klien beragama islam. Klien taat dalam menjalankan agamanya dan
klien selalu berdoa kepada Tuhan agar segera diberi kesembuhan.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
1) Kesadaran : Compos mentis
2) Status gizi : baik
TB : 165 cm
BB : 65 kg
IMT : 19,3 (Normal)
3) Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 81x/ menit
Respirasi : 19x/ menit
Suhu : 36,7°C
b. Pemeriksaan Cepalo Caudal
1) Kepala
a) Bentuk
Bentuk kepala bulat, tidak ada luka atau cedera kepala,kulit kepala
kotor dan berminyak.
b) Mata
Kedua mata terlihat sayu, konjungtiva nonanemis.
c) Telinga
Ketajaman pendengaran baik, bentuk normal: simetris kiri dan
kanan.tidak ada kelainan.
d) Mulut dan gigi
Bentuk bibir normal tidak ada perdarahan dan peradangan pada
mulut.gigi masih lengkap, tidak ada karang gigi dan karies,tidak ada
benda asing atau gigi palsu. Fungsi pengecapan baik, bentuk dan
ukuran tonsil normal serta tidak ada peradangan pada faring.
2) Leher
Kelenjar getah bening, dan tekanan vena jugularis tak ada kelainan
(tidak mengalami pembesaran ) tidak ada kaku kuduk
3) Dada
Simetris, pengembangan dada optimal, frekuensi pernafasan 20 x/menit.
ekspansi paru pada inspirasi dan ekspirasi maksimal.
4) Abdomen
Tidak ada massa, abdomen simetris, tidak ada jaringan parut, dilatasi
vena ataupun kemerahan, ada nyeri tekan di area perut kanan, menjalar
hingga ke pinggang, nyeri terasa seperti di tusuk tusuk dengan durasi 1-2
menit, nyeri terasa hilang timbul. Faktor pemberat gerakan, faktor
peringan istirahat.
5) Ekstremitas
a) Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan.Tidak ada
luka pada tangan kanan dan kiri, kekuatan cukup,
dimana dapat membolak- balikan tangan.
b) Bawah : anggota gerak lengkap
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil pemeriksaan laboratorium
Hb : 13,2 (11,7 -15,5 g/dL)
Hematokrit : 38 (35-47%)
Leukosit : 13 (4-11 ribu/uL)
Trombosit : 218 (150-440 ribu/uL)
GDS : 102 (70 – 125 mg/dL)
Ureum : 21 (20 – 40 mg%)
Kreatinin : 0,8 (0,6 – 1,1 mg%)

6. Terapi
Ceftriaxone 1x1 gr pemberian secara IV jam 06.00 WIB
B. Analisa Data

No Data Masalah Penyebab


1 Do :
a. Klien Nampak melindungi bagian inguinal Nyeri akut Apendisitis
b. klien Nampak kesulitan mengangkat kaki
kirinya
c. Klien Nampak menyeringai menahan sakit
dan pusing
Ds :
a. Klien mengatakan perut terasa mbeseseg
b. selangkangan terasa kemeng pada bagian
benjolannya
c. Klien mengatakan agak pusing
d. Klien mengatakan takut untuk miring ke kiri
2 Do : Cemas Prosedur
a. Klien Nampak tegang pembedahan
b. Klien Nampak cemas
Ds :
a. Klien mengatakan sedikit takut akan
dilakukan operasi
b. Klien menanyakan kapan dilakukan operasi
dan bagaimana prosesnya

C. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi


2. Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan
D. Intervensi dan Implementasi

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 Nyeri akut Setelah dilakukan a. Kaji tingkat a. membantu
berhubungan dengan tindakan nyeri, durasi, menentukan
benjolan di inguinal keperawatan lokasi dan pilihan
ditandai dengan selama 5 menit intensitas intervensi dan
Do : klien dapat memberikan
a. Klien Nampak mengontrol nyeri dasar untuk
melindungi bagian dengan criteria perbandingan
inguinal hasil : dan evaluasi
b. klien Nampak a. Klien terhadap terapi
kesulitan mengatakan b. Observasi b. perilaku non
mengangkat kaki nyeri berkurang ketidaknyama verbal
kirinya b. Klien nan non menunjukkan
c. Klien Nampak mengatakan verbal ketidaknyaman
menyeringai perut sudah tidak an klien
menahan sakit dan sebah terhadap nyeri
pusing c. Wajah klien
Ds : tenang tidak c. Gunakan c. komunikasi
a. Klien mengatakan nampak strategi terapetik dapat
perut terasa sebah menahan sakit komunikasi menenangkan
b. selangkangan terasa terapetik klien
kemeng pada bagian d. Gunakan d. memfokuskan
benjolannya teknik perhatian klien
c. Klien mengatakan distraksi membantu
agak pusing menurunkan
d. Klien mengatakan tegangan otot
takut untuk miring e. ciptakan e. lingkungan
ke kiri suasana tenang dapat
lingkungan mengurangi
yang tenang factor-faktor
stress selama
nyeri
f. kolaborasi f. analgetik dapat
dengan dokter mengurangi
untuk rasa nyeri yang
pemberian dirasakan klien
analgetik
2 Cemas berhubungan Setelah dilakukan a. jelaskan a. kecemasan
dengan prosedur tindakan prosedur, klien akan
pembedahan ditandai keperawatan termasuk berkurang
dengan selama 5 menit sensasi dengan
Do : kecemasan klien seperti informasi yang
a. Klien Nampak berkurang dengan keadaan diberikan
tegang _actor_a selama perawat
b. Klien Nampak c klien Nampak prosedur. b. dengan
cemas tenang b. Temani klien ditemani
Ds : c klien mengatakan untuk perawat
a. Klien mengatakan rasa takutnya meningkatka kecemasan
sedikit takut akan berkurang n keamanan klien akan
dilakukan operasi c klien menyatakan dan sedikit
b. Klien menanyakan siap untuk menurunkan berkurang
kapan dilakukan dilakukan kecemasan c. membantu
operasi dan operasi c. Dengarkan menentukan
bagaimana keluhan klien jenis intervensi
prosesnya yang akan
dilakukan
d. mengetahui
d. Identifikasi perkembangan
perubahan keadaan klien
level e. membuat
kecemasan perasaan
e. Dorong klien terbuka dan
untuk bekerja sama
mengungkap dalam
kan secara memberikan
verbal informasi yang
tentang akan
perasaan, membantu
persepsi dan identifikasi
ketakutan masalah
f. kontak mata
menumbuhkan
f. pertahankan hubungan
kontak mata salinh percaya
antara perawat
klien
g. menurunkan
stimulus cemas
g. turunkan dapat
stimulus mencegah
pembuat cemas yang
cemas berkelanjutan
h. sikap
penerimaan
h. tunjukkan perawat dapat
penerimaan meningkatkan
kepercayaan
diri klien
i. suasana yang
tenang dapat
i. jaga mengurangi
ketenangan stimulus
pembuat
cemas
E. Evaluasi

Diagnosa Implementasi Evaluasi


Nyeri akut berhubungan dengan 17 Februari 2020 17 Februari 2020
proses inflamasi
Pukul 09.00 Pukul 09.00
Do :
a. klien Nampak kesakitan Mengkaji tingkat nyeri S : klien mengatakan nyeri
mengangkat kaki kanannya pada perut sebelah
b. Klien Nampak menyeringai kanan
menahan sakit dan pusing O : klien terlihat
Ds : menyeringai menahan
a. Klien mengatakan perut terasa sakit
nyeri A : nyeri akut
b. Klien mengatakan agak pusing P : lanjutkan intervensi
c. adanya nyeri tekan saat
pemeriksaan lapang perut di 17 Februari 2020 17 Februari 2020
perut sebelah kanan
Pukul 09.10 Pukul 08.55
Mengajarkan klien untuk S : klien mengatakan nyeri
nafas dalam berkurang
O : wajah klien tenang
A : tujuan tercapai sebagian
P : lanjutkan intervensi
Ajarkan nafas dalam
Cemas berhubungan dengan 17 Februari 2020 17 Februari 2020
prosedur pembedahan
Pukul 09.30 Pukul 09.30
Do :
a. Klien Nampak tegang a. menjelaskan S : klien mengatkan takut
b. Klien Nampak cemas prosedur operasi dan cemas
Ds : b. menemani klien O : wajah klien tegang,
a. Klien mengatakan sedikit takut untuk menurunkan klien tampak membaca
akan dilakukan operasi kecemasan doa
b. Klien menanyakan kapan c. mendengarkan A : cemas teratasi
dilakukan operasi dan keluhan klien P : hentikan intervensi
bagaimana prosesnya d. mendorong klien
untuk
mengungkapkan rasa
takutnya
DAFTAR PUSTAKA

Engram Barbara, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Brunner dan Suddarth. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Long, Barbara C. 2002, Perawat Medikal Bedah . Volume 1. (terjemahan). Yayasan


Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran: Bandung

Nanda, 2001-2002, Diagnosis Keperawatan NANDA: Defnisi dan klasifikasi

Anda mungkin juga menyukai